Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH SARANA PRASARANA DAN LINGKUNGAN KERJA

TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN


KOTA BANJARBARU

Didi Hartono
Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru

INTISARI

Penelitian ini mengangkat permasalahan sarana prasarana dan ling-


kungan kerja terhadap kinerja pegawai pada Dinas Pendidikan Kota
Banjarbaru. Teknik pengambilan sampel adalah dengan menjadikan
populasi sebagai sampling perhitungan dengan jumlah sampel sebanyak
85 pegawai, teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi ber-
ganda. Hasil penelitian ini adalah (1) secara parsial bahwa sarana prasa-
rana dan lingkungan kerja berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja
pegawai; (2) secara bersama-sama variabel sarana prasarana dan ling-
kungan kerja berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja pegawai;
dan (3) yang paling berpengaruh dominan terhadap kinerja pegawai
adalah lingkungan kerja.

Kata kunci: sarana prasarana, lingkungan kerja, kinerja pegawai

ABSTRACT

This study raises the issue of infrastructure and work environment on


employee performance Department of Education in Banjarbaru. The
sampling technique used is to make the population as sampling with a
sample size calculation of 85 employees, the techniques of analysis used
is multiple regression. From the analysis it can be seen that: (1) partially
each variable showed that infrastructure and work environment signifi-
cantly influence the performance of an employee with positive effect; (2)
together variable infrastructure and work environment have a significant
effect on the performance of employees with positive effect; and (3) the
work environment by means of the most dominant influence on employee
performance is the work environment.

Keyword: infrastructure, work environment, employee performance

PENDAHULUAN Reformasi birokrasi di Kemdikbud dia-


rahkan pada pencapaian visi dan misi
Kementerian Pendidikan dan Kemdikbud.
Kebudayaan (Kemdikbud) merupakan Terkait dengan konteks refor-
satu dari 12 instansi pemerintah yang masi birokrasi Kemdikbud, pengem-
diprogramkan untuk merintis dan me- bangan nilai-nilai budaya kerja perlu
laksanakan reformasi birokrasi dalam dilakukan melalui proses perumusan
rangka mewujudkan tata kelola peme- dan kesepakatan nilai dasar, tata nilai,
rintahan yang baik (good governance). norma, sikap dan perilaku kerja. Hal

142
KINDAI Volume 10 Nomor 2, April Juni 2014 143

ini dimaksudkan untuk memantapkan kerja berkaitan dengan penggunaan


karakter organisasi sebagai pelayan peralatan kantor. (Dharma, 1991)
masyarakat, perbaikan kebijakan, pe- Penilaian kinerja diperlukan un-
nerapan manajemen modern, pening- tuk mengetahui antara lain seberapa
katan pengawasan, evaluasi kinerja besar tingkat pencapaian antara ren-
dan penegakan disiplin bagi aparatur cana kerja dengan hasil kerja, ke-
yang ada dilingkungan Dinas Pendidi- kuatan dan kelemahan yang ada pada
kan Kota Banjarbaru. diri pegawai, kebutuhan pelatihan dan
Keberhasilan pencapaian tujuan pengembangan yang semuanya ber-
organisasi sangat dipengaruhi oleh muara pada peningkatan kinerja da-
peran dan kinerja para pegawainya. lam mengoptimalkan penggunaan
Peningkatan kinerja pegawai menjadi sumber daya manusia yang dimiliki
penting mengingat perubahan arah Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru.
kebijakan pemerintah sebagaimana Fenomena yang terlihat pada
dikehendaki oleh semangat reformasi Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru
untuk lebih luas memberi ruang gerak dalam meningkatkan kinerja belum se-
bagi masyarakat dalam kegiatan pe- suai dengan yang diharapkan. Ini ter-
merintahan dan pembangunan dima- bukti dari masalah-masalah yang ter-
na pemerintah beserta aparaturnya jadi di lapangan yaitu pegawai me-
lebih berperan sebagai fasilitator. Pe- ninggalkan pekerjaan tanpa izin dan
rubahan arah kebijakan ini membawa tidak memberikan keterangan serta
implikasi terhadap kemampuanprofe- masih terdapat ketidaksesuaian latar
sionalisme pegawai dalam menjawab belakang pendidikan dan pelatihan
tantangan era globalisasi dalam sehingga berdampak terhadap kinerja
menghadapi persaingan. Maka pen- yang tidak sesuai dengan pekerjaan
ingkatan kinerja aparatur merupakan yang ditekuninya sekarang (jobs de-
hal yang sangat penting untuk diper- scription) sehingga akan menimbulkan
hatikan (Wahyuningrum, 2008). semangat bekerja semakin berkurang.
Dalam suatu organisasi terdapat Jika tidak diatasi permasalahan-
hubungan kinerja perorangan atau permasalahan yang terjadi tersebut
individual performance dengan kinerja akan mempengaruhi pencapaian ki-
organisasi. Dalam organisasi pemerin- nerja individu pada Dinas Pendidikan
tah maupun swasta dalam mencapai Kota Banjarbaru yang pada akhirnya
tujuan yang telah ditetapkan harus akan mempengaruhi kinerja organ-
melalui kegiatan-kegiatan yang dige- isasi. Demikian juga halnya dengan
rakkan oleh orang atau sekelompok sarana kerja yang menyangkut fasili-
orang, yang aktif berperan sebagai tas prasarana dan lingkungan kerja
pelaku, dengan kata lain tercapainya sebagai infrastruktur pendukung ke-
tujuan organisasi karena adanya lancaran pelaksanaan pekerjaan juga
upaya yang dilakukan oleh orang da- masih perlu ditingkatkan.
lam organisasi tersebut. Sumber daya manusia merupa-
Kinerja organisasi sangat diten- kan kemampuan dan kesadaran yang
tukan oleh unsur pegawainya karena dimiliki pegawai dalam melaksanakan
itu dalam mengukur kinerja suatu or- pekerjaan, mengambil keputusan
ganisasi sebaiknya diukur dalam tam- yang relevan dengan keahlian, pen-
pilan kerja dari pegawainya. Kinerja galaman, keterampilan yang didukung
pegawai adalah sesuatu yang dicapai pendidikan dan pelatihan berkaitan
oleh pegawai, prestasi kerja yang di- dengan tugas yang menjadi tanggung
perhatikan oleh pegawai, kemampuan jawab serta bagaimana mereka ber-
KINDAI Volume 10 Nomor 2, April Juni 2014 144

