Anda di halaman 1dari 46

RENCANA KEGIATAN KKN PPM

A. JUDUL KEGIATAN
Kegiatan KKN PPM XV di Desa Belancan mengambil tema "Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat Melalui Upaya Peningkatan Produktivitas dan kesehatan
di Desa Belancan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli"

B. LATAR BELAKANG KEGIATAN


Kabupaten Bangli khususnya Kecamatan Kintamani merupakan daerah
dataran tinggi yang terletak di Kabupaten Bangli. Kecamatan Kintamani terdiri dari
48 desa/kelurahan. Daerah di kecamatan ini terkenal dengan suasananya yang sejuk.
Desa Belancan merupakan salah satu desa di Kecamatan Kintamani. Secara geografis
Desa Belancan terletak di ketinggian 1000-1500 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Suhu udara di daerah ini sekitar 15-20oC. Desa Belancan dibatasi oleh Desa
Kintamani di sebelah utara, Desa Bayung Gede di sebelah timur, Desa Mangguh di
sebelah selatan, dan Desa Bayung Cerik di sebelah barat. Desa Belancan memiliki
luas wilayah sekitar 788,459 m2 yang sebagian besar lahannya digunakan sebagai
lahan perkebunan.

Desa Belancan terdiri dari dua desa pakraman yaitu Desa Pakraman Bukih
dan Desa Pakraman Belancan. Selain itu, Desa Belancan juga dibagi menjadi tiga
banjar dinas dan dua banjar adat. Banjar dinas antara lain Banjar Bukih, Banjar
Belancan Kauh, dan Banjar Belancan. Sementara itu dua banjar adat yaitu Banjar
Bukih dan Banjar Belancan. Saat ini Desa Belancan dipimpin oleh seorang Perbekel
yaitu Bapak I Ketut Mendra, S. Pd. yang didampingi oleh 12 perangkat desa.
Terdapat total 476 kepala keluarga (KK) di Desa Belancan, dengan jumlah penduduk
2.091 orang. Proporsi laki-laki dan perempuan berimbang. Presentase jumlah
penduduk berusia produktif lebih dari 50%.

1
Pada lahan di Desa Belancan juga didirikan berbagai fasilitas yang menunjang
kehidupan masyarakat warga desa, seperti fasilitas perkantoran pemerintahan terdapat
kantor kepala desa satu buah yang berlokasi di pusat desa. Fasilitas peribadatan dan
sosial budaya yang ada di Desa Belancan adalah terdapat beberapa fasilitas pura dan
setra. Wilayah pemukiman di Desa Belancan tersentralisali satu kawasan, walaupun
ada beberapa warga yang mendirikan rumah di dekat lahan perkebunan untuk bertani
yang sering disebut dengan "mondok". Fasilitas pendidikan yang tersedia berupa satu
buah sekolah dasar (SD) dan satu sekolah taman kanak-kanak (TK). Desa Belancan
juga memiliki fasilitas kesehatan seperti satu puskesmas pembantu (pustu) dan satu
pos kesehatan desa (poskesdes. Sementara itu untuk fasilitas transportasi, saat ini
telah dibangun jalan desa yang beraspal sehingga mudah dilalui kendaraan bermotor.
Untuk fasilitas komunikasi dan informasi saat ini sarana masih terbatas, namun tidak
terdapat kendala sinyal di daerah sekitar desa.

Sebagian besar lahan di Desa Belancan dipergunakan sebagai lahan


perkebunan dengan hasil terbanyak adalah jeruk, kopi, cabai, ubi jalar, kacang tanah,
sayuran dan pala wija. Hasil utama perkebunan masyarakat adalah jeruk. Masyarakat
telah terbiasa bertani jeruk sejak masih muda, namun beberapa masalah terkait
bubidaya dan tanaman jeruk tersebut masih ditemukan. Seperti penyakit pada
tanaman jeruk yang menyebabkan hasil produksi menjadi tidak maksimal. Selain itu,
meskipun memiliki banyak penghasilan kebun, masyarakat petani Desa Belancan
belum dapat meningkatkan perekonomian keluarga dari hasil tersebut. Berdasarkan
informasi dari kepala desa dan sekretaris desa, hasil perkebunan tersebut hanya dijual
saja ke sistem pengepul desa. Selain itu, pengetahuan masyarakat mengenai
pengolahan hasil perkebunan agar mendapatkan nilai jual yang tinggi masih kurang.
Karena harga jual hasil yang tidak begitu tinggi tersebut, masyarakat sering kali
menggunakan hasil perkebunan hanya untuk kebutuhan sehari-hari.

Masyarakat Desa Belancan sebagian besar bekerja sebagai petani dan buruh
tani. Setiap hari mereka pergi ke kebun dari pagi sampai sore hari. Pekerjaan tersebut
merupakan satu-satunya mata pencaharian masyarakat. Maka dari itu, menjaga

2
kesehatan sangatlah penting bagi masyarakat petani jeruk di Desa Belancan. Sebagian
besar masyarakat petani jeruk berusia lebih dari 40 tahun, sehingga risiko penyakit
tidak menular seperti diabetes mellitus, hipertensi, katarak, dislipidemia dan lain-lain
harus diwaspadai. Sehingga diperlukan pemeriksaan penyaring (screening test),
komunikasi edukasi berupa penyuluhan, dan penanganan awal terhadap penyakit
tidak menular pada masyarakat petani jeruk di Desa Belancan.

Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama di bidang


perekonomian, potensi wisata telah mulai dipertimbangkan. Mengingat Desa
Belancan memiliki beberapa potensi wisata terutama di bidang agrowisata, kemudian
wisata sejarah dan budaya. Beberapa tempat dapat diangkat seperti agrowisata kebun
jeruk, pura bersejarah, dan kulkul bersejarah. Hal tersebut memerlukan upaya
masyarakat sebagai pemilik untuk dapat menambah lapangan pekerjaan dan pasar
bagi masyarakat petani.

Selain permasalahan yang dipaparkan di atas, kami juga meninjau


permasalahan lain yang kami temukan di lapangan. Terdapat fasilitas gedung
posyandu yang baru dibangun di desa. Gedung tersebut biasanya ramai dikunjungi
masyarakat pada waktu dilaksanakan posyandu balita dan posyandu lansia. Namun
keadaan gedung tersebut masih tampak kosong. Padahal adanya gedung posyandu
dapat menjadi sarana pendidikan kesehatan bagi masyarakat. Sehingga diperlukan
penataan secara fisik gedung baru tersebut seperti penanaman tanaman obat keluarga
(TOGA) dan tanaman hias. Permasalahan lainnya adalah kurangnya tenaga pengajar
di sekolah dasar. Sementara itu dibutuhkan kualitas lulusan sekolah yang baik untuk
membentuk masa depan yang baik bagi Desa Belancan. Permasalahan lainnya
meliputi pentingnya pemberian penyuluhan hidup bersih dan sehat untuk memberikan
persepsi yang benar mengenai kesehatan dan penyakit yang berkaitan dengan
perilaku di masyarakat yang dimulai dari anak-anak.

Seperti yang diketahui, kuatnya tekanan globalisasi terhadap lapisan


masyarakat khusunya masyarakat desa yaitu dengan mengubah paradigma

3
pembangunan (development) menjadi menjadi paradigma pemberdayaan
(empowerment) di dalam pelaksanaan kegiaatan Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Sehingga berdasarkan latar belakang di atas, dibuatlah beberapa program untuk
pelaksanaan KKN PPM UNUD XIII dengan tema "Mewujudkan Kesejahteraan
Masyarakat Melalui Upaya Peningkatan Produktivitas Petani Jeruk di Desa Belancan,
Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli" dengan memberdayakan masyarakat
petani jeruk di Desa Belancan sehingga tercapai kesejahteraan dari masyarakat, oleh
masyarakat, dan untuk masyarakat.

C. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

Tabel 1. Identifikasi Permasalahan


SUMBER
NO PERMASALAHAN LOKASI
(P/M/D)
1. Terdapat beberapa masalah terkait Desa Belancan P, M
budidaya dan penyakit pada tanaman
jeruk
2. Masyarakat banyak yang belum Desa Belancan P, M
mengetahui cara menambah/
meningkatkan nilai ekonomis dari hasil
pertanian dan perkebunan yang ada.
3. Belum adanya skrining terhadap Desa Belancan P, M
kejadian penyakit tidak menular yang
dapat menurunkan produktivitas
masyarakat petani di Desa Belancan
4. MasyarakatDesa Belancan belum dapat Desa Belancan P, M
memaksimalkan pemanfaatan
BUMDES secara optimal.

