Anda di halaman 1dari 28

1

Penyerapan Nilai-Nilai Kearifan Lokal Gurindam XII dalam


Kehidupan Masyarakat di Tanjungpinang Kepulauan Riau

ABSTRAK

Masyarakat Kepulauan Riau yang notabene memiliki akar budaya Melayu yang
kuat dan memiliki khazanah sastra yang melekat dan sudah turun temurun.
Khazanah sastra ini merupakan suatu kebijaksanaan hidup yang didasarkan pada
nilai-nilai budaya suatu masyarakat dan juga mempersentasikan sebuah nilai
budaya masyarakat yang dijunjung tinggi serta menjadi sebuah keyakinan.
Kearifan lokal dapat diintegrasikan dalam gerakan sosial dan kebudayaan
masyarakat. Kearifan lokal budaya Melayu Tanjungpinang dapat dilihat dari
sebuah karya yang ditulis oleh Raja Ali Haji di pulau Penyengat yaitu Gurindam
XII yang tidak terlepas dari empat aspek pokok ajaran Islam yaitu aspek akidah
tauhid, aspek ibadat, aspek akhlak dan aspek mua'amalat duniawiat diungkapkan
dalam konvensi sastra yang menyenangkan salah satunya Gurindam XII sebagai
sumber nilai-nilai kehidupan masyarakat.

Kata kunci: penyerapan nilai-nilai, kearifan lokal, Gurindam XII


2

PENDAHULUAN

Kearifan lokal adalah suatu kebijaksanaan hidup yang didasarkan pada nilai-
nilai kebudayaan suatu masyarakat yang mempersentasikan sebuah nilai
kebudayaan masyarakat, menaungi keseluruhan kompleksitas norma dan perilaku
yang dijunjung tinggi serta menjadi sebuah belief bagi masyarakat. Kearifan lokal
dapat ditemui dalam nyanyian, pepatah, sasanti, petuah, semboyan, kesusasteraan
dan naskah-naskah kuno yang melekat pada kehidupan sehari-hari.

Sastra dijadikan sumber spirit yang menyatukan masyarakat dan sebagai


media penyampai pesan-pesan agama, pesan-pesan penguasa, sarana kritik
terhadap pnguasa serta media kedekatan antara rakyat dan penguasa. Sastra
Melayu diantaranya Gurindam XII gubahan Raja Ali Haji yang digolongkan
dalam syiir irsyadi atau puisi didaktik karena berisikan nasehat dan petunjuk
untuk kehidupan yang diridhai oleh Allah SWT dengan sandaran tersirat ilmu
tasawuf. Penyerapan nilai-nilai Gurindam XII dapat dilihat dari perubahan-
perubahan kehidupan masyarakat.

A. Latar Belakang

Tanjungpinang merupakan kota yang sarat akan sejarah, budaya dan


1
adat istiadat Melayu. Kekayaan Melayu yang sangat kuat adalah ekspresi
tulis menulis dalam bentuk kalimat bersajak. Ribuan syair, pantun, gurindam,
2
sonata, seloka yang berisi tunjuk ajar dan nasehat. Gurindam XII secara
sederhana memiliki arti sebagai sekumpulan syair yang diciptakan oleh Raja
Ali Haji di pulau Penyengat. Gurindam XII mempunyai dua belas baris dalam
serangkap atau beberapa baris dalam serangkap dimana setiap baris kebaris
mempunyai makna dan saling berkesinambungan antara baris pertama dan
berikutnya. Baris pertama disebut syarat(sebab) yang merupakan suatu
pikiran atau peristiwa yang ingin disampaikan oleh Raja Ali Haji dalam

1 Markus Gunawan. 2007. Provinsi Kepulauan Riau. Batam : Titik Cahaya Elka. Hal. 140
2 Tenas Effendy. 2005. Syair Nasib Melayu. Yogyakarta : Balai Kajian Dan Pengembangan
Budaya Melayu. Hal. 5
3

Gurindam XII. Sedangkan baris kedua adalah jawab atau keterangan pokok
pikiran yang dinyatakan dari ayat pertama atau garis pertama(menyimpulkan
3
akibat). Kebijaksanaan hidup yang didasarkan pada nilai-nilai kebudayaan
suatu masyarakat yang mempersentasikan sebuah nilai kebudayaan
masyarakat. Penyerapan Gurindam XII dapat dilihat dari perubahan-
perubahan lingkungan masyarakat berdasarkan nilai-nilai yang terkandung
dalam Gurindam XII.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka rumusan


masalahnya sebagai berikut :

1. Apa makna yang terkandung dalam Gurindam XII?


2. Bagaimana penyerapan nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung pada
Gurindam XII dalam konteks masyarakat Tanjungpinang ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui nilai nilai makna kearifan lokal dalam konteks
Melayu
2. Menganalisis penyerapan nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung
pada Gurindam XII dalam konteks masyarakat Tanjungpinang.