kontribusi pada pencapaian tujuan TINJAUAN PUSTAKA


kualitas meliputi keahlian, pengala-
man, keterampilan, kesadaran, pen- Sarana dan Prasarana
didikan dan pelatihan. Menurut pengertian yang dida-
Prasarana yaitu fasilitas yang sarkan kepada Peraturan Menteri Da-
mendukung kelancaran pelaksanaan lam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 ten-
pekerjaan untuk mencapai kesesuaian tang Standarisasi Sarana dan Prasa-
terhadap persyaratan produk meliputi rana Kerja Pemerintahan Daerah ma-
bangunan, ruangan kerja dan fasilitas ka sarana prasarana yaitu:
yang sesuai, peralatan proses (pe- 1. Sarana kerja adalah fasilitas yang
rangkat lunak dan perangkat keras) secara langsung berfungsi sebagai
dan pelayanan pendukung (transpor- penunjang proses penyelenggara-
tasi dan komunikasi). an pemerintahan daerah dalam
Lingkungan kerja yaitu kondisi mencapai sasaran yang ditetapkan,
lingkungan tempat melaksanakan pe- antara lain ruangan kantor, per-
kerjaan dengan suasana yang kondu- lengkapan kerja dan kendaraan di-
sif sehingga dapat memberikan moti- nas.
vasi dan kenyamanan dalam melak- 2. Prasarana kerja adalah fasilitas
sanakan pekerjaan untuk mencapai yang secara tidak langsung ber-
kesesuaian pada persyaratan produk. fungsi menunjang terselenggara-
Lingkungan kerja mencakup segala nya suatu proses kerja aparatur da-
sesuatu yang ada di sekitar pegawai lam meningkatkan kinerja sesuai
pada saat bekerja, baik yang ber- dengan tugas dan tanggung jawab-
bentuk fisik ataupun non fisik, lang- nya, seperti gedung kantor, rumah
sung atau tidak langsung, yang dapat jabatan dan rumah instansi.
mempengaruhi dirinya dan pekerjaan- Penataan sarana dan prasarana
nya pada saat bekerja. kerja pada pemerintah daerah dimak-
Sumber daya manusia yang di- sud untuk:
miliki organisasi memiliki berbagai 1. kelancaran proses pekerjaan;
karakteristik, termasuk kemampuan 2. kelancaran hubungan kerja intern
kerja, motivasi dan kinerja yang dimili- dan ekstern antar pejabat/pegawai;
kinya. Ketiga komponen tersebut san- 3. memudahkan komunikasi;
gat berkaitan dan berada dalam diri 4. kelancaran tugas pengawasan dan
pegawai yang melaksanakan tugas pengamanan; dan
sehari-hari. 5. memudahkan pengamanan arsip
Kinerja pegawai erat kaitannya dan dokumentasi.
dengan hasil pekerjaan seseorang da- Dengan adanya penataan sara-
lam suatu organisasi, hasil pekerjaan na dan prasarana kerja tersebut ber-
tersebut dapat menyangkut kualitas, tujuan untuk menjamin:
kuantitas dan ketepatan waktu. Se- 1. keselamatan, keamanan, kesehat-
dangkan kinerja pegawai dipengaruhi an jasmani dan rohani;
oleh faktor-faktor kemampuan/pendi- 2. keleluasaan bergerak secara sehat
dikan, motivasi, lingkungan, teladan dan teratur;
pimpinan, disiplin, peraturan dan se- 3. cahaya dan fentilasi yang sehat
bagainya oleh karena itu permasalan balk slang maupun malam;
kinerja dalam suatu organisasi meru- 4. penataan yang bernilai estetika;
pakan masalah yang cukup kompleks. 5. kesejahteraan pegawai; dan
Dari uraian diatas maka penulis tertar- 6. pengembangan bagian kantor se-
ik untuk melakukan penelitian topik ini. suai perkembangan volume kerja.
KINDAI Volume 10 Nomor 2, April Juni 2014 145

Lingkungan Kerja Kinerja Pegawai


Beberapa ahli mendefinisikan Kinerja pegawai merupakan ha-
lingkungan kerja antara lain sebagai sil yang dicapai pegawai dalam pelak-
berikut Menurut Nitisemito (2000), sanaan suatu pekerjaan yang diberi-
lingkungan kerja adalah segala sesua- kan kepadanya baik secara kuantitas
tu yang ada disekitar para pekerja maupun kualitas melalui prosedur
yang dapat mempengaruhi dirinya da- yang berfokus pada tujuan yang hen-
lam menjalankan tugas-tugas yang dak dicapai serta dengan terpenuhi-
diembankan. Menurut Sedarmayati nya standar pelaksanaan. Untuk men-
(2009) lingkungan kerja adalah kese- capai kinerja yang baik, unsur yang
luruhan alat perkakas dan bahan yang paling dominan adalah SDM. Walau-
dihadapi, lingkungan sekitarnya di pun perencanaan telah tersusun de-
mana seseorang bekerja, metode ker- ngan baik dan rapi tetapi apabila per-
janya, serta pengaturan kerjanya baik sonil yang melaksanakan rencana/
sebagai perseorangan maupun se- program tersebut tidak berkualitas dan
bagai kelompok. tidak memiliki semangat kerja yang
Dari beberapa pendapat di atas, tinggi, maka perencanaan yang telah
disimpulkan bahwa lingkungan kerja disusun tersebut akan sia-sia.
merupakan segala sesuatu yang ada Faktor-faktor yang mempenga-
di sekitar karyawan pada saat bekerja, ruhi kinerja menurut Robbins (2008),
baik yang berbentuk fisik ataupun non ada tiga kriteria kinerja yang paling
fisik, langsung atau tidak langsung, umum, yaitu: hasil kerja perorangan,
yang dapat mempengaruhi dirinya dan perilaku dan sifat. Jika mengutamakan
pekerjaannya saat bekerja. hasil akhir, lebih dari sekedar alat,
Sedarmayanti (2009) membagi maka pihak manajemen harus men-
lingkungan kerja menjadi dua yakni: gevaluasi hasil kerja dari seorang
1. Lingkungan kerja fisik, adalah se- pekerja. Dengan menggunakan hasil
mua keadaan berbentuk fisik yang kerja, seorang manajer perencana
terdapat di sekitar tempat kerja dapat menentukan kriteria untuk
yang dapat mempengaruhi karya- kuantitas yang diproduksi, sisa yang
wan baik secara langsung maupun dihasilkan dan biaya per unit produksi.
scara tidak langsung. Lingkungan Penilaian kinerja merupakan su-
kerja fisik dibagi menjadi: ling- atu proses organisasi untuk menilai ki-
kungan yang langsung berhubung- nerja pegawainya, penilaian ini dilaku-
an dengan karyawan dan lingkung- kan untuk memberikan umpan balik
an perantara atau lingkungan kepada pegawai dalam upaya mem-
umum dapat juga disebut ling- perbaiki kinerjanya dan usaha me-
kungan kerja yang mempengaruhi ningkatkan produktivitas organisasi.
kondisi manusia. Hal ini berkaitan dengan kebijakan
2. Lingkungan kerja non fisik, ada- terhadap pegawai seperti untuk tujuan
lah semua keadaan yang terjadi promosi, demosi, mutasi, kenaikan
yang berkaitan dengan hubungan pangkat, pendidikan dan pelatihan.
kerja, baik hubungan dengan ata- Penilaian kinerja yang dilakukan da-
san maupun hubungan sesama lam suatu organisasi haruslah mengi-
rekan kerja, ataupun hubungan kuti standar kinerja yang ditetapkan,
dengan bawahan. Lingkungan non dimana pengukuran kinerja tersebut
fisik ini juga merupakan kelompok juga memberikan umpan balik yang
lingkungan kerja yang tidak bisa di- positif kepada pegawai. (Mangkupra-
abaikan. wira, 2004).
KINDAI Volume 10 Nomor 2, April Juni 2014 146

