Anda di halaman 1dari 19

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek penelitian


Objek penelitian ini adalah ERHA CLINIC Bandung Jln. Cimanuk No.16,
Citarum, Bandung Wetan. yang menjadi bahan penelitian adalah pengaruh
pelatihan terhadap kinerja karyawan. Karyawan pada ERHA CLINIC Bandung
Wetan. sekaligus berperan menjadi responden dari penelitian ini.

3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

ERHA CLINIC merupakan salah satu anak perusahaan dari PT. Arya
Medic. Pada 28 September 1999, merupakan momentum bisnis perdana buat Erha
Clinic dengan diresmikannya Erha21 Skin Center. Untuk mendekatkan diri
dengan pelanggan, saat ini, ERHA CLINIC GROUP terdiri dari ERHA CLINIC
Pusat Nasional, ERHA CLINIC Pusat Regional, ERHA CLINIC Cabang dan EC
for skin yang tersebar di kota - kota besar di Indonesia. Dua diantaranya termasuk
dalam ERHA CLINIC Pusat Nasional sebagai klinik rujukan nasional bagi
cabang-cabang ERHA CLINIC, yaitu ERHA CLINIC Kelapa Gading (Klinik
Spesialis Kulit Terbesar di Asia) dan ERHA CLINIC Kemanggisan. Dan
membuka cabang di Bandung yang terletak Jln. Cimanuk No.16, Citarum,
Bandung Wetan. sangat strategis karena terletak di Pusat Kota Bandung.
ERHA CLINIC selalu berkeinginan melayani para pasiennya dengan
pelayanan terbaik, seperti menggunakan perangkat medis teknologi terkini, tim
dokter spesialis kulit yang berpengalaman, produk obat yang aman dan
berkualitas, dan fasilitas klinik yang nyaman. Produk dari ERHA CLINIC
merupakan formula para ahli dermatologi yang dihasilkan dari penelitian berbasis
pharmaceutical science & technology. Layanan yang diberikan oleh ERHA
CLINIC terdiri dari 2 yaitu layanan dermatologi dan layanan pribadi. Di mana
layanan dermatologi terdiri dari Skin Rejuvenation Center (Pusat Peremajaan
Kulit); Acne, Hair, Body Treatment Center (Pusat Perawatan Jerawat, Rambut,

29
dan Tubuh); Pediatric Dermatology (kasus kulit anak); Geriatric Dermatology
(kasus kulit orang tua), Plastic Surgery (operasi plastik) serta General
Dermatology (kasus kulit umum). Sedangkan untuk layanan pribadi merupakan
rangkaian proses terpadu dengan konsep personalized therapy. Yang mana
personalized therapy merupakan pendekatan dan pendampingan dari dokter
spesialis kulit kepada pasien dengan keunikan dan kebutuhan kulit masing-
masing. Layanan pribadi ini ditunjang dengan produk dan pelayanan dengan alat
medis modern sehingga memberikan hasil yang optimal.

3.1.2 Visi dan Misi Erha Clinic

Visi dari Erha Clinic adalah menjadi pemimpin di bidang layanan


kesehatan kulit klinis dan personal di Indonesia.
Misi dari Erha Clinic adalah melayani dan memenuhi kebutuhan pasien
dalam layanan kesehatan kulit dengan memberikan terapi yang berkualitas dan
membawa kemajuan bagi komunitas ECG (Erha Clinic Group) dengan
menciptakan insan yang berkualitas.

3.1.3 Struktur Organisasi

Dalam suatu perusahaan, adanya organisasi diperlukan agar kegiatan-


kegiatan perusahaan dapat dilaksanaka secara teratur. Struktur Organisasi adalah
merupakan perwujudan yang menunjukan hubungan diantara fungsi-fungsi dalam
suatu organisasi yang menjakankan masing-masing tugasnya secara efektif dan
efisien.
Tujuan organisasi akan menentukan struktur organisasi dengan cara
menentukan tugas kerja, hubungan antara tugas satu dengan lainya. Jadi jelasnya
struktur organisasi menunjukan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap
hubungan-hubungan diantara fungsi bagian-bagian atauposisi-posisi, maupun

