Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN FOCUS PDCA

ANALISIS DAMPAK PERBAIKAN


PELAPORAN NILAI KRITIS LABORATORIUM
DI RSUP SANGLAH DENPASAR

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR


2016

Laporan Focus PDCA Laboratorium Patologi Klinik


LAPORAN FOCUS PDCA

ANALISIS DAMPAK PERBAIKAN


PELAPORAN NILAI KRITIS LABORATORIUM
DI RSUP SANGLAH DENPASAR

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemeriksaan penunjang merupakan suatu pemeriksaan medis yang
dilakukan atas indikasi medis tertentu guna memperoleh keterangan-keterangan
yang lebih lengkap. Pemeriksaan ini bertujuanuntuk membantu menegakkan
diagnostik tertentu. Salah satunya adalah pemeriksaan laboratorium. Hasil
pemeriksaan laboratorium merupakan informasi yang berharga untuk
membedakan, mengkonfirmasikan diagnosis, menilai status klinis pasien,
mengevaluasi efektivitas terapi dan munculnya reaksi obat yang tidak diinginkan.
Hasil pemeriksaan laboratorium yang kritis atau nilai kritis (critical
value)adalah hasil pemeriksaan laboratorium yang secara signifikan diluar
rentang nilai normal pemeriksaan sehingga memberi indikasi risiko tinggi atau
kondisi yang mengancam keselamatan jiwa. Pelaporan nilai kritis bertujuan
mencegah terjadinya insiden keselamatan pasien rumah sakit dan meningkatkan
efektivitas komunikasi yang efektif terhadap pelaporan nilai kritis (critical value).
Pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium yang kritis merupakan proses
melaporkan critical value oleh analis ke dokter atau ruangan yang meminta
pemeriksaan laboratorium tersebut.Tujuan dari penetapan critical value adalah
untuk meningkatkan pelayanan pasien dengan memberikan informasi hasil
laboratorium pasien yang masuk dalam katagori kritis kepada klinisi sehingga
pasien mendapatkan tindakan medis segera. Pelaporan hasil laboratorium kritis
(critical value) disampaikan kepada dokter penanggung jawab pasien melalui
perawat ruangan dalam jangka waktu kurang dari 30 menit setelah hasil
diautorisasi oleh dokter atau analis laboratorium. Kebijakan adanya penyampaian
critical value berdasarkan Keputusan Direktur Utama Nomor
HK.02.04/IV.C11.D23/0742/2015 tentang Kebijakan Pelayanan Laboratorium
Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.
Salah satu indikator mutu pelayanan yang ditetapkan oleh RSUP
Sanglah untuk bisa terakreditasi secara internasional adalah pelaporan hasil

Laporan Focus PDCA Laboratorium Patologi Klinik


dengan nilai kritis (critical value). Indikator yang ditetapkan adalah tercapainya
pelaporan critical value dalam waktu 30 menit sampai ke DPJP. Pelaporan
critical value di Laboratorium Patologi Klinik RSUP Sanglah Denpasar pada
tahun 2015 rata-rata mencapai 82 % dengan target pencapaian 100%.
Sementara itu,rata-rata pelaporan hasil critical value pada bulan Januari-Maret
2016 mencapai 84% dengan target pencapaian sebesar 100%. Belum
tercapainya target tersebut menimbulkan beberapa permasalahan yaitu
terlambatnya penanganan pasien oleh dokter penanggungjawab pasien (DPJP)
yang dapat berdampak pada keselamatan pasien serta terlambatnya diagnosa
pasien mempengaruhi diagnosis, prognosis, atau terapi.
Pada sebuah jurnal penelitian American Society of Clinical Pathologists
mengenai pelaporan critical value tahun 2006 menyebutkan, dengan adanya
Laboratory Information System (LIS) pelaporan hasil critical value dapat
tersampaikan rata-rata dalam waktu 22 menit. Dalam penelitiannya juga
menyebutkan adanya keterlambatan pelaporan critical value pada pasien rawat
jalan berhubungan dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Sedangkan, pada
pasien rawat inap disebabkan karena tidak tercantumnya nama dokter atau
lokasi pasien dirawat pada formulir permintaan pemeriksaan laboratorium.
Pada evaluasi indikator klinik Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito
Yogyakarta tahun 2013 menyebutkan jumlah nilai kritis yang disampaikan
kepada dokter yang merawat pasien selama periode April-Desember 2013
sebanyak 867. Persentase pelaporan pada masing-masing sub laboratorium
yaitu, sub laboratorium mikrobiologi 48%, sub laboratorium kimia 36%, sub
laboratorium imunologi 9%, dan sub labortaorium hematologi 7%. Turn around
time penyampaian nilai kritis hasil pemeriksaan laboratorium pada Instalasi
Laboratorium Klinik dengan target <15 menit adalah sekitar 83-100%.
Mengingat adanya permasalahan yang muncul sebagai akibat dari
terlambatnya pelaporan critical value, maka perlu dilakukan berbagai upaya
perbaikan agar target pelaporan critical value dapat tercapai.