Penelitian Terdahulu KERANGKA KONSEPTUAL DAN


Bari (2005) melakukan pene- HIPOTESIS
litian untuk melihat pengaruh lingkung-
an kerja dan sarana prasarana ter- Kerangka Konseptual
hadap kinerja pegawai kantor Se- Sumber daya manusia merupa-
kretariat Pemerintah Kota Prabumulih. kan faktor yang berperan penting da-
Secara garis besar hasil yang didapat lam menggerakkan organisasi dalam
adalah secara bersama-sama variabel mencapai tujuannya. Tercapainya
variabel lingkungan kerja dan sarana tujuan organisasi hanya dimungkinkan
prasarana berpengaruh signifikan ter- karena adanya upaya para pelaku
hadap kinerja pegawai kantor Sekre- yang terdapat dalam organisasi, untuk
tariat kota prabumulih. Secara parsial, dapat menghasilkan kinerja yang baik.
variabel sarana prasarana memiliki ki- Kinerja perorangan (individual perfor-
nerja pengaruh yang dominan ter- mance) dengan kinerja lembaga (insti-
hadap kinerja pegawai. tutional performance) terdapat hub-
Sutoyo (2006) meneliti menge- ungan yang erat. Dengan perkataan
nai pengaruh penerapan sistem ma- lain bila kinerja pegawai (individual
najemen mutu ISO 9001:2000 ter- performance) baik maka kemungkinan
hadap kinerja karyawan pada PT besar kinerja lembaga (institutional
Brantas Abipraya Wilayah I Medan performance) juga baik.
dengan memfokuskan pada kompe- Peningkatan kualitas sumber
tensi, kesadaran dan pelatihan, Infra- daya manusia merupakan aspek yang
struktur, lingkungan kerja. Hasil pene- penting bagi suatu organisasi yang
litian menunjukkan bahwa terdapat membangun keunggulan bersaing me-
pengaruh penerapan sistem mana- lalui peran sumber daya manusia
jemen mutu ISO 9001:2000 yaitu yang menjalankan strategi organisas-
kompetensi, kesadaran dan pelatihan, inya. Oleh karena itu sangatlah pent-
Infrastruktur, dan lingkungan kerja ter- ing bagi sebuah organisasi untuk
hadap kinerja karyawan. Variabel pal- meningkatkan kualitas sumber daya
ing dominan yang mempengaruhi ki- manusia yang mampu mendorong
nerja karyawan adalah infrastruktur semua pegawai untuk memberikan
yaitu menunjukkan hubungan positif kontribusi secara optimal terhadap
antara infrastruktur dengan kinerja pencapaian tujuan organisasi.
karyawan yang berarti bahwa apabila Mangkunegara (2007) menya-
perusahaan melakukan kebijakan ke takan kinerja adalah hasil kerja secara
arah yang positif terhadap infrastruktur kualitas dan kuantitas yang dicapai
akan meningkatkan kinerja karyawan oleh seseorang karyawan dalam me-
Dharma (2007) meneliti tentang laksanakan tugasnya sesuai dengan
pengaruh penerapan sistem mana- tanggung jawab yang diberikan kepa-
jemen mutu ISO 9001:2000 terhadap danya. Berkualitas bukan berarti pan-
kinerja karyawan PT. Asuransi Jasa dai tetapi memenuhi semua syarat
Raharja Cabang Sumatera Utara Hasil kualitatif yang dituntut pekerjaan itu
penelitian menunjukkan bahwa ter- sehingga pekerjaan itu benar-benar
dapat pengaruh penerapan sistem dapat diselesaikan menurut kemam-
manajemen mutu ISO 9001:2000 yaitu puan, kecakapan, ketrampilan, kepri-
karakteristik SDM dan karakteristik badian, sikap dan perilaku. Prasarana
organisasi baik secara simultan mau- yaitu fasilitas yang mendukung kalan-
pun parsial secara signifikan pada caran pelaksanaan pekerjaan untuk
kinerja karyawan. mencapai kesesuaian terhadap per-
KINDAI Volume 10 Nomor 2, April Juni 2014 147

