Anda di halaman 1dari 53

Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :

Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 1 dari 59

DAFTAR ISI

Hal.

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 2
B. Tujuan............................................................................................... 3
C. Ruang Lingkup Pelayanan............................................................... 3
D. Batasan Operasional ........................................................................ 3
E. Landasan Hukum ............................................................................. 5
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Sualifikasi Sumber Daya Manusia .................................................. 7
B. Distribusi Ketenagaan ..................................................................... 7
C. Pengaturan Jaga................................................................................ 8
D. Pengembangan Staff......................................................................... 8
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang Sanitasi...................................................................... 9
B. Standar Fasilitas Peralatan .............................................................. 10
BAB IV TATA LAKSANA
A. Pengelolaan Ruang dan Bangunan .............................................. 11
B. Hygiene dan Sanitasi Makanan .................................................... 17
C. Pengelolaan Air ............................................................................ 23
D. Pengelolaan Sampah ..................................................................... 27
E. Alur Pengelolaan Sampah ............................................................. 28
F. Pengendalian Serangga, Tikus dan Binatang Pengganggu lainnya 34
G. Tata Laksana Pelayanan Kesehatan Lingkungan ......................... 37
BAB V LOGISTIK......................................................................................... 52
BAB VI KESELAMATAN PASIEN.............................................................. 53
BAB VII KESELAMATAN KERJA............................................................. 54
BAB IX PENGENDALIAN MUTU ............................................................. 56
BAB X PENUTUP.......................................................................................... 60
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 2 dari 59

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan umum, tempat kumpulnya
orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi penularan penyakit serta
memungkinkan terjadi pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan.
Pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efiensi dan
produktivitas kerja.
Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi
bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara
menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada
masyarakat luas.
Kegiatan rumah sakit mempunyai potensi menghasilkan berbagai jenis limbah
yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan hidup. Oleh karena itu perlu
dilakukan pengendalian terhadap pembuangan limbah. Untuk menghindari resiko dan
gangguan kesehatan maka perlu dilakukan penyelenggaraan kesehatan lingkungan
rumah sakit yang sesuai dengan persyaratan kesehatan.
Di antara upaya kesehatan, masalah kesehatan lingkungan di rumah sakit
merupakan suatu masalah yang juga penting untuk diketahui. Upaya penyehatan
lingkungan mencakup program penyehatan lingkungan kerja, penyehatan makanan
dan minuman, penyehatan air, penyehatan tempat pencucian linen/laundry,
penanganan sampah dan limbah, pengendalian serangga dan tikus,
sterilisasi/desinfeksi, perlindungan radiasi, dan penyuluhan kesehatan lingkungan.
Oleh karena itu hendaknya semua bagian menerapkan higiene sanitasi serta budaya
aman dan sehat dalam bekerja.
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 3 dari 59

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengurangi resiko terjadinya penyebaran penyakit menular dan
menciptakan rumah sakit dalam kondisi bersih, sehat dan nyaman bagi pasien,
pengunjung, maupun petugas di lingkungan rumah sakit dengan mutu
pelayanan yang handal.
2. Tujuan Khusus
a. Memonitoring dan mengevaluasi Penyehatan lingkungan RS
b. Memonitoring dan mengevaluasi Penyehatan makanan dan minuman
c. Memonitoring dan mengevaluasi Penyehatan air
d. Memonitoring dan mengevaluasi Penanganan sampah dan limbah
e. Memonitoring dan mengevaluasi Pengendalian serangga dan tikus

B. Ruang Lingkup Pelayanan


Jenis pelayanan yang dilaksanakan oleh unit kerja dalam hal ini kesehatan
lingkungan meliputi, kegiatan monitoring dan mengevaluasi :
1. Penyehatan ruang bangunan dan halaman rumah sakit
2. Penyehatan makanan dan minuman
3. Penyehatan air
4. Penanganan sampah dan limbah
5. Pengendalian serangga, tikus dan hewan pengganggu

C. Batasan Operasional
1. Penyehatan ruang bangunan dan halaman rumah sakit
Pengertian :
a. Ruang bangunan dan halaman rumah sakit adalah semua ruang/unit dan
halaman yang ada di dalam batas pagar rumah sakit (bangunan fisik dan
kelengkapannya) yang dipergunakan untuk berbagai keperluan dan
kegiatan rumah sakit.
b. Kebersihan ruang bangunan dan halaman adalah suatu keadaan atau
kondisi ruang bangunan dan halaman bebas dari bahaya dan risiko
minimal untuk terjadinya infeksi silang, dan masalah kesehatan dan
keselamatan kerja
2. Penyehatan makanan dan minuman
a. Makanan dan minuman di rumah sakit adalah semua makanan dan
minuman yang disajikan dan dapur rumah sakit untuk pasien dan
karyawan; makanan dan minuman yang dijual didalam lingkungan rumah
sakit atau dibawa dari luar rumah sakit.
b. Higiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi
kebersihan individu. Misalnya, mencuci tangan, mencuci piring,
membuang bagian makanan yang rusak.
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 4 dari 59

c. Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi


kebersihan lingkungan. Misalnya, menyediakan air bersih, menyediakan
tempat sampah dan lain-lain.

3. Penyehatan air
a. Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum.
b. Sumber penyediaan air minum dan untuk keperluan rumah sakit berasal
dari Perusahaan Air Minum, air yang didistribusikan melalui tangki air,
air kemasan dan harus memenuhi syarat kualitas air minum.

4. Penanganan sampah dan limbah


a. Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan
rumah sakit dalam bentuk padat, cair, dan gas.
b. Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang
berbentuk padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari
limbah medis padat dan non-medis.
c. Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah
infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah
sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer
bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi.
d. Limbah padat non-medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari
kegiatan di rumah sakit di luar medis yang berasal dari dapur,
perkantoran, taman, dan halaman .
e. Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari
kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme,
bahan kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan.
f. Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi organisme patogen
yang tidak secara rutin ada di lingkungan dan organisme tersebut dalam
jumlah dan virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada
manusia rentan.
g. Limbah sangat infeksius adalah limbah berasal dari pembiakan dan stock
bahan sangat infeksius, otopsi, organ binatang percobaan dan bahan lain
yang telah diinokulasi, terinfeksi atau kontak dengan bahan yang sangat
infeksius.
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 5 dari 59

h. Limbah sitotoksis adalah limbah dari bahan yang terkontaminasi dari


persiapan dan pemberian obat sitotoksis untuk kemoterapi kanker yang
mempunyai kemampuan untuk membunuh atau menghambat
pertumbuhan sel hidup.
i. Minimasi limbah adalah upaya yang dilakukan rumah sakit untuk
mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan dengan cara mengurangi
bahan (reduce), menggunakan kembali limbah (reuse) dan daur ulang
limbah (recycle)

5. Pengendalian serangga, tikus dan hewan pengganggu


Pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya adalah upaya
untuk mengurangi populasi serangga, tikus, dan binatang pengganggu lainnya
sehingga keberadaannya tidak menjadi vektor penularan penyaki

D. Landasan Hukum
1. UU RI No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah
2. Permenkes No. 416 Tahun 1990 Tentang Syarat-syarat dan Pengawasan
Kualitas Air
3. Permenkes RI No. 472/Menkes/Per/V/1996 Tentang Pengamanan Bahan
Bebahaya bagi Kesehatan
4. Permenkes No. 492/Menkes/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum.
5. Kepmenkes No.1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit
6. Lampiran SK Direktur RS. Graha Husada Bandar Lampung No. 005.1/SK-
RSGH/1/2017
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 6 dari 59

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualitas Sumber Daya Manusia


Standar ketenagaan yang ada di unit kerja sesuai dengan standar jenis tenaga
menurut peraturan yang berlaku :
No. Jenis Tenaga Pendidikan Formal Sertifikasi Jumlah
(Orang)
1 Ka. Inst Sanitasi DIII Kesehatan
1
Lingkungan
2 Koordinator
SMA 1
Kebersihan
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 7 dari 59

3 Koordinator
SMA 1
Loundry
4 Pelaksana
SMA 30
Kebersihan
5 Pelaksana Loundry SMA 10

Distribusi Ketenagaan
Jadwal Dinas Jenis Tenaga Jumlah
Dinas Pagi
(Pukul 08.00-16.00) Ka. Inst Sanitasi 1 Orang
Koordinator Kebersihan 1 Orang
Koordinator Loundry 1 Orang
(Pukul 06.00-13.00) Petugas Kebersihan 20 Orang
(Pukul 07.00-14.00) Petugas Loundry 8 Orang
Dinas Sore
(Pukul 13.00-20.00) Petugas Kebersihan 7 Orang
(Pukul 14.00-21.00) Petugas Loundry 2 Orang
Dinas Malam
(Pukul 20.00-06.00) Petugas Kebersihan 2 Orang

B. Pengaturan Jaga
Pengaturan Jaga petugas Sanitasi
Ka. Sanitasi Hari Senin - Sabtu
Koordinator Kebersihan Hari Senin Sabtu
Koordinator Loundry Hari Senin Sabtu
Pelaksana Kebersihan Hari Senin Minggu (tentatif)
Pelaksana Loundry Hari Senin Minggu (tentatif)

C. Pengembangan Staff
1. Pelatihan Internal
Pelatihan yang diadakan di dalam lingkungan rumah sakit , mengikuti sub
bagian Diklat rumah sakit
2. Pelatihan Eksternal
Pelatihan yang diadakan di luar lingkungan rumah sakit , sesuai dengan
program tahunan yang telah diajukan.
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 8 dari 59

BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang Sanitasi

Ruang Aula Lantai 4

Kepala Bagian Bagian Staf Tata Usaha


Umum

Kepala Seksi Toilet


Keperawatan

Kepala Seksi Personalia Toilet


Kepala Bidang
Keperawatan
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 9 dari 59

Personalia Kepala Sanitasi

B. Standar Fasilitas Peralatan


Segala kebutuhan dalam melaksanakan kegiatan program di unit Hygiene &
Sanitasi akan dipenuhi dari unit logistik, dengan terlebih dahulu membuat daftar
permintaan kebutuhan.