3
Rima Melati. Itibar Gurindam 12 Karya Raja Ali Haji. Tanjungpinang : Cv. Halis Jaya.
Hal. V-Vi. Lihat : Tusiran Suseno. 2011. Muatan Local Budaya Melayu. Depok : Yayasan
Panggung Melayu. Hal. 139
4

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanjungpinang
Kota Tanjungpinang merupakan kota yang sarat akan sejarah, budaya dan
adat istiadat Melayu. Kondisi geografisnya yang terdiri dari beberapa pulau
4
merupakan keistimewaan tersendiri bagi kota Tanjungpinang.
Tanjungpinang adalah kota tempat pelabuhan di pulau Bintan adalah tempat
bertemunya pedagang dan kapal penumpang yang menyambungkan berbagai
5
tempat di Indonesia dan Singapura. Menjelang berdirinya Kerajaan
Riau(1722), kota Tanjungpinang telah menjadi kubu pertahanan Raja Kechik
dalam perang saudara meerebutkan tahta Kerajaan Johor melawan Tengku
Sulaiman dan sekutunya. Kedudukan Tanjungpinang sebagai pusat pertahanan
6
semakin jelas setelah berdirinya Kerajaan Riau.

B. Kearifan lokal

Kearifan lokal adalah kebijaksanaan hidup berdasarkan nilai-nilai


budaya masyarakat(Wurianto: 2010), sebagai sebuah komunitas nilai-nilai
budaya yang menaungi kompleksitas keseluruhan norma dan perilaku yang
ditegakkan serta menjadi keyakinan. Hal ini dapat ditemukan dalam bentuk
pepatah, nasihat, puisi, slogan, sastra dan naskah kuno yang melekat dalam
perilaku sehari-hari. Unsur kearifan lokal dalam merespon lingkungan adalah
melalui penguatan masyarakat berbasis inisiatif-inisiatif lokal berbasis.

Ciri dasar kearifan lokal adalah adanya kepedulian sesama manusia dan
7
alam semesta. Dalam khazanah teologi islam, Ibnu Khaldun dikenal sebagai

4 Markus Gunawan. 2007. Provinsi Kepulauan Riau. Batam : Titik Cahaya Elka. Hal. 140
5 Tria Patrianti, 2008. Keramahtamahan Kota Tanjungpinang. Tanjungpinang : Bappeda
Kota Tanjungpinang. Hal. 17
6 Ibid. Hal 141.
7 Ibnu Khaldun Melalui Karya Monumentalnya, Muqaddimah, Telah Memperkenalkan
Sains Tentang Masyarakat Sejak Tahun 1377 M. Berkaitan Dengan Hal Itu Ibnu Khaldun Erhak
Menyandang Gelar Sebagai Pendiri Ilmu Sosial(Bapak Sosiologi) Melebihi August Comte Yang
Kahir Setelah Ibnu Khaldun.
5

peletak dasar teori solidaritas masyarakat atau dikenal dengan teori ashabiyat.
Teori ini merupakan pengejawantahan dari teori harmoni ka al-jasad al-wahid
dalam ajaran islam yang merupakan kezaliman saling melindugi dan
mengembangkan potensi serta saling mengisi dan membantu diantara sesama.
Melalui teori harmoni ka al-jasad al-wahid dimisalkan kehidupan komunitas
muslim itu dengan ka al-bunyan yasuddu baduha badla bagaikan sebuah
bangunan yang antara elemen bangunan yang satu dengan yang lainnya saling
8
memperoleh dan memperkuat. Teori ashbiyat solidaritas kelompok dan
konsep taawun al-ihsan didasarkan atas pemikiran ajaran islam didalamnya
9
terkadung norma kaidah dan syariat. Kearifan lokal perlu diintegrasikan
dalam gerakan sosial dan kebudayaan masyarakat. Ini akan dapat membawa
kesadaran dalam nurani publik dalam menangani masalah pendidikan,
pemberdayaan pengembangan potensi lokal, antara lain; pengembangan dan
optimalisasi pendidikan karakter, pengembangan program pendidikan karakter
pada potensi lokal dan kebutuhan untuk ahli dalam pengembangan penilaian
lintas disiplin dalam pendidikan karakter.

Pendidikan berbasis kearifan lokal adalah model pendidikan yang


memiliki relevansi yang tinggi untuk pengembangan keterampilan hidup
dengan mengandalkan pemberdayaan keterampilan dan potensi budaya lokal di
masing-masing daerah. Dalam model ini, pembelajaran memiliki makna yang
lebih tinggi dan relevansi dengan pemberdayaan kehidupan nyata, berdasarkan
realitas yang dihadapi. Ini adalah pendidikan yang mengajarkan kita untuk
selalu melekat pada situasi konkret kebudayaan.

C. Gurindam XII
Dalam sejarah Melayu khususnya di Riau-Lingga, nama Raja Ali Haji
cukup banyak menghiasi runtutan peristiwa di daerah ini. Beliau dilahirkan di
pulau Penyengat pada akhir tahun 1808. Ayahnya bernama Raja Ahmad ibn

8 Ibnu Khaldun. 1986. Muqaddimah Ibn Khaldun. Terjemahan Ahmadie Thoha.


Jakarta : Pustaka Firdaus.
9 Muhammad Syaltut.1959. Akidah Wa Al-Syariah. Beirut : Dar Al-Fikri. Cet Ke-1.
6