30
orang-orang yang menunjukan kedudukan, tugas, wewenang, tangung jawab yang
berbeda-beda dalam organisasi
Untuk menjalankan seluruh proses bisnis yang ada di Erha Clinic sangat
dibutuhkan adanya pembagian wewenang. Setiap bagian mempunyai tugas yang
harus dipertanggungjawabkan. Berikut rinciannya dari masing-masing divisi pada
Erha Clinic:
A. SENIOR DIRECTOR CHIEF BUSINESS OFFICER
Tugas:
Merancang dan mengimplementasikan rencana stategis dan juga
bertanggung jawab untuk keseluruhan aktivitas pengembangan bisnis Erha
Clinic untuk mencapai visi dan misi sebagai klinik dermatologis yg
terdepan di seluruh Indonesia.
Wewenang:
Menugaskan para karyawannya untuk menjalankan rencana yang telah
dibuat.
B. MEDICALOVERSIGHT COMMITTEE
Tugas :
Mengambil keputusan tertinggi dalam hal dermatologis di Erha Clinic.
Wewenang :
Mengatur para staf di bawahnya.
C. DEPUTY DIRECTOR CHIEF OF OPERATIONS
Tugas :
Memastikan seluruh kegiatan operasional di Erha Clinic berjalan dengan
lancer sesuai dengan prosedur yang seharusnya.
Wewenang :
Mengatur dan memerintah para staf bagian operasional.
D. EXECUTIVE ASSISTANT
Mengatur rapat dan mengurus pekerjaan kantor Erha Clinic dalam sisi
administrasi.
E. DIVISION OF MARKETING (SR. HEAD OF MARKETING DIVISION)
Tugas :
31
Membuat keseluruhan rencana strategi pemasaran dan memastikan seluruh
kegiatan pemasaran berjalan sesuai dengan yang seharusnya.

Wewenang :
Mengatur staf di bawahnya untuk menjalankan strategi pemasaran dengan
baik.
• DEPARTMENT OF PRODUCT MARKETING
Mencapai keseluruhan pendapatan, target keuntungan, dan peningkatan
keuntungan dari seluruh produk.
• UNIT OF BRAND and LOYALTY MANAGEMENT (BRAND & LOYALTY
MANAGEMENT MANAGER)
Menyusun strategi dalam menjaga kesetiaan kesetiaan pelanggan terhadap
produk perusahaan dan mengembangkan keunggulan kompetitif darI
produk-produk tersebut.
F. DIVISION OF OPERATIONS
Tugas :
Membuat keseluruhan rencana strategis operasional dan memastikan
seluruh kegiatan operasional perusahaan berjalan lancar sesuai dengan
prosedur yang seharusnya.
Wewenang :
Mengatur seluruh staf operasional untuk menjalankan rencana strategis
perasional.
1. UNIT OF PRODUCT OPERATIONS
Mengatur proses pengadaan produk yang diinginkan hingga sampai di
tangan pelanggan.
a. TEAM OF WAREHOUSE (WH SUPERVISOR)
• Meyakinkan bahwa barang yang diterima / diretur telah dicatat dengan
benar & didukung oleh dokumen yang sah dan memadai.
• Mengarahkan bawahan agar penempatan / penyimpanan barang sesuai
dengan lokasi / kondisi yang telah ditentukan.
32
• Mengawasi penerapan sistem FIFO di gudang.
• Mengkoordinir pengeluaran barang yang akan dikirim sesuai dengan
dokumen yang sah dan memadai.
• Menjaga keamanan, kebersihan, dan kerapian gudang serta peralatan
yang digunakan.
• Mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan kebijakan
manajemen,sistem dan prosedur yang berhubungan dengan pekerjaan.
• Mengatur pembagian kerja dan tanggung jawab bawahan agar
aktivitas pekerjaan dapat berjalan dengan lancar.
• Menyiapkan laporan-laporan yang diperlukan sesuai dengan Sistem
Pelaporan Manajemen.

b. TEAM OF PRODUCTION (PRODUCTION SUPERVISOR)


• Mengupayakan output produksi dan efisiensi mesin produksi pada

kondisi optimum.
• Meminimalkan kehilangan waktu kerja dan kehilangan material yang
diproduksi.
• Bertanggung jawab atas pemeliharaan mesin, alat, dan fasilitas
produksi lainnya, termasuk aplikasi software produksi.
• Bertanggung jawab atas kebenaran informasi yang berhubungan
dengan
produksi.
• Bertanggung jawab atas ketersediaan barang-barang keperluan
produksi.
• Bertanggung jawab atas kebersihan dan kerapian ruangan produksi.
• Memberikan saran-saran perbaikan mengenai prosedur produksi.
c. TEAM OF DISTRIBUTION (DISTRIBUTION SUPERVISOR)

Tugas :
Mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan pengiriman
barang kepada pelanggan.