4
5. PHBS di lingkungan rumah tangga, Desa Belancan P, D, M
tempat umum, dan sekolah masih
belum maksimal
6 Materi bahasa asing dan ketrampilan Desa Belancan D,M
yang didapat siswa SDN Belancan
dirasa masih kurang
7 masyarakat adalah tidak menyadari Desa Belancan P, M
bahwa pentingnya perawatan
kendaraan bermotor secara berkala,
kebanyakan masyarakat melakukan
pemeliharaan jika kendaraan
bermotornya mengalami keluhan atau
kerusakan
8 Kurangnya pemahaman mengenai Desa Belancan P, M
NAPZA serta mendukung upaya
pemerintah melalui gerakan
Pencegahan dan Pemberantasan,
Penyalahgunaan , Peredaran gelap
Narkoba ( P4GN) yang dicanangkan
oleh Badan Narkotika Nasional (BNN).
Keterangan:
P : Perangkat Desa
M : Masyarakat
D : Dinas Instansi Vertikal atau Stakeholder

5
D. PRIORITAS PEMILIHAN PERMASALAHAN
Tabel 2. Prioritas Pemilihan Permasalahan
NO PERMASALAHAN ALASAN
1. Terdapat masalah terkait budidaya dan Berdasarkan analisis KUWAT,
penyakit pada tanaman jeruk yang masalah ini memungkinkan
mempengaruhi produktivitas hasil kebun dijadikan program KKN PPM.
jeruk Penyelesaian masalah ini vital
karena dapat menjadi sebua
perubahan untuk meningkatkan
kualitas jeruk dan kesejahteraan
masyarakat.
2. Masyarakat banyak yang belum Berdasarkan kondisi panen desa
mengetahui cara menambah/ yang begitu berlimpah, namun
meningkatkan nilai ekonomis dari hasil masyarakat belum begitu tahu cara
pertanian dan perkebunan yang ada. mengelola hasil panennya agar
bernilai lebih tinggi. Ekonomi
Kreatif dapat dijadikan sebuah
cara untuk mengembangkan
perekonomian di Desa Belancan
dengan mengelola hasil panennya.

6
3. Belum adanya skrining terhadap kejadian Angka kejadian penyakit tak
penyakit tidak menular diri yang dapat menular (PTM) di wilayah
menurunkan produktivitas masyarakat Kintamani masih tinggi. Hal
petani di Desa Belancan tersebut dapat menurunkan
produktivitas masyarakat terutama
yang bekerja di kebun. Sehingga
berdasarkan analisis KUWAT
dibuatkan program untuk
melakukan deteksi dini faktor
risiko PTM pada masyarakat
petani.
4 MasyarakatDesa Belancan belum dapat Berdasarkan analisis KUWAT
memaksimalkan pemanfaatan BUMDES diperlukan program yang dapat
secara optimal. membantu masyarakat
memanfaatkan BUMDES dengan
cara memberikan penyuyluhan
tentang pemanfaatan dan
pengoperasian BUMDES
5. PHBS di lingkungan rumah tangga, tempat Berdasarkan analisis KUWAT,
umum dan sekolah masih rendah. Angka memungkinkan dijadikan program
kejadian karies gigi di Kabupaten Bangli KKN PPM. Penyelesaian masalah
masih cukup tinggi. Perlu dilakukan ini dapat meningkatkan gaya
intervensi sedini mungkin untuk hidup sehat dan bersih di desa
menciptakan kebiasaan menyikat gigi Belancan.
sejak usia dini.

7
6 Materi bahasa asing dan ketrampilan yang Berdasarkan analisis KUWAT
didapat siswa SDN Belancan dirasa masih memungkinkan dijadikan program
kurang KKN PPM. Penyelesaian masalah
ini dapat meningkatkan
pengetahuan tentang bahasa asing

7 masyarakat adalah tidak menyadari bahwa Berdasarkan analisis KUWAT


pentingnya perawatan kendaraan bermotor memungkinkan dijadikan program
secara berkala, kebanyakan masyarakat KKN PPM. Penyelesaian masalah
melakukan pemeliharaan jika kendaraan ini dapat meningkatkan
bermotornya mengalami keluhan atau pengetahuan tentang pemeliharaan
kerusakan kendaraarn bermotor

8 Kurangnya pemahaman mengenai NAPZA Berdasarkan analisis KUWAT


serta mendukung upaya pemerintah memungkinkan dijadikan program
melalui gerakan Pencegahan dan KKN PPM. Penyelesaian masalah
Pemberantasan, Penyalahgunaan , ini dapat meningkatkan
Peredaran gelap Narkoba ( P4GN) yang pengetahuan tentang bahasa asing
dicanangkan oleh Badan Narkotika
Nasional (BNN).

E. RENCANA PROGRAM
1. Program Penyuluhan Penanggulangan Penyakit Tanaman dan Perbaikan
Lahan Pertanaman Jeruk Guna Meningkatkan Hasil Produksi
a. Latar Belakang
Desa Belancan merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Kintamani,
Kabupaten Bangli. Desa Belancan terkenal dengan komoditas perkebunan jeruk,

8
sehingga sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani dan bergantung pada
hasil produksi jeruk. Dalam usaha budidaya tanaman jeruk, para petani di Desa
Belancan mengalami beberapa kendala seperti tanaman jeruk terserang penyakit
antraknosa dan serangan nematoda yang hidup di perakaran tanaman jeruk. Penyakit
antraknosa menyebabkan adanya bercak bercak yang tidak teratur pada bagian
daun, ranting, dan buah tanaman jeruk sehingga dapat menurunkan kualitas buah
jeruk. Adanya nematoda pada perakaran tanaman jeruk menyebabkan timbulnya puru
pada akar, sehingga dapat menghambat penyerapan unsur hara dari dalam tanah.
Selain serangan penyakit, masalah yang juga dihadapi adalah petani kurang tahu
mengenai sifat kimia tanah khususnya pH tanah. Berdasarkan berbagai masalah yang
dihadapi petani dalam budidaya tanaman jeruk, perlu dilakukannya penyuluhan
mengenai penanggulangan penyakit tanaman jeruk dan pengecekan pH tanah agar
dapat melakukan proses budidaya yang tepat.

b. Rumusan Masalah
- Bagaimana cara penanggulangan penyakit antraknosa dan serangan nematoda
pada tanaman jeruk?
- Bagaimana pH tanah pada pertanaman jeruk di Desa Belancan ?
c. Tujuan
- Mengetahui cara penanggulangan penyakit antraknosa dan serangan nematoda
pada tanaman jeruk.
- Mengetahui pH tanah pada pertanaman jeruk di Desa Belancan.
d. Manfaat
- Menambah pengetahuan petani cara penanggulangan penyakit antraknosa dan
serangan nematoda pada tanaman jeruk.
- Menambah pengetahuan petani mengenai pH tanah pada pertanaman jeruk di
Desa Belancan agar petani dapat melakukan budidaya dengan tepat.
e. Sasaran Program
- Sasaran yang akan dituju pada pelaksanaaan program ini adalah kelompok
tani yang berada di lingkungan Desa Belancan.

9
f. Deskripsi Kegiatan
Tahapan kegiatan ini terdiri dari :
- Tahap Sosialisasi
Sosilisasi dilakukan dengan Kepala Desa, Kepala Gapoktan, dan petani jeruk
- Tahap Persiapan
Persiapan dilakukan dengan mempersiapkan alat dan materi yang diperlukan
mengenai penanggulangan penyakit tanaman jeruk dan pengecekan pH tanah.
- Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan penyuluhan dilakukan selama 60 menit dan pengecekan pH tanah
dilakukan selama 60 menit
- Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi dilakukan setelah program dilaksanakan dengan meninjau
kembali dari awal tahap sosialisasi, tahap persiapan dan tahap pelaksanaan
untuk menilai kendala, hambatan dan kekurangan yang dialami pada setiap
tahap agar dapat dijadikan pembelajaran sehingga pada program selanjutnya
setiap hambatan dan kekurangannya dapat diminimalisir.
- Tahap Pembuatan Laporan
Laporan program dibuat berdasarkan pedoman yang sudah ditentukan,
meliputi:
No Nama Kegiatan Tempat Tim Waktu
1. Survey ke lokasi Desa Belancan 1 tim 4 jam
Menjalin kerjasama dan
permintaan ijin kepada kepala
2. Desa Belancan 1 tim 3 jam
desa dan pihak-pihak yang
terkait
Mengadakan Focus Group
3. Discussion terkait hasil yang Desa Belancan 1 tim 3 jam
ingin diperoleh

10
Menjalin kerjasama dengan
Fakultas Pertanian
4. dosen untuk menjadi 1 tim 3 jam
Unud
pembicara dalam penyuluhan
Perencanaan dan persiapan
5. penyuluhan kepada petani Desa Belacan 1 tim 48 jam
jeruk
Penyuluhan penanggulangan
7. penyakit tanaman jeruk dan Desa Belancan 1 tim 4 jam
pengecekan pH tanah