Laporan Focus PDCA Laboratorium Patologi Klinik


1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Meningkatkan pencapaian target pelaporan nilai kritis (critical value) di
Laboratorium Patologi Klinik RSUP Sanglah melalui Laboratory
Information System(LIS) terintegrasi.
1.2.2 Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi penyebab dominan rendahnya pelaporan critical
value.
b. Melakukan upaya untuk mempercepat pelaporan critical value.
c. Menganalisis pelaporan critical value sebelum dan sesudah
implementasi Laboratory Information System (LIS)terintegrasi.
d. Menganalisis rata-rata peningkatan pelaporancritical value sebelum
dan sesudah perbaikan Laboratory Information System (LIS)

Laporan Focus PDCA Laboratorium Patologi Klinik


BAB II
FOCUS PDCA
2.1 F (FIND)

Pelaporan nilai kritis laboratorium di RSUP Sanglah selama bulan


Januari sampai Desember 2015 menunjukkan angka yang fluktuatif.
Pelaporan nilai kritis paling rendah pada bulan April yaitu sebesar 72 %.
Data lengkap pemantauan pelaporan nilai kritisdi RSUP Sanglah selama
tahun 2015 tampak pada tabel berikut:

Tabel 1. Pelaporan Nilai Kritis di RSUP Sanglah tahun 2015

ELEMEN MATRIX TAHUN 2015


INDIKATOR JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AUG SEP OKT NOP DES

NUMERATOR 1052 1136 1011 842 680 706 388 680 706 1501 1186 1501

DENOMINATOR 1203 1274 1131 1225 834 917 489 658 872 1809 1482 1789

TARGET 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

HASIL 87 89 89 72 81 77 79 78 81 83 80 82

CATATAN

Keterangan:
Numerator : Pelaporan nilai kritis < 30 menit
Denominator : Jumlah seluruh pelaporan nilai kritis

Selama tahun 2015 terjadi 11.389 pelaporan nilai kritis < 30 menit
dari total 13.683 pelaporan nilai kritis selama satu tahun. Berdasarkan
data tersebut pelaporan nilai kritis < 30 menit rata-rata 82% perbulan.
Dari data tersebut terjadi penurunan pelaporan pada bulan April yaitu
hanya 72%. Adapun penyebab dari penurunan pelaporan nilai kritis
< 30 menit yaitu disebabkan karena pelaporan nilai kritis masih
dilakukan secara manual yaitu dengan pemilahan hasil kritis secara
manual kemudian dilakukan autorisasi oleh dokter atau analis
laboratorium secara manual juga.

Laporan Focus PDCA Laboratorium Patologi Klinik


2.2 O (ORGANIZE)
Bersama Kepala Instalasi Laboratorium Patologi Klinik, Kepala
Bidang Pelayanan, Unit Penjaminan Mutu (UPM), Kepala - kepala SMF
di lingkungan RSUP Sanglah, Dokter SpPK, Kepala Instalasi IT,
Koordinator instalasi Lab. PK, dan Analis laboratorium RSUP Sanglah
membuat tim kerja/grup diskusi untuk membahas kondisi tersebut.