No FASILITAS JUMLAH
1 Komputer 3 buah
2 Meja 3 buah
3 Kursi 4 buah
4 AC 1 buah

NO PERALATAN JUMLAH
1 Troli sampah 8
2 Vacum cleaner 1
3 Sliper Window 8
4 Loby duster + kain pengganti 20
5 Ember pel (merah) 24
6 Ember pel (Biru) 24
7 Skrap Lantai 12
8 Sikat plastik panjang 12
9 Sikat plastik pendek 12
10 Sikat WC ( kolokan wc ) 12
11 Sapu lawa lawa 12
12 Sapu lidi 15
13 Tang 1
14 Gunting taman 3
15 Gerobak 1
16 Selang air 5
17 Lux Meter 1
18 Termohygrometer 1
19 pH & Suhu Meter 1
20 Sound Level Meter 1
BAB IV
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 10 dari 59

TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Pengelolaan Ruang dan Bangunan


1. Pemeliharaan Ruang dan Bangunan
Ruang dan bangunan yang ada di rumah sakit harus memenuhi persyaratan
sebagaimana yang tercantum dalam Permenkes RI No 1204
/Menkes/SK/X/2004. Adapun persyaratannya adalah sebagai berikut :
Persyaratan umum untuk lantai, dinding dan langit langit di ruangan adalah
sebagai berikut :
a. Lantai harus kedap air, tidak licin, tidak retak dan mudah dibersihkan
b. Dinding berwarna terang dan bersih, berpermukaan halus dan tidak
bergelombang atau bergerigi dan retak retak
c. Langit langit berwarna terang dan bersih, bebas sarang laba laba
Selain persyaratan umum diatas lantai dan dinding juga harus bersih ,
dengan tingkat kebersihansebagai berikut :
1) Ruang operasi : 0-5 CFU/cm & bebas pathogen dan
gas gangrene
2) Ruang perawatan : 0-5CFU/cm
3) Ruang isolasi : 5-10 CFU/cm
4) Ruang UGD : 5 10 CFU / cm

d. Pembersihan ruangan
Untuk pembersihan ruangan di rumah sakit dapat dibedakan menjadi 5
yaitu :
1) Pembersihan ruang perawatan / ruang rawat inap
Pembersihan ruang perawatan / rawat inap dilakukan dengan
memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
a) Pembersihan ruangan minimal
dilakukan pagi dan sore hari
b) Pembersihan lantai di ruang perawatan
pasien dilakukan setelah pembenahan / merapikan tempat tidur
pasien, jam makan , jam kunjungan dokter, kunjungan keluarga
dan sewaktu waktu bila diperlukan
c) Cara cara pembersihan yang dapat
menebarkan debu harus dihindari
d) Harus menggunakan cara pembersihan
dengan perlengkapan pembersih (pel) yang memenuhi
persyaratan dan antiseptic / desinfektan
e) Pada masing masing ruang disediakan
pelengkapan pel tersendiri
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 11 dari 59

f) Setiap percikan ludah , darah atau


eksudat luka pada dinding harus segera dibersihkan dengan
menggunakan desinfektan
g) Jika ruangan kosong dilakukan general
cleaning
2) Pembersihan ruang rawat jalan dan penunjang medis
Pembersihan ruang rawat jalan dan penunjang medis dilakukan
dengan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
a) Pembersihan ruangan minimal dilakukan pagi dan sore hari
b) Cara cara pembersihan yang dapat menebarkan debu harus
dihindari
c) Harus menggunakan cara pembersihan dengan perlengkapan
pembersih (pel ) yang memenuhi persyaratan dan antiseptic /
desinfektan
d) Secara berkala dilakukan general cleaning

3) Pembersihan ruang OK / kamar bedah


Pembersihan ruang OK / kamar bedah dilakukan dengan
memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
a) Pembersihan ruangan dilakukan setelah selesai tindakan
b) Cara cara pembersihan yang dapat menebarkan debu harus
dihindari
c) Harus menggunakan cara pembersihan dengan perlengkapan
pembersih ( pel ) yang memenuhi persyaratan dan antiseptic /
desinfektan
d) Pada masing masing ruang disediakan pelengkapan pel
tersendiri
e) Jika ada percikan darah pada dinding harus segera
dibersihkan dengan menggunakan desinfektan
f) Setiap bulan sekali dilakukan general cleaning
g) Perawatan lantai vinil dilakukan setiap 3 bulan sekali

4) Pembersihan ruang perkantoran


Pembersihan ruang perkantoran dilakukan dengan memperhatikan
beberapa hal sebagai berikut ;
a) Pembersihan ruangan dilakukan minimal 1 kali dalam sehari
b) Cara cara pembersihan yang dapat menebarkan debu harus
dihindari
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 12 dari 59

c) Harus menggunakan cara pembersihan dengan perlengkapan


pembersih ( pel ) yang memenuhi persyaratan dan antiseptic /
desinfektan

5) Pembersihan ruang gizi


Pembersihan ruang gizi pasien dan karyawan dilakukan dengan
memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
a) Pembersihan dilakukan minimal sebelum aktifitas dan sesudah
aktifitas atau sewaktu waktu bila diperlukan
b) Desinfektan yang dipergunakan harus khusus agar dapat
mengangkat lemak atau minyak yang menempel pada lantai
c) Cara cara pembersihan yang dapat menebarkan debu harus
dihindari
d) Harus menggunakan cara pembersihan dengan perlengkapan
pembersih ( pel ) yang memenuhi persyaratan dan antiseptic /
desinfektan

2. Pemeriksaan Kualitas Udara Ruangan


Pemeriksaan kualitas udara ruangan dilakukan setiap satu tahun 2 kali
,bekerjasma dengan Laboratorium Kesehatan .
Indeks angka kuman ruangan sesuai dengan Permenkes RI No. 1204 /
Menkes / SK / X / 2004 adalah seperti pada tabel dibawah ini :

Indeks Angka Kuman Menurut Fungsi Ruang atau Unit


No Ruang atau Unit Konsentrasi Maksimum
Mikroorganisme per m3 udara ( CFU
/m3 )
1 Operasi 10
2 Bersalin 200
3 Pemulihan / perawatan 200-500
4 Observasi bayi 200
5 Perawatan bayi 200
6 Perawatan premature 200
7 ICU 200
8 Jenasah / autopsy 200-500
9 Penginderaan medis 200
10 Laboratorium 200-500
11 Radiologi 200-500
12 Sterilisasi 200
13 Dapur 200-500
14 Gawat darurat 200
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 13 dari 59

15 Administrasi , pertemuan 200-500


16 Ruang luka bakar 200
Jika hasil dari pemeriksaan kualitas udara ruang tidak memenuhi syarat, maka
dilakukan pemantauan dan perbaikan pada alat exhauster / AC di ruangan
tersebut.
3. Pemeriksaan Pencahayaaan
a. Lingkungan rumah sakit baik dalam maupun luar ruangan harus
mendapat cahaya dengan intensitas yang cukup berdasarkan fungsinya.
b. Semua ruangan yang digunakan baik untuk bekerja maupun untuk
menyimpan barang / peralatan perlu diberikan penerangan yang cukup.
c. Pemeriksaan pencahayaan dilakukan secara internal maupun eksternal.
d. Pencahayaan di ruang umum dan ruang khusus harus sesuai dengan
peruntukannya, sesuai dengan Permenkes RI No. 1204 / Menkes / SK / X
/ 2004 adalah sebagai berikut :

NO RUANGAN / UNIT INTENSITAS KETERANGAN


CAHAYA ( LUX )
1 Ruang pasien
- saat tidak 100 200 Warna cahaya terang
Maksimal 50
tidur
- saat tidur
2. R. operasi umum 300- 500
3. Meja operasi 10.000 20.000 Warna cahaya sejuk
atau sedang tanpa
bayangan
4. Anestesi , 300 500
pemulihan
5. Endoscopy , lab 75 100
6. Sinar X Minimal 60
7. Koridor Minimal 100
8. Tangga Minimal 100 Malam hari
9. Administrasi / Minimal 100
kantor
10. Ruang alat / gudang Minimal 200
11. Farmasi Minimal 200
12. Dapur Minimal 200
13. Ruang Cuci Minimal 100
14. Toilet Minimal 100
15. Ruang isolasi 0.1 0.5 Warna cahaya biru
khusus penyakit
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 14 dari 59

tetanus
16. Ruang luka bakar 100- 200

4. Pemeriksaan Kebisingan
a. Pengaturan dan tata letak ruangan harus harus sedemikian rupa sehingga
kamar dan ruangan yang memerlukan suasana tenang terhindar dari
kebisingan
b. Pemantauan kebisingan dilakukan minimal setahun 2 kali dengan
bekerjasama dengan Laboratorium Kesehatan setempat.

Persyaratan kebisingan untuk masing masing ruangan atau unit , sesuai


dengan Permenkes RI no ; 1204 / Menkes / SK / X / 2004 adalah sebagai
berikut :

No Ruangan atau unit Maksimum kebisingan ( waktu


pemaparam 8 jam dan satuan dBA )
1. Ruang pasien
- saat tidak tidur 45
- saat tidur 40
2. Ruang operasi , umum 45
3. Anestesi , pemulihan 45
4. Endoscopi , laboratorium 65
5. Sinar X 40
6. Koridor 40
7. Tangga 45
8 Kantor / loby 45
9 Ruang alat / gudang 45
10 Farmasi 45
11 Dapur 78
12 Ruang cuci 78
13 Ruang isolasi 40
14 Ruang poli gigi 80

B. Hygiene dan Sanitasi Makanan


Peralatan yang digunakan dalam penyajian makanan di rumah sakit sangat
diperhatikan kebersihannya. Peralatan tersebut antara lain peralatan memasak,
peralatan makan, peralatan mencuci, peralatan minum, almari tempat menyimpan
peralatan, alamari tempat menyimpan bahan baku makanan, rak peralatan, sejenis
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 15 dari 59

troli tertutup yang digunakan untuk membawa makanan ke pasien, peralatan


kebersihan petugas (sandal, celemek atau baju khusus untuk pengolahan, penutup
kepala dan masker). Adapun persyaratan yang digunakan dalam rumah sakit
berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1204/Menkes/SK/X/2004 :

1. Peralatan masak tidak boleh melepaskan zat beracun kepada makanan,


misalnya melamin, sterofom, plastik daur ulang, tembaga.
2. Peralatan masak tidak boleh patah dan kotor.
3. Peralatan agar dicuci segera mungkin setelah digunakan, selanjutnya
dikeringkan.
4. Peralatan tidak larut asam/basa atau garam yang lazim dijumpai dalam
makanan (cuprum, cadmium, seng, plumbum).
5. Peralatan yang sudah bersih disimpan dalam keadaan kering dan disimpan
pada rak terlindung dari vektor.
6. Peralatan yang digunakan untuk bahan mentah harus dipisahkan dengan
peralatan makanan jadi.
7. Petugas produksi dan distribusi makanan membersihkan meja-meja produksi
dan kompor setelah digunakan selama pengolahan makanan.
Bentuk dapur dirancang sangat tepat dan efektif. Bahan bangunan terbuat dari
batu bata yang berdinding tembok putih yang sangat kokoh. Sedangkan ruangan
khusus dapur, dinding maupun lantainya terbuat dari keramik putih yang identik
dengan kebersihan dan sangat memperhatikan kebersihan baik tempat maupun
makanan.
a. Fasilitas Sanitasi Pecucian Peralatan dan Bahan Makanan
Fasilitas yang mendukung sanitasi antara lain sistem pencahayaan yang
sehat, baik itu lampu maupun sinar matahari, ventilasi dan sirkulasi udara
yang baik, alat pendingin makanan, alat untuk memasak nasi yang
berukuran besar, tempat mencuci yang cukup bersih, ruangan khusus
untuk gudang bahan baku makanan kering, ruang untuk kamar mandi dan
toilet serta ruangan khusus untuk transaksi bahan baku makanan yang
masuk dari agen. Adapun persyaratan tempat pencucian peralatan dan
bahan makanan di Rumah Sakit Graha Husada antara lain :
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 16 dari 59

b. Terbuat dari bahan yang kuat, tidak berkarat dan mudah dibersihkan.
c. Pencucian menggunakan bahan pembersih atau sabun cuci cair.