33
Wewenang :
Menjadwalkan jadwal pengiriman barang dan memerintahkan
pengirim barang untuk melakukan pengiriman.
2. DEPARTEMENT OF CLINIC OPS (HEAD OF CLINIC OPS
DEPARTEMENT)
• Mengidentifikasi, merancang, dan mengembangkan pelatihan
pemrograman untuk semua dokter dan karyawan paramedis lainnya.
• Mengawasi dan meninjau kembali perkembangan pelatihan.
• Merancang, menjalankan, mengawasi dan meninjau kembali program
jaminan klinis untuk semua cabang klinis

a. UNIT OF BRANCH CLINIC PUSAT NASIONAL


Mengkoordinasikan praktek dan prosedur operasional dari kantor
pusat, menyediakan petunjuk dan perintah untuk pekerjaan masing-
masing unit di pusat.
b. BUSINESS ALLIANCE MANAGER
Mengatur kerja sama dengan semua rekan bisnis dari Erha Clinic,
secara terus menerus menjaga dan memperkuat kerja sama dengan
rekan bisnis dan membangun hubungan baru dengan perusahaan lain.
c. UNIT OF BRANCH CLINIC PUSAT REGIONAL
Mengkoordinasikan praktek dan prosedur operasional dari kantor
cabang,menyediakan petunjuk dan perintah untuk pekerjaan masing-
masing unit di cabang.
d. TEAM OF BRANCH ECFS
Menjaga kelancaran kegiatan operasional pada klinik-klinik yang
tergabung dalam ECFS.
3. DEPARTEMENT OF QUALITY ASSURANCE-MEDICAL (HEAD OF QA-
MED DEPARTEMENT)
Tugas :
Menjaga dan memantau kualitas dari hal-hal yang berhubungan
dengan medis seperti kualitas dokter.
34
Wewenang :

Memberhentikan dokter atau medis yang tidak sesuai dengan


kualitas yang diinginkan.
a. UNIT OF TRAINING (EI-M) (TRAINING MANAGER)
Mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan training yang
akan diberikan kepada para dokter dan para ahli medis.
b. UNIT OF QUALITY CONTROL MANAGEMENT (QC M MANAGER)
Memastikan bahwa dokter yang menangani pasien adalah dokter-
dokter yang berkualitas dan memenuhi kebutuhan pelanggan.
4. DEPT OF QUALITY ASSURANCE-NONMEDICAL (HEAD OF QA-NON
MEDDEPARTEMENT)
Mengatur yang segala sesuatu yang berhubungan pelayanan kepada
pelanggan dalam hal penjualan obat.
a. UNIT OF TRAINING (EI-M) (TRAINING MANAGER)
Mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan training yang
akan diberikan kepada para pegawai yang melayani penjualan obat.
b. UNIT OF QUALITY CONTROL MANAGEMENT (QC M MANAGER)
Memastikan kualitas pelayanan yang diberikan oleh para pegawai
kepada pelanggannya.
c. EI-M TEAM OF TRAINER
Memberikan training kepada dokter-dokter yang baru bergabung
maupun yang sudah lama berpraktek di Erha Clinic Indonesia guna
mengembangkan kemampuan ilmu dan keterampilan tindakan masing-
masing dokter.
d. Jr. EXECUTIVE ASSISTANT
• Mengatur jadwal meeting kepala QAM Departementt.
• Mengatur jadwal perjalanan dinas keluar maupun dalam kota kepala QAM
Departement atau tim QAM Departement.
• Membuat laporan, internal memo dan surat keluar yang ditujukan untuk
dokter maupun kepentingan lintas departemen.