8. Evaluasi dan Dokumentasi Desa Belancan 1 tim 2 jam

9. Pembuatan Laporan Posko KKN 1 tim 3 jam


TOTAL 70 jam

2. PROGRAM PELATIHAN PEMBUATAN OLAHAN BUAH JERUK BAGI


IBU IBU PKK DI DESA BELANCAN GUNA MENAMBAH NILAI JUAL
HASIL PRODUKSI JERUK YANG MELIMPAH
a. Latar Belakang
Desa Belancan merupakan salah satu desa di Kecamatan Kintamani, Kabupaten
Bangli. Kecamatan Kintamani dengan komoditas perkebunan jeruk, begitu pula
dengan Desa Belancan. Oleh karena itu mayoritas masyarakat Desa Belancan bekerja
sebagai petani jeruk. Jeruk yang dihasilkan dari perkebunan sangat melimpah,
sehingga terkadang ketika panen melimpah, banyak jeruk yang tidak termanfaatkan
dengan baik atau banyak jeruk yang terbuang karena terlanjur busuk. Jeruk-jeruk
yang dihasilkan belum banyak dimanfaatkan menjadi produk-produk lain berupa
makanan baru yang lebih tahan lama. Selain itu, jeruk yang telah diolah dapat
meningkatkan nilai produksi jeruk selain dalam bentuk buah saja. Berdasarkan
berbagai permasalahan yang dihadapi petani ketika panen melimpah, perlu diadakan
pelatihan pembuatan selai buah dan manisan kulit jeruk. Dari segala kemungkinan
produk jeruk yang dapat diolah, manisan kulit jeruk dan selai jeruk merupakan

11
produk yang mudah, praktis, dan murah untuk dibuat. Pembuatan produk ini juga
berfungsi untuk menambah nilai jual dari jeruk tersebut.

b. Rumusan Masalah
- Bagaimana cara pengolahan kulit jeruk menjadi manisan?
- Bagaimana cara pengolahan daging buah jeruk menjadi selai?
c. Tujuan
- Mengetahui cara pengolahan kulit jeruk menjadi manisan.
- Mengetahui cara pengolahan daging buah jeruk menjadi selai.
d. Manfaat
- Menambah pengetahuan petani dalam mengolah kulit jeruk menjadi manisan.
- Menambah pengetahuan petani dalam mengolah daging buah jeruk menjadi
selai.
e. Sasaran Program
Sasaran yang akan dituju pada pelaksanaan program ini adalah ibu ibu PKK
yang berada di lingkungan Desa Belancan.
f. Deskripsi Kegiatan
Tahapan kegiatan ini terdiri dari:
- Tahap Sosialisasi
Sosialisasi dilakukan dengan Kepala Desa dan Ketua PKK Desa Belancan.
- Tahap Persiapan
Persiapan dilakukan dengan mempersiapkan alat, bahan dan materi yang
diperlukan untuk pelatihan pembuatan selai buah dan manisan kulit jeruk.
- Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan pelatihan dilakukan selama 180 menit.
- Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi dilakukan setelah program dilaksanakan dengan meninjau
kembali dari awal tahap sosialisasi, tahap persiapan dan tahap pelaksanaan
untuk menilai kendala, hambatan dan kekurangan yang dialami pada setiap

12
tahap agar dapat dijadikan pembelajaran sehingga pada program selanjutnya
setiap hambatan dan kekurangannya dapat diminimalisir.
- Tahap Pembuatan Laporan
Laporan program dibuat berdasarkan pedoman yang sudah ditentukan,
meliputi:
No Nama Kegiatan Tempat Tim Waktu
1. Survey ke lokasi Desa Belancan 1 tim 2 jam
Menjalin kerjasama dan
permintaan ijin kepada kepala
2. Desa Belancan 1 tim 2 jam
desa dan pihak-pihak yang
terkait
Mengadakan Focus Group
3. Discussion terkait hasil yang Desa Belancan 1 tim 3 jam
ingin diperoleh
Perencanaan dan persiapan
4. pelatihan kepada ibu ibu Desa Belacan 1 tim 48 jam
PKK
Pelatihan pembuatan selai
5. Desa Belancan 1 tim 4 jam
buah dan manisan kulit jeruk

8. Evaluasi dan Dokumentasi Desa Belancan 1 tim 2 jam

9. Pembuatan Laporan Posko KKN 1 tim 3 jam


TOTAL 64 jam

13
3. DETEKSI DINI PENYAKIT TAK MENULAR MELALUI TENDA TENSI
DAN PENGECEKAN GULA DARAH SERTA PENYULUHAN MENGENAI
MASALAH KESEHATAN
a. Latar Belakang
Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit yang bukan disebabkan oleh
proses infeksi dan tidak menular dari satu individu ke individu lainnya. PTM menjadi
penyebab utama kematian secara global. Data badan kesehatan dunia WHO
menunjukkan bahwa dari 57 juta kematian yang terjadi di dunia pada tahun 2008
sebanyak 36 juta atau hampir dua pertiganya disebabkan oleh penyakit tidak menular.
Kasus PTM yang paling sering menjadi penyebab kematian antara lain seperti
penyakit jantung (kardiovaskular) dengan persentase 39%, kanker sebanyak 27%,
penyakit pernafasan kronis serta pencernaan sebanyak 30% dan sisanya disebabkan
oleh diabetes mellitus. Badan kesehatan dunia WHO memperkirakan kematian akibat
PTM akan terus meningkat di dunia terutama pada negara-negara ekonomi menengah
dan miskin.

Indonesia dalam beberapa dasawarsa terakhir ini menghadapi masalah double


burden disease dimana satu sisi penyakit menular masih menjadi masalah ditandai
dengan masih sering terjadi kejadian luar biasa (KLB) beberapa penyakit menular
tertentu, munculnya kembali beberapa penyakit menular lama (re-emerging disease)
serta munculnya penyakit-penyakit menular baru (new-emerging disease). Namun
disisi lain, penyakit tidak menular juga menunjukkan adanya kecenderungan yang
semakin meningkat dari waktu-waktu.

PTM sendiri sebenarnya dapat dicegah melalui pengendalian faktor resiko dan
mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut dari penyakit tersebut. Faktor risiko
PTM adalah suatu kondisi yang secara potensial berbahaya dan dapat memicu
terjadinya PTM pada seseorang atau kelompok tertentu. Faktor risiko yang dimaksud
antara lain kurang aktivitas fisik, diet yang tidak sehat dan tidak seimbang, merokok,
konsumsi alkohol, obesitas, hiperglikemia dan hipertensi. Keberadaan faktor resiko
PTM pada seseorang tidak memberikan gejala yang bermakna sehingga individu

14
merasa tidak perlu untuk mengatasi faktor resiko tersebut ataupun mengubah gaya
hidup mereka. Selain itu masih ada anggapan di masyakat bahwa penyakit PTM
merupakan penyakit orang tua, penyakit akibat faktor genetik ataupun penyakit orang
kaya ataupun kalangan tertentu saja. Pemahaman masyarakat tentang pengaruh faktor
resiko terhadap terjadinya PTM serta komplikasi yang dapat ditimbulkan PTM
menyebabkan banyaknya individu yang terlambat mendapatkan intervensi medis.

Berdasarkan data Riskesdas 2013 penyakit PTM yang paling banyak antara lain
asma dan penyakit paru obstruksi kronis (PPOK), kanker, diabetes mellitus,
hipertensi, jantung koroner, gagal jantung, stroke, gagal ginjal kronis, batu ginjal,
serta penyakit sendi/rematik. Seluruh PTM yang disebutkan dapat dicegah dengan
cara mengendalikan faktor resiko yang dapat memicu PTM seperti contohnya tidak
merokok, mengurangi konsumsi kopi dan alkohol, menjalankan pola hidup sehat, diet
yang baik, menjaga tekanan darah, gula darah serta berat badan. Di Desa Belancan
sendiri masih banyak warga yang merokok, rutin mengkonsumsi kopi, dan belum
melakukan pengendalian terhadap faktor resiko pemicu PTM. Oleh sebab itu perlu
dilaksanakan upaya dalam hal deteksi dini. Salah satu kegiatan yang dapat
dilaksanakan untuk mendeteksi adanya faktor resiko PTM seperti hipertensi, obesitas
dan hiperglikemia pada masyarakat adalah tenda kesehatan. Tenda kesehatan
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa sebagai upaya untuk
mendeteksi sedini mungkin adanya faktor resiko PTM seperti tekanan darah tinggi
atau gula darah tinggi pada warga Belancan sehingga dapat menjadi upaya untuk
mengendalikan faktor resiko PTM maupun mengurangi komplikasi yang mungkin
terjadi.

b. Rumusan Masalah
- Bagaimana deteksi dini risiko penyakit tak menular (PTM) pada masyarakat di
Desa Belancan?
c. Tujuan
- Untuk dapat mendeteksi secara dini risiko penyakit tak menular (PTM) pada
masyarakat di Desa Belancan