Gambar yang di bawah ini merupakan siklus pencucian peralatan makanan


setelah digunakan dalam proses produksi dan distribusi :

Alat makan dan alat Proses perendaman Proses Desinfeksi


makan kotor dengan air panas

Proses Pengeringan Proses Penirisan Proses Pencucian

d. Tempat pencucian tangan harus dipisahkan dengan tempat pencucian


peralatan karena peralatan biasanya lebih besar, kemudian dilengkapi air
kran panas, saluran pembuangan tertutup, sabun. Tersedia handrap untuk
mencuci tangan petugas. Sedangkan wastafel cuci tangan terdapat di
dalam ruang penyajian makanan.

1. Pengelolaan Limbah Dapur


Sampah merupakan sisa bentuk padat akibat aktivitas manusia yang dianggap
tidak bermanfaat dan tidak dikehendaki oleh pemiliknya serta dibuang sebagai
barang yang tidak berguna.
Sampah produksi biasanya terdiri dari bahan organik. Maka dari itu menjadi
tempat tumbuh kembang serangga lalat dan tikus. Hal ini yang paling mudah
dilakukan adalah sampah segera dimasukkan ke tempat yang mudah ditutup.
Tempat sampah di Rumah Sakit Graha Husada sudah menggunakan tempat
sampah yang tertutup, kedap air dan mudah dibersihkan.
Limbah asap dapur Rumah Sakit Graha Husada, disaring menggunakan
ducting exhause fan sebelum dikeluarkan.

2. Penjamah Makanan
Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1204
/MENKES/ SK/ X/ 2004, dari segi kesehatan penjamah makanan yaitu dalam
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 17 dari 59

kondisi sehat (melakukan pemeriksaan kesehatan minimal 6 bulan sekali atau 2


kali dalam setahun), tidak menderita gastroenteritis (misalnya diare, hepatitis dan
disentri), tidak menderita infeksi saluran pernafasan (misalnya TBC). Sedangkan
dari segi kebersihan, penjamah makanan diharuskan menggunakan pakaian
pelindung tubuh (celemek dan penutup kepala), sarung tangan sehingga dapat
menghindari pencemaran. Sedangkan dari segi kebiasaan, tidak menggaruk
bagian tubuh tertentu (rambut, muka, mata, tangan, kaki) selama pengolahan
makanan.
Prosedur yang penting bagi pekerja pengolah makanan adalah pencucian
tangan, kebersihan dan kesehatan diri. Pencucian tangan meskipun tampaknya
merupakan kegiatan ringan yang sering disepelekan, terbukti cukup efektif dalam
mencegah kontaminasi pada makanan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
kebersihan perseorangan adalah mencuci tangan, pakaian, kuku dan tangan, topi
penutup rambut, kebiasaan merokok, batuk-batuk dan garuk-garuk.
Syarat utama pengolahan makanan adalah memiliki kesehatan yang baik.
Untuk itu disarankan pekerja melakukan tes kesehatan, terutama tes darah dan
pemotretan rontgen pada dada untuk melihat kesehatan paru-paru dan saluran
pernafasan.
Penjamah makanan yang terinfeksi diare, tidak diperkenankan untuk
pengolahan makanan maupun penyajian makanan sedangkan yang influenza
diharuskan menggunakan masker supaya makanan yang diberikan kepada pasien
tidak terkontaminasi oleh virus yang dapat memperparah kondisi pasien. Sebelum
petugas distribusi melakukan makanan, petugas harus mencuci tangan terlebih
dahulu, selama pendistribusian penjamah makanan wajib menggunakan sarung
tangan atau menggunakan alat penjamah makanan sehingga tidak kontak
langsung dengan makanan.
Petugas dalam mengolah makanan, jika tidak menggunakan masker maka
petugas tidak diperbolehkan berbicara selama bekerja dengan teman sekerja.
Petugas produksi dan distribusi makanan tidak diperbolehkan menggunakan
telepon genggam selama bekerja.

3. Penyimpanan Bahan Makanan


Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 18 dari 59

Bahan makanan baku yang datang dari agen disimpan sesuai dengan jenis
bahan baku makanan. Sebelum bahan baku disimpan perlu dikontrol suhu,
kualitas bahan, kadaluarsa bahan, pemeriksaan kualitas dan kebersihan tempat
penyimpanan, kelembaban makanan, pemeriksaan alat penyimpanan bahan
makanan, serta pengawasan prosedur penyimpanan bahan makanan. Bila bahan
makanan kering bisa langsung dimasukkan ke dalam gudang khusus untuk
penyimpanan bahan makanan kering.
Bahan makanan kering :
a. Semua gudang bahan makanan hendaknya berada di bagian yang tinggi.
b. Tidak ada drainase di sekitar gudang makanan.
c. Semua bahan makanan disimpan pada rak-rak dengan ketinggian rak
terbawah 15 cm 25 cm.
d. Suhu gudang bahan makanan kering dan kaleng dijaga kurang dari 22oC.
e. Gudang harus dibuat anti tikus dan serangga.
f. Penempatan bahan makanan harus rapi dan ditata tidak padat untuk
menjaga sirkulasi udara.
Bila bahan makanan basah atau lunak bisa disimpan ke dalam freezer atau
almari pendingin dengan suhu penyimpanan menurut jenis makanannya yang
tercantum pada tabel :

Digunakan untuk
Jenis Bahan Makanan
3 hr atau kurang 1 mg atau kurang 1 mg atau lebih

Ikan, udang dan olahannya -5oC 0oC -10oC - -5oC <-5oC

Telur, susu dan olahannya 5oC 7oC -5oC 0oC < -5oC

Sayur, buah dan minuman 10oC 10oC 10oC

Tepung dan biji 25oC 25oC 25oC

Cara penyimpanan bahan makanan tidak menempel pada lantai, dinding atau
langit-langit dengan ketentuan sebagai berikkut :
a. Jarak bahan makanan dengan lantai 15 cm
b. Jarak bahan makanan dengan dinding 5 cm
c. Jarak bahan makanan dengan langit-langit 60 cm
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 19 dari 59

4. Pengolahan Bahan Makanan


Pada tahap pengolahan bahan makanan, yang perlu diperhatikan adalah
pengawasan perilaku sehat para petugas dan pakaian kerja, pencucian alat dan
pembersihan ruangan setelah pemakaian tempat selama produksi. Tempat
pengolahan makanan (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1204/MENKES/SK/X/2004).
a. Perlu disediakan tempat pengolahan makanan (dapur) sesuai dengan
persyaratan konstruksi, bangunan dan ruangan dapur.
b. Sebelum dan sesudah kegiatan pengolahan makanan selalu dibersihkan
dengan antiseptik.
c. Asap dikeluarkan melalui ducting exhause fan.
d. Intensitas pencahayaan diupayakan tidak kurang dari 200 lux.

5. Penyimpanan Makanan Jadi


Penyimpanan makanan jadi disimpan dalam kulkas dengan ditutup
menggunakan wrapping film. Kemudian makanan dimasukkan ke dalam kereta
makan untuk didistribusikan ke pasien di rawat inap.
Adapun persyaratan penyimpanan makanan jadi berdasarkan keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesi No. 1204/MENKES/SK/X/2004 antara lain :
a. Makanan jadi harus memenuhi persyaratan bakteriologi berdasarkan
ketentuan yang berlaku. Jumlah kandungan logam berat dan residu
pestisida, tidak boleh melebihi ambang batas yang diperkenankan
menurut ketentuan yang berlaku.
b. Makanan jadi yang siap disajikan harus diwadahi atau dikemas dan
tertutup serta segera disajikan.

6. Pengangkutan Makanan
Makanan yang telah siap santap perlu diperhatikan dalam cara
pengangkutannya, yaitu :
a. Makanan diangkut dengan menggunakan kereta dorong yang tertutup dan
bersih.
b. Pengisian kereta dorong tidak sampai penuh.
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 20 dari 59

c. Perlu diperhatikan jalur khusus yang terpisah dengan jalur untuk


mengangkut bahan atau barang kotor (keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 1204/MENKES/SK/X/2004).

7. Penyajian Makanan
a. Cara penyajian makanan harus terhindar dari pencemaran dan peralatan
yang dipakai harus bersih.
b. Makanan jadi yang siap disajikan harus diwadahi dan tertutup.
c. Penyajian dilakukan dengan perilaku penyaji yang sehat dan berpakaian
bersih.
d. Makanan jadi harus segera disajikan.
e. Makanan jadi yang sudah menginap tidak boleh disajikan kepada pasien.
Kebersihan lingkungan dapur dilakukan setiap harinya setelah
pelaksanaan pengolahan makanan baik untuk petugas dinas pagi, siang
maupun malam. Instalasi gizi juga melakukan kebersihan gudang kering dan
gudang basah seminggu sekali selama 1 bulan. Kebersihan lemari pendingin
dilakukan seluruh petugas instalasi gizi sesuai dengan jadwal yang
ditentukan. Sedangkan penecekan suhu atau temperatur lemari pendingin dan
pembersihan ducting exhause fan dilakukan oleh teknisi.
8. Pemeriksaan Sampel
a. Pengambilan sampel air bersih untuk pemeriksaan
mikrobiologi/bakteriologis
b. Pengambilan sampel air bersih untuk pemeriksaan fisika kimia
lengkap
c. Pengambilan sampel makanan
d. Pemeriksaan swab alat masak/makan
e. Pengendalian serangga dan binatang pengganggu
Jika hasil pemeriksaan kualitas makanan dan swab alat masak/makan
tidak memenuhi syarat, maka akan dilakukan penyuluhan pada petugas
penjamah makanan di gizi
C. Pengelolaan Air
1. Pengelolaan air bersih
Standart air bersih yang digunakan untuk memenuhi kegiatan pelayanan di
rumah sakit , harus memenuhi persyaratan air bersih sesuai dengan Permenkes
RI No 416 tahun 1990.
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 21 dari 59

PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI


NOMOR : 416/MENKES/PER/IX/1990
TANGGAL : 13 SEPTEMBER 1990

DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR BERSIH


No Parameter Satuan Kadar Maksimum Keterangan
yang diperbolehkan
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 22 dari 59

A. FISIKA
1. - - Tidak berbau
Bau
2. mg / l 1500 -
Jumlah zat padat terlarut
3. Skala NTU 25 -
( TDS )
4. - - Tidak berasa
5. Kekeruhan 0 Suhu udara 3 C
6. Skala TCU 50
Rasa
Suhu
Warna
1. mg/L 0.001
2 mg/L 0.05
3 mg/L 1.0
B. KIMIA
4 mg/L 1.5 Merupakan
a. Kimia Anorganik
5 mg/L 0.005
batas
6 Air Raksa mg/L 500
7 mg/L 600 minimum &
Arsen
8 mg/L 0.05
maksimum
9 Besi mg/L 0.5
10 mg/L 10 khusus air
Flourida
11 mg/L 1.0
hujan pH min
12 Kadmium - 6.5 9.0
13 mg/L 0.01 5,5
Kesadahan ( CaCo3)
14 mg/L 15
15 Klorida mg/L 0.1
16 mg/L 400
Kronium, valensi 6
17 mg/L 0.05
Mangan
Nitrat, sebagai N
1 mg/L 0.0007
2 Nitrit , sebagai N mg/L 0.01
3 mg/L 0.00001
pH
4 mg/L 0.0007
Selenium
5 mg/L 0.03
Seng
6 mg/L 0.10
7 Sianida mg/L 0.03
8 mg/L 0.5
Sulfat
9 mg/L 0.01
10 Timbal mg/L 0.003
11 mg/L 0.003

