A. PENDAHULUAN
Kegiatan pelayanan kesehatan di rumah sakit harus didukung dengan fasilitas yang baik dan lingkungan
yang sehat dan bersih. Dalam upaya mewujudkan lingkungan yang sehat dan bersih, maka harus dilakukan
kegiatan penyehatan lingkungan rumah sakit yang memenuhi standar sesuai dengan Keputusan MenKes RI
No. 1204/ Menkes/ SK/ X/ 2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
Dalam rangka mewujudkan rumah sakit yang sehat dan bersih, maka dibuat suatu pedoman internal
yang sesuai dengan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit agar dapat digunakan sebagai acuan
dalam pelaksanaan penyehatan lingkungan rumah sakit.
B. TUJUAN
Tujuan kebijakan pengelolaan kebersihan lingkungan adalah sebagai berikut:
1. Sebagai pedoman internal dalam pelaksanaan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Graha Husada.
2. Terciptanya lingkungan rumah sakit yang bersih dan sehat.
RUMAH SAKIT GRAHA HUSADA
Jl. Gajah Mada No.6 GH Bandar Lampung
Telp. 0721-240000 Fax 0721-263181
Email : dirrsgrahahusada@yahoo.com
3. Penyehatan Air
a. Titik pengambilan sampel untuk pemeriksaan air bersih secara kimia, masing-masing diambil
pada tempat penampungan dan kran terjauh dari tempat penampungan.
b. Pemeriksaan kualitas air bersih secara kimia dilakukan minimal 2 (dua) kali setahun.
c. Titik pengambilan sampel untuk pemeriksaan air bersih secara bakteriologis diutamakan pada
air kran di Instalasi Gizi, IBS, Bersalin, Neonatus, tempat penampungan (tandon), secara acak
pada kran-kran sepanjang sistem distribusi, pada sumber air, dan titik-titik lain yang rawan
pencemaran.
d. Jumlah titik sampel untuk pemeriksaan bakteriologis air bersih perbulan minimal 1 titik.
RUMAH SAKIT GRAHA HUSADA
Jl. Gajah Mada No.6 GH Bandar Lampung
Telp. 0721-240000 Fax 0721-263181
Email : dirrsgrahahusada@yahoo.com
1 Radioaktif Merah
3 Sitotoksis Ungu
f) Petugas pengangkut sampah medis menggunakan APD (pakaian kerja lengan panjang,
masker, topi, sarung tangan, sepatu boot dan apron).
g) Pengangkutan sampah medis dilakukan pada pukul 06.00 WIB dan pukul 20.00 WIB
dari sumber penghasil menuju ke TPS limbah B3.
h) Pengolahan/ pemusnahan sampah medis berupa pembakaran dengan suhu tinggi di
Incinerator yang dilakukan oleh rekanan pengelola akhir bersertifikat dan berizin
lengkap dari KLH (Kementerian Lingkungan Hidup).
g) Pengangkutan sampah mengunakan kereta/ gerobak yang tidak bocor dengan penutup.
h) Setiap hari sampah ditampung dalam TPS non medis rumah sakit.
i) Pengangkutan sampah ke TPA dilakukan oleh Dinas Kebersihan Kota Bandar
Lampung setiap hari di pagi hari.
j) Petugas pengangkut sampah non medis harus menggunakan APD (pakaian kerja
lengan panjang, topi, masker, sarung tangan, sepatu.
f. Pengendalian tikus diawali dengan pengamatan keberadaan tikus di ruangan yang ditandai
dengan kotoran, bekas gigitan, bekas jalan dan tikus hidup.
g. Pengendalian lalat diawali dengan pengukuran kepadatan lalat di tempat yang biasa menjadi
perindukan misal TPS, dapur dan kantin.
h. Pengamatan keberadaan kucing dan anjing dilakukan setiap saat.
i. Jika diketahui adanya keberadaan serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya, maka
dilakukan pengendalian.
j. Penggunaan bahan kimia untuk pengendalian pest dan serangga tidak dianjurkan, tetapi jika
keadaan memaksa maka harus hati-hati sehingga tidak membahayakan manusia.
k. Pengendalian pest dan seranga lebih dianjurkan pada pencegahan, salah satunya adalah menjaga
kebersihan secara menyeluruh.
l. Pada tempat pengolahan makanan, harus disediakan alat penangkap lalat.
7. Sterilisasi/ Desinfeksi
a. Ruang operasi yang telah dipakai harus dilakukan desinfeksi dan sterilisasi sampai aman untuk
dipakai pada operasi berikutnya.
b. Semua peralatan medik yang akan masuk ke dalam jaringan tubuh, sistem vaskuler, atau yang
menyentuh selaput lendir (seperti endoskopi) harus dalam keadaan steril sebelum digunakan.
c. Semua peralatan operasi setelah dibersihkan dari jaringan tubuh, darah atau sekresi harus selalu
dalam keadaan steril sebelum digunakan.
d. Penyimpanan peralatan yang telah disterilkan harus ditempatkan pada almari khusus dalam
ruangan yang terpisah dengan ruangan untuk peralatan yang telah dipakai.
e. Pemantauan hasil sterilisasi dilakukan setiap 6 bulan sekali.
f. Sterilisasi kamar perawatan pasien menular dengan menggunakan cairan desinfektan Klorin
dengan konsentrasi 0.5 %.
8. Perlindungan Radiasi
a. Ruangan harus dilengkapi dengan proteksi radiasi dengan ketebalan tertentu yang mampu
menurunkan laju dosis radiasi.
b. Pekerja harus menggunakan pakaian kerja dan film bedge untuk monitoring tingkat pajanan
radiasi.
c. Pemeriksaan kesehatan pekerja radiasi dilakukan sekurang-kurangnya 1 tahun sekali.
RUMAH SAKIT GRAHA HUSADA
Jl. Gajah Mada No.6 GH Bandar Lampung
Telp. 0721-240000 Fax 0721-263181
Email : dirrsgrahahusada@yahoo.com