syaratan produk meliputi bangunan, METODE PENELITIAN


ruang kerja dan fasilitas yang sesuai,
peralatan proses (perangkat lunak dan Definisi Operasional Variabel
perangkat keras), pelayanan pen- 1. Sarana prasarana (X1), adalah
dukung (transportasi dan komunikasi). fasilitas yang secara langsung
Dalam upaya peningkatan kiner- maupun tidak langsung berfungsi
ja pegawai perlu diperhatikan ling- sebagai pe-nunjang proses penye-
kungan kerja yang mendukung dan lenggaraan suatu proses kerja apa-
memadai sehingga pekerja merasa ratur peme-rintahan daerah dalam
nyaman dalam bekerja dan dapat be- rangka mencapai suatu tujuan ter-
kerja dengan baik. Keberhasilan or- tentu. Indikatornya yaitu:
ganisasi sangat tergantung pada ling- a. Kondisi Bangunan (X1.1)
kungan kerja pada organisasi, karena b. Ketersediaan sarana prasarana
para pegawai yang melakukan kegiat- (X1.2)
an pekerjaan dapat berinteraksi de- c. Kondisi sarana prasarana (X1.3)
ngan baik dan menyukai lingkungan d. Faktor keamanan peralatan ker-
tempat mereka bekerja. Lingkungan ja (X1.4)
kerja merupakan salah satu faktor e. Penggunaan peralatan kerja
yang dapat memberikan semangat (X1.5)
kerja dalam menyelesaikan suatu 2. Lingkungan kerja (X2), adalah
pekerjaan. Kondisi tempat kerja yang baik se-
Berdasarkan teori yang telah hingga dapat membuat pegawai
dikemukakan maka kerangka pemikir- merasa menyenangkan, aman, ten-
an dalam penelitian ini yaitu. teram dan perasaan betah dalam
bekerja. Indikatornya yaitu:
a. Ketenangan bekerja (X2.1)
Sarana b. Kenyamanan ruang kerja (X2.2)
Prasarana (X1) c. Perlengkapan kerja (X2.3)
Kinerja d. Hubungan kerja dengan pimpi-
Pegawai (Y) nan maupun rekan kerja (X2.4)
Lingkungan e. Kesempatan berprestasi dalam
Kerja (X2) bekerja (X2.5)
3. Kinerja pegawai (Y), adalah hasil
Gambar 1. Kerangka Konseptual kerja secara kualitas dan kuantitas
Sumber: diolah oleh penulis yang dicapai oleh seorang pegawai
dalam melaksanakan tugasnya se-
Hipotesis suai dengan tanggung-jawab yang
Hipotesis yang diajukan dalam diberikan kepadanya. Indikatornya
penelitian ini, adalah sebagai berikut : yaitu:
1. Secara parsial variabel sarana a. Keterampilan (Y1)
prasarana dan lingkungan kerja b. Ketelitian (Y2)
berpengaruh terhadap kinerja peg- c. Inovatif mencari tata cara kerja
awai baru (Y3)
2. Secara bersama-sama variabel sa- d. Ketepatan waktu menyelesai-
rana prasarana dan lingkungan ker- kan tugas sesuai standar (Y4)
ja berpengaruh nyata terhadap e. Tanggung jawab menyelesai-
kinerja pegawai kan tugas dengan sebaik-baik-
3. Lingkungan kerja berpengaruh nya (Y5)
dominan terhadap kinerja pegawai.
KINDAI Volume 10 Nomor 2, April Juni 2014 148

Jenis Data ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN


Jenis data yang digunakan pada PEMBAHASAN
penelitian ini adalah:
1. Data kualitatif yaitu data tertulis Uji Reliabilitas dan Validitas
mengenai gambaran umum Dinas Hasil Uji Validitas
Pendidikan Kota Banjarbaru. Uji validitas dilakukan dengan
2. Data kuantitatif yaitu data statistik melakukan korelasi antar skor butir
objektif melalui perhitungan ilmiah pertanyaan dengan total skor konstruk
berasal dari sampel orang-orang atau variabel. Jika r hitung > r tabel
yang menjadi objek penelitian. dan nilai positif maka pertanyaan ter-
sebut dinyatakan valid. Hasil uji validi-
Sumber Data tas dapat dilihat pada Tabel 1.
Sumber data yang digunakan
pada penelitian ini adalah: Tabel 1. Uji Validitas
1. Data primer, merupakan data yang Item Korelasi
langsung diperoleh melalui hasil Variabel rtabel
Kuesioner (r)
wawancara dan kuesioner. X1.1 ,856** 0,213
2. Data sekunder, diperoleh melalui Sarana X1.2 ,865** 0,213
dokumen-dokumen resmi yang di- Prasarana X1.3 ,725** 0,213
(X1) X1.4 ,726** 0,213
miliki olah Dinas Pendidikan Kota
X1.5 ,693** 0,213
Banjarbaru, perpustakaan dan data X2.1 ,683** 0,213
lain yang mendukung penelitian ini. Lingkungan X2.2 ,715** 0,213
Kerja X2.3 ,662** 0,213
Populasi dan Sampel (X2) X2.4 ,789** 0,213
Populasi dalam penelitian ini X2.5 ,780** 0,213
Y1.1 ,643** 0,213
adalah pegawai Dinas Pendidikan Ko-
Kinerja Y1.2 ,784** 0,213
ta Banjarbaru yang berjumlah 85 peg- Pegawai Y1.3 ,705** 0,213
awai. Teknik pengambilan sampel ini (Y) Y1.4 ,836** 0,213
adalah sampel jenuh, yaitu semua Y1.5 ,799** 0,213
anggota populasi digunakan sebagai **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-
tailed).
sampel (Sugiyono 2009) *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber: data diolah
Teknik Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dengan teknik Dari Tabel 1, nilai korelasi (r) di-
studi dokumentasi, Instrumen yang bandingkan nilai rtabel ternyata seluruh
digunakan dalam penelitian adalah item kuesioner nilai korelasi (r) lebih
daftar pertanyaan yang mengacu pa- kecil dibanding dengan nilai rtabel. Se-
da variabel bebas dan variabel tergan- suai kriteria uji validitas, maka seluruh
tung. Instrumen penelitian merupakan item instrumen penelitian adalah valid.
pengukuran terhadap fenomena sosial
dimana peneliti pada prinsipnya akan Hasil Uji Reliabilitas
menggunakan alat ukur atau instru- Analisa reliabilitas dilakukan de-
men penelitian secara spesifik ter- ngan menggunakan uji statistik Cron-
hadap variabel yang akan diteliti. Se- bach Alpha. Suatu konstruk atau vari-
mentara itu, penyusunan skala pen- abel dikatakan reliabel jika mem-
gukuran pada kuesoner digunakan berikan nilai Cronbach Alpha > 0,60.
metode Likerts Summated Ratings Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada
(LSR) dengan alternatif pilihan 1 sam- Tabel 2.
pai dengan 5 jawaban pertanyaan.
KINDAI Volume 10 Nomor 2, April Juni 2014 149