35
• Mendata seluruh laporan yang berhubungan dengan penggunaan anggaran
departemen.
• Mendata seluruh laporan yang bersifat medis (sesuai dengan keperluan).

3.2 Metode Penelitian

Dalam menentukan bagaimana pengaruh pelatihan terhadap kinerja


karyawan ERHA CLINIC , penulis menggunakan metode analisis deskriptif.
Menurut Nazir (2005 : 54),pengertian metode deskriptif adalah sebagai berikut
“Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok
manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun
suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”. Sedangkan menurut Zulganef
(2008 : 11) : ”Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan
menggambarkan suatu kondisi atau fenomena tertentu, tidak memilah-milah
atau mencari faktor-faktor atau variabel tertentu”.

3.2.1 Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini dikelompokan menjadi dua


sumber, yaitu :
1) Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti. Data
ini berisikan informasi mengenai aktivitas yang sebenarnya terjadi dalam
perusahaan. Data primer diperoleh dengan melakukan penelitian lapangan
berupa wawancara serta kuesioner.
2) Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek
yang diteliti. Data sekunder diperoleh dengan studi literatur.

3.2.2 Penentuan Populasi dan Unit Sampel

Penelitian ini membahas pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan.


Menurut Sugiyono(2010 : 115) mengatakan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi, yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian

36
ditarik kesimpulannya. Populasi pada penelitian ini adalah karyawan ERHA
CLINIC Bandung yang berjumlah 50 orang karyawan.
Sedangkan pengertian sampel itu sendiri menurut Sugiyono (2010 : 116)
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi
tersebut. Sampel merupakan bagian terkecil dari suatu populasi Umar (2008 :
107).
Bila analisa yang dipakai adalah teknik korelasi maka, sampel yang harus
diambil minimal 30 sampel, Miyansari (2010 : 53). Jumlah sampel yang akan
digunakan dalam penelitian ini diusahakan sebanyak mungkin dengan target
kuesioner yang dikembalikan oleh responden lebih dari 30 kuesioner.
Teknik pengambilan sampel yang akan penulis gunakan adalah teknik
sampling berdasarkan pertimbangan kemudahan. Teknik ini disebut dengan
Convenience sampling.

3.2.3 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian data primer dilakukan penulis melalui penelitian langsung ke


lapangan (field research) dengan mengadakan wawancara, observasi dan
kuesioner, sedangkan pengumpulan data sekunder dilakukan melalui penelitian
data kepustakaan (library research). Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan antara lain :

1) Penelitian lapangan (field research)


Penelitian lapangan adalah pengumpulan data praktis dengan cara
mengumpulkan dan mempelajari data/bahan-bahan tertulis serta
mengumpulkan data yang tidak tertulis berdasarkan :
a) Wawancara
Yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak-
pihak yang terlibat dengan masalah yang diteliti.
b) Observasi
Yaitu dengan mempelajari struktur organisasi serta wewenang dan tugas
dari tiap-tiap bagian.

37
c) Kuesioner
Yaitu dengan cara mengumpulkan data melalui sejumlah pertanyaan
secara tertulis yang disusun sedemikian rupa, sehingga dengan mudah
dapat dijawab oleh responden. Dalam cara penyampaian pertanyaan
adalah responden harus menjawab pertanyaan secara tertulis atas jumlah
pertanyaan yang diajukan.

2) Penelitian kepustakaan (library research)


Yaitu dengan membaca/mengamati dan mempelajari dokumen-dokumen,
bukti-bukti tertulis, seperti buku-buku acuan yang berhubungan dengan objek
penelitian, formulir dan catatan-catatan yang berkaitan dengan hasil yang
diteliti.