Raja Haji Fi Sabilillah dan ibunya bernama Encik Hamidah binti Panglima
10
Malik Selangor. Dalam silsilah Kerajaan Riau-Lingga, beliau adalah
keturunan dari Yang Dipertuan Muda Riau II yaitu Oppu Daeng Cellak, yang
menikah dengan Tengku Mandak saudara perempuan Raja Melayu, Sultan
Badrul Alamsyah. Disini jelas bahwa dalam silsilah keluarganya, beliau
memiliki darah campuran Bugis dan Melayu.
Sebagai salah seorang anggota kerabat Kerajaan Riau-Lingga, Raja Ali
Haji dididik dalam lingkungan tradisi Melayu dan mendapatkan kesempatan
pendidikan yang lebih baik. Pendidikannya terutama didapatkan dari para
ulama dan para sayid Arab yang berdatangan ke Penyengat, disamping dari
11
ayahnya sendiri Raja Ahmad, seorang pujangga, penasehat dan ulama
Kerajaan sekaligus merangkap sebagai wakil resmi Yang Dipertuan Muda
12
Riau VI Raja Jafar(1805-1831) yang juga saudara kandungnya sendiri.
Sejak masa mudanya Raja Ali Haji sering menyertai orang tuanya Raja
Ahmad VI berbagai ekspedisi, termasuk misi ke batavia untuk urusan
Kerajaan. Pada tahun 1828 M, Raja Ali Haji bersama ayahnya menunaikan
ibadah haji ke Mekkah. Setelah pulang dari tanah suci tahun 1830 M, Raja
Ali Haji dinikahkan dengan Raja Halimah, anak pamannya Yang Dipertuan
13
Muda Raja Jafar.
Gurindam memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu:
a. Gurindam memiliki dua atau beberapa baris dalam satu bait.
b. Setiap baris memiliki isi atau maksud dan bersambung dengan baris
rangkap selanjutnya, sehingga membentuk satu makna yang lengkap.
Baris pertama berisi syarat dan baris kedua berisi jawaban dari syarat
baris pertama.

10 Virginia Matheson. 1982. Tuhfat Al-Nafis (Raja Ahmad Dan Raja Ali Haji). Kuala
Lumpur : Penerbit Fajar Bakhti. Hal. Xxii-Xxiii.
11 Diantara Syair Karangan Raja Ahmad, Seperti Syair Perang Johor Dan Syair Engku
Putrid. Abu Hasan Sham. 1984. Karya-Karya Yang Berlatarbelakangkan Islam Dari Pengarang
Riau-Johor Sehingga Awal Abad Kedua Puluh. Makalah : Ttp. Hal. 1-2.
12 Hasan Junus. 1988. Raja Ali Haji : Budayawan Di Gerbang Abad Xx. Pekanbaru : Unri
Press. Hal. 40.
13 Virginia Matheson. 1982. Tuhfat Al-Nafis (Raja Ahmad Dan Raja Ali Haji). Kuala
Lumpur : Penerbit Fajar Bakhti. Hal. 304-309.
7

c. Jumlah kata-kata tiap baris dan suku kata tidak terbatas.


d. Rima akhir tidak tetap. Tetapi sering kita temukan(didalam Gurindam
Dua Belas memiliki rima yang terdengar sama)
8

METODOLOGI

Ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif karena dapat memberikan


gambaran yang lebih komprehensif daripada fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek, seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain yang
holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa dalam
konteks tertentu dengan memanfaatkan metode alami dan ilmiah(Moleong, 2006).
9

PEMBAHASAN

A. Makna Gurindam XII

Masyarakat Kepulauan Riau yang notabene memiliki akar budaya


melayu yang kuat memiliki khazanah sastra yang melekat dan sudah turun
temurun. Masyarakat kepuluan Riau beranggapan bahwa sastra merupakan
sumber spirit yang menyatukan masyarakat dan sebagai penyampai pesan-
pesan agama, pesan-pesan penguasa, sarana kritik terhadap penguasa serta
media kedekatan antara rakyat dan penguasa. Bentuk-bentuk sastra tersebut
ialah puisi, syair, gurindam, pantun dan lain-lain. Diantara sastra Melayu
14
tersebut seperti Gurindam XII karya Raja Ali Haji. Raja Ali Haji selaku
seorang muslim yang taat, mengaktualisasikan empat aspek ajaran agama
Islam yaitu akidah tauhid, ibadah, akhlak dan muamalat duniawi.

Gurindam XII memiliki 12 pasal yang setiap pasal memiliki makna yang
berbeda. Gurindam XII pasal yang pertama memiliki makna umat muslim
menjalankan kehidupan berpedoman kepada Al-Quran dan Al-Hadits.
Manusia memiliki keistimewaan dan derajat yang tinggi dibanding makhluk
lain. Manusia harus memiliki aturan dalam hidupnya karena dalam kehidupan
manusia memiliki proses yang panjang. Makna yang terkandung pada pasal
kedua tentang agama. Semakin manusia mengenal Allah maka semakin takut ia
pada-Nya. Perintah-perintah-Nya wajib kita laksanakan, terutama yang
tercantum dalam rukun Islam, shalat, puasa, zakat dan naik haji. Dalam pasal
ketiga, Raja Ali Haji mengingatkan betapa pentingnya menjaga anggota tubuh
dari perbuatan-perbuatan yang tidak baik. Dalam pasal keempat, Raja Ali haji
berbicara tentang budi pekerti. Hati adalah inti dari jiwa manusia. Hati yang
dengki hanya akan merugikan diri sendiri. Berbicara harus dipikir supaya tidak