15
d. Manfaat
- upaya deteksi dini faktor resiko penyakit tidak menular seperti tekanan darah
tinggi, obesitas dan gula darah tinggi pada warga Desa Belanacan untuk
mengendalikan faktor resiko penyakit menular maupun mengurangi komplikasi
- mengetahui masyarakat yang memerlukan rujukan ke puskesmas untuk mendapat
pengobatan
- mencegah morbiditas akibat penyakit tidak menular pada masyarakat petani Desa
Belancan
- meningkatkan kualitas hidup masyarakat Desa Belancan.
e. Sasaran Program
Adapun sasaran dari kegiatan ini adalah seluruh masyarakat di Desa Belancan.
f. Deskripsi Kegiatan
Tahap-tahap pelaksanaan program yaitu:
- Tahap sosialisasi program
Mengadakan sosialisasi dan kerja sama dengan pihak terkait seperti Kepala Desa,
perangkat desa dan beberapa perwakilan organisasi masyarakat. Hal-hal yang
ingin dicapai adalah kesepakatan mengenai tempat dan waktu pelaksanaan
program.
- Tahap persiapan program
Mempersiapkan alat-alat yang akan dipergunakan saat pelaksanaan program. Hal
yang ingin dicapai adalah pengecekan tekanan darah yang akurat, alat pengecekan
gula darah, timbangan dan meteran untuk diagnosis obesitas serta diskusi pasca
pengecekan tekanan darah, berat badan, tinggi badan dan gula darah yang
informatif.
- Tahap pelaksanaan program
Pelaksanaan program dilakukan sesuai dengan tempat dan waktu yang sudah
disepakati sebelumnya bersama pihak terkait. Pos pengecekan tekanan darah dan
gula darah dibuka selama 18 jam dengan dibagi menjadi 6 sesi. Masing-masing
sesi terdiri dari 3 jam pelaksanaan yang dilaksanakan pada minggu, kedua, ketiga,
keempat dan kelima. Diagnosis hipertensi ditegakkan apabila seseorang memiliki

16
tekanan darah di atas 140/90 mmHg dalam dua kali pengukuran. Maka dari itu,
perlu dilakukan Follow up kepada warga untuk mengecek kembali tekanan
darahnya di minggu berikutnya. Sedangkan, diagnostik Diabetes Mellitus pada
saat pemeriksaan tenda tensi menggunakan pemeriksaan Gula Darah Sewaktu
(GDS). Diagnosis Diabetes Mellitus tegak apabila seseorang memiliki GDS >200.
Prosedur diagnosis obesitas hanya berdasarkan IMT hasil dari pemeriksaan berat
badan dan tinggi badan. Menurut kriteria Asia Pasifik, seseorang dengan IMT
<18,5 termasuk underweight, IMT 18,5-22,9 termasuk normal, IMT 23,0-24,0-
24,0 termasuk overweight, IMT 25,0-29,9 termasuk Obesitas I, dan IMT >30,0
termasuk Obesitas II. Pada akhir kegiatan pengecekan tekanan darah gula darah,
berat badan dan tinggi badan. peserta dapat berdiskusi lebih lanjut dengan petugas
yang melaksanakan pengecekan tekanan darah mengenai penyakit tidak menular,
komplikasi dan pencegahannya. Penyuluhan akan dilakukan sebanyak lima kali
yang akan berkoordinasi dengan puskesmas pembantu, dimana materi penyuluhan
adalah pentingnya garam beryodium, kanker payudara dan servik serta metode
periksa payudara sendiri, infeksi saluran pernapasan, kebersihan gigi dan mulut,
serta Mengitis Streptococcus suis.
- Tahap evaluasi program
Evaluasi program dilakukan dari tahap sosialisasi, persiapan dan pelaksanaan
untuk menilai kendala-kendala dan hambatan-hambatan yang ditemui dalam setiap
tahap agar dapat dijadikan rekomendasi untuk perencanaan program-program
selanjutnya. Jumlah peserta yang hadir saat pelaksanaan, antusiasme serta
keaktifan peserta dalam berdiskusi saat pengecekan tekanan darah berlangsung
dijadikan sebagai indikator keberhasilan program.
- Tahap pembuatan laporan program
Laporan program dibuat berdasarkan pedoman yang sudah ditentukan.

17
No. Nama Kegiatan Tempat Tim Waktu
Menjalin kerjasama dan
permintaan ijin kepada kepala Kantor Kepala
1. desa dan perwakilan petani 1 tim 2 jam
Desa

Perencanaan dan persiapan


tenda kesehatan serta Gedung Posyandu
2. 1 tim 2 jam
sosialisasi kegiatan Desa Belancan

3. Pelaksanaan tenda kesehatan Gedung Posyandu 1 tim 50 jam


Desa Belancan

Evaluasi dan Dokumentasi Gedung Posyandu


4. 1 tim 2 jam
Desa Belancan

5. Pembuatan Laporan Posko KKN 1 tim 1 jam


TOTAL 57 jam

3. PELATIHAN DOKTER KECIL


a. Latar Belakang

Kebutuhan dasar seorang anak salah satunya adalah terpenuhinya kesehatan baik
kesehatan rohani maupun jasmani. Kesehatan merupakan salah satu bentuk karunia
tuhan yang wajib dijaga dan dimaknai, kewajiban untuk mengupayakan hidup yang
sehat dalam kehidupan sehari-hari baik kesehatan diri maupun kesehatan lingkungan
merupakan tanggung jawab bersama.

Usia sekolah dasar merupakan sasaran yang tepat bagi guru untuk membiasakan
hidup sehat. Kebiasaan tersebut didapat dari beberapa program yang dilaksanakan
oleh sekolah salah satunya adalah usaha kesehatan sekolah (UKS). Keberadaan usaha

18
kesehatan sekolah (UKS), merupakan salah satu program pemerintah yang wajib
dilaksanakan di sekolah dalam pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan atau
kebiasaan hidup sehat di sekolah diterapkan di lingkungan sekitar. Oleh karena itu,
siswa hendaknya memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup tentang
kesehatan sehingga dapat berperan aktif menjadi penggerak upaya hidup bersih dan
sehat, dalam rangka mewujudkan lingkungan sekolah yang sehat. Untuk mencapai
tujuan tersebut perlu dilakukan pelatihan bagi siswa sekolah dasar menjadi kader
kesehatan disekolah yang lebih dikenal sebagai Pelatihan Dokter Kecil (DOKCIL).
Dalam kegiatan ini siswa tidak hanya dibekali dengan materi P3K, tetapi terutama
juga dibekali dengan pendidikan kesehatan lainnya.

b. Rumusan Masalah
- Bagaimana pelaksanaan pelatihan dokter kecil di siswa siswi Desa Belancan?
c. Tujuan
- Untuk memberikan pengetahuan tentang dokter kecil dan tentang kesehatan dasar
d. Manfaat
- Upaya preventif dengan menanamkan pengetahuan tentang kesehatan sejak dini
- Meningkatkan angka kesehatan bagi siswa siswi di Desa Belancan
e. Sasaran Program
Adapun sasaran dari kegiatan ini adalah siswa siswi di Desa Belancan
f. Deskripsi Kegiatan
Tahap-tahap pelaksanaan program yaitu:
- Tahap sosialisasi program
Mengadakan sosialisasi dan kerja sama dengan pihak terkait seperti Kepala Desa,
perangkat desa dan beberapa perwakilan organisasi masyarakat. Hal-hal yang
ingin dicapai adalah kesepakatan mengenai tempat dan waktu pelaksanaan
program.
- Tahap persiapan program
Mempersiapkan alat-alat yang akan dipergunakan saat pelaksanaan program. Hal
yang ingin dicapai adalah peralatan P3K.

19
- Tahap pelaksanaan program
Pelaksanaan program dilakukan sesuai dengan tempat dan waktu yang sudah
disepakati sebelumnya bersama sekolah terkait. Pemberian materi, diawali dengan
dan penggalian tingkat pengetahuan peserta tentang materi yang dibawakan,
kemudian dilanjutkan dengan penyajian materi dan praktek (simulasi). Sebagai
tahap evaluasi, peserta diberikan beberapa pertanyaan tentang materi yang telah
dipaparkan. Kebanyakan peserta yang hadir mampu menjawab pertanyaan tentang
materi yang disampaikan. Hal ini membuktikan bahwa peserta memperhatikan
materi yang disampaikan. Peserta cukup antusias mengikuti kegiatan yang
dilaksanakan baik itu melalui penerimaan materi, tanya jawab dan praktek.Materi
yang diberikan meliputi P3K dan pencegahan penularan penyakit dan etika batuk
yang benar. Simulasi akan diberikan dalam bentuk usahan perawatan luka serta
hal-hal penting yang dilakukan saat ada teman yang sedang mengalami suatu
penyakit infeksi dan etika batuk.
- Tahap evaluasi program
Evaluasi program dilakukan dari tahap sosialisasi, persiapan dan pelaksanaan
untuk menilai kendala-kendala dan hambatan-hambatan yang ditemui dalam setiap
tahap agar dapat dijadikan rekomendasi untuk perencanaan program-program
selanjutnya. Jumlah peserta yang hadir saat pelaksanaan, antusiasme serta
keaktifan peserta dalam berdiskusi saat pengecekan tekanan darah berlangsung
dijadikan sebagai indikator keberhasilan program.
- Tahap pembuatan laporan program
Laporan program dibuat berdasarkan pedoman yang sudah ditentukan.