Tabel 2. Uji Reliabilitas d. abresid is constant when X1 = 4,40. It has


been omitted.
Cronbach e. abresid is constant when X1 = 4,60. It has
Variabel been omitted.
Alpha
Sarana Prasarana (X1) 0.829 Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Variabel
Lingkungan Kerja (X2) 0.771 Lingkungan Kerja (X2)
Kinerja Pegawai (Y) 0.809 a
Kolmogorov-Smirnov
Sumber: data diolah X2
Statistic df Sig.
Berdasarkan Tabel 2 menunjuk- abresid 2,60 ,319 6 ,056
kan nilai Cronbach Alpha diatas 0,60. 2,80 ,367 5 ,026
Hal ini menunjukkan bahwa nilai 3,00 ,319 6 ,056
Cronbach Alpha > 0,60 artinya semua 3,20 ,163 29 ,047
pertanyaan tersebut adalah reliabel. 3,60 ,224 10 ,166
3,80 ,313 6 ,067
Hasil Uji Asumsi Klasik 4,20 ,385 9 ,000
4,40 ,319 6 ,056
Uji Normalitas
a. Lilliefors Significance Correction
Tujuan uji normalitas adalah un- b. abresid is constant when X2 = 3,40. It has
tuk mengetahui apakah distribusi se- been omitted.
buah data mendekati/mengikuti nor- c. abresid is constant when X2 = 4,00. It has
mal. Dalam penelitian ini, normalitas been omitted.
d. abresid is constant when X2 = 4,60. It has
diuji dengan uji statistik non-para- been omitted.
metrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Da-
ta residual berdistribusi normal jika Dari tabel 4 dan 5 dapat dilihat
probabilitas signifikansinya diatas ting- bahwa tes normalitas variabel X1 dan
kat kepercayaan 5%, normalitas di- X2 mempunyai nilai Sig kurang dari
penuhi jika hasil uji tidak signifikan un- 0,05. Dengan demikian, data berasal
tuk suatu taraf signifikasi () sebesar dari populasi yang berdistribusi nor-
= 0.05 atau 0.01. Sebaliknya, jika hasil mal, pada taraf signifikansi 0.05.
uji signifikan maka normalitas tidak
terpenuhi. Hasil uji Normalitas dapat Uji Heteroskedastisitas
dilihat pada Tabel 3, dan 4. Uji heteroskedastisitas dilakukan
untuk mengetahui apakah dalam se-
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Variabel buah model regresi terjadi ketidaksa-
Sarana Prasarana (X1) maan varian dari residual satu peng-
c
Kolmogorov-Smirnov amatan ke pengamatan lain. Diagnosa
X1
Statistic df Sig. adanya heteroskedastisitas secara
*
abresid 2,60 ,213 9 ,200 kuantitatif dalam suatu regresi dapat
3,00 ,367 5 ,026 dilakukan dengan pengujian korelasi
3,20 ,241 15 ,019 Rank Spearman. Dasar pengambilan
3,40 ,237 14 ,032 keputusan yaitu:
3,60 ,320 11 ,002 1. ika p > 0,05 maka tidak terdapat
3,80 ,336 11 ,001 Heteroskedastisitas
4,20 ,340 9 ,003 2. Jika p < 0,05 maka terdapat Het-
*. This is a lower bound of the true significance.
a. abresid is constant when X1 = 2,20. It has
eroskedastisitas.
been omitted. Hasil pengujian heteroskedasi-
b. abresid is constant when X1 = 2,40. It has tas dalam penelitian dapat dilhat pada
been omitted. Tabel 4 yang disajikan berikut ini.
c. Lilliefors Significance Correction
KINDAI Volume 10 Nomor 2, April Juni 2014 150

Tabel 5. Hasil Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan hasil perhitungan


menunjukkan bahwa semua korelasi
Validitas
memiliki nilai di bawah 0,95 nilai toler-
Variabel Item Korelasi Pro-
ance. Hal ini menunjukkan nilai toler-
(r) babilitas
ance < 0,10 dan nilai VIF > 1 sehingga
X1.1 0,329 0,402
X1.2 0,253 0,619
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
Sarana
Prasarana X1.3 -0,151 0,167 multikolinieritas antar variabel inde-
(X1) X1.4 -0,026 0,813 penden dalam model regresi.
X1.5 -0,083 0,453
X2.1 0,203 0,063 Uji Autokorelasi
Lingkungan X2.2 -0,089 0,418 Uji autokorelasi digunakan untuk
Kerja X2.3 -0,059 0,593 menguji apakah dalam sebuah model
(X2) X2.4 0,078 0,478 regresi linier terdapat korelasi antara
X2.5 0,165 0,132 kesalahan pengganggu pada periode t
Y1.1 0,304 0,205 dengan kesalahan pada periode t-1
Kinerja Y1.2 0,209 0,055 (sebelumnya). Untuk menguji Autoko-
Pegawai Y1.3 0,118 0,284 relasi dapat dilihat dari nilai Durbin
(Y) Y1.4 0,246 0,023 Waston (DW) dengan hipotesa se-
Y15 0,079 0,472 bagai berikut:
Sumber: data diolah 1. Jika nilai DW statistik < DL, atau
Berdasarakan hasil perhitungan DW statistik > 4-DL, maka Ho di-
yang dapat di lihat pada Tabel 5 dapat tolak yang berarti terdapat autoko-
dilihat bahwa nilai signifikansi untuk relasi.
semua variabel lebih besar dari pada 2. Jika nilai DU < DW < 4-DU, maka
0,05. Dengan demikian dapat disim- Ho diterima, berarti tidak terdapat
pulkan bahwa terjadi gejala homoke- autokorelasi.
dastisitas. 3. Jika DL DW DU atau 4- DU
DW 4-DL, berarti dianggap tidak
Uji Multikolinieritas meyakinkan.
Penelitian ini menguji multikolini- Hasil uji autokorelasi pada pe-
eritas dengan menganalisis matrik ko- nelitian ini dapat dilihat pada Tabel 7.
relasi antar variabel independen, nilai Tabel 7. Uji Durbin Watson (DW test)
Tolerance dan nilai Variance Inflation
Factor (VIF). Jika antar variabel inde- Model Change Statistics Durbin-
penden ada korelasi yang tinggi, yaitu df2 Sig. F Change Watson
diatas 0,95 maka ada indikasi terjadi 1 82 ,000 2,080
Multikolinieritas. Jika nilai Tolerance < Sumber: data diolah
0,10 dan nilai VIF > 10 maka terjadi Berdasarkan hasil perhitungan d
multikolinieritas. Hasil uji Multikolinieri- dengan menggunakan regresi, yang
tas dapat dilihat pada Tabel 6. ditunjukkan dengan nilai dU<d<4-dU
Tabel 6. Hasil Pengujian Validitas (1,545 <2,080< 2,454). Dapat disim-
Variabel Penelitian pulkan bahwa data pengamatan tidak
mengalami masalah autokorelasi.
Tole- Nilai
Variabel
rance VIF Analisis Regresi Linier Berganda
Sarana Prasarana (X1) ,827 1,210 Dalam pengolahan data dengan
Lingkungan Kerja (X2) ,827 1,210
menggunakan regresi linear, dilaku-
Sumber: data diolah
kan beberapa tahapan untuk mencari
KINDAI Volume 10 Nomor 2, April Juni 2014 151