Tabel 2. Tim Kerja/grup diskusi membahas pelaporan nilai kritis


No Jabatan Posisi
1. Kepala Bidang Pelayanan Ketua tim
2. Ka UPM Anggota
3. Kepala SMF Anggota
4. Kepala Instalasi Lab PK Anggota
5. Dokter SpPK Anggota
6. Kepala Instalasi IT Anggota
7. Koordinator Instalasi Lab.PK Anggota
8. Analis Lab. PK Anggota

2.3 C (CLARIFY)
Yang dimaksud dengan pelaporan nilai kritis adalah hasil
pemeriksaan laboratorium pada beberapa parameter yang harus
dilaporkan oleh Laboratorium kepada dokter pengirim pemeriksaan atau
Residen melalui perawat ruangan agar dapat diambil tindakan segera
untuk mengatasi keadaan atau penyakitnya dalam waktu < 30 menit.
Pencapaian nilai kritis laboratorium adalah persentase jumlah pelaporan
nilai kritis < 30 menit per total seluruh nilai kritis yang dilaporkan dikalikan
seratus persen. Target pelaporan nilai kritis Laboratorium RSUP Sanglah
adalah 100%.
Pelaporan nilai kritis laboratorium dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu sumber daya manusia dan Laboratorium Information System
( LIS ). Upaya mempercepat pelaporan nilai kritis telah dilakukan dengan
melakukan pemilahan hasil secara manual dan memberikan kepada
dokter atau analis laboratorium agar nilai kritis tersebut dilaporkan < 30
menit kepada dokter DPJP melalui perawat ruangan. Pemberian edukasi
tentang pentingnya pelaporan nilai kritis laboratorium dilakukan kepada

Laporan Focus PDCA Laboratorium Patologi Klinik


dokter dan analis laboratorium agar lebih meningkatkan pelaporan nilai
kritis laboratorium.

2.4 U (UNDERSTAND)
2.4.1 Inventarisasi Penyebab Berdasarkan Brainstorming
Tabel 3. Inventaris penyebab berdasarkan brainstorming
No Penyebab
1. Sistem dan sarana penunjang pelaporan nilai kritis belum
maksimal
2. Belum tersedia sistem pelaporan yang dapat dilihat disetiap
ruang perawatan pasien

3. Jumlah pemeriksaan laboratorium yang semakin banyak


sehingga terjadi keterlambatan pelaporan nilai kritis

4. Pengetahuan dan kemauan petugas dalam pelaporan dan


dokumentasi pelaporan nilai kritis perlu ditingkatkan

5. Tingkat kepatuhan petugas dalam melaksanakan SPO perlu


ditingkatkan
6. Perbaikan sistem LIS untuk mempercepat pelaporan nilai
kritis segera dilakukan

7. Adanya gangguan kerja terhadap petugas laboratorium,


berupa banyaknya orang yang berlalu-lalang dan meminta
copy hasil dalam kondisi laboratorium yang sempit

8. Pelaporan nilai kritis masih dilakukan secara manual


9. Terbatasnya jumlah telepon ( tidak ada telepon khusus untuk
pelaporan nilai kritis )

10. Kertas dan tinta printer habis

2.4.2 Stratifikasi Penyebab dari Hasil Brainstorming


Tabel 4. Stratifikasi penyebab dari hasil brainstorming
No Faktor Penyebab
1. Man Kepatuhan dan kemauan petugas laboratorium
dalam pelaporan dan dokumentasi critical value
belum optimal
Perawat di ruangan yang dihubungi tidak
mengangkat telepon
Perawat sibuk melaksanakan tugasnya.
2. Method Pelaporan critical value masih manual
Belum ada sistem pelaporan critical value
secara sistem

Laporan Focus PDCA Laboratorium Patologi Klinik


Laboratory Information System (LIS) yang
belum sempurna
Belum ada pemberitahuan secara sistem
adanya critical value di setiap ruang perawatan
3. Matherials Kertas dan tinta printer habis
Kurang terpantaunya persediaan kertas dan
tinta printer
Jumlah sampel pemeriksaan laboratorium yang
banyak
4. Machine Fasilitas pendukung pelaporan critical value
yang kurang memadai
Terbatasnya jumlah telepon
5. Environment Adanya gangguan kerja terhadap petugas
laboratorium, berupa banyaknya orang yang
berlalu-lalang dan meminta copy hasil dalam
kondisi laboratorium yang sempit