3.2.4 Operasionalisasi Variabel


variabel penelitian adalah suatu atribut/sifat/nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya Sugiyono(2010 : 59).
Dalam ilmu sosial variabel yang dibangun memerlukan definisi yang
terang, supaya tidak terdapat keragu-raguan, dan dapat memperterang arti maupun
untuk membuat variabel tersebut dapat digunakan secara operasional. Variabel
merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati Sugiyono (2005 : 2).
Ada dua cara untuk memberikan definisi terhadap variabel adalah
Sugiyono (2005 : 2) :
1) Suatu variabel didefinisikan dengan variabel lain.
2) Dengan menyatakan kegiatan yang ditimbulkannya, atau perilaku yang
dihasilkannya, atau dengan sifat-sifat yang diimplikasikan daripadanya.
Agar penulisan skripsi ini menjadi lebih terarah, perlu di lakukan variabel-
variabel yang akan diteliti. Dalam hal ini variabel yang akan diteliti dibagi
menjadi dua, yaitu:

38
1) Variabel bebas (Independent variable)
Menurut Sugiyono(2005 : 3), variabel bebas adalah variabel yang menjadi
sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat).
Sehingga suatu variabel digolongkan sebagai variabel bebas, apabila dalam
hubungan dengan variabel lain berfungsi menerangkan atau mempengaruhi
keadaan variabel tersebut. Dalam hal ini yang merupakan variabel bebas
adalah “Pelatihan”.
2) Variabel terikat (Dependent variable)
Menurut Sugiyono (2005 : 3), variabel terikat merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Sehingga suatu variabel digolongkan variabel atau tidak bebas, apabila dalam
hubungannya dengan variabel lain, keadaan variabel tersebut diterangkan atau
dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam hal ini variabel terikat adalah
“Kinerja Karyawan”.
Untuk lebih jelasnya variabel-variabel dan indikator serta skala
pengukuran yang digunakan, dalam tabel berikut:
Tabel 3.1:Operasional Variabel, Indikator, dan Skala Pengukuran, (Variabel
Independen)

Operasional Konsep Variabel Indikator Skala


Variabel Pengukuran
Pelatihan Nitisemito (2007 : 7) A.Keteramplian Ordinal
Mengatakan bahwa pelatihan
adalah suatu kegiatan dari
B. Pengetahuan Ordinal
perusahaan yang bermaksud
untuk dapat memperbaiki dan
C. Moral Kerja Ordinal
mengembangkan sikap, tingkah
laku, keterampilan dan
pengetahuan dari para
karyawannya sesuai dengan
kegiatan dari perusahaan yang
bersangkutan.

39
Tabel 3.2:Operasional Variabel, Indikator, dan Skala Pengukuran (Variabel
Dependen)

Operasional Konsep Skala


Indikator
Variabel Variabel Pengukuran
Kinerja Fahmi ( 2010 : 2) Kinerja A. Kuantitas kerja Ordinal
Karyawan adalah hasil yang diperoleh
suatu organisasi baik yang B. Kualitas kerja Ordinal

bersifat profit oriented maupun


C. Kerja sama Ordinal
yang bersifat non profit oriented
yang dihasilkan selama satu
D. Pemahaman Ordinal
periode.
terhadap tugas

E. Inisiatif Ordinal

F. Disiplin Ordinal

G. Kehandalan Ordinal

H. Efektivitas dan Ordinal


Efesiensi Kerja

I. Tanggung Jawab Ordinal

J. Hubungan Antar Ordinal


Sesama

40
3.2.5 Teknik Pengolahan Data

Data yang akan diperoleh penulis dalam penelitian ini adalah data yang
bersifat kualitatif dan kuantitatif. Analisis yang akan dilakukan penulis secara
kualitatif adalah dengan cara mendeskripsikan jawaban responden kedalam
bentuk tabel sedangkan analisis secara kuantitatif dengan bantuan alat statistik.
Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari hasil pengisian daftar
angket/kuesioner yang terdiri dari beberapa pernyataan-pernyataan. Indikator-
indikatornya diukur dengan mengggunakan skala ordinal berdasarkan teknik skala
Likert. Menurut Sugiyono ( 2005 : 56), skala likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial. Dengan skala likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel, kemudian indikator tersebut menjadi titik tolak untuk
menyusun item-item instrumen yang berupa pertanyaan maupun pernyataan.
Kuesioner yang akan digunakan penulis dalam pengumpulan data terdiri:
a. Pertanyaan umum
Merupakan pertanyaan yang menyangkut identitas umum responden, antara
lain nama, usia, pendidikan terakhir, jabatan, lama bekerja, yang dinyatakan
melalui pertanyaan terbuka yang kemungkinan jawabannya tidak ditentukan
terlebih dahulun dan responden bebas memberikan jawabannya.
b. Pertanyaan khusus
Yaitu pertanyaan yang berhubungan dengan pengaruh pengembangan karir
terhadap kinerja karyawan dengan menggunakan pertanyaan tertutup.
Skor bagi penilaian tersebut dihitung dengan kriteria sebagai berikut:
• Skor 5, diberikan untuk jawaban, Sangat setuju (SS).
• Skor 4, diberikan untuk jawaban, Setuju (S).
• Skor 3, diberikan untuk jawaban, Ragu-Ragu (RR).
• Skor 2, diberikan untuk jawaban, Tidak Setuju (TS).
• Skor 1, diberikan untuk jawaban, Sangat Tidak Setuju (STS).