hubungan antara variabel independen 2. b1 = 0,298


dan variabel dependen, melalui hub- Nilai parameter atau koefisien re-
ungan variabel komunikasi (X1), komit- gresi b1 ini menunjukkan bahwa
men organisasi (X2) dan insentif (X3) setiap variabel sarana prasarana
dan kinerja pegawai (Y). Untuk meng- (X1) meningkat 1 kali, maka kinerja
estimasikan parameter atau koefisien pegawai (Y) akan meningkat sebe-
regresi digunakan sistem pengolahan sar 0,298 kali atau setiap pening-
data dengan bantuan program SPSS katan kinerja pegawai (Y) dibutuh-
22 yang hasilnya dapat dilihat pada kan variabel sarana pra-sarana (X1)
Tabel 8 sebagai berikut: sebesar 0,298 dengan asumsi vari-
abel lingkungan kerja (X2) tetap.
Tabel 8. Hasil Analisis Regresi Linier
3. b2 = 0,921
Berganda
Nilai parameter atau koefisien re-
Unsd Std gresi b2 ini menunjukkan bahwa se-
Var Coef Coef T hitung Sig. tiap variabel lingkungan kerja (X2)
(B) (Beta) meningkat 1 kali, maka kinerja
(Cons) 1,454 4,707 ,000 pegawai (Y) akan meningkat sebe-
X1 ,298 ,289 3,746 ,000 sar 0,921 kali atau dengan kata lain
setiap peningkatan kinerja (Y) dibu-
X2 ,921 ,846 10,955 ,000
tuhkan lingkungan kerja (X2) sebe-
sar 0,921, dengan asumsi variabel
F 60,407 sarana prasarana (X1) tetap.
Sig. ,000
a
R ,772
2 Pengujian Terhadap Hipotesis
R Square (R ) ,596
Hipotesis Pertama
Keterangan :
- Jumlah data (observasi) = 85
Untuk menguji hipotesis pertama
- Variabel terikat: Kinerja Pegawai (Y) digunakan Uji-t terhadap variabel X1
* signifikan pada level 5 % dan variabel X2. Tabel 8 tersebut, me-
Sumber: data primer diolah nunjukan bahwa terhadap variabel X1
dan variabel X2 kedua-duanya mem-
Variabel tergantung pada regresi punyai nilai statistik t masing-masing
ini adalah kinerja pegawai, sedangkan sebesar 3,746 dan 10,955 dan tingkat
variabel bebasnya adalah sarana Signifikan 0,000 < 0,05. Dengan
prasarana dan lingkungan kerja. Mod- demikian kedua variabel tersebut ber-
el regresi berdasarkan hasil analisis pengaruh signifikan terhadap Y.
dia atas adalah: Y = 1,454 + 0,298 X1
+ 0,921 X2 Hipotesis Kedua
Adapun interpretasi dari persamaan Untuk menguji hipotesis kedua
tersebut adalah: digunakan Uji-F untuk mengetahui
1. bo = 1,454 apakah sarana prasarana dan lingku-
Nilai constant ini menunjukkan ngan kerja secara bersama-sama ber-
bahwa apabila tidak ada sarana pengaruh signifikan terhadap kinerja
prasarana dan lingkungan kerja (X1 pegawai, dengan derajat kepercayaan
dan X2 = 0), maka kinerjapegawai 0,05. Apabila nilai signifikan lebih kecil
(Y) sebesar 1,454. Dalam arti kata dari derajat kepercayaan atau Fhitung >
kinerja pegawai (Y) sebesar 1,454 Ftabel maka hipotesis kedua (H2) ter-
sebelum atau tanpa adanya sarana bukti atau diditerima. Hasilnya uji
prasarana dan lingkungan kerja (X1 hipotesis ketiga dapat dilihat pada
dan X2). tabel 9 berikut ini.
KINDAI Volume 10 Nomor 2, April Juni 2014 152