Laporan Focus PDCA Laboratorium Patologi Klinik


2.4.3 Diagram tulang ikan

Gambar 2. Giagram tulang ikan

Laporan Focus PDCA Laboratorium Patologi Klinik


2.4.4 Root Cause Verification
a. Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas Laboratorium Patologi
Klinik, pelaporan critical value di laboratorium belum optimal. Dalam beberapa
situasi pelaporan sulit dilakukan karena perawat di ruangan tidak mengangkat
telepon sehingga pelaporan critical value tertunda. Terkadang ada beberapa
hasil dengan critical value yang sudah dilaporkan tidak didokumentasikan dalam
pencatatan karena konsentrasi kerja petugas laboratorium menurun atau
gangguan kerja lainnya. Selain itu, pelaporan nilai kritis juga masih
menggunakan sistem manual, dimana joblist dari sampel yang telah diperiksa
dikumpulkan oleh petugas laboratorium lalu dicetak dan diverifikasi. Semua hasil
pemeriksaan yang telah diverifikasi diserahkan kepada dokter jaga untuk
diautorisasi pada saat jam kerja, dan oleh analis diluar jam kerja. Selanjutnya,
jika ada critical value, hasil dilaporkan segera melalui telepon kepada perawat
ruangan agar disampaikan segera ke DPJP. Kemudian dilakukan pencatatan
secara manual pada buku pencatatan critical value. Cara pelaporan seperti ini
dinilai kurang efektif dan efisien.
Pelaporan critical value masih secara manual, dikarenakan sistem LIS
dan HIS belum berfungsi maksimal. Seharusnya hasil laboratorium bisa
diautorisasi secara langsung melalui perangkat komputer setelah selesai
diperiksa alat. Selain itu, hasil laboratorium juga bisa dilihat langsung di semua
ruang perawatan setelah hasil dinyatakan layak untuk dikeluarkan, dan terdapat
tanda khusus untuk hasil yang dianggap kritis pada hasil pemeriksaan
laboratorium baik pada layar monitor atau lembaran hasil pemeriksaan, sehingga
petugas laboratorium ataupun perawat di ruangan lebih memperhatikan dan
memiliki respon cepat untuk mengetahui adanya nilai kritis tersebut dan segera
melaporkannya.
Petugas laboratorium juga menyatakan fasilitas laboratorium yang kurang
memadai dan bahan habis pakai yang kurang terpantau ketersediaannya
membuat terlambatnya pelaporan critical value. Jumlah telepon yang hanya satu
juga memperlambat pelaporan critical value karena telepon tersebut tidak hanya
digunakan untuk melaporkan critical value saja, tetapi juga untuk kepentingan
laboratorium lainnya. Gangguan kerja terhadap petugas laboratorium, seperti
permintaan copy hasil juga membuat critical value terlambat dilaporkan karena
mengganggu konsentrasi dan kinerja petugas laboratorium.

Laporan Focus PDCA Laboratorium Patologi Klinik


b. Observasi
Dari hasil pengamatan ke lapangan diperoleh data-data sebagai berikut:
a. Pelaporan nilai kritis masih menggunakan sistem manual
b. Hasil critical value dilaporkan dengan melihat lembaran hasil
pemeriksaan laboratorium
c. Belum ada tanda khusus untuk critical value di layar monitor maupun
di lembaran hasil pemeriksaan laboratorium
d. Belum tersedia sistem pelaporan hasil laboratorium yang dapat dilihat
di setiap ruang perawatan
e. Belum ada pemberitahuan secara sistem adanya critical value di
setiap ruang perawatan
f. Terkadang kesibukan di ruang perawatan menyebabkan sulitnya
komunikasi melalui telepon antara petugas laboratorium dengan
perawat ruangan
g. Telepon di laboratorium yang berjumlah satu tidak hanya digunakan
untuk melaporkan critical value tetapi juga untuk kepentingan
laboratorium lainnya.

2.4.5 Faktor Penyebab Dominan Berdasarkan Analisis Tulang Ikan dan RCF
1. Belum tersedia sistem pelaporan nilai kritis yang dapat dilihat di ruang
perawatan pasien
2. Sistem LIS belum optimal dan perlu perbaikan untuk mempercepat
pelaporan nilai kritis
3. Belum tersedia tanda khusus secara sistem di setiap ruang perawatan
pasien

2.5 S(SELECT)
Berdasarkan faktor dominan di atas, kami memilih beberapa diantaranya
untuk dilakukan perbaikan seperti:
1. Melakukan koordinasi dengan bagian IT Rumah Sakit agar tersedia
sistem pelaporan yang dapat dilihat di ruang perawatan pasien
2. Melakukan perubahan secara sistem melalui LIS terkait autorisasi hasil
secara sistem dan tanda warna pada hasil nilai kritis baik pada layar
monitor maupun lembar hasil pemeriksaan