12 b. Kimia Organik mg/L 0.00001


13 mg/L 0.004
Aldrin dan dieldrin
Bukan Air
14 Benzena mg/L 0.10
perpipaan
15 mg/L 0.01
Benzo ( a) pyrene
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 23 dari 59

16 Chlorodane (total mg/L 0.10


17 mg/L 0.01
isomer)
18 mg/L 10
Chloroform
50
2,4 D
1 Jumlah/100 ml 10
2 DDT Jumlah/100 ml
Detergen
0.1
1 1,2 Dicchloroethene Bg/L
1.0
1,1 dichlorcethene
2 Bg/L
Heptachlor dan
heptachlor epoxide
Hexachlorobenzene
Gamma _ HCH
( Lindane )
Methoxychlor
Pentacholphenol
Pestisida total
2,4,6 trichlorophenol
Zat organic ( KMnO4 )

C. MIKROBIOLOGIK
Koliform Tinja
Total Koliform

D. RADIOAKTIVITAS
Aktivitas Alpha (Gross
Alpha Activity )
Aktivitas Beta (Gross
Beta Activity )

Keterangan :
mg ; milligram
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 24 dari 59

ml : milliliter
L : Liter
Bq : Bequerel
NTU : Nepnelometrik Turbidity Units
TCL : True Colour Units
Logam berat merupakan logam terlarut

b. Pemeriksaan kualitas air bersih secara mikrobiologis dilakukan


setiap bulan sekali , sedangkan untuk pemeriksaan kualitas kimia
air minum dan air bersih dilakukan setiap setahun 2 kali.
c. Pemeriksaan kualitas air bersih harian dilakukan untuk parameter
suhu dan pH oleh petugas khusus pengelola air minum di rumah
sakit.
d. Pemeriksaan kualitas air minum harian dilakukan utnuk parameter
suhu, pH dan TDS oleh petugas khusus pengelolal air minum di
rumah sakit.
e. Titik titik pengambilan sampel air untuk pemeriksaan
mikrobiologi terutama pada air kran dari ruang dapur, ruang
operasi, kamar bersalin , kamar bayi dan ruang makan, tempat
penampungan / reservoir, secara acak pada kran kran sepanjang
system distribusi , pada sumber air, dan titik titik lain yang rawan
pencemaran.
f. Pengurasan tower air maupun ground tank harus dilakukan secara
berkala sesuai dengan kebutuhan.
g. Pemeriksaaan system distribusi air bersih harus dilakukan secara
berkala oleh sub bagian pemeliharaan sarana rumah sakit.
h. Desinfeksi air bersih perlu dilakukan untuk mempertahankan
kualitas air bersih.
i. Jika hasil dari pemeriksaan kualitas air bersih tidak memenuhi
syarat, maka dilakukan pengurasan pada bak penampungan air dan
dulakukan desinfeksi kembali

D. Pengelolaan Sampah
Persyaratan umum untuk pengelolaan sampah di rumah sakit adalah :
1. Semua petugas cleaning service yang bekerja di rumah sakit harus sudah
mendapatkan pelatihan tentang manajemen sampah dan kebijakannya.
2. Semua tempat sampah baik yang medis maupun non medis harus
mempunyai persyaratan sebagai berikut :
a. bahan tidak mudah berkarat
b. kedap air
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 25 dari 59

c. tertutup
d. mudah dibersihkan
e. mudah diangkat dan dipindahkan
3. Semua sampah non medis yang dihasilkan harus dimasukkan ke dalam
tempat sampah yang telah diberi kantong plastik warna hitam dan sampah
medis dimasukkan ke dalam tempat sampah yang telah diberi kantong
plastik kuning
4. Sedangkan untuk sampah benda tajam ditempatkan ditempat khusus
( sharp container ) yang anti bocor, tahan tusukan dan aman
5. Pemilahan / pemisahan sampah dilakukan oleh orang yang pertamakali
menghasilkan sampah

E. Alur Pengelolaan Sampah


Adapun alur pengelolaan sampah di rumah sakit adalah sebagai berikut :

Sampah

Sampah Non Medis


Sampah Medis

Penampungan Penampungan dengan


dengan kantong kantong plastic hitam
plastik kuning
Pengangkutan
Pengangkutan
TPS B3 RS

Diambil oleh rekanan pengangkut TPS Non Medis


limbah B3 (PT. Biuteknika Bina
Prima) untuk dibawa ke diambil oleh petugas Dinas
pengelolal akhir (PT. Wastec Kebersihan Kota untuk
International) dibawa ke TPA Bakung
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 26 dari 59

1. Pengelolaan Sampah Medis


a. Semua sampah medis yang dihasilkan dari kegiatan pelayanan di
rumah sakit harus dimasukkan ke dalam tempat sampah yang telah
diberi kantong plastik warna kuning
b. Setiap hari petugas pengelola sampah akan mengambil sampah
infeksius tersebut untuk dimusnahkan di incinerator
c. Petugas pengelola sampah dalam menjalankan tugasnya harus
memakai APD yang dibutuhkan yaitu : masker kain , sarung tangan
, sepatu boot.
d. Semua sampah medis dilakukan penimbangan terlebih dahulu
sebelum diangkut oleh transporter
e. Dalam menjalankan tugasnya petugas harus selalu memakai APD
yang dibutuhkan yaitu : sarung tangan, sepatu boot, wearpack ,
masker.

2. Pengelolaan Sampah non Medis


a. Semua sampah non medis yang dihasilkan dari kegiatan pelayanan
di rumah sakit , akan diambil oleh petugas khusus sampah setiap
pagi dan siang hari.
b. Pengangkutan sampah non medis menggunakan troli yang tertutup
c. Semua sampah non medis yang terkumpul setiap hari akan diambil
oleh petugas dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan untuk
selanjutnya dibuang ke tempat pembuangan akhir kabupaten
Banyuwangi.
d. Jika sampah non medis sudah diambil oleh petugas dari Dinas
Kebersihan dan Pertamanan , maka petugas pengelola sampah akan
melakukan pembersihan setiap hari di tempat penampungan
sementara rumah sakit tersebut.

3. Pengelolaan Sampah Benda Tajam


a. Semua sampah benda yang dihasilkan dari kegiatan pelayanan di
rumah sakit harus dimasukkan ke dalam tempat sharp container
b. Sharp container harus selalu dalam kondisi tertutup
c. Jika sharp container sudah terisi 2/3 penuh, maka petugas pengelola
sampah akan mengambil sampah benda tajam tersebut untuk
dimusnahkan di incinerator
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 27 dari 59

b. Petugas pengelola sampah dalam menjalankan tugasnya harus


memakai APD yang dibutuhkan yaitu : masker kain , sarung tangan
, sepatu boot.
c. Dalam menjalankan tugasnya petugas harus selalu memakai APD
yang dibutuhkan yaitu : sarung tangan, sepatu bot, wearpack,
masker.
d. Petugas mencatat setiap hari semua sampah yang dihasilkan

4. Pengelolaan Sampah / Limbah B3


a. Semua limbah B3 Elektronik (batu baterei bekas, lampu Tl bekas,
tinta mesin fotocopi bekas, cartridge bekas dll) yang dihasilkan
dari kegiatan pelayanan ditempatkan pada tempat sampah khusus
disimpan ke TPS B3 dikirim ke rekanan terkait untuk
pemusnahannya.
b. Limbah Citotoksik : Ampul, vial, spuit ditempatkan pada kantong
plastik kuning, disimpan ke TPS B3 dikirim ke rekanan terkait
untuk pemusnahannya.
c. Limbah Farmasi : Dibuang ke saluran IPAL untuk limbah cair
dan untuk limbah padat yang dibungkus dengan kantong plastik
warna kuning disimpan ke TPS B3 dikirim ke rekanan terkait
untuk pemusnahannya.
d. Limbah Infeksius
1) Limbah Benda Tajam
Limbah benda tajam (jarum hupodermik, perlengkapan
intravena, spuit, vial, ampul, pisau bedah, pipet pasteur)
dikumpulkan dalam wadah khusus berlabel
Biohazard/Infeksius dan berwarna kuning yang tertutup, tahan
tusuk, anti air dan tidak bocor kemudian disimpan ke TPS B3
dikirim ke rekanan terkait untuk pemusnahannya.
2) Limbah Darah dan Komponen Darah
a) Limbah padat infeksius (sarung tangan, kapas dan tissue
yang terkena darah/ cairan tubuh) dimasukkan ke dalam
tempat sampah injakan yang telah dilapisi kantong
berwarna kuning.
b) Tabung darah/ tabung specimen sebelum dimasukkan
dalam safety box, sisa specimen diberi larutan klorin
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 28 dari 59

0,5 % (1;1) kedalam wadahnya lalu ditutup dan dibiarkan


selama 10 menit.
c) Limbah infeksius setiap hari untuk dikumpulkan di tempat
khusus menyimpan sampah/limbah infeksius untuk
diserahkan dan diolah oleh rekanan pemusnah akhir
limbah B3.
e. Limbah Cairan Tubuh
Semua limbah cairan tubuh (darah atau komponen darah, urin
atau cairan tubuh lainnya) harus diperlakukan dengan hati-hati.
Dalam jumlah kecil bila mungkin dapat diencerkann sehingga
dapat dibuang ke dalam saluran pembuangan air limbah.
f. Limbah Jaringan Tubuh
Semua limbah yang berasal dari ruang bedah (organ, anggota
badan, placenta, darah dan cairan tubuh) atau limbah yang berasal
dari laboratoium (specimen jaringan tubuh) dikemas dengan
kantong plastik kuning infeksius disimpan ke TPS B3 dikirim ke
rekanan terkait untuk pemusnahannya.
g. Limbah Kimia : seperti gula, asam amino, garam tertentu dapat
dibuang langsung ke saluran IPAL, limbah kimia cair (Fixer dan
Developer) dari ruangan radiologi ditampung dalam jerigen dan
Limbah kimia yang bersifat mudah terbakar seperti Oli bekas
ditampung dengan jerigen tertutup yang selanjutnya disimpan ke
TPS B3 dikirim ke rekanan terkait untuk pemusnahannya.
h. Pengumpulan limbah B3 tersebut akan dilakukan setiap hari oleh
petugas khusus sampah dan diabawa ke TPS (tempat
Pengumpulan sementara ) B3.
i. Setiap hari petugas akan mencatat semua limbah B3 yang masuk
ke TPS.
j. Setiap bulan sekali limbah B3 yang terkumpul akan diambil oleh
rekanan limbah B3 untuk dimusnahkan dengan Incenerator, dalam
hal ini sebagai pihak pengangkut (PT. Biuteknika Bina Prima) dan
pihak pemusnah/ pengelola akhir (PT. Wastec Internacional)