41
Selanjutnya dicari rata – rata dari setiap jawaban responden. Untuk
memudahkan rata – rata tersebut, maka digunakan interval untuk menetukan
panjang kelas interval maka digunakan rumus menurut Sudjana (2001 : 79).

Tabel 3.3: Interval Kelas Pengembangan Karir dan Kinerja


Pelatihan
No Interval Kelas Kinerja
karyawan
1 1,00 – 1,79 Sangat tidak baik Sangat rendah
2 1,80 – 2,59 Tidak baik Rendah
3 2,60 – 3,39 Cukup Cukup
4 3,40 – 4,19 Baik Tinggi
5 4,20 – 5,00 Sangat baik Sangat tinggi

3.2.6 Uji Validitas dan Realiabilitas

Uji validitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan masing–masing


pernyataan dengan total skor pada masing-masing variabel. Menurut Sugiyono
(2010 : 172) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan
suatu instrumen. Oleh karena itu, validitas berhubungan dengan sejauh mana
suatu alat ukur mengukur apa yang seharusnya diukur Umar (2008 : 127).
Validitas terbagi kedalam tiga macam yaitu, validitas internal, konstruk dan
eksternal.
Validitas internal adalah tingkat kesesuaian antara bagian-bagian
instrumen dengan instrumen secara keseluruhan. Validitas konstruk mengukur
seberapa baik hasil yang diperoleh dari penggunaan ukuran sesuai dengan teori
dimana pengujian dirancang. Sedangkan validitas eksternal adalah kesesuaian data

42
yang dicapai dengan data atau informasi lain mengenai variabel penelitian yang
dimaksud.
Penulis akan melakukan uji validitas konstruk dalam penelitian ini untuk
mengetahui korelasi antara total skor setiap variabel yang diteliti dengan masing-
masing item pernyataannya. Penulis menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS
untuk melakukan uji validitas.
Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian, atau keakuratan yang
ditunjukkan oleh instrumen pengukuran Umar(2008 : 126). Maka dapat dikatakan
bahwa reliabilitas mengukur kestabilan dan konsistensi konstruk pernyataan yang
merupakan dimensi suatu variabel yang disusun dalam sebuah kuesioner.
Suatu konstruk pernyataan dikatakan reliabel apabila memiliki nilai cronbach
alpha> 0,60 (Santoso, 2006). Uji reliabilitas yang akan penulis lakukan terhadap
item-item pernyataan dan variabel yang sebelumnya telah diakatakan valid. Uji
reliabilitas dilakukan menggunakan perangkat lunak SPSS.

3.2.7 Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini terdapat dua hipotesis sebagai berikut :


H o : “Bila Pelatihan Karyawan tidak dilakukan dengan baik, maka Kinerja
Karyawan akan rendah”.
H i : “Bila Pelatihan Karyawan dilakukan dengan baik, maka Kinerja Karyawan
akan tinggi”.
Untuk menguji hipotesis diatas maka, penulis mengunakan analisis
korelasi. Analisis korelasi adalah alat statistik yang dapat digunakan untuk
mengetahui derajat hubungan liniear antara satu variabel dengan variabel lainnya.
Hubungan antar variabel dapat dikelompokkan menjadi korelasi positif, negatif
dan nihil. Besarnya korelasi yang disimbolkan dengan huruf “r”. Besarnya
koefisien korelasi ini berada pada kisaran -1 sampai dengan +1.
Penulis akan menggunakan korelasi peringkat spearman dalam penelitian
ini dengan bantuan perangkat lunak SPSS. Koefisien dari korelasi ini lebih
mengukur keeratan hubungan antar peringkat dan lebih cocok untuk digunakan
dalam data dengan skala ordinal Umar(2008).