14
Muhamad Faisal. 2014. Jurnal Pendidikan Islam Arriyadhah. Batam : Stai Ibnu Sina
Batam. Hal. 127-128
10

celaka karenanya. Amarah adalah perbuatan sia-sia. Rangkap pertama pada pasal
kelima bermakna orang yang bersifat baik tampak dari perbuatannya. Orang yang
mulia dan berbangsa dapat kita lihat dari perilaku dan tutur katanya. Melalui pasal
keenam, Raja Ali Haji memberi tahu orang-orang seperti apa yang sebaiknya ada
disekitar kita. Pasal ketujuh juga berisi tentang budi pekerti. Orang yang banyak
bicara memperbesar kemungkinan berdusta. Terlalu mengharapkan sesuatu akan
menimbulkan kekecewaan yang mendalam saat sesuatu itu tidak seperti yang
diharapkan. Dalam pasal kedelapan, Raja Ali Haji berpesan kalau orang yang
ingkar dan aniaya terhadap dirinya sendiri tidak dapat dipercaya. Pasal kesembilan
membahas kondisi seperti apa yang membuat setan datang atau pergi. Manusia
yang mengerjakan pekerjaan yang tidak baik diibaratkan sebagai setan. Dalam
pasal kesepuluh bermakna kewajiban terhadap orang tua, anak, istri dan teman
dibahas dalam pasal kesepuluh. Anak harus hormat dan berbakti pada ayah-
ibunya. Dalam gurindam XII dalam pasal kesebelas menjelaskan kita hendaknya
menolong sesama, terutama yang sebangsa. Kita harus membuang sifat-sifat buruk
dan memegang amanat. Pasal yang kedua belas atau pasal yang terakhir
membahas tentang kewajiban raja, orang yang berilmu dan hikmah kematian.

B. Penyerapan Nilai-nilai Kearifan Lokal yang Terkandung pada


Gurindam XII

Kearifan lokal yang dibangun dalam sastra Melayu Gurindam XII ini
tidak terlepas dari ajaran agama Islam sebagai sumber niali dalam
pembentukan perubahan-perubahan kehidupan masyarakat. Dalam Gurindam
XII pasal yang pertama dinyatakan :

Barang siapa tiada memegang agama,


Segala-gala tiada boleh dibilangkan nama,

Barang siapa mengenal yang empat,


11

Maka ia itulah orang yang makrifat,

Barang siapa yang mengenal Allah SWT,


Suruh dan tegaknya tiada ia menyalah,

Barang siapa yang mengenal diri,


Maka mengenal Tuhan dan bahri,

Barang siapa mengenal dunia,


Tahulah ia barang yang terpedaya,

Barang siapa mengenal akhirat,


15
Tahulah ia dunia mudharat

Dalam menjalankan kehidupan di dunia umat Islam berpedoman kepada Al-


Quran dan Al-Hadits Nabi serta fatwa dari ulama. Manusia memiliki
keistimewaan dan derajat yang tinggi dibanding makhluk lain. Karena manusia
dianugrahi akal dan pikiran yang bisa membedakan baik dan buruk suatu
perbuatan. Manusia harus memiliki aturan dalam hidup. Agama menjadi pedoman
bagi manusia dalam hubungan kepada Allah SWT dan hubungan kepada sesama
manusia serta makhluk lainnya. Kesempurnaan hidup manusia melalui proses
yang panjang. Apabila manusia berpegang teguh kepada agamanya ia mampu
memahami dan menghayati yang empat. Menjadi orang yang makrifat adalah
orang yag mengenal Allah SWT orang yang beriman. Orang yang beriman selalu
menegakkan dan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi serta meninggalkan
larangan-Nya dan mampu mengenali dirinya dari mengenali dirinya manusia pun
mengenal Tuhannya. Manusia yang telah mengenal Tuhan dan dirinya akan sadar

15
Hasan Junus. 1988. Raja Ali Haji : Budayawan Di Gerbang Abad Xx. Pekanbaru : Unri
Press. Hal. 40-52
12

bahwa dia diciptakan untuk menempati bumi dan mengembangkan hidup serta
kehidupannya di dunia.

Diantara unsur-unsur psikis yang terdapat dalam karya Raja Ali Haji adalah
hati yang memiliki peran utama tempat berseminya ilmu pengetahuan dan tempat
mengontrol setiap perbuatan moral. Hati memiliki peran ganda dalam
mendatangkan pengetahuan lewat indera dan penalaran yang mengarah kepada
alam empirik dan lewat hati yang terdalam dalam mengabdi kepada Tuhan. Raja
Ali Haji memandang hati sebagai raja yang mampu mengontrol setiap perbuatan
moral dan tingkah laku manusia dalam hal ini Raja Ali Haji mengatakan dalam
Gurindam XII pasal yang keempat :

Hati itu Kerajaan di dalam tubuh


Jikalau zalim segala anggota pun rubuh
Apabila dengki sudah bertanah
Datanglah daripadanya beberapa anak panah
Mengumpat dan memuji hendaklah piker
Di situlah banyak orang yang tergelincir
Pekerjaan marah jangan dibela
Nanti hilang akal di kepala
Jika sedikit pun berbuat bohong
Boleh diumpamakan mulutnya itu pekung
Tanda orang yang amat celaka
Aib dirinya tiada ia sangka
Bakhil jangan diberi singgah
Itulah perompak yang amat gagah
Barang siapa yang sudah besar
Janganlah kelakuannya membuat kasar
Barang siapa perkataan kotor
13

Mulutnya itu umpama


ketor Di mana tahu salah
diri

Jika tidak orang lain yang berperi


Pekerjaan takbur jangan direpih
16
Sebelum mati didapat juga sepih.