F. Pengelolaan Air Limbah


1. Semua limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan pelayanan di rumah sakit
akan diolah di IPAL ( Instalasi Pengaolah Air Limbah ) rumah sakit.
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 29 dari 59

2. IPAL ( Instalasi Pengolahan Air Limbah ) akan beroperasional terus


menerus setiap hari
3. Sebelum masuk ke IPAL, air limbah akan ditampung dalam bak
pengumpul terlebih dahulu
4. Setiap hari petugas operator IPAL akan melakukan pengecekan terhadap
pompa pompa yang ada di bak bak pengumpul maupun di IPAL
5. Petugas operator IPAL harus selalu memakai APD ( masker , sarung
tangan sepatu boot )
6. Adapun diagram alur pengolahan limbah cair di Instalasi Pengolahan Air
Limbah di rumah sakit adalah sebagai berikut
7. Alur pengolahan limbah cair di rumah sakit :
a. Semua ruangan / unit kerja yang menghasilkan limbah cair akan
dimasukkan ke dalam IPAL ( Instalasi Pengolahan Air Limbah ) ,
sebelum masuk ke IPAL air limbah akan melalui bak kontrol
kemudian air limbah akan terkumpul di bak sumpit, dari bak sumpit
baru ke IPAL.
b. Khusus untuk ruang / bagian gizi dan laundry sebelum ke bak kontrol ,
ada pengolahan awal terlebih dahulu ( dengan bak penangkap lemak /
bak penangkap busa ) yang bertujuan untuk menangkap lemak
lemak / minyak / busa yang terikut dalam air limbah ,sehingga tidak
menggangu proses di IPAL. Dari bak penangkap lemak / busa baru
mengalir ke ke bak kontrol kemudian terkumpul di sumpit dan diolah
di IPAL.

Sumber limbah :
Adapun alur tersebut dapat terlihat pada gambar dibawah ini :
- ruang perawatan
- kamar bedah
- ICU
- Hemodialisa
- Laundry
- Laboratorium
- Apotik Bak
Bak
- Klinik rawat jalan pengumpul
kontrol
- IGD
- Radiologi
- perkantoran
- dll
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 30 dari 59

IPAL

Laundry Penangkap Busa

Saluran
Umum
Penangkap
Instalasi Gizi Lemak

1) Petugas operator IPAL akan mencatat debit outlet air limbah setiap
hari
2) Petugas operator IPAL akan melakukan pengukuran terhadap suhu dan
pH pada outlet air limbah setiap hari.
3) Setiap 6 bulan sekali, Kantor Lingkungan Hidup akan melakukan
sidak terhadap kualitas outlet air limbah
4) Setiap 1 bulan sekali, kualitas outlet akan dilakukan pemeriksaan di
Laboratorium Kesehatan atau Laboratorium BLH Propinsi
5) Adapun baku mutu oulet untuk limbah RS sesuai dengan KepMenLH
no. 58 /Kep.MenLH/12/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi
kegiatan rumah sakit.

BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN RUMAH SAKIT

PARAMETER KADAR MAKSIMUM


FISIKA :
Suhu 30 C
KIMIA :
- pH 6 -9
- BOD 5 30 mg / l
- COD 80 mg /l
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 31 dari 59

- TSS 30 mg / l
- NH3 bebas 0.1 mg / l
- Phosphat ( PO 4 ) 2 mg / l

MIKROBIOLOGIS :
MPN Kuman Golongan Koli 10.000

G. Pengendalian Serangga, Tikus dan Binatang Penganggu lainnya


1. Persyaratan untuk rumah sakit sebagai berikut :
a. Tidak ditemukannya tanda- tanda keberadaan tikus terutama pada
daerah bangunan tertutup ( core ) rumah sakit
b. Tidak ditemukannya lubang tanpa kawat kasa yang memungkinkan
nyamuk masuk ke dalam ruangan , terutama ruang perawatan
c. Tidak ditemukannya lalat di dalam bnagunan tertutup rumah sakit
d. Di lingkungan rumah sakit harus bebas kucing dan anjing

2. Kegiatan surveilans dilakukan terhadap :


a. Nyamuk : pengamatan jentik, pengamatan lubang dengan kawat kasa,
kontruksi pintu harus membuka ke arah luar.
b. Kecoa : mengamati keberadaan kecoak, pengamatan dilakukan secara
visual dengan bantuan senter setiap 2 minggu, bila ada tanda tanda
kecoak maka segera dilakukan upaya pemberantasan.
c. Tikus :mengamati keberadaan tikus .
d. Lalat : mengukur kepadatan lalat secara berkala.
e. Binatang pengganggu lainnya : mengamati atau memantau secara
berkala keberadaan kucing .

3. Kegiatan pencegahan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :


a. Nyamuk
1) Melakukan Pembersihan Sarang Nyamuk ( PSN ) dengan 3 M
(mengubur, menguras dan menutup ).
2) Pengaturan aliran pembuangan air limbah dan saluran dalam
keadaan tertutup.
3) Pembersihan tanaman sekitar RS secara berkala yang menjadi
tempat perindukan.
4) Pemasangan kawat kasa di seluruh ruangan.
b. Kecoa
1) Menyimpan bahan makanan dan makanan siap saji pada tempat
tertutup.
2) Pengelolaan sampah yang memenuhi persyaratan kesehatan.
3) Menutup lubang lubang atau celah celah agar kecoa tidak
masuk ke dalam ruangan.
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 32 dari 59

c. Tikus
1) Melakukan penutupan saluran terbuka, lubang lubang di dinding,
plafon, pintu dan jendela.
2) Melakukan pengelolaan sampah yang memenuhi syarat kesehatan.
d. Lalat
Melakukan pengelolaan sampah / limbah yang memenuhi syarat
kesehatan.
e. Binatang pengganggu lainnya
Melakukan pengelolaan makanan dan sampah yang memenuhi
persyaratan kesehatan.
4. Pengendalian yang dilakukan meliputi :
a. Pengendalian terhadap nyamuk
1) Dapat dilakukan dengan cara abatisasi atau dengan menggunakan
predator.
2) Bila diduga ada kasus demam berdarah yang tertular di rumah sakit
, maka perlu dilakukan pengasapan ( fogging ) di rumah sakit.
b. Pengendalian terhadap kecoa
1) Pembersihan telur kecoa dengan cara mekanis : membersihkan
telur yang terdapat pada celah celah dinding, lemari, peralatan
dan telur kecoa dimusnahkan dengan dibakar / dimusnahkan.
2) Pemberantasan kecoa dapat dilakukan secara fisik dan kimiawi,
secara fisik atau mekanik dengan cara membunuh langsung kecoa
dengan alat pemukul, menyiram tempat perindukan dengan air
panas, menutup celah celah dinding, sedangkan secara kimiawi
dengan menggunakan insektisida dengan pengasapan, bubuk ,
semprotan dan umpan.
c. Pengendalian terhadap tikus
Secara fisik dengan pemasangan perangkap, pemukulan atau sebagai
alternative terakhir dapat dilakukan secara kimia dengan menggunakan
umpan beracun.
d. Pengendalian terhadap lalat
Bila kepadatan lalat disekitar tempat sampah melebihi 2 ekor per blok
grill maka dilakukan pengendalian lalat secara fisik, biologic dan kimia.
e. Pengendalian terhadap binatang penganggu lainnya
Bila terdapat kucing dan anjing maka perlu dilakukan :
1) Penangkapan kemudian dibuang jauh dari rumah sakit.
2) Bekerjasama dengan perusahaan Pest Control.
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 33 dari 59

H. Tata Laksana Pelayanan Kesehatan Lingkungan


1. Penyehatan lingkungan kerja, monitoring:
a. Pemeliharaan ruang bangunan
1) Melakukan pembersihan minimal pagi dan sore hari
2) Pembersihan lantai di ruang perawatan sebaiknya dilakukan setelah
pembenahan/merapikan tempat tidur pasien dan dilakukan sewaktu-
waktu bilamana diperlukan.
3) Cara-cara pembersihan yang dapat menebarkan debu harus dihindari
4) Harus menggunakan cara pembersihan dengan perlengkapan
pembersih yang memenuhi syarat dan bahan antiseptik yang tepat
5) Masing-masing ruangan hendaknya memiliki perlengkapan pel sendiri
6) Setiap percikan ludah, eksudat, darah pada dinding harus dibersihkan
dengan bahan antiseptic/desinfektan.
7) Air minum dan air bersih harus tersedia ditempat kerja yang
membutuhkan
8) Air minum dan air bersih harus tersedia harus telah memenuhi
persyaratan dan penyehatan air sesuai dengan kerangka acuan yang
mengatur hal tersebut
9) Fasilitas toilet dan kamar mandi harus tersedia dan mudah dijangkau
10) Fasilitas toilet dan kamar mandi harus selalu terpelihara dalam
keadaan bersih
11) Lantai toilet dan kamar mandi hendaknya terbuat dari bahan yang
kuat, kedap air, tidak licin, berwarna terang dan mudah dibersihkan
12) Pembuangan air limbah dari toilet dan kamar mandi hendaknya
langsung berhubungan dengan udara luar
13) Tidak terdapat tempat penampungan atau genangan air yang dapat
menjadi tempat perindukan nyamuk
14) Toilet dan kamar mandi harus dilengkapi dengan sloan menjaga
kebersihan
15) Pada ruang-ruang khusus, seperti kamar operasi dan dapur, hendaknya
lokasi toilet tidak berhubungan langsung dengan ruangan tersebut

b. Pengaturan Pencahayaan
1) Lingkungan rumah sakit baik dalam maupun luar ruangan harus harus
mendapat cahaya dengan intensitas yang cukup berdasarkan fungsinya
2) Semua ruang yang digunakan baik untuk bekerja maupun untuk
menyimpan barang/peralatan perlu diberikan penerangan
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 34 dari 59

3) Ruang pasien/bangsal harus disediakan penerangan umum dan


penerangan malam hari serta disediakan saklar di dekat pintu masuk,
disekitar bed pasien dan ditempatkan pada titik yang mudah
terjangkau dan tidak berisik
c. Pengaturan Ventilasi
1) Dalam penggunaan sistem pendingin hendaknya dipelihara dan
dioperasikan sesuai buku petunjuk sehingga menghasilkan suhu,
kelembaban, dan aliran udara yang nyaman bagi pasien dan karyawan
2) Tempat yang mengunakan AC sentral harus diperhatikan cooling
towernya agar tidak menjadi tempat perindukan bakteri Legionella dan
untuk AHU (Air Hundling Unit) filter/penyaringnya harus dibersihkan
dari debu bakteri dan jamur
3) Untuk mengurangi kaar disinfeksi dengan menggunakan aerosol
(resorcinol, trietylen gligol)
d. Pengaturan Kebisingan
1) Lingkungan kerja yang menimbulkan kebisingan ditempatkan pada
lokasi yang agak jauh dari lingkungan kerja lainnya
2) Karyawan yang bekerja pada tempat tersebut diberi alat pelindung diri
dari kebisingan yang diatur pada kerangka acuan mengenai APD