Tabel 9. Pengujian Hipotesis Kedua R sebesar 0,772 dapat diinter-


pretasikan bahwa korelasi antara vari-
Nilai Keterangan
abel fokus pada Sarana prasarana
ttabel = 3,110 Ho ditolak &
dan lingkungan kerja terhadap kinerja
thitung = 60,407 H2 terima
pegawai adalah kuat.
Sig thit = 0,000
Sumber: data diolah Hipotesis Ketiga
Hasil uji pada tabel 9 menunjuk- Untuk menguji hipotesis ketiga
kan bahwa besarnya Fhitung sebesar digunakan Analisis pengaruh dominan
60,407 pada taraf nyata = 0,05, se- dilakukan untuk mengetahui variabel
dangkan nilai Ftabel dapat diperoleh de- bebas yang mempunyai kontribusi
ngan menggunakan tabel F dengan atau pengaruh dominan terhadap var-
derajat bebas (df) yaitu 82 sebagai df iabel terikat dalam suatu model re-
penyebut dan df Regression (perla- gresi linier dengan menggunakan
kuan) yaitu 2 sebagai df pembilang koefisien Beta distandarisasi (stand-
dengan tarap siginifikan 0,05, sehing- ardized coefficient).
ga diperoleh nilai Ftabel yaitu 3,110. Dari Tabel 10. diketahui bahwa
Karena Fhitung (60,407) > Ftebel nilai koefisien Beta distandarisasi dari
(3,110) maka yang berarti Ho ditolak variabel-variabel penelitian yang terdiri
dan H2 diterima. Hal ini menunjukkan dari:
hipotesis kedua (H2) yang menya- Sarana prasarana sebesar
takan bahwa: Secara bersama-sama 0,289 sedangkan lingkungan kerja se-
variabel sarana prasarana dan ling- besar 0,846 terhadap dependent vari-
kungan kerja berpengaruh nyata ter- abel: kinerja pegawai. Maka variabel
hadap kinerja pegawai Dinas Pendidi- lingkungan kerja berpengaruh domi-
kan Kota Banjarbaru terbukti atau nan terhadap variabel kinerja pegawai
diterima. hal tersebut ditunjukan dari nilai nilai
Sedangkan untuk untuk menge- koefisien Beta yang lebih besar diban-
tahui seberapa besar hubungan dari ding nilai yang lainnya.
masing-masing variabel didasarkan Dengan demikian hipotesis keti-
kepada koefisien korelasi berganda ga (H3) yang menyatakan bahwa:
(R) dan koefisien determinasi bergan- Sarana prasarana memiliki ber-
da (R2) sehingga akan dapat diketa- pengaruh dominan terhadap kinerja
hui nilai keeratan pengaruh antara va- pegawai Dinas Pendidikan Kota Ban-
riabel bebas (X) terhadap variabel ter- jarbaru tidak terbukti atau ditolak.
ikat (Y) dalam satuan persentase. Ha-
sil analisis korelasi dari output regresi Pembahasan Hasil Penelitian
yang mengkorelasi pengaruh variabel- Berdasarkan hasil analisis data
variabel bebas terhadap kinerja peg- terhadap pengujian hipotesis peneliti-
awai (Y) diperoleh nilai R2 = R2 = 0, an ini menunjukkan bahwa terdapat
596 menunjukkan bahwa secara sim- hubungan positif dan signifikan antara
ultan variabel-variabel pada Sarana masing-masing variabel bebas, yakni
prasarana dan lingkungan kerja mam- variabel sarana prasarana dan ling-
pu menjelaskan pengaruhnya terha- kungan kerja terhadap kinerja pega-
dap variabel kinerja pegawai sebesar wai baik secara sendiri-sendiri mau-
59,6% Sedangkan sisanya sebesar pun secara bersama-sama.
40,4%, dijelaskan atau dipengaruhi Dari analisis data diperoleh be-
oleh variabel bebas lain di luar persa- berapa temuan antara lain sebagai
maan model penelitian ini. Untuk nilai berikut:
KINDAI Volume 10 Nomor 2, April Juni 2014 153

1. Secara parsial masing-masing var- sipil pada Dinas Kehutanan dan


iabel penelitian menunjukan bahwa Perkebunan Kab. Jepara. terbukti
sarana prasarana berpengaruh mempengaruhi Dalam penelitian ini,
signifikan terhadap kinerja pegawai faktor-faktor tersebut dianalisis untuk
dengan nilai t sebesar 3,746 pada menentukan pengaruh motivasi kerja
taraf Sig thit 0,000 yang ber- dan lingkungan kerja terhadap kinerja
pengaruh positif dan demikian juga karyawan Dinas Perindustrian dan
dengan lingkungan kerja ber- perdagangan Kota Semarang, se-
pengaruh signifikan terhadap kiner- hingga terdapat kesamaan hasil
ja pegawai dengan nilai t sebesar penelitian.
10,955 pada taraf Sig thit 0,000 Sedangkan untuk variabel ling-
yang berpengaruh positif. kungan kerja sejalan dengan yang
2. Secara bersama-sama variabel sa- dikemukakan oleh Mardiah (2003)
rana prasarana dan lingkungan ker- Penelitian ini dilakukan untuk melihat
ja berpengaruh signifikan terhadap pengaruh pendidikan dan pelatihan
kinerja pegawai dengan F sebesar dan sarana dan prasarana terhadap
60,407 pada taraf Sig thit 0,000 kinerja pegawai, sesuai dengan hasil
yang berpengaruh positif. analisis regresi ternyata secara ber-
3. Sarana prasarana tidak ber- sama-sama seluruh indikator pendidi-
pengaruh dominan terhadap kinerja kan dan pelatihan, sarana dan prasa-
pegawai hal tersebut ditunjukan rana memiliki pengaruh terhadap
dari koefisien Beta distandarisasi kinerja pegawai di Kabupaten Musi
(standardized coefficient) masing- Rawas. Secara parsial Indikator sara-
masing variabel sarana prasarana na dan prasarana memiliki pengaruh
sebesar 0,289 dan lingkungan kerja yang paling dominan terhadap kinerja
sebesar sebesar 0,846 berarti yang pegawai di kabupaten Musi Rawas
paling berpengaruh dominan ter- dibandingkan indikator lainnya.
hadap kinerja pegawai (Y) adalah Apabila memperhatikan pen-
lingkungan kerja. dapat yang dikemukakan di atas maka
Kedua variabel bebas yang diuji dapat dikatakan bahwa sarana prasa-
ternyata baik secara parsial maupun rana dan lingkungan kerja mempunyai
secara simultan memiliki pengaruh pengaruh yang besar terhadap kinerja
terhadap kinerja pegawai, hasil pene- pegawai pada Dinas Pendidikan Kota
litian menunjukan bahwa secara sen- Banjarbaru. Oleh karena itu pent-
diri-sendiri dan secara bersama-sama ingnya sarana prasarana kerja yang
sarana prasarana dan lingkungan ker- baik dan dapat digunakan dalam
ja berpengaruh positif terhadap kinerja melaksanakan pekerjaan sedangkan
pegawai. lingkungan kerja harus selalu diper-
Penelitian ini sejalan dengan hatikan agar tetap terjaga keyama-
penelitian yang dilakukan oleh Purno- nannya, lingkungan lingkungan kerja
mo (2008) dalam penelitiannya me- yang baik tentunya akan dapat men-
ngenai kepemimpinan, motivasi kerja ciptakan suasana yang nyaman bagi
dan lingkungan kerja, terhadap kinerja pegawai untuk bekerja dan beraktivi-
karyawan menunjukkan hasil yang tas sehingga akan dapat meningkat-
signifikan. Dimana variabel motivasi kan kinerja organisasi secara kese-
kerja dan lingkungan yang mempunyai luruhan.
pengaruh yang signifikan terhadap pengembangan Sumber Daya
kinerja karyawan. Penelitian ini sendiri Manusia merupakan keharusan bagi
dilakukan terhadap pegawai negeri organisasi untuk dilaksanakan dengan
KINDAI Volume 10 Nomor 2, April Juni 2014 154