Jika hati terpelihara dan dijaga dari sifat yang tercela, serakah, tamak dan
khaloba, khianat dan dengki, niscaya kehidupan kehidupan kita akan aman.
Sifat tercela akan dapat dihindari. Allah SWT tidak menyukai hati yang kotor,
orang yang mempunyai hati kotor suka merugikan orang lain dan akhirnya juga
bisa merugikan diri sendiri. Kedengkian hati hanya akan merugikan diri
sendiri. Jika dilihat dari wajah orang yang suka dengki pasti wajahnya tidak
ada sinar kebaikan, yang ada pancaran kedengkian. Allah SWT memberikan
nikmat yang banyak kepada hambanya dalam berbagai hal. Orang yang
mempunyai hati yang kotor ingin selalu mengumpat dan mencela orang lain.
Orang yang lupa diri mudah tergelincir dan bahkan tersesat sehingga nikmat
Tuhan hilang sia-sia.

Pada kehidupan sehari-hari banyak hal yang bisa membangkitkan


kemarahan, jika kita pandai mengelola amarah Allah SWT akan melapangkan
pikiran manusia. Cara yang terbaik untuk meredam amarah adalah dengan
berwudhu dan melaksanakan sholat mendekatkan diri kepada Allah SWT. Nabi
Muhammad SAW adalah suri tauladan yang patut kita contoh. Nabi
Muhammad SAW orang yang sabar dan yang dapat dipercaya. Apabila
manusia pernah berbohong maka untuk selanjutnya akan dikatakan tukang
bohong. Sifat pembohong merupakan akhlak tercela. Orang yang memiliki
sifat tercela akan merugikan dirinya sendiri. Manusia hendaknya mampu
menjaga sifat dan etika dalam pergaulan. Tidak ada seorang manusia didunia

16
Hasan Junus. 1998. Raja Ali Haji : Budayawan Di Gerbang Abad Xx. Pekanbaru : Unri
Press.
14

luput dari salah manusia hendaknya mempunyai sifat pemaaf dan berbesar hati
17
untuk meminta maaf kepada orang lain.

Pada aspek yang lebih konkrit dalam pembentukan karakter bagi


kehidupan masyarakat, terlihat pada hubungan sesama manusia. Dalam
Gurindam XII pasal yang kelima :

Jika hendak mengenal orang


berbangsa, Lihat kepada budi dan
bahasa,

Jika hendak mengenal orang yang


berbahagia, Sangat memeliharakan yang
sia-sia,
Jika hendak mengenal orang mulia,

Lihatlah kepada kelakuan dia,

Jika hendak mengenal orang yang


berilmu, Bertanya dan belajarlah tiada
jemu,

Jika hendak mengenal orang yang berakal,

Didalam dunia mengambil bekal,

Jika hendak mengenal orang yang baik perangai,


18
Lihat pada ketika bercampur pada orang ramai.

Orang yang mulia dan berbangsa dapat dilihat dari perilaku dan tutur
katanya. Bangsa Indonesia dari keragaman suku bangsa memiliki keragaman
bahasa yang disatukan dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika walau
berbeda suku bangsa tetap satu falsafah yaitu dasar negara Indonesia Pancasila.
Pendidikan budi pekerti yang luhur menjadi acuan dan dasar kesatuan yang
melekat pada diri manusia. Dalam kehidupan dilingkungan keluarga,
berbangsa, dan bernegara sangat diperlukan moral, adab dan sopan santun,
17 Rima Melati. Itibar Gurindam 12 Karya Raja Ali Haji.Tanjungpinang : Cv. Halis
Jaya.
Hal. 40-52
18 Hasan Junus. 1998. Raja Ali Haji : Budayawan Di Gerbang Abad Xx. Pekanbaru
: Unri
Press.
15

saling menghormati, tenggang rasa sebagai cerminan kepribadian rakyat


Indonesia.

Hidup anugrah yang harus disyukuri oleh setiap hamba Allah SWT.
Nafas kehidupan dapat terasa melalui hati yang tertata. Jika manusia mampu
menikmati hidup dengan kebahagiaan tentu hal yang sia-sia jauh dari
kehidupan kita. Tatanan kehidupan yang kita lalui senantiasa mengikuti hukum
agama dan adat istiadat yang memberi petunjuk untuk mewujudkan kehidupan
yang bahagia sakinah mawaddah dan warahmah.

Kebahagiaan tidak dapat diukur dengan materi berupa harta benda,


alangkah bahagianya ketika hidup bisa seimbang punya harta dan jiwa bahagia.
Harta dipergunakan untuk mencari keridhoan Allah SWT. Sehingga jiwa
menjadi tenang dan tentram mampu menjaga keutuhan rumah tangga terhindar
dari api neraka.