2. Penyehatan Makanan dan Minuman, Monitoring :


a. Pembelian bahan sebaiknya ditempat yang resmi dan berkualitas baik
1) Bahan makanan dan makanan jadi yang berasal dari Instalasi Gizi atau
luar rumah sakit/jasa boga harus diperiksa secara fisik dan
laboratorium minimal 1 bulan sekali
2) Makanan jadi yang dibawa oleh keluarga pasien dan berasal dari
sumber lain harus selalu diperiksa kondisi fisiknya sebelum
dihidangkan
3) Bahan makanan kemasan (terolah) harus mempunyai label dan merk
serta dalam keadaan baik
4) Bahan makanan tambahan (bahan pewarna, pengawet, pemanis
buatan) harus sesuai dengan ketentuan
5) Tempat bahan makanan harus selalu terpelihara dan dalam keadaan
bersih, terlindung dari debu, bahna kimia berbahaya, serangga dan
hewan lain. Terdapat persyaratan khusus berdasarkan jenis makanan
yang disimpan;
b. Bahan makanan kering
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 35 dari 59

1) Tempat penyimpanan bahan makanan kering hendaknya dijaga


kekeringannya, jauh dari tempat drainase, bahan makanan sebaiknya
diletakkan 15-25 cm di atas lantai untuk menjaga apabila ada
kebocoran air
2) Tempat penyimpanan harus bebas dari tikus dan serangga
3) Sirkulasi udara ditempat penyimpanan harus terjamin dengan baik
c. Bahan makanan basah mudah membusuk dan minuman
1) Pintu tempat penyimpanan tidak boleh sering dibuka karena akan
mempengaruhi suhu
2) Bahan makanan seperti buah, sayuran dan minuman disimpan pada
suhu penyimpanan sejuk (cooling) 10C 15C
3) Bahan makanan berprotein yang akan segera diolah kembali disimpan
pada suhu penyimpanan dingin (chilling) 4C 10C
4) Bahan makanan berprotein yang mudah rusak untuk jangka waktu
sampai 24 jam disimpan pada penyimpanan dingin sekali (frozen)
dengan suhu < 0C
5) Pengambilan dengan cara First in First Out (FIFO) yaitu yang
disimpan lebih dahulu digunakan dahulu agar tidak ada makanan yang
busuk
6) Makanan yang berbau tajam (udang, ikan, dan lain-lain) harus tertutup
d. Makanan jadi
1) Makanan jadi harus memenuhi persyaratan bakteriologi berdasarkan
ketentuan yang berlaku. Jumlah kandungan logam berat dan residu
pestisida, tidak boleh melebihi ambang batas yang diperkenankan
menurut ketentuan yang berlaku
2) Makanan jadi yang siap disajikan harus diwadahi atau dikemas dan
tertutup serta segera disajikan
e. Pengaturan Pegolahan makanan
1) Tempat pengolahan makanan
a) Tempat pengolahan makanan di dapur sesuai dengan persyaratan
konstruksi ruangan dapur
b) Sebelum dan sesudah kegiatan pengolahan makanan selalu
dibersihkan dengan antiseptik
c) Asap dikeluarkan melalui cerobong yang dilengkapi sungkup asap
2) Peralatan masak
a) Peralatan masak tidak boleh melepaskan zat beracun ke makanan
b) Peralatan masak tidak boleh patah dan kotor
c) Lapisan permukaan tidak larut dalam asam/basa atau garam-
garam yang dijumpai dimakanan
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 36 dari 59

d) Peralatan segera dicuci setelah digunakan selanjutnya di


desinfeksi dan dikeringkan
e) Peralatan yang sudah kering disimpan dalam keadaan kering dan
terlindungi dari vektor penyakit
3) Penjamah makanan
a) Harus sehat dan bebas dari penyakit menular
b) Secara berkala minimal 2 tahun sekali diperiksa kesehatannya
oleh dokter yang berwenang, meliputi pemeriksaan kesehatan
umum dan rectal swab
c) Harus menggunakan pakaian kerja dan perlengkapan pelindung
pengolahan makanan dapur
d) Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah kerja dan setelah
keluar dari kamar kecil
4) Pengangkutan makanan
a) Makanan di angkut dengan menggunakan kereta dorong yang
tertutup dan bersih
b) Pengisian kereta dorong tidak sampai penuh, masih tersedia ruang
sirkulasi udara
c) Jalur pengangkutan makanan harus terpisah dengan jalur
pengangkutan bahan/barang kotor
5) Penyajian makanan
a) Penyajian makanan harus terhindar dari pencemaran
b) Peralatan penyajian terjamin kebersihannya
c) Makanan disajikan dengan tertutup
d) Penyajian dilakukan dengan perilaku penyaji yang sehat dan
berpakaian bersih
e) Makanan menginap tidak boleh disajikan lagi

3. Penyehatan Air, Monitoring :


a. Kegiatan pengawasan kualitas air dengan pendekatan surveilens kualitas
air antara lain:
1) Melakukan inspeksi sanitasi sarana air minum dan air bersih rumah
sakit dilaksankan minimal 1 tahun sekali
2) Pengambilan, pengiriman dan pemeriksaan sampel air pada sarana
penyediaan air minum/air bersih rumah sakit
3) Pemeriksaan kimia air minum dan atau air bersih dilakukan minimal
2x setahun (sekali pada musim kemarau dan sekali pada musim hujan)
dan titik pengambilan sampel pengambilan sampel masing-masing
pada tempat penampungan dan kran terjauh dari reservoir
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 37 dari 59

4) Titik pengambilan sampel air untuk pemeriksaan mikrobiologi


terutama pada kran dari ruang dapur, ruang operasi, kamar bersalin,
kamar bayi dan ruang makan, tempat penampungan, secara acak pada
kran-kran sepanjang sistem distribusi, pada sistem air, dan titik-titik
lain yang rawan pencemaran
5) air pada butir 3 dan 4 tersebut diatas dikirim dan diperiksakan pada
laboratorium
6) Pengambilan dan pengiriman sampel air dapat dilaksanakan sendiri
oleh pihak rumah sakit atau pihak ketiga
7) Sewaktu-waktu Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten/Kota dalam
rangka pengawasaan/uji petik penyelenggaraan penyehatan
lingkungan rumah sakit, dapat mengambil langsung sampel air pada
sarana penyediaan air minum/dan atau bersih rumah sakit untuk
diperiksa
8) Setiap 24 jam sekali rumah sakit harus melakukan pemeriksaan
kualitas air untuk pengukuran sisa khlor bila menggunakan disinfektan
kaporit, pH dan kekeruhan air minum atau air bersih yang berasal dari
sistem perpipaan dan atau pengolahan air pada titik tempat yang
dicurigai rawan pencemaran
9) Petugas sanitasi atau penanggung jawab pengelolaan kesehatan
lingkungan melakukan analisis hasil inspeksi sanitasi dan pemeriksaan
laboratorium

4. Pengelolaan Sampah dan Limbah, Monitoring :


a. Pengelolaan sampah medis dan non medis
1) Pengelolaan sampah medis
a) Menyeleksi bahan-bahan yang kurang menghasilkan limbah
sebelum membelinya.
b) Menggunakan sedikit mungkin bahan-bahan kima.
c) Mengutamakan metode pembersihan secara fisik daripada secara
kimia.
d) Memonitor alur penggunaan bahan kimia dari bahan baku sampai
menjadi limbah berbahaya dan beracun.
e) Memesan bahan-bahan sesuai kebutuhan.
f) Menggunakan bahan-bahan yang diproduksi lebih awal untuk
menghindari kadaluarsa.
g) Menghabiskan bahan dari setiap kemasan (isi dari kemasannya di
buang)
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 38 dari 59

h) Mengecek tanggal kadaluarsa bahan-bahan pada saat diantar oleh


distributor.
i) Dilakukan pemilahan jenis limbah medis padat mulai dari sumber
yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah padat,
benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi,
limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan dan limbah
dengan kandungan logam berat yang tinggi.
j) Tempat pewadahan limbah medis padat, terbuat dari bahan yang
kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap aiar, dan mempunyai
permukaan yang halus pada bagian dalamnya, misalnya, fiber
glass.
k) Disetiap sumber penghasil limbah medis harus tersedia tempat
pewadahan yang terpisah dengan limbah padat non medis.
l) Kantong plastik diangkat setiap hari atau kurang sehari apabila
2/3 bagian telah terisi limbah.
m) Untuk benda-benda tajam hendaknya ditampung pada tempat
khusus (saftey box) seperti botol atau karton yang aman.
n) Tempat pewadahan limbah medis padat infeksius dan sitotoksis
yang tidak langsung kontak dengan limbah harus segera
dibersihkan dengan larutan disinfektan apabila akan dipergunakan
nkembali, sedangkan untuk kantong plastik yang telah dipakai
dan kontak langsung dengan limbah tersaebut tidak boleh
dipergunakan.
o) Bahan atau alat yang dapat dimanfaatkan kembali setelah melalui
sterilisasi meliputi sterilisasi meliputi pisau bedah (scapel), jarum
hipodermik, syringes, botol gelas, dan kontainer.
p) Bagi rumah sakit yang mempunyai Instalasi Pengolahan Limbah
Padat (IPLP) di lingkungannya harus megolah limbahnya
selambat-lambatnya 24 jam.
q) Bagi rumah sakit yang tidak mempunyai Instalasi Pengolahan
Limbah Padat (IPLP), maka limbah medis padatnya harus
dimusnahkan melalui kerjasama dengan rumah sakit lain atau
pihak lain yang mempunyai Instalasi Pengolahan Limbah Padat
(IPLP) untuk dilakukan pemusnahan selambat-lambatnya 90 hari
apabila disimpan pada suhu ruang.
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 39 dari 59

r) Kantong limbah medis padat sebelum dimasukkan ke kendaraan


pengangkut harus diletakkan dalam kontainer yang kuat dan
tertutup.
s) Kantong limbah medis padat harus aman dari jangkauan manusia
maupun binatang.
t) Petugas yang menangani limbah harus menggunakan alat
pelindung diri yang terdiri dari :
1) Topi/helm
2) Masker
3) Pelindung mata
4) Pakaian panjang (cover all)
5) pelindung kaki/sepatu boot
6) Sarung tangan khusus (dispossable gloves atau heavy duty
gloves)
u) Limbah yang sangat infeksius seperti biakan dan persediaan agen
infeksius dari laboratorium harus disterilisasi dengan pengolahan
panas dan basah seperti dalam autoklaf sedini. untuk limbah
infeksius yang lain cukup dengan cara disinfeksi.
v) Benda tajam harus diolah diolah dengan Instalasi Pengolahan
Limbah Padat (IPLP) bila memungkinkan dan dapat diolah
bersama dengan limbah infeksius lainnya. kapsulasi juga cocok
untuk benda tajam.
w) Setelah insenerasi atau disinfeksi residunya dapat dibuang ke
tempat pembuangan B3 atau dibuang ke landfill jika residunya
sudah aman.
x) Limbah farmasi dalam jumlah kecil dapat di olah dengan
incenerator pirolitik (pyrolytik incenerator), rotary kiln, desorpsi
panas atau dikubur secara aman, sanitary lanfill, dibuang kesarana
air limbah atau insenerasi. tetapi dalam jumlah besar harus
menggunakan fasilitas pengolahan yang khusus seperti rotary
kiln, kapsulasi dalam darum logam dan insenerasi.
y) Limbah padat farmasi dalam jumlah besar harus dikembalikan
kepada distributor sedangkan bila dalam jumlah sedikit dan tidak
memungkinkan dikembalikan, supaya dimusnahkan melalui
incenerator pada suhu di atas 1000C atau dengan desorpsi termal
dengan suhu 600C.
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 40 dari 59