Laporan Focus PDCA Laboratorium Patologi Klinik


3. Melakukan koordinasi dengan bagian IT Rumah Sakit mengenai tanda
khusus nilai kritis secara sistem di setiap ruang perawatan pasien agar
mempercepat proses pelaporan nilai kritis

2.6 P(PLAN)

Hal dominan Rencana Metode yang Hasil yang Time


No PIC
yang diperbaiki perbaikan digunakan diinginkan line
1 Melakukan Melakukan Mengadakan Semua April- Ka
koordinasi perubahan pertemuan ruang 16 Instalasi
dengan bagian sistem IT dengan bagian perawatan Lab.
IT Rumah Sakit agar nilai kritis IT rumah sakit dapat Patologi
agar tersedia dapat dilihat dan unit terkait melihat nilai Klinik
sistem pelaporan secara sistem kritis secara
yang dapat di ruang langsung
dilihat di ruang perawatan pada sistem
perawatan pasien IT Rumah
pasien Sakit
2 Melakukan Melakukan a.Mengadakan Autorisasi April- Ka
perubahan perubahan pertemuan hasil dapat 16 Instalasi
secara sistem autorisasi dengan LIS dilakukan Lab.
melalui LIS hasil secara secara Patologi
terkait autorisasi sistem dan b.Menggunakan sistem dan Klinik
hasil secara tanda warna printer warna tampak
sistem dan tanda pada hasil untuk hard warna pink
warna pada hasil nilai kritis copy hasil lab pada hasil
nilai kritis baik pada layar nilai kritis
pada layar monitor baik pada
monitor maupun maupun layar monitor
lembar hasil lembar hasil maupun
pemeriksaan pemeriksaan lembar hasil
pemeriksaan
3 Melakukan Memunculkan Mengadakan Semua Juli- Ka
koordinasi tanda khusus pertemuan ruang 16 Instalasi
dengan bagian hasil kritis dengan bagian perawatan Lab.
IT Rumah Sakit secara sistem IT rumah sakit pasien Patologi
mengenai tanda agar dan unit terkait memiliki Klinik
khusus hasil mempercepat tanda khusus
kritis secara proses hasil kritis
sistem di setiap pelaporan laboratorium
ruang perawatan nilai kritis pada monitor
pasien agar komputer
mempercepat
proses
pelaporan nilai
kritis

Laporan Focus PDCA Laboratorium Patologi Klinik


2.7 D ( DO )
1. Melakukan koordinasi dengan bagian LIS terkait autorisasi hasil
secara sistem dan tanda warna pada hasil nilai kritis baik pada layar
monitor maupun lembar hasil pemeriksaan serta pengadaan printer
warna pada bulan Maret 2016
2. Melakukan koordinasi dengan bagian IT rumah sakit dan unit terkait
mengenai tersedianya sistem pelaporan yang dapat dilihat di ruang
perawatan pasien serta tanda khusus hasil kritis secara sistem pada
bulan Mei 2016
3. Melakukan edukasi SPO dan pendampingan pemakaian sistem
pelaporan bersama dengan bagian IT kepada seluruh unit terkait
pada bulan Juni sampai Juli 2016.

2.8 C(CHECK)
1. Setelah dilakukan perbaikan, sudah dapat dilakukan autorisasi hasil
secara sistem dan terjadi perubahan tanda warna pink pada layar
monitor maupun lembar hasil pemeriksaan sejak bulan April 2016.
2. Semua ruang perawatan sudah dapat melihat nilai kritis secara
langsung pada sistem IT Rumah Sakit sejak bulan Juni 2016.
3. Semua ruang perawatan pasien sudah tampak tanda khusus hasil
kritis laboratorium pada monitor komputer sejak bulan Juli 2016.