No. Nama Kegiatan Tempat Tim Waktu


Menjalin kerjasama dan
permintaan ijin kepada kepala Kantor Kepala
1. desa dan perwakilan sekolah 1 tim 2 jam
Desa

20
Perencanaan dan persiapan
dokter cilik Gedung Posyandu
2. 1 tim 2 jam
Desa Belancan

Pelaksanaan dokter cilik Gedung Posyandu


3. 1 tim 10 jam
Desa Belancan

Evaluasi dan Dokumentasi Gedung Posyandu


4. 1 tim 2 jam
Desa Belancan

5. Pembuatan Laporan Posko KKN 1 tim 1 jam


TOTAL 17 jam

4. SEMIAR MENGENAI PENGEMBANGA BADAN USAHA MILIK DESA


(BUDES) DI DESA BELANCAN, KINTAMANI
a. Latar Belakang

Permendesa Nomor 4 tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan


Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa, yang menjadi pedoman bagi
daerah dan desa dalam pembentukan dan pengelolaan BUMDes. BUMDes sebagai
badan usaha, seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan desa. Karena itu,
pengembangan BUMDes merupakan bentuk penguatan terhadap lembaga-lembaga
ekonomi desa serta merupakan alat pendayagunaan ekonomi lokal dengan berbagai
ragam jenis potensi yang ada di desa. BUMDes menjadi tulang punggung
perekonomian pemerintahan desa guna mencapai peningkatan kesejahteraan
warganya.

Meskipun Desa Belancan telah memiliki BUMDES, akan tetapi masyarakatDesa


Belancan belum dapat memaksimalkan pemanfaatan BUMDES itu sendiri secara
optimal. Selain itu, pengetahuan masyarakat mengenai pengoperasian BUMDES
mulai dari perencanaan sampai dengan pencatatan masih sangat awam. Sehingga

21
diperlukan suatu kegiatan yang dapat menambah pengetahuan bagi seluruh pihak
pengelola BUMDes, seperti mengadakan seminar mengenai Pengembangan Badan
Usaha Milik Desa (BUMDES) di Desa Belancan, Kintamani.
b. Rumusan Masalah
- Bagaimana meningkatkan pemahaman mengenai tata kelola dan pola pengelolaan
keuanganBUMDES Desa Belancan?
- Bagaimana cara mengetahui ketentuan pelaporan BUMDES?

c. Tujuan
- Meningkatkan pemahaman mengenai tata kelola dan pola pengelolaan
keuanganBUMDES Desa Belancan.
- Mengetahui ketentuan pelaporan BUMDES

d. Manfaat
- Meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Desa Belancan.

e. Sasaran Program
- Sasaran program ini adalah seluruh pihak pengelola BUMDES di Desa Belancan,
Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli.
f. Deskripsi Kegiatan
Tahap-tahap pelaksanaan program yaitu:
- Tahap sosialisasi program
Mengadakan sosialisasi dan kerja sama dengan pihak-pihak terkait seperti Kepala
Desa, Masyarakat Desa Belancan dan pihak-pihak yang memungkinkan untuk
diajak bekerjasama. Hal-hal yang ingin dicapai adalah kesepakatan mengenai
tempat dan waktu pelaksanaan program dan materi yang akan diberikan.
- Tahap persiapan program
Mempersiapkan materi, media, dan pertanyaan-pertanyaan yang dapat disajikan
disela-sela penyuluhan untuk menilai kurang lebih sejauh mana pengetahuan
masyarakat terhadap pemanfaatan dan pengoperasian BUMDES. Hal yang ingin
dicapai adalah pembuatan materi yang jelas, mudah dimengerti dan menarik
untuk sasaran program, penyediaan laptop, LCD proyektor dan penyediaan

22
beberapa peralatan dan bahan untuk demonstrasi seperti video demo mengenai
ekonomi kreatif, peralatan masak, dan hasil panen yang berlebih.
- Tahap pelaksanaan program
Pelaksanaan program dilakukan sesuai dengan tempat dan waktu yang sudah
disepakati sebelumnya. Pertama kali sasaran program diberikan beberapa
pertanyaan mengenai materi yang akan disampaikan untuk mengetahui tingkat
pemahaman sasaran sebelum diberikan materi. Kemudian dilanjutkan dengan
pemberian materi dengan alokasi waktu 30 menit tiap materi yang dilanjutkan
dengan sesi tanya jawab dan diskusi dengan alokasi waktu 30 menit. Diakhir
pelaksanaan, sasaran program kembali diberikan beberapa pertanyaan mengenai
materi yang sudah diberikan untuk menilai tingkat pemahaman sasaran sebagai
bahan evaluasi pelaksanaan program.
- Tahap evaluasi program
Evaluasi program dilakukan dari tahap sosialisasi, persiapan dan pelaksanaan
untuk menilai kendala-kendala dan hambatan-hambatan yang ditemui dalam
setiap tahap agar dapat dijadikan rekomendasi untuk perencanaan program-
program selanjutnya. Salah satu indikator keberhasilan program adalah jumlah
dari peserta yang mengikuti Seminar Pemanfaatan dan Pengoperasian BUMDES.
- Tahap pembuatan laporan program
Laporan program dibuat berdasarkan pedoman yang sudah ditentukan.
No. Nama Kegiatan Tempat Tim Waktu
Menjalin kerjasama dan
permintaan ijin kepada kepala Kantor Kepala
1. 1 tim 2 jam
desa dan pihak pengelola Desa
BUMDES
Mengadakan Focus Group
Kantor Kepala
2. Discussion terkait hasil yang 1 tim 2 jam
Desa
ingin diperoleh

23
Perencanaan dan persiapan
3. Seminar Pemanfaatan dan Posko KKN 1 tim 28 jam
Pengoperasian BUMDES
Pelaksanaan Seminar
Kantor Perbekel
4. Pemanfaatan dan 1 tim 4 jam
Desa Belancan
Pengoperasian BUMDES
Kantor Perbekel
5. Evaluasi dan Dokumentasi 1 tim 2 jam
Desa Belancan
6. Pembuatan Laporan Posko KKN 1 tim 2 jam
TOTAL 40 jam

5. PENYULUHAN KESEHATAN

Penyuluhan kesehatan merupakan suatu kegiatan yang mempunyai masukan


(input), proses dan keluaran (output). Kegiatan penyuluhan kesehatan guna mencapai
tujuan yakni perubahan sikap, dipengaruhi oleh banyak faktor. Disamping faktor
metode, faktor metode atau pesannya, petugas yang melakukannya juga alat-alat
bantu/alat peraga atau media yang dipakai. Agar mencapai suatu hasil yang optimal,
maka faktor-faktor tersebut harus bekerja sama dengan harmonis. Hal ini berarti
bahwa untuk masukan (sasaran) tertentu harus menggunakan cara tertentu pula.
Materi juga harus disesuaikan dengan sasaran atau media. Untuk sasaran kelompok
maka metodenya harus berbeda dengan sasaran massa dan sasaran individual. Untuk
sasaran massa pun harus berbeda dengan sasaran individual dan kelompok.
Penyuluhan kesehatan diperlukan sebagai kegiatan dan kesempatan yang
berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu,
keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu
bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perseorangan
maupun secara kelompok dengan meminta pertolongan.

Pada program ini akan dilakukan penyuluhan kesehatan dengan beberapa


topik diantaranya adalah penyuluhan tentang kanker serviks dan payudara,

24
penyuluhan tentang pentingnya penggunaan garam beryodium, penyuluhan tentang
penyakit infeksi saluran pernafasan atas, penyuluhan tentang cara mencuci tangan
yang baik dan benar, dan penyuluhan tentang cara menggosok gigi yang benar.
Penyuluhan tentang kanker serviks diperlukan mengingat kanker serviks adalah
keganasan pada leher rahim yang bisa terjadi pada wanita di seluruh dunia, dan
merupakan penyebab utama kematian pada wanita. Telah dilakukan penelitian
eksperimental yaitu penyuluhan dan deteksi dini kanker servik dengan metode IVA
(Inspeksi Visual Asam Asetat) di PDTA TI Dusun Tanjung Desa Sawah Kecamatan
Kampar Utara, pada tanggal 14 15 Juli 2012. Hasil penelitian didapatkan dari
evaluasi penyuluhan tentang kanker servik, yaitu pengetahuan ibu 30% pengetahuan
sangat baik, 31% pengetahuan baik, 8% pengetahuan cukup, 23% pengetahuan
kurang, dan 8% pengetahuan buruk.