z) Limbah sitotoksis sangat berbahaya dan tidak boleh dibuang


dengan penimbunan (landfill) atau ke saluran limbah umum.
aa) Pengumpulan limbah medis padat dari setiap ruangan
penghasil limbah menggunakan troli khusus yang tertutup.
bb) Pengelola harus mengumpulkan dan mengemas pada tempat
yang kuat.
cc) Pengangkutan limbah ke luar rumah sakit menggunakan
kendaraan khusus.
b. Pengelolaan sampah non medis
1) Dilakukan pemilahan limbah padat non medis antara limbah yang
dapat dimanfaatkan dengan limbah yang tidak dapat dimanfaatkan
kembali.
2) Dilakukan pemilahan limbah padat non medis antara limbah basah dan
limbah kering.
3) Tempat pewadahan limbah padat non medis terbuat dari bahan yang
kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air dan mempunyai permukaan
yang mudah dibersihkan pada bagian dalamnya, fiberglass.
4) Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup tanpa mengotori
tangan.
5) Terdapat minimal 1 (satu) buah untuk setiap kamar atau sesuai dengan
kebutuhan.
6) Limbah tidak boleh dibiarkan dalam wadahnya melebihi 3 x 24 jam
atau apabila 2/3 bagian kantong sudah terisi oleh limbah, maka harus
diangkut supaya tidak menjadi perindukan vektor penyakit atau
binatang pengganggu.
7) Pengangkutan limbah padat domestik dari setiap ruangan ketempat
penampungan sementara menggunakan troli tertutup.
8) Tersedia tempat penampungan limbah padat non medis sementara
dipisahkan antara limbah yang dapat dimanfaatkan dengan limbah yang
tidak dapat dimanfaatkan kembali. Tempat tersebut tidak merupakan
sumber bau, dan lalat bagi lingkungan sekitarnya dilengkapi saluran
untuk cairan lindi.
9) Tempat penampungan sementara limbha padat harus kedap air, bertutup
dan selalu dalam keadaan tertutup bila sedang tidak terisi serta mudah
dibersihkan. Terletak pada lokasi yang mudah dijangkau kendaraan
pengangkut limbah padat. dikosongkan dan dibersihkan sekurang-
kurangnya 1 x 24 jam.
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 41 dari 59

10) Pengolahannya dengan cara upaya mengurangi volume, mengubah


bentuk atau memusnahkan limbah padat dilakukan pada sumbernya.
limbah yang masih dapat dimanfaatkan hendaknya dimanfaatkan
kembali untuk limbah padat organik menjadi pupuk.
11) Lokasi pembuangan limbah padat umum (domestik) dibuang ke lokasi
pembuangan akhir yang dikelola oleh pemerintah daerah atau badan
lain sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
5. Pengolahan Limbah Cair RS
a. Limbah medis cair harus dikumpulkan dalam kontainer yang sesuai
dengan karakteristik bahan kimia dan radiologi, volume, dan prosedur
penanganan dan penyimpanannya.
b. Saluran pembuangan limbah harus menggunakan sistem saluran tertutup,
kedap air dan limbah harus mengalir dengan lancar, serta terpisah dengan
saluran air hujan.
c. Rumah Sakit harus memiliki instalasi pengolahan limbah cair sendiri atau
bersama-sama secara kolektif dengan bangunan di sekitarnya yang
memenuhi persyaratan teknis, apabila belum ada atau terjangkau sistem
pengolahan air limbah perkotaan.
d. Perlu di pasang alat pengukur debit limbah cair untuk mengetahui debit
harian limbah yang dihasilkan.
e. Air limbah dari dapur harus dilengkapi penangkap lemak dan saluran air
limbah yang dihasilkan.
f. Air limbah yang berasal dari laboratorium harus diolah di Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL), bila tidak mempunyai IPAL harus dikelola
sesuai ketentuan yang berlaku melalui kerjasama dengan pihak lain atau
pihak yang berwenang.
g. Frekuensi pemeriksaan kualitas limbah cair terolah (effluent) dilakukan
setiap bulan sekali sekali untuk swapantau dan minimal 3 bulan sekali uji
petik sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
h. Rumah Sakit yang menghasilkan limbah cair yang mengandung atau
terkena zat radioaktif, pengelolaannya dilakukan sesuai ketentuan BATAN.
i. Parameter radioaktif diberlakukan bagi rumah sakit sesuai dengan bahan
radioaktif yang dipergunakan oleh rumah sakit yang bersangkutan.

6. Pengelolaan Limbah B3
a. Kepala unit/ruangan melakukan identifikasi menentukan jenis limbah yang
dikeluarkan (dengan mengacu MSDS)
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 42 dari 59

b. Petugas sanitasi ruangan menyediakan wadah untuk sisa penggunaan


material B3 seperti ember dan ada identifikasinya. Wadah tersebut terdiri
atas:
1) Wadah untuk limbah bahan kimia cair
2) Wadah untuk limbah bahan kimia padat
3) Wadah untuk material telah tercampur bahan kimia
c. Petugas pengguna B3 membuang sisa sisa penggunaan bahan baik cair,
padat, maupun material yang telah tercampur bahan kimia, dalam wadah
yang telah disediakan (ditempat penyimpanan sementara di masing-
masing bagian)
d. Petugas sanitasi membawa wadah yang berisi sisa sisa bahan kimia yang
sudah penuh ke TPS yang telah disediakan dan dilengkapi dengan alat
penampung tumpahan. Pastikan bahwa tidak ada limbah yang tercecer saat
pengangkutan ke TPS.
e. Petugas limbah B3 melakukan pencatan jenis limbah dan jumlah limbah
B3, serta menyerahkan bukti serah terima limbah B3 kepada petugas
sanitasi yang mengirimkan limbah B3 tersebut (penyimpanan B3 di TPS
paling lama 90 hari).
f. Kabag Pemeliharaan mencari vendor pengolah limbah B3 yang
mempunyai izin sesuai dengan peraturan yang berlaku.
g. Vendor pengolah mengangkut limbah sesuai surat perjanjian yang telah
disepakati dan memiliki izin resmi.
h. Petugas limbah B3 rumah sakit meminta bukti dokumen penyerahan
limbah B3 (manifest) kepada vendor
i. Kabag pemeliharaan menyimpan catatan pengelolaan limbah, kemudian
dokumen/manifest limbah B3 tersebut dikirimkan ke BLH Provinsi.

7. Pengelolaan Linen, Monitoring :


a. Tata Ruang Loundry
1) Ditempat laundry tersedia kran air bersih dengan kualitas dan tekanan
aliran yang memadai, air panas untuk disinfektan
2) Peralatan cuci dipasang permanen dan diletakkan dekat dengan
saluran pembuangan air limbah serta tersedia mesin cuci yang dapat
mencuci jenis-jenis linen yang tersedia dan mencuci jenis-jenis linen
yang berbeda
3) Tersedia ruangan dan mesin cuci yang terpisah untuk linen infeksius
dan non infeksius
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 43 dari 59

4) Laundry harus dilengkapi saluran air limbah tertutup yang dilengkapi


dengan pengolahan awal (pre-treatment) sebelum dialirkan ke instalasi
pengolahan limbah
5) Laundry harus disediakan ruang-ruang terpisah sesuai kegunaannya
yaitu ruang linen kotor, ruang linen bersih, ruang untuk perlengkapan
kebersihan, ruang perlengkapan cuci, ruang kereta linen, kamar dan
ruang peniris atau pengering untuk alat-alat termasuk linen
6) Untuk rumah sakit yang tidak mempunyai laundry tersendiri,
pencuciannya dapat bekerjasama dengan pihak lain dan pihak lain itu
harus mengikuti persyaratan dan tatalaksana yang telah ditetapkan
7) Perlakuan terhadap linen

b. Pengumpulan
1) Pemilihan antara linen infeksius dan non infeksius dan non infeksius
dimulai dari sumber dan memasukkan linen ke dalam kantong plastik
sesuai jenisnya serta diberi label.
2) Menghitung dan mencatat linen di ruangan
c. Penerimaan Pengeringan
1) Mencatat linen yang diterima dan telah terpisah antara infeksius dan
non infeksius
2) Linen dipilah berdasarkan tingkat kekotorannya
3) Menimbang berat linen untuk menyesuaikan dengan kapasitas mesin
cuci dan kebutuhan detergen dan disinfektan
4) Membersihkan linen kotor dan tinja, urin, darah, dan muntahan,
kemudian merendamnya dengan menggunakan disinfektan
5) Mencuci dikelompokkan berdasarkan tingkat kekotorannya

d. Penyetrikaan
1) Petugas linen mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan air
mengalir.
2) Petugas linen memilah linen bersih sesuai dengan jenis bentuk dan
fungsinya.
3) Semua linen disetrika dengan mesin roll kecuali linen yang berkancing
secara manual.
4) Petugas linen memeriksa linen bila sobek atau terkena noda lakukan
perbaikan atau spoting.
5) Petugas linen melipat linen dengan identitas diletakkan diatas.
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 44 dari 59

6) Petugas linen mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan air


mengalir.
7) Simpan linen yang sudah dilipat di almari atau rak linen bersih sesuai
dengan unit masing-masing.

e. Penyimpanan
1) Linen harus dipisahkan sesuai dengan jenisnya
2) Linen bau yang diterima ditempatkan dilemari bagian bawah
3) Pintu lemari selalu ditutup

f. Distribusi
Distribusi dilakukan dari petugas penerima, kemudian petugas
menyerahkan linen bersih kepada petugas ruangan.

g. Pengangkutan
1) Kantong untuk membungkus linen bersih bedakan dengan kantong
untuk membungkus linen kotor
2) Menggunakan kereta dorong yang berbeda dan tertutup antara linen
bersih dan linen kotor. Kereta dorong harus dicuci dengan disinfektan
setelah digunakan untuk mengangkut linen kotor
3) Waktu pengangkutan linen bersih dan kotor tidak boleh dilakukan
bersamaan
4) Linen bersih diangkut dengan kereta dorong.

h. APD
Petugas yang bekerja dalam pengelolaan laundry linen harus menggunakan
pakaian kerja khusus, alat pelindung diri dan dilakukan pemeriksaan
kesehatan secara berkala, serta dianjurkan memperoleh imunisasi
hepatitisB.

8. Pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya,


monitoring :
Pengendalian vektor adalah semua usaha yang dilakukan untuk menguraikan
atau menurunkan populasi vektor dengan maksud mencegah atau memberantas
penyakit yang ditularkan vektor atau gangguan yang diabaikan vektor.
a. Melakukan penyemprotan/spraying untuk melakukan pengendalian hama
dalam jenis serangga
b. Melakukan pengasapan/fogging untuk mengatasi hama nyamuk dan lalat
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 45 dari 59

c. Pemasangan Insect killer untuk mengatasi hama nyamuk dan lalat


d. Melakukan rodent control untuk mengendalikan hama tikus
e. Treatment cat control

BAB V
LOGISTIK

A. Perencanaan
untuk pengajuan kebutuhan logistik ATK/ ART serta keperluan gudang teknik
selama satu tahun dibuatkan dalam satu anggaran pada satu tahun berjalan. Setiap
anggaran yang dibuat diharapkan dapat digunakan secara optimal dalam tahun
berjalan. Sistem Logistik yang digunakan mengacu pada panduan logistik yang
dibuat oleh Bagian Logistik dan Inventaris dengan mengacu pada sistem yang baku.

B. Permintaan & Pengadaan


Semua permintaan barang yang berkaitan dengan kebutuhan sanitasi rumah
sakit dilakukan dengan menulis form permintaan barang yang dibutuhkan di
tandatangani oleh Ka. Ins Sanitasi dan disetujui oleh Direktur Umum kemudian form
diserahkan ke Bagian Logistik

C. Monitoring & Evaluasi


Monitoring pelayanan sanitasi dilakukan oleh Ka. Ins Sanitasi, mengontrol
semua parameter kesehatan lingkungan yang telah dikerjakan, Semua hasil dievaluasi
setiap 1 minggu sekali, setiap 1 bulan sekali untuk rapat bulanan, dan semester
dengan pihak manajemen.
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 46 dari 59

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Program keselamatan pasien yang dilakukan di unit kerja kesehatan


lingkungan, seperti :
1. Peningkatan komunikasi efektif dengan cara wawancara kepada setiap
pengunjung di Rumah Sakit Graha Husada Bandar Lampung atau dengan
cara kuesioner atau check list untuk setiap unit terkait.
2. Pada saat melakukan check list inspeksi K3, petugas memperhatikan
keselamatan pasien dengan cara berkoordinasi sebelumnya dengan
Penanggung jawab ruangan terkait, memberikan informasi terlebih dahulu
kepada pasien serta memperhatikan penggunaan APD dan kebersihan tangan.
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 47 dari 59

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Monitoring dan Evaluasi Penyehatan Lingkungan


Dalam melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi penyehatan lingkungan
harus mengikuti ketentuan yang berlaku di K3 RS. Peralatan keselamatan kerja pada
saat monitoring dan evaluasi seperti :
1. Masker
2. Sarung Tangan
3. Sepatu Boot
4. Apron
5. Pelindung Kepala

B. Penanganan Kecelakaan Kerja


Kecelakaan kerja disini adalah kecelakaan yang terjadi dari karyawan pada saat
berangkat dari rumah ke tempat kerja, kejadian ditempat kerja, dan dalam perjalanan
dari tempat kerja ke rumah. Bila terjadi kecelakaan karyawan yang bersangkutan
melaporkan kepada kepala unit kerja untuk seterusnya dilaporkan kepada bagian
SDM paling lambat dalam waktu 2x24 jam. Penanganan kecelakaan kerja akibat
kerja dilakukan di IGD Rumah Sakit Graha Husada.. Apabila kecelakaan kerja di luar
Rumah Sakit Graha HUsada maka penanganan dapat dilakukan di fasilitas kesehatan
terdekat untuk selanjutnya ditangani atau dirujuk ke Rumah Sakit Graha Husada.

C. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)


1. Untuk petugas cleaning service
a. Sepatu boot
b. Sepatu karet
c. Masker
d. Sarung tangan rumah tangga
e. Sarung tangan medis
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 48 dari 59

2. Untuk petugas operator IPAL


a. Sepatu boot
b. Masker
c. Sarung tangan rumah tangga
d. Sarung tangan tahan panas
3. Untuk petugas pest control
a. Sepatu boot
b. Sarung tangan rumah tangga
c. Masker

D. Program Pemeriksaan Kesehatan


1. Pemeriksaan Kesehatan Pekerja
Merupakan pemeriksaan yang dilakukan sebelum calon karyawan masuk
menjadi karyawan Rumah Sakit Graha Husada
2. Pemeriksaan Kesehatan Berkala
Pemeriksaan kesehatan berkala (Medical Check up) untuk karyawan yang
telah bekerja di Rumah Sakit Graha Husada dengan tujuan untuk
mengetahui kondisi kesehatan karyawan.
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 49 dari 59

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

A. Kalibrasi Alat
Alat yang harus dikalibrasi meliputi : pH meter, Lux meter, Hygro meter, Sound
Level meter, dll. Alat-alat tersebut harus dikalibrasi minimal satu tahun
sekali.Kalibrasi dilakukan oleh teknisi elektromedis atau secara eksternal oleh
lembaga kalibrasi dan kartu pemeliharaan.

B. Preventive Maintence Alat


Perawatan alat berkala dilakukan dengan cara hand over alat dari satu shift ke
shift berikutnya, dilakukan pembersihan alat setelah digunakan dan dikembalikan
ke tempat semula tempat penyimpanan. Ada pengecekan harian oleh unit dan secara
berkala setiap 2 minggu hingga 3 bulan sekali yang dilakukan oleh sub bagian
Pemeliharaan Sarana dan didokumentasikan dalam check list maintenance dan
kartu pemeliharaan.

C. Coorective Maintenance
Bila ada alat rusak, maka unit mengajukan proses perbaikan kepada sub bagian
Pemeliharaan Sarana, dengan menggunakan form perbaikan barang. Jika alat tidak
dapat diperbaiki, maka unit mengajukan permintaan penggantian alat atau
perbaikan alat dilakukan oleh vendor. Proses ini didokumentasikan di kartu
maintenance alat

D. Pendidikan dan Pelatihan Staf


1. Mandatory Training
a. Basic Life Support
b. K3
c. PPI & Hand Hygiene
d. Patient Safety
e. Customer Service
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 50 dari 59

f. Service Exelent
g. Mutu
2. Pelatihan lain
a. Pelatihan Customer Service
b. Pelatihan manajemen lingkungan
c. Pelatihan Housekeeping RS
d. Pelatihan pengelolaan limbah RS

E. Indikator Mutu Pelayanan

STANDAR PELAYANAN MINIMAL KESEHATAN LINGKUNGAN

NO JENIS PELAYANAN INDIKATOR STANDAR

1 Pengelolaan Limbah 1. Baku Mutu Limbah a. BOD < 30 mg/l


b. COD < 80 mg/l
Cair
c. TSS < 30 mg/l
d. PH 6-9

2. Pengelolaan limbah
padat Infeksius sesuai 100 %
dengan aturan

ABSTRAKSI DATA INDIKATOR MUTU SANITASI

Judul Indikator : Angka Tidak Adanya Sampah Ruang Perawatan


yang Tercampur

Definisi Operasional : Adalah tidak adanya sampah ruang perawatan yang


tercampur antara medis dengan non medis, yang
dinyatakan dalam persentase. Hal ini
menggambarkan keberhasilan pemilahan sampah
yang dihasilkan di setiap ruangan perawatan ke
tempat sampah medis dan non medis.
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 51 dari 59

Bagian/Unit : Sanitasi
PersonaI Charge : Kepala Unit Hygiene Sanitasi dan IPCN
Kebijakan Mutu : Keamanan
Pemilahan sampah medis dan non medis harus
dilakukan di setiap ruangan oleh semua petugas yang
Rasionalisasi : mengasilkan sampah , sehingga sampah medis dan

non medis tidak tercampur .

Jumlah ruang perawatan yang sampah medis dan non


medis masih tercampur
Formula Kalkulasi
X 100%
Jumlah seluruh ruang perawatan yang menghasilkan
sampah medis dan non medis

Jumlah ruang perawatan yang sampah medis dan non


Numerator :
medis masih tercampur dalam 1 bulan

Jumlah seluruh ruang perawatan yang menghasilkan


Denominator :
sampah medis dan non medis dalam 1 bulan

Kriteria Inklusi : Ruang Perawatan


Kriteria Eksklusi : Ruang Non-perawatan
Metodologi
: Concurent
Pengumpulan Data
Tipe Pengukuran : Proses dan outcome

Check list harian pemilahan sampah medis dan non


Sumber Data :
medis di ruangan

Waktu Pelaporan : Takhir bualan berjalan


FrekuensiPelaporan : Satu bulan satu kali
Target Kinerja : 0%
Jumlah Sampel : Catatan harian pemilahan sampah di ruang perawatan
Area Monitoring : Ruang perawatan
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 52 dari 59

Rencana Komunikasi ke
: Melalui rapat bulanan
Staf

005.1/SK-RSGH/I/2017 Tentang Pedoman Pelayanan


Referensi :
Sanitasi

F. Jadwal Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi


Dilakukan sesuai dengan sasaran mutu.
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 005.1/SK-RSGH/I/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
BERLAKU TMT : 09 Januari 2017
JUDUL: SANITASI RUMAH SAKIT
HALAMAN : 53 dari 59

BAB IX
PENUTUP

Pelayanan Sanitasi di Rumah Sakit bertujuan agar petugas, pasien, masyarakat


dan lingkungan Rumah Sakit selalu dalam keadaan sehat, nyaman, selamat. Untuk
dapat mencapai tujuan tersebut, perlu kemauan, kemapuan dan kerjasama yang baik
dari semua pihak. Demikian pula dengan pihak petugas kesehatan dan non kesehatan
yang menjadi sasaran program Sanitasi ini harus berpartisipasi secara aktif.
Saat ini masyarakat semakin peduli dan peka terhadap lingkungan yang kita
tempati sekarang ini .Rumah Sakit merupakan salah satu unsur penyumbang
pencemaran terhadap lingkungan baik berupa pencemaran udara, air maupun tanah
jika pengelolaan kesehatan di rumah sakit tidak terkelola dengan baik dan benar.
Untuk itu pengelolaan sanitasi / kesehatan lingkungan di suatu rumah sakit sangat
penting dan harus senantiasa dilaksanakan berdasarkan / mengacu pada peraturan
perundang- undangan yang berlaku.
Selain itu faktor sanitasi juga merupakan salah satu faktor penunjang
keberhasilan suatu pelayanan di bidang kesehatan khususnya di rumah sakit.
Oleh karena itu Sumber Daya Manusia yang ada di bagian sanitasipun harus selalu
ditingkatkan mengikuti dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang ada. Selain
dari SDM sendiri, fasilitas dan peralatan juga akan sangat mendukung keberhasilan
pelayanan unit hygiene sanitasi.

Ditetapkan di : Bandar Lampung


Pada tanggal : 9 Januari 2017
Direktur
Rumah Sakit Graha Husada

dr. Is Yuliyanto, Sp.OG

Anda mungkin juga menyukai