Pelaporan Nilai Kritis bulan Januari sampai Juli tahun 2016 sebelum dan
setelah upaya perbaikan dilakukan pada sistem autorisasi hasil laboratorium dan
tampilnya notifikasi nilai kritis di komputer ruang perawatan. Autorisasi hasil
laboratorium secara sistem dimulai pada bulan April 2016 sedangkan notifikasi
nilai kritis yang tampak di komputer ruang perawatan dimulai pada bulan Juli
2016. Dibawah ini grafik pelaporan nilai kritis laboratorium periode bulan Januari
sampai bulan Juli 2016:

Laporan Focus PDCA Laboratorium Patologi Klinik


before after

Grafik Pelaporan Nilai Kritis Laboratorium Periode Januari-Juli Tahun 2016

Interpretasi grafik nilai kritis:

Pencapaian hasil pelaporan dari bulan Januari sampai bulan Juli menunjukkan
adanya peningkatan, akan tetapi hasil capaian keseluruhan belum mencapai
target 100 %. Upaya perbaikan dilakukan pada bulan Januari-Maret 2016 hasil
dari perbaikannya dipantau pada bulan berikutnya yaitu pada bulan April, Mei ,
Juni dan Juli hasil capaiannya menunjukkan mendekati target yang ditentukan.
Jika dibandingkan dengan
rerata maka hasil setelah upaya perbaikan dari bulan april sampai Juli
menunjukkan diatas rata-rata (85,86%). Akan tetapi hasil capaian keseluruhan
dari bulan Januari sampai Juli datanya masih dalam garis kendali.

Laporan Focus PDCA Laboratorium Patologi Klinik


Grafik Persentase Pelaporan Nilai Kritis Laboratorium Per Instalasi
tahun 2016

Interpretasi grafik pelaporan nilai kritis per instalasi :

Pelaporan nilai kritis bulan Juli menunjukkan intalasi PJT ( Penyakit Jantung
Terpadu ) adalah instalasi yang capaian pelaporan nilai kritis tertinggi ( 97,17 % )
. Dari data tersebut menunjukkan rata rata ( 92 % ) dari sembilan instalasi
telah melakukan pelaporan nilai kritis mendekati nilai target.

2.9 A(ACTION)
Berdasarkan hal tersebut, kami akan melakukan evaluasi terhadap
perbaikan yang telah dilakukan untuk meningkatkan tercapainya waktu pelaporan
hasil kritis sesuai target yang telah ditentukan

Laporan Focus PDCA Laboratorium Patologi Klinik


DAFTAR PUSTAKA

Acton, Q. Ashton. 2011. Issues in Medical Chemistry 2011 Edition. Atlanta:


SchoarlyEditions
Davis, F. A. Company. 2014. Quick Review Cards for Medical Laboratory
Science Second Edition. Philadelphia:F.A. Davis Company.
Erhabor, Osaro and Adias Teddy Charles. 2012. Laboratory Total Quality
Management for Practitioners and Students of Medical Laboratory
Science. Bloomington:AuthorHouse.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Pedoman Interpretasi Data
Klinik.
Parwani, Anil V. 2016. Pathology Informatics Clinics in Laboratory Medicine.
Philadephia:Elsevier.
Patient Safety Authority Commonwealth of Pennsylvania. 2009. Safe Patient
Outcome Occur with Timely, Standardized Communication of Critical
Value.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2013. Cara
Penyelenggaraan Laboratorium Klinik yang Baik.
RSUP Sanglah Denpasar.2016. Kamus Indikator Mutu Peningkata Mutu dan
Keselamatan Pasien.
Saint Michaels Hospital.2015. Laboratory Policy and Procedure.
The Joint Commission. 2015. National Patient Safety Goals Hospital
Accreditation Program.

Laporan Focus PDCA Laboratorium Patologi Klinik


LAMPIRAN

Autorisasi secara sistem dan tampilan hasil kritis pada layar monitor Laboratorium
Patologi Klinik dimana tampak tanda warna pink pada hasil kritis

Tampilan hasil dengan nilai kritis pada monitor komputer di ruang perawatan

Laporan Focus PDCA Laboratorium Patologi Klinik


Notifikasi hasil dengan nilai kritis yang muncul di komputer ruang perawatan
setelah hasil diautorisasi dokter atau analis laboratorium

Tampilan hasil kritis pada monitor komputer di ruang perawatan yang harus
dilaporkan oleh perawat kepada DPJP atau residen setelah notifikasi dibuka

Laporan Focus PDCA Laboratorium Patologi Klinik


Tampilan hasil kritis pada hard copy hasil laboratorium

Tampilan hasil kritis pada hard copy hasil laboratorium dengan stempel critical
value reported secara sistem

Laporan Focus PDCA Laboratorium Patologi Klinik

Anda mungkin juga menyukai