Kanker payudara merupakan penyebab kematian kedua akibat kanker pada


wanita setelah kanker mulut rahim dan merupakan kanker yang paling banyak terjadi
pada wanita (Kemenkes, 2010). Tingginya angka kematian akibat kanker payudara
dikarenakan para penderita datang ke pelayanan kesehatan sudah dalam stadium
lanjut atau sudah sulit disembuhkan, padahal pemeriksaan secara dini terhadap
kemungkinan adanya gejala kanker payudara dapat dilakukan sendiri dan tanpa biaya.
Pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) dilakukan untuk mendeteksi atau
mengindentifikasi secara dini kemungkinan adanya kanker payudara. Pemeriksaan
sadari dapat dimulai sejak seorang wanita sudah masuk pada masa pubertas. Hal ini
perlu dilakukan agar dapat mengetahui kelainan yang terjadi pada payudara. Dengan
pemeriksaan payudara sedini mungkin maka penanganan kanker dapat ditangani
dengan tepat sehingga meningkatkan umur harapan hidup. tindakan ini sangat penting
karena hampir 85% benjolan di payudara ditemukan oleh penderita sendiri Salah satu
upaya yang dapat dilakukan oleh petugas kesehatan dalam meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang kanker payudara dan sadari yaitu dengan cara
memberikan pendidikan kesehatan.

25
Pentingnya perilaku sehat cuci tangan pakai sabun (CTPS) untuk mencegah
penyakit-penyakit menular juga masih belum dipahami masyarakat secara luas dan
praktiknya pun masih belum banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Riset
kesehatan dasar menunjukkan bahwa ISPA dan diare masih ditemukan dengan
persentase tertinggi pada anak usia dibawah lima tahun masing-masing 43% dan
16%. Demikian pula perilaku CTPS yang tidak benar masih tinggi ditemukan pada
anak usia 10 tahun ke bawah. Karena anak pada usia-usia tersebut sangat aktif dan
rentan terhadap penyakit, maka dibutuhkan kesadaran dari mereka bahwa pentingnya
perilaku sehat cuci tangan pakai sabun diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Perilaku Cuci tangan pakai sabun (CTPS) merupakan perilaku sehat yang telah
terbukti secara ilmiah dapat mencegah penyebaran penyakit menular seperti diare,
Infekai Saluran Pernafasan Atas (ISPA) dan flu burung, bahkan disarankan untuk
mencegah penularan influenza.

Penggunaan garam beryodium sangat penting bagi kesehatan keluarga.


Iodium bermanfaat untuk memicu pertumbuhan otak, menyehatkan kelenjar tiroid,
menyehatkan proses tumbuh kembang janin, mencerdaskan otak, dsb. Kekurangan
iodium mengakibatkan penyakit gondok, keterbelakangan mental, bayi lahir cacat,
anak kurang cerdas, keguguran pada ibu hamil. Pemberian informasi mengenai
pemilihan, penyimpanan dan penggunaan garam beryodium ini bertujuan agar
masyarakat mengetahui cara penyimpanan dan penggunaan garam beryodium yang
baik dan benar.

A. Rumusan Masalah
- Bagaimana upaya yang dapat dilakukan memberikan penyuluhan kesehatan
dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat?

B. Tujuan
- Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai berbagai penyakit
berbahaya, upaya untuk mendeteksi dini, dan cara pencegahannya.

26
- Untuk dapat meningkatkan higienitas individu dalam menerapkan cara mencuci
tangan.
D. Manfaat
- Dapat mengembangkan ilmu pengetahuan, promosi dan preventif dalam bidang
kesehatan.
E. Sasaran program
Sasaran program ini dibagi berdasarkan topic penyuluhan diantaranya :
- Penyuluhan kanker serviks dan payudara adalah masyarakat wanita usia muda
dan dewasa
- Penyuluhan garam beryodium adalah ibu rumah tangga di Desa Belancan
- Penyuluhan cuci tangan pakai sabun dan ISPA adalah masyarakat umum Desa
Belancan
F. Deskripsi kegiatan
Tahap-tahap pelaksanaan program yaitu:
- Tahap sosialisasi program
Mengadakan sosialisasi dan kerja sama dengan pihak-pihak terkait seperti Kepala
Desa, Kepala Sekolah dan Guru-guru SD serta pengurus kelas. Hal-hal yang
ingin dicapai adalah kesepakatan mengenai tempat dan waktu pelaksanaan
program serta materi yang akan diberikan
- Tahap persiapan program
Mempersiapkan materi, media, dan alat peraga yang akan dipergunakan saat
pelaksanaan program. Hal yang ingin dicapai adalah pembuatan materi yang
jelas, mudah dimengeti dan menarik untuk sasaran program, pembuatan poster
elektronik, penyediaan laptop, LCD proyektor, alat-alat peraga. Untuk
demonstrasi seperti periksa payudara sendiri (Sadari) akan diberikan alat peraga
berupa manikin, dan cuci tangan pakai sabun diberikan handscoon dan cat air.
Tahap pelaksanaan program
Pelaksanaan program dilakukan sesuai dengan tempat dan waktu yang sudah
disepakati sebelumnya. Di awal kegiatan, sasaran program diberikan penyuluhan,
beberapa demonstrasi seperti mengenai cara pemeriksaan payudara sendiri untuk

27
penyuluhan kanker payudara dan demonstrasi cuci tangan pakai sabun.
- Tahap evaluasi program
Evaluasi program dilakukan dari tahap sosialisasi, persiapan dan pelaksanaan
untuk menilai kendala-kendala dan hambatan-hambatan yang ditemui dalam
setiap tahap agar dapat dijadikan rekomendasi untuk perencanaan program-
program selanjutnya.
- Tahap pembuatan laporan program
Laporan program dibuat berdasarkan pedoman yang sudah ditentukan.

No. Nama Kegiatan Tempat Tim Waktu

1. Survey Lokasi Desa Belancan 1 Tim 2 Jam

2. Menjalin Kerjasama dan Desa Balancan 1 Tim 1 Jam


perijinan dengan pihak desa
dan sekolah

3. Perencanaan dan persiapan Desa Belancan 1 Tim 8 Jam


penyuluhan

5. Pelaksanaan penyuluhan Balai Desa 1 Tim 10 Jam


Belancan

7. Evaluasi dan Dokumentasi Balai Desa 1 Tim 10 Jam


Belancan

8. Pembuatan Laporan Posko KKN Desa 1 Tim 2 Jam


Belancan

TOTAL 33 Jam

28
6. PROGRAM BANTU PEMBELAJARAN BAHASA ASING
Pendidikan anak-anak mengenai pembelajaran bahasa inggris dan kertrampilan
kesenian di sekolah dasar dengan cara yang lebih menarik.

A. Rumusan masalah
- Bagaimana metode pengajaran bahasa inggris dan ketrampilan kesenian kepada
anak sekolah dasar di desa belancan?
B. Tujuan kegiatan
- Untuk memberikan pengetahuan baru mengenai bahasa inggris dan ketrampilan
kesenian kepada anak-anaka sekolah dasar di desa belancan
C. Manfaat kegiatan
- Melalui kegiatan mengajar bahas inggris dan ketrampilan kesenian kepada anak
sekolah dasar di desa belancan mampu menambah pengetahuan anak terhadap
bahasa inggris juga membuat anak-anak lebih tertarik untuk belanjar bahasa
inggris.
D. Sasaran
- Sasaran dari program ini adalah anak-anak kelas 1,2, dan 3 sekolah dasar desa
belancan.
E. Deskripsi kegiatan
a. Tahap sosialisasi
- Mengadakan sosialisasi dan kerja sama dengan pihak-pihak terkait seperti kepala
desa dan kepala sekolah SD Belancan. Untuk mencapai kesepakatan mengenai
waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan.
b. Tahap persiapan program
- Mempersiapkan materi dan media yang akan digunakan nantinya dalam
melaksanakan program. Materi yang akan diberikan berupa bernyanyi dalam
bahasa inggris dan ketrampilan melipat kertas.
c. Tahap evaluasi program
- Evaluasi program dilakukan dari tahap sosialisasi, persiapan dan pelaksanaan
untuk menilai kendala-kendala dan hambatan-hambatan yang ditemui dalam

29
setiap tahap agar dapat dijadikan rekomendasi untuk perencanaan program-
program selanjutnya. Salah satu indikator keberhasilan program adalah anak-
anak sekolah dasar mampu mengerti dengan baik mengenai materi yang
diajarkan mengenai bahasa Inggris melalui nyanyian dan permainan.
d. Tahap pembuatan laporan program
- Laporan program dibuat berdasarkan pedoman yang sudah ditentukan.