Seseorang dapat dilihat mulia atau tidaknya dari sikap dan tingkah laku
dalam kehidupan sehari-hari sikap terhadap keluarga, kepada orang tua, kaum
kerabat tetangga, masyarakat dan ulil amri. Sikap anak terhadap orang tua
hendaklah bersikap baik kepada ayah dan ibu karena merekalah yang
melahirkan, mendidik dan membesarkan kita hingga dewasa dan akhirnya
mempunyai tanggung jawab sendiri setelah berkeluarga. Setiap manusia
hendaklah bersikap baik kepada sesama manusia seperti tetangga dan
lingkungan masyarakat. Tetangga adalah orang yang terdekat dan yang paling
tau tentang kita. Jika ada musibah dan kesusahan dengan bertetangga kita akan
mudah mendapat pertolongan namun sebaliknya jika kita tidak bersikap baik
ketika meminta pertolongan tetanggan pun enggan untuk menolong.

Seseorang yang mempunyai suatu sikap yang baik, etika dan moral maka
orang itu telah memiliki sebuah ilmu, manusia menuntut ilmu tidak ada batasan
usia sampai kapan pun selagi hayat masih dikandung badan manusia
dianjurkan untuk menuntut ilmu, memperkaya wawasan dan ilmu pengetahuan.
Karena Allah SWT mengangkat derajat orang yang mempunyai ilmu
16

19
pengetahuan. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran surah Al-Mujadillah
ayat 11 :

Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu,
berlapang-lapanglah dalam majlis, maka lapangkanlah, niscaya Allah SWT
akan memberi kelapangan untukmu, dan apbila dikatakan, berdirilah kamu,
maka berdirilah, niscaya Allah SWT akan meninggikan orang-orang yang
beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
20
derajat. Dan Allah SWT maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Dalam menuntut ilmu manusia dianjurkan untuk brtanya tentang apa
yang dipelajari, dalam pepatah Melayu menyebutkan malu bertanya sesat di
jalan setelah manusia mendapatkan ilmu pengetahuan hendaknya ilmu yang
didapatkan di amal dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memiliki ilmu
manusia mampu memetik pelajaran dari kehidupan yang dilewati untuk
mencapai keridhoan Allah SWT dalam menggapai kehidupan dunia akhirat.
Dengan berilmu kita dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada
Allah SWT dengan mempersiapkan amal maruf nahi mungkar. Seseorang
yang berilmu dapat dilihat dari tingkah laku, cara bergaul bersama orang ramai,
cara bersantun, sopan santun dengan teman sejawat. Dengan orang yang lebih
tua, yang lebih muda ataupun dengan guru, alim ulama, tokoh masyarakat dan
lingkungan sekitar. Cara berkomunikasi yang baik menunjukkan etika

19 Rima Melati. Itibar Gurindam 12 Karya Raja Ali Haji.Tanjungpinang : Cv. Halis
Jaya.
Hal. 40-52
20 Lajnah Pentashih Mushaf Al-Quran. 2007. Alquranulkarim. Terjemah Perkata
Type
Hijaz. Bandung : Syamil Cipta Madya. Hal 544.
17

,seseorang, baik berbicara secara langsung maupun komunikasi lewat media


21
baik cetak, elektronik maupun media online.

Dalam aspek akhlak terhadap orang tua tercantum pada Gurindam XII
: pasal yang kesepuluh

Dengan bapa jangan durhaka, Supaya


Allah SWT tidak murka, Dengan ibu
hendaklah hormat, Supaya badan dapat
selamat, Dengan anak janganlah lalai,
Supaya boleh naik ke tengah balai,
Dengan istri dan gundik janganlah
alpa, Supaya kemaluan jangan
menerpa, Dengan kawan hendaklah
,adil

22
Supaya tangannya jadi kapil
sebagai beliau menghormati kita tanda bapak kepada baik Berbuat
: pemimpin keluarga. Firman Allah SWT surat Al-Anam ayat 151


















)(









Artinya :Katakanlah : kemarilah aku bacakan kepada apa-apa yang


-telah rabb-mu haramkan kepada kalian yaitu janganlah kalian menyekutukan
23
Nya dengan sesuatu apapun dan berbuat baiklah kepada kedua orangtua.

.Rima Melati. Itibar Gurindam 12 Karya Raja Ali Haji.Tanjungpinang : Cv. Halis Jaya 21
Hal. 40-52
22
Hasan Junus. 1998. Raja Ali Haji : Budayawan Di Gerbang Abad Xx. Pekanbaru : Unri
.Press
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Quran. 2007. Alquranulkarim. Terjemah Perkata Type 23
.Hijaz. Bandung : Syamil Cipta Madya. Hal
18

Seorang anak hendaknya tidak mendurhakai serta menyakiti orang tua


agar Allah SWT selalu memberikan kemudahan kepada kita dalam menjalani
kehidupan. Allah SWT memberikan perintah tegas kepada hamba-Nya untuk
berbakti ibu bapak sebagai tanda taat kita kepada Allah SWT. Setiap anak
mesti hormat dan patuh terhadap ibu dan bapak untuk mendapat ridho Allah
SWT. Seorang anak merupakan amanah dari Allah SWT untuk ditanamkan
akidah dan akhlak yang baik sesuai dengan syariat Islam.