baik melalui perencanaan yang ma- lam penelitian ini adalah sebagai beri-
tang sehingga mampu menghadapi kut:
tuntuan tugas masa sekarang dan un- 1. Sarana prasarana berpengaruh ter-
tuk menjawab tantangan dimasa yang hadap kinerja pegawai, sehingga
akan datang. pentingnnya penyediaan sarana
Dari kedua faktor yang ada pada prasarana yang sesuai dengan
penelitian ini, yang terdiri dari sarana standar kerja dan dapat berfungsi
prasarana dan lingkungan kerja tern- dalam pelaksanaan tugas dan pe-
yata saling mendukung dan mem- kerjaan pegawai baik berupa ge-
berikan pengaruh terhadap kinerja dung perkantoran maupun alat pe-
pegawai, seberapa besar faktor terse- kerjaan seperti komputer, alat tulis,
but saling mempengaruhi tergantung jaringan internet dal lain-lainnya.
dari seberapa besar faktor-faktor ter- 2. Perlunya lingkungan kerja yang
sebut terpenuhi. baik dalam pelaksanaan tugas dan
pekerjaan pegawai terutama kondi-
si kantor yang bersih dan tertata
PENUTUP sehingga pegawai dapat bekerja
dengan baik.
Kesimpulan 3. Penelitian ini masih bersifat umum,
Berdasarkan hasil penelitian, maka karena terlihat masih banyak faktor
dapat dirtarik kesimpulan sebagai lain yang mempengaruhi kinerja
berikut: pegawai, maka penulis menyaran-
1. Secara parsial masing-masing var- kan bagi peneliti selanjutnya untuk
iabel penelitian menunjukan bahwa menggunakan variabel lain selain
sarana prasarana berpengaruh sig- variabel dalam penelitian ini untuk
nifikan terhadap kinerja pegawai diteliti pada masa yang akan da-
dengan nilai t sebesar 3,746 pada tang.
taraf Sig thit 0,000 yang berpe-
ngaruh positif dan demikian juga
dengan lingkungan kerja berpenga- DAFTAR PUSTAKA
ruh signifikan terhadap kinerja peg-
awai dengan nilai t sebesar 10,955 Usman, Abdul Bari. 2005. Pengaruh
pada taraf Sig thit 0,000 yang ber- Lingkungan Kerja dan Sarana
pengaruh positif. Prasarana Terhadap Kinerja
2. Secara bersama-sama variabel sa- Pegawai pada kantor Sekretariat
rana prasarana dan lingkungan ker- Pemerintah Kota Prabumulih:
ja berpengaruh signifikan terhadap tesis program studi magister
kinerja pegawai dengan F sebesar manajemen. Palembang. Uni-
60,407 pada taraf Sig thit 0,000 versitas Sriwijaya.
yang berpengaruh positif. Dharma, A. 1991. Manajemen Pres-
3. Yang berpengaruh dominan Ter- tasi Kerja. Jakarta: Rajawali.
hadap Kinerja Pegawai Dinas Pen- Dharma, Cipta. 2007. Pengaruh Pen-
didian Kota Banjarbaru adalah erapan Sistem Manajemen Mutu
Lingungan Kerja. ISO 9001:2000 terhadap Pen-
ingkatan Kinerja pada PT Jasa
Saran Raharja (Persero) Cabang Su-
Berdasarkan kesimpulan diatas, matera Utara, Tesis. Medan:
maka saran yang dapat diberikan da- Universitas Sumatera Utara
KINDAI Volume 10 Nomor 2, April Juni 2014 155

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2007.


Evaluasi Kinerja SDM, cetakan
kedua. Bandung. Refika Adita-
ma.
Mangkuprawira, Sjafri. 2004. Mana-
jemen Sumber Daya Manusia
Strategik, cetakan ketiga. Jakar-
ta. Ghalia Indonesia.
Mardiah, Rita. 2003. Pengaruh Pen-
didikan dan Pelatihan, Sarana
dan Prasarana Terhadap Kinerja
Pegawai (Studi Kasus di Kabu-
paten Musi Rawas), Tesis Pro-
gram Studi Magister Manajemen
Fakultas Ekonomi. Palembang:
Universitas Sriwijaya.
Nitisemito, Alex S. 2000. Manajemen
Personalia: Manajemen Sumber
Daya Manusia, edisi ketiga. Ja-
karta: Ghalia Indonesia.
Robbins, Stephen P. 2008. Perilaku
Organisasi, Alih Bahasa Drs
Benyamin Molan. Jakarta: In-
deks.
Sedarmayanti. 2009. Sumber Daya
Manusia dan Produktivitas Ker-
ja. Bandung: Mandar Maju.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta.
Wahyuningrum. 2008. Hubungan Ke-
mampuan, Kepuasan dan Disi-
plin Kerja dengan Kinerja Pega-
wai di Kecamatan Tanggung-
harjo Kabupaten Grobogan, Te-
sis. Semarang. Universitas Dipo-
negoro.

Anda mungkin juga menyukai