No. Nama Kegiatan Tempat Tim Waktu

1. Survey Lokasi SD Desa Belancan 1 Tim 2 Jam

2. Menjalin Kerjasama dan SD Desa Balancan 1 Tim 1 Jam


perijinan dengan pihak
sekolah
3. Perencanaan dan persiapan Desa Belancan 1 Tim 2 Jam
mengajar bahasa Inggris
dasar

5. Pelaksanaan kegiatan SD Desa Belancan 1 Tim 15 Jam


mengajar bahasa Jepang
dasar, Bahasa Inggris, dan
Ketrampilan Origami

30
7. Evaluasi dan Dokumentasi Desa Belancan 1 Tim 10 Jam

8. Pembuatan Laporan Posko KKN Desa 1 Tim 2 Jam


Belancan

TOTAL 32 Jam

7. WORKSHOP TENTANG KESADARAN MASYARAKAT TENTANG


PEMAHAMAN TEKNIK PERAWATAN DAN PEMELIHARAN PADA MESIN
KENDARAAN BERMOTOR
A. Latar Belakang

Perawatan dan pemeliharaan pada kendaraan mesin bermotor merupakan hal


penting yang perlu diperhatikan. Kurangnya perawatan dan pemeliharaan mesin pada
kendaraan bermotor akan menyebabkan turunnya produktivitas mesin sehingga
mempengaruhi performansi mesin yang akan mengakibatkan maintenance pada
kendaraan bermotor.
Salah satu contoh masalah yang paling banyak dialami oleh masyarakat adalah
tidak menyadari bahwa pentingnya perawatan kendaraan bermotor secara berkala,
kebanyakan masyarakat melakukan pemeliharaan jika kendaraan bermotornya
mengalami keluhan atau kerusakan,padahal hal tersebut mempengaruhi faktor biaya
perawatan yang lebih besar dibandingkan masyarakat melakukan perawatan dan
pemeliharaan secara berkala. Pencegahan terjadinya maintenance pada kendaraan
bermotor dapat dilakukan sehari-hari misalnya,melakukan pemanasan pada

31
kendaraan bermotor minimal 5 menit.
Program workshop perawatan dan pemeliharaan kendaraan bermotor ini terdiri
dari pemberian pelatihan tentang mencegah terjadinya maintenance dan demonstrasi,
bersama dengan warga, khususnya pemilik bengkel di desa Belancan .
B. Rumusan Masalah
- Bagaimana cara perawatan dan pemeliharaan kendaraan bermotor serta mencegah
terjadinya maintenance secara efektif ?
C. Tujuan
- Untuk meningkatkan pengetahuan masayarakat mengenai akan pentingnya
perawatan dan pemeliharaan pada kendaraan bermotor
- Untuk meningkatkan pemahaman tentang perawatan dan pemeliharaan ke pada
bengkel yang ada di desa Belancan
D. Manfaat
- Dapat mengembangkan pengetahuan untuk menangani maintenance yang tidak
direncanakan dalam bidang kendaraan bermotor.
- Mampu melakukan pencegahan yang akan mengakibatkan maintenance pada
kendaraan bermotor.
E. Sasaran Program
Sasaran program ini adalah pemilik bengkel dan warga desa Belancan
F. Deskripsi Kegiatan
Tahap-tahap pelaksanaan program yaitu :
- Tahap pelatihan program
Mengadakan pelatihan dan kerja sama dengan dosen yang mempunyai ilmu
yang mempuni di bidang perawatan dan pemeliharaan mesin dengan pihak-pihak
terkait seperti Pemilik Bengkel,. Hal-hal yang ingin dicapai adalah kesepakatan
mengenai tempat dan waktu pelaksanaan program serta materi yang akan
diberikan kepada warga dan pemilik bengkel di desa Belancan.
- Tahap persiapan program
Mempersiapkan materi, media, dan alat peraga yang akan dipergunakan saat
pelaksanaan program. Hal yang ingin dicapai adalah pembuatan materi yang

32
jelas, mudah dimengeti dan menarik untuk sasaran program, penyediaan laptop,
LCD proyektor, alat-alat pelatihan.
- Tahap pelaksanaan program
Pelaksanaan program dilakukan sesuai dengan tempat dan waktu yang sudah
disepakati sebelumnya. Di awal kegiatan, sasaran program diberikan pelatihan
dan demonstrasi mengenai cara melakukan perawatan dan pemeliharaan secara
berkala yang benar dan efektif. Sehingga sasaran tersebut dapat mempraktikkan
langsung cara melakukan perawatan dan pemeliharaan secara berkala pada
kendaraan bermotor yang benar.
- Tahap evaluasi program
Evaluasi program dilakukan dari tahap sosialisasi, persiapan dan pelaksanaan
untuk menilai kendala-kendala dan hambatan-hambatan yang ditemui dalam
setiap tahap agar dapat dijadikan rekomendasi untuk perencanaan program-
program selanjutnya.
- Tahap pembuatan laporan program
Laporan program dibuat berdasarkan pedoman yang sudah ditentukan.
No. Nama Kegiatan Tempat Tim Waktu

1. Survey Lokasi Desa Belancan 1 Tim 2 Jam

2. Menjalin Kerjasama dan Desa Balancan 1 Tim 1 Jam


perijinan dengan pihak desa
dan pemilik bengkel

3. Perencanaan dan persiapan Desa Belancan 1 Tim 2 Jam


workshop

5. Pelaksanaan workshop Balai Desa 1 Tim 2 Jam


Belancan

33
7. Evaluasi dan Dokumentasi Balai Desa 1 Tim 2 Jam
Belancan

8. Pembuatan Laporan Posko KKN Desa 1 Tim 1 Jam


Belancan

TOTAL 10 Jam

8. SOSIALISASI MENGENAI DAMPAK HUKUM DARI


PENYALAHGUNAAN NAPZA
a. Latar belakang
Status Indonesia Darurat Narkoba yang dicetuskan oleh Presiden Indonesia
Joko Widodo pada awal 2015 membuka mata kita sebagai masyarakat Indonesia,
betapa permasalahan narkoba di negeri kita sudah sangat memprihatinkan. Tidak
pandang dari segi usia, latar belakang pendidikan, profesi bahkan gender sekalipun,
narkoba telah merambah ke segala aspek kehidupan dari setiap celah dan segala cara.
Negeri kita telah di jadikan sebagai pangsa pasar yang sangat menggiurkan bagi para
pengedar narkoba jaringan internasional. Istilah Great Market and Good Price
yang mereka gambarkan untuk Indonesia sebagai sasaran peredaran narkoba rasanya
memang tepat mengingat fakta bahwa Indonesia sendiri merupakan Negara yang
sangat luas yang terdiri dari 17 ribu pulau yang berpenduduk lebih dari 152 juta jiwa
yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Selain itu juga harga jual narkoba di
Indonesa yang sangat tinggi menjadikan Indonesia benar-benar menjadi pasar yang
sangat bagus buat para pengedar narkoba.
Sementara itu kurangnya kepedulian masyarakat juga memegang peranan penting
atas situasi darurat ini. Padahal fakta-fakta yang terjadi sungguh sangat
memprihatinkan. Bayangkan saja berdasarkan penelitian yang mengungkap tingginya
penyalahgunaan narkoba dikalangan pelajar dan mahasiswa membuat kita berfikir
mau jadi apa negeri ini jika generasi mudanya saja telah terjerumus ke dalam
perangkap narkoba. Negeri kita bisa saja kehilangan generasi penerus (lost
generation) jika permasalahan narkoba ini tidak segera ditangani dengan serius.

34
Karena itulah sebaiknya kita sebagai masyarakat harus sepenuhnyaa sadar bahwa ini
bukan hanya tanggung jawab Pemerintah saja tetapi sudah menjadi tanggung jawab
kita bersama. Diperlukan aksi yang nyata dari kita sebagai masyarakat dalam upaya
ikut berpartisipasi dalam usaha mensukseskan program Pencegahan dan
Pemberantasan, Penyalahgunaan , Peredaran gelap Narkoba ( P4GN) yang
dicanangkan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN).
Demi memberikan sumbangsih nyata dalam upaya partisipasi P4GN, maka kami
memandang perlu untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat dan pemuda di
Desa Belancan khususnya. Tak hanya sosialisasi tentang apa itu narkoba, melainkan
juga sosialisasi tentang akibat hukum/dampak hukum apa yang akan timbul akibat
penyalahgunaan narkoba.
b. Rumusan Masalah
- Bagaimana cara memberikan sosialisasi mengenai dampak hukum yang dapat
ditimbulkan dari penyalahgunaan NAPZA?
c. Tujuan Kegiatan
- Memberikan sosialisasi mengenai dampak hukum yang dapat ditimbulkan dari
penyalahgunaan NAPZA.
d. Manfaat Kegiatan
- Melalui sosialisasi mengenai dampak hukum yang dapat ditimbulkan dari
penyalahgunaan NAPZA kepada pemuda-pemudi serta masyarakat Desa
Belancan mampu memberikan kesadaran hukum dan dapat mengurangi
presentase penyalahgunaan NAPZA.
e. Sasaran
- Sasaran dari program ini adalah seluruh pemuda-pemudi dan masyarakat yang
ada di Desa Belancan.
f. Deskripsi Kegiatan
Tahap-tahap pelaksanaan program yaitu:
- Tahap sosialisasi program
- Mengadakan kerjasama dengan pihak-pihak terkait seperti Kepala Desa dan
Karang Taruna yang ada di Desa Belancan untuk mencapai kesepakatan

35
mengenai tempat dan waktu pelaksanaan program dan materi yang akan
diberikan.
- Tahap persiapan program
- Mempersiapkan materi dan media yang akan digunakan dalam melangsungkan
program.
- Tahap pelaksanaan program
- Pelaksanaan program dilakukan sesuai dengan tempat dan waktu yang telah
disepakati sebelumnya.
- Tahap evaluasi program
- Evaluasi program dilaksanakan mulai dari tahap sosialisasi, persiapan dan
pelaksanaan untuk menilai kendala dan hambatan yang ditemuidalam setiap
tahapan agar dapat dijadikan tolak ukur untuk perencanaan program-program
selanjutnya.
- Tahap pembuatan laporan program
- Laporan program dibuat berdasarkan pedoman yang sudah ditentukan.