Seorang anak perlu mendapat jaminan masa depan dengan iman, ilmu
dan akhlak mulia. Ketika seorang anak tidak mempunyai landasan iman
banyak tipu muslihat yang menjejaskan masa depan. Ketika seorang anak
mempunyai iman, ilmu dan akhlak di lingkungan masyarakat dapat diterima
serta mendapat kehormatan dan kedudukan di lingkungan masyarakat, kantor
dan sebagainya. Suami yang baik adalah yang memberi rasa aman kepada
isteri, memberikan tanggungjawab dengan sepenuh hati baik jasmani ataupun
24
rohani.

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Imran ayat 31 :


)







)

Artinya :Katakanlah wahai Muhammad SAW jika benar kamu


mengasihi Allah SWT maka ikutilah daku, niscaya Allah SWT mengasihi kamu
serta mengampunkan dosa-dosa kamu dan Allah SWT maha pengampun lagi
25
maha mengasihani.

Allah SWT menciptakan manusia untuk menjadi kholifah atau pemimpin


dalam Gurindam XII dalam pasal keduabelas:

Raja mufakat dengan menteri,

24 Rima Melati. Itibar Gurindam 12 Karya Raja Ali Haji.Tanjungpinang : Cv. Halis
Jaya.
Hal. 205-234.
25 Lajnah Pentashih Mushaf Al-Quran. 2007. Alquranulkarim. Terjemah Perkata
Type Hijaz. Bandung : Syamil Cipta Madya. Hal.
19

Seperti kebun berpagar duri,


Betul hati kepada raja, Tanda
jadi sebarang kerja, Hukum adil
atas rakyat, Tanda rajka beroleh
inayat, Kasihkan orang yang
pandai, Tanda mengenai kasa
dan cindai, Ingatkan dirinya
mati,

Itulah asal berbuat bakti,


Akhirat itu terlalu nyata,
26
Kepada hati yang tidak buta.

Allah SWT menciptakan manusia untuk menjadi kholifah dimuka bumi.


Siapa yang diberi kepercayaan oleh Allah SWT untuk menjadi pemimpin,
maka hendaknya mampu membuat kebijakan dan putusan dengan landasan
musyawarah. Tujuan dari musyawarah yakni untuk mencapai keadilan sosial,
suatu negara akan kokoh jika pemimpin memiliki sikap yang suka
bermusyawarah. Negara mempunyai wibawa dimata dunia karena
keseimbangan dalam kepemimpinan. Pembangunan ekonomi, kesehatan
masyarakat, pendidikan, kebudayaan, dan pertahanan perlu dipikirkan secara
bersama. Dengan kebersamaan yang terbangun secara harmonis akan mampu
mewujudkan negara yang kuat, kokoh dalam segala bidang.

Pemimpin memiliki kewajiban dan fungsi yan lebih besar serta tanggung
jawab yang lebih berat, seorang pemimpin harus menghayati dan
mempertahankan nilai-nilai luhur ajaran agama. Pemimpin harus member suri
teladan tingkah laku yang terpuji. Kewajiban dari seorang pemimpin ialah

26
Hasan Junus. 1998. Raja Ali Haji : Budayawan Di Gerbang Abad Xx. Pekanbaru : Unri
Press.
20

menciptakan iklim yang sehat untuk terlaksananya nilai -nilai luhur ajaran
27
agama Islam.

: Firman Allah SWT dalam QS. As-Syuura ayat 38 yang artinya


)(
















Artinya : Dan(bagi) orang-orang yang menerima(mematuhi) seruan Tuhannya


dan mendirikan sholat, sedang urusan mereka(diputuskan) dengan musywarah
antara mereka dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang
28
kami berikan kepada mereka

,Seorang pemimpin yang didambakan adalah pemimpin yang jujur


cerdas, komunikatif dan siap menghadapi tantangan masa depansuatu negara
untuk mewujudkan negeri baldatun toyyiban warobbun .ghofur Seorang
pemimpin hendaklah mempunyai hati yang bersih, tidak sombong, tidak
,angkuh mengedepankan kepentingan orang ,ramai meningkatkan rasa
solidaritas yang akhirnya tentu menjadi panutan. Jika hal demikian dapat
diwujudkan tentu segala program dapat berjalan dengan semestinya. Dalam
ajaran Islam diperintahkan untuk memilih pemimpin yang seiman agar Allah
SWT menuntun pemimpin kejalan yang benar, Allah SWT akan memberi
29
petunjuk kepada pemimpin yang beriman kepada Allah SWT.

: Allah SWT telah berfirman dalam QS. Al-Imran ayat 28





)(



Artinya :Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir
siapa Barang mukmin. orang-orang meninggalkan dengan wali, menjadi

.Rima Melati. Itibar Gurindam 12 Karya Raja Ali Haji.Tanjungpinang : Cv. Halis Jaya 27
Hal. 40-52
28
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Quran. 2007. Alquranulkarim. Terjemah Perkata Type
.Hijaz. Bandung : Syamil Cipta Madya. Hal
.Rima Melati. Itibar Gurindam 12 Karya Raja Ali Haji.Tanjungpinang : Cv. Halis Jaya 29
Hal. 242 -243
21

berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah SWT, kecuali


karena(siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan
Allah SWT memperingatkan kamu terhadap diri(siksa)-Nya. Dan hanya
30
kepada Allah SWT kembali(mu).