43
Analisis korelasi rank spearman ini dipergunakan untuk mengetahui
seberapa kuat hubungan pelatihan dengan kinerja karyawan yang masing-masing
dinyatakan dengan rumus X dan Y. Rumus-rumus yang digunakan untuk
perhitungan korelasi rank spearman ada dua macam, yaitu :
1. Untuk angka yang tidak mempunyai angka kembar :
Rumus :
6∑ di 2
rs = 1 −
n(n 2 - 1)
Dimana:
rs = Korelasi Spearman
∑di2 = Selisih Rangking data variabeel X dan Y
n = Jumlah responden
2. Jika proporsi angka sama dalam variabel X dan variabel Y cukup besar maka
digunakan rumus koefisien korelasi rank spearman sebagai berikut :

rs =
∑ x + ∑ y − ∑ di
2 2 2

2 ∑ x .∑ y 2 2

Dengan ketentuan sebagai berikut :

n3 − n
∑X2 = 12
− ∑ Tx

n3 − n
∑ y2 = 12
− ∑ Ty

Jika angka kembar tersebut jumlahnya banyak, maka dalam perhitungan perlu
dirumuskan faktor korelasi dengan rumus sebagai berikut :

Rumus :

t3 − t
∑ Tx = ∑ Ty = 12

44
Dimana :

rs = Koefisien Korelasi Rank Spearman

di = Selisih rank X dan Y

n = Banyaknya sample

t = Banyaknya angka yang sama pada suatu ranking tertentu

∑x2= Jumlah kuadrat variabel X

∑y2= Jumlah kuadrat variabel Y

∑T X = Faktor korelasi jumlah kuadrat variabel Y sebagai akibat adanya


ranking yang sama

Keterangan :

• Bila r s = 0 atau mendekati 0, maka hubungan antara variabel sangat lemah


atau tidak berhubungan sama sekali.
• Bila r s = =1 atau mendekati +1, maka hubungan antara kedua variabel
dikatakan sangat kuat dan searah, artinya kenaikan atau penurunan
variabel X (pelatihan) akan terjadi bersamaan dengan kenaikan atau
penurunan variabel Y (kinerja karyawan) dan sebaliknya.
Dalam pengolahan uji korelasi, digunakan program SPSS, karena memiliki
tingkat keakuratan yang baik. Menurut Sugiyono (2005 : 183) untuk mengetahui
interprestasi terhadap kuatnya hubungan maka dapat digunakan pedoman seperti
yang tertera pada tabel berikut:

45
Tabel 3.4: Interprestasi Koefisien Korelasi
Interval Tingkat
koefisien hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Tinggi

0,80 – 1,000 Sangat tinggi

Ada beberapa ketentuan yang terkait dengan korelasi Rank Spearman,


yaitu :
a. Angka korelasi untuk Spearman berkisar pada 0, yang berarti tidak ada korelasi
sama sekali, tetapi kalau angka 1 terdapat korelasi yang sempurna.
b. Sebagai pedoman sederhana, bahwa angka korelasi di atas 0,5 menunjukkan
korelasi yang cukup kuat, sedangkan di bawah 0,5 menunjukkan korelasi yang
lemah.
c. Selain besarnya nilai korelasi, tanda korelasi juga berpengaruh kepada
penafsiran hasil. Tanda – (negatif) pada output menunjukkan adanya arah
hubungan yang berlawanan, yang berarti adanya korelasi yang negatif.
Demikian juga dengan tanda + (positif) pada output menunjukkan arah
hubungan yang sama, dengan pengertian adanya korelasi yang positif.

46
Untuk mengetahui besarnya kontribusi mengenai pelatihan (Variabel X) terhadap
kinerja karyawan (Variabel Y), maka digunakan koefisien determinasi dengan
rumus sebagai berikut :

Rumus :

Kd = (r s )2 x 100%

Dimana :

Kd = Koefisien determinasi

r s = Koefisien Korelasi

47

Anda mungkin juga menyukai