No. Nama Kegiatan Tempat Tim Waktu

1. Survey Lokasi Desa Belancan 1 Tim 2 Jam

2. Menjalin Kerjasama dan Kantor Perbekel 1 Tim 1 Jam


perijinan dengan pihak desa Desa Belancan
dan karang taruna
3. Perencanaan dan persiapan Desa Belancan 1 Tim 2 Jam
sosialisasi

36
5. Pelaksanaan kegiatan Desa Belancan 1 Tim 11 Jam
sosialisasi kepada pemuda
pemudi dan masyarakat
Desa Belancan
7. Evaluasi dan Dokumentasi Desa Belancan 1 Tim 2 Jam

8. Pembuatan Laporan Posko KKN Desa 1 Tim 2 Jam


Belancan

TOTAL 20 Jam

Adapun rencana program KKN-PPM XIV Desa Belancan, Kecamatan Kintamani,


Bangli adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Rencana Program KKN

Sumber
No. Nama Program Bahan Volume
Dana

1. Laptop, LCD Proyektor 25 Mhs:


Pembinaan teknis pengendalian
orang 600.000
penyakit dan hama tanaman
1x4 jam
perkebunan

2 Laptop, LCD Proyektor, 25 Mhs :


Pembinaan teknis produksi industri
peralatan masak, sisa orang 275.000
kecil makanan
hasil panen warga 1x 4
jam

37
3. Pelayanan Kesehatan Umum dan Tensimeter, stetoskop, 25 Mhs :
PPPK glucocheck, BS stick, orang
600.000
handscoen, alat tulis
6x3
jam

4 penyuyluhan tentang pemanfaatan Laptop, LCD Proyektor 25 Mhs:


dan pengoperasian BUMDES orang 600.000
1x4 jam

5. Pembinaan pelajaran tambahan di SD 30

Flash card, buku orang Mhs :

pedoman , kertas origami 8x 2 20.000


jam

6. Penyuluhan kesehatan gigi/mulut 20


orang Mhs:
Laptop, LCD Proyektor
1x 2 400.000
jam

Berdasarkan rencana kerja tersebut, adapun jadwal pelaksanaan program selama


KKN-PPM XIII Desa Belancan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli adalah
sebagai berikut:
Tabel 4. Jadwal Pelaksanaan Program

38
Minggu
No Nama Program
I II III IV V
1.
Penyuluhan mengenai Budidaya
dan Permasalahan Tanaman
Jeruk

Sosialisasi

Persiapan

Pelaksanaan

Evaluasi

Laporan

2
Penerapan Ekonomi Kreatif di
Desa Belancan
Sosialisasi

Persiapan

Pelaksanaan

Evaluasi

Laporan

3.
Deteksi Dini Penyakit Tak
Menular melalui Tenda Kesehatan

Sosialisasi
Persiapan
Pelaksanaan

Evaluasi

Laporan

39
4.
Pelatihan Dokter Kecil

Sosialisasi

Persiapan
Pelaksanaan

Evaluasi

Laporan

5 Penyuyluhan tentang
pemanfaatan dan pengoperasian
BUMDES
a. Sosialisasi
b. Persiapan
c. Pelaksanaan
d. Evaluasi
e. Laporan
6 Mengajar Bahasa Asing
a. Sosialisasi
b. Persiapan
c. Pelaksanaan
d. Evaluasi
e. Laporan

40
7 Promosi Kesehatan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat
mengenai Cara Menyikat Gigi
yang Benar di SD Desa Belancan
a. Sosialisasi
b. Persiapan
c. Pelaksanaan
d. Evaluasi
e. Laporan

8 Workshop kendaraan bermotor


a. Sosialisasi

b. Persiapan

c. Pelaksanaan
d. Evaluasi

e. Laporan

41
9 Sosialisasi mengenai dampak
hukum penyalahgunaan napza

a. Sosialisasi

b. Persiapan
c. Pelaksanaan

d. Evaluasi

e. Laporan

F. RINCIAN ANGGARAN BIAYA


1. Program Penyuluhan Penanggulangan Penyakit Tanaman dan
Perbaikan Lahan Pertanaman Jeruk Guna Meningkatkan Hasil
Produksi
Harga/satuan Jumlah
No Uraian Satuan
(Rp) (Rp)
1 Sewa pH meter 1unit 100,000 100,000
2 Pembicara 2orang 150.000 300,000
3 Snack Pembicara 2 kotak 5,000 10,000
4 Nasi Kotak 2 kotak 20,000 40,000

42
Pembicara
5 Snack Undangan 5 kotak 7,000 35,000
6 Snack peserta 50 kotak 3,000 150,000
Total 635,000

2. Program pelatihan pembuatan olahan buah jeruk


Harga/satuan Jumlah
No Uraian Satuan
(Rp) (Rp)
1 Jeruk 3 kg 10,000 30,000
2 Gula pasir 5 kg 12,000 60,000
3 Saringan 1 buah 8,000 8,000
4 Gas 1 tabung 20,000 20,000
5 Snack Peserta 50 kotak 5,000 250,000
Kemasan selai dan
6
manisan 20 pcs 4,000 80,000
TOTAL 448,000

3. Deteksi dini penyakit tidak menular melalui tenda tensi& penyuluhan


kesehatan
Jml. Sat.
Nama Barang Satuan Vol. Jumlah (Rp)
(Rp)
Snack Bungkus Rp 500 400 Rp 200,000
Air mineral Gelas Dus Rp 15,000 15 Rp 225,000
Sabun cuci tangan bungkus Rp 10,000 5 Rp 50,000

Poster Lembar Rp 20.000 5 Rp 100.000

Strip Gula Darah Kotak Rp 70.000 5 Rp 350.000


SubTotal Rp 925,000

43
Jml. Sat.
Nama Barang Satuan Vol. Jumlah (Rp)
(Rp)
Snack Bungkus Rp 500 100 Rp 50,000
Air mineral Gelas Dus Rp 15,000 3 Rp 45,000
Sikat gigi Biji Rp 4,000 100 Rp 400,000

Pasta gigi Biji Rp 12,000 3 Rp 36,000

Sub Total Rp. 531.000

4. Pelatihan Dokter Kecil


Jml. Sat.
Nama Barang Satuan Vol. Jumlah (Rp)
(Rp)
Plester Kotak Rp 10.000 10 Rp 100.000

Perban Kotak Rp 12,000 5 Rp 60,000

Betadine Botol Rp 15.000 5 Rp 75.000

Alkohol Botol Rp. 10.000 5 Rp 50.000

Kapas Pak Rp.10.000 1 Rp. 10.000

Minyak Angin botol Rp.4.000 5 Rp. 20.000

Masker box Rp. 50.000 2 Rp. 100.000


SubTotal Rp 415.000

5. Seminar mengenai Pengembangan Badan Usaha Milik Desa


(BUMDES) di Desa Belancan, Kintamani

Jml. Sat.
Nama Barang Satuan Vol. Jumlah (Rp)
(Rp)
Snack Bungkus Rp 500 100 Rp 50.000
Air mineral Gelas Dus Rp 22,000 3 Rp 66.000
Nasi Kotak Biji Rp 15.000 4 Rp 60.000

44
SubTotal Rp 176.000

6. Pembelajaran bahasa asing


Nama satuan Jumlah sat Vol. jumlah
barang (RP)
Snack Bungkus Rp 500 100 Rp 50.000
Air mineral Rp
Dus Rp 66.000
Gelas 22,000 3
Foto Copy
Lembar Rp. 250 100 Rp 25.000
Materi
Sub Total Rp 141.000

7. Workshop kendaraan bermotor


Jml. Sat.
Nama Barang Satuan Vol. Jumlah (Rp)
(Rp)
Snack Bungkus Rp 500 100 Rp 50.000
Air mineral
Dus Rp 22,000 Rp 66.000
Gelas 3
Nasi Kotak Biji Rp 15.000 4 Rp 60.000
SubTotal Rp 176.000

8. Sosialisasi mengenai dampak hukum dari penyalahgunaan NAPZA


Jml. Sat.
Nama Barang Satuan Vol. Jumlah (Rp)
(Rp)
Snack Bungkus Rp 500 100 Rp 50.000
Air mineral
Dus Rp 22,000 Rp 66.000
Gelas 3
Nasi Kotak Biji Rp 15.000 4 Rp 60.000

45
SubTotal Rp 176.000

46

Anda mungkin juga menyukai