Umat Islam tidak hanya diperintahkan untuk memilih pemimpin yang


seiman, akan tetapi umat Islam juga diperintahkan untuk menghormati guru
dan alim ulama. Adat istiadat Melayu mencerminkan bahwa pentingnya
menghormati seorang guru agar memperoleh berkah dan mendapat rahmat dari
Allah SWT. Jika seorang muslim pandai menghormati seorang terutama
kepada orang yang berilmu menandakan ia telah mendapat rahmat dari Allah
SWT dan ilmunya memperoleh berkah. Ia mampu membedakan baik dan
buruk, mampu menjauhkan diri dari hal yang kasar, angkuh dan sebagainya.
Umat Islam juga harus mempersiapkan diri untuk menghadapi masa dimana
kita tidak dapat lagi menikmati kehidupan dunia, tak ada lagi orang
disekeliling kita. Belum ada tanda-tanda kematian itu akan datang kita lalai
dalam menjalankan perintah Allah SWT, namun bagi orang yang beriman tentu
persiapan menuju kematian akan disiapkan melalui taat beribadah kepada Allah
SWT agar pikiran dan hati tidak buta, batin sehat dan kehidupan yang kita
jalani bermanfaat. Untuk menjadi jiwa yang istiqomah dengan iman hendaknya
manusia memahami bahwa hidup yang dijalani harus berarti, bermakna,
31
bermutu dan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.

30 Lajnah Pentashih Mushaf Al-Quran. 2007. Alquranulkarim. Terjemah Perkata


Type
Hijaz. Bandung : Syamil Cipta Madya. Hal.
31 Rima Melati. Itibar Gurindam 12 Karya Raja Ali Haji.Tanjungpinang : Cv. Halis
Jaya.
Hal. 244-250
22

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kota Tanjungpinang merupakan kota yang sarat akan sejarah, budaya dan
adat istiadat Melayu.Kearifan lokal adalah kebijaksanaan hidup berdasarkan
nilai-nilai budaya masyarakat(Wurianto: 2010), sebagai sebuah komunitas
nilai-nilai budaya yang menaungi kompleksitas keseluruhan norma dan
perilaku yang ditegakkan serta menjadi keyakinan.

Gurindam Dua Belas merupakan Karya Ali Haji yang sangat terkenal.
Kumpulan pasal dalam gurindam merupakan salah satu bentuk syiar Raja Ali
Haji. Bertujuan untuk memberikan tuntunan moral yang berbasis agama Islam.
Gurindam Dua Belas merupakan warisan budaya Melayu untuk Indonesia yang
harus dilestarikan. Selain itu, irama yang sering disenandungkan untuk
membaca gurindam bisa beragam asalkan memiliki alunan-alunan yang baik,
serta intonasi yang kuat. Tidak perlu untuk terus menggunakan irama yang
sama.

Gurindam dapat terkenal hingga sekarang karena memiliki keindahan


seni yang dihiasi dengan tuntunan moral, sehingga popular hingga sekarang.
Selain itu, isinya yang lebih singkat, padat dapat dengan mudah diterima
hingga masyarakat hingga sekarang.

***
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Markus. 2008. Provinsi Kepulauan Riau. Batam : Titik Cahaya Elka.

Melati, Rima. Itibar Gurindam XII Karya Raja Ali Haji. Tanjungpinang : Cv.
Halis Jaya.

Effendi, Tenas. 2005. Syair Nasib Melayu. Yogyakarta : Balai Kajian Dan
Pengembangan Budaya Melayu.

Suseno, Tusiran. 2011. Muatan Lokal Budaya Melayu. Depok : Yayasan Panggung
Melayu.

Faisal, Muhammad. 2014. Jurnal Pendidikan Arriyadhah. Batam : Stai Ibnu Sina
Batam.

Patrianti, Tria. 2008. Keramahtamahan Kota Tanjungpinang. Tanjungpinang :


Bappeda Kota Tanjungpinang.

Junus, Hasan. 1998. Raja Ali Haji : Budayawan Di Gerbang Abad Xx.
Pekanbaru : Unri Press.

Malik, Datuk Haji Abdul. 2013. Bahasa Melayu Kepulauan Riau Tumpah Darah
Bahasa Indonesia. Kepulauan Riau : Lembaga Adat Melayu.

Sofyan, Faisal. 2014. Sejarah Persemendan Melayu Dan Bugis (Perjalanan


Panjang dari Sulawesi ke Riau Kepulauan dan Perhentian Akhir di Tanah
Semenanjung. Tanjungpinang : Cv. Milas Grafika.

Muchtar, Muhdi, 2009. Harmonisasi Agama dan Budaya 1. Jakarta Timur : Balai
Penelitian Dan Pengembangan.

Matheson, Virginia. 1982. Tuhfat Al-Nafis(Raja Ahmad dan Raja Ali Haji). Kuala
Lumpur : Penerbit Fajar Bakti.

Lajnah Pentashih Mushaf Al-Quran. 2007. Alquranulkarim. Terjemah Perkata


Type Hijaz. Bandung : Syamil Cipta Madya. Hal.

Anda mungkin juga menyukai