ABSTRAK
Masyarakat Kepulauan Riau yang notabene memiliki akar budaya Melayu yang
kuat dan memiliki khazanah sastra yang melekat dan sudah turun temurun.
Khazanah sastra ini merupakan suatu kebijaksanaan hidup yang didasarkan pada
nilai-nilai budaya suatu masyarakat dan juga mempersentasikan sebuah nilai
budaya masyarakat yang dijunjung tinggi serta menjadi sebuah keyakinan.
Kearifan lokal dapat diintegrasikan dalam gerakan sosial dan kebudayaan
masyarakat. Kearifan lokal budaya Melayu Tanjungpinang dapat dilihat dari
sebuah karya yang ditulis oleh Raja Ali Haji di pulau Penyengat yaitu Gurindam
XII yang tidak terlepas dari empat aspek pokok ajaran Islam yaitu aspek akidah
tauhid, aspek ibadat, aspek akhlak dan aspek mua'amalat duniawiat diungkapkan
dalam konvensi sastra yang menyenangkan salah satunya Gurindam XII sebagai
sumber nilai-nilai kehidupan masyarakat.
PENDAHULUAN
Kearifan lokal adalah suatu kebijaksanaan hidup yang didasarkan pada nilai-
nilai kebudayaan suatu masyarakat yang mempersentasikan sebuah nilai
kebudayaan masyarakat, menaungi keseluruhan kompleksitas norma dan perilaku
yang dijunjung tinggi serta menjadi sebuah belief bagi masyarakat. Kearifan lokal
dapat ditemui dalam nyanyian, pepatah, sasanti, petuah, semboyan, kesusasteraan
dan naskah-naskah kuno yang melekat pada kehidupan sehari-hari.
A. Latar Belakang
1 Markus Gunawan. 2007. Provinsi Kepulauan Riau. Batam : Titik Cahaya Elka. Hal. 140
2 Tenas Effendy. 2005. Syair Nasib Melayu. Yogyakarta : Balai Kajian Dan Pengembangan
Budaya Melayu. Hal. 5
3
Gurindam XII. Sedangkan baris kedua adalah jawab atau keterangan pokok
pikiran yang dinyatakan dari ayat pertama atau garis pertama(menyimpulkan
3
akibat). Kebijaksanaan hidup yang didasarkan pada nilai-nilai kebudayaan
suatu masyarakat yang mempersentasikan sebuah nilai kebudayaan
masyarakat. Penyerapan Gurindam XII dapat dilihat dari perubahan-
perubahan lingkungan masyarakat berdasarkan nilai-nilai yang terkandung
dalam Gurindam XII.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui nilai nilai makna kearifan lokal dalam konteks
Melayu
2. Menganalisis penyerapan nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung
pada Gurindam XII dalam konteks masyarakat Tanjungpinang.
3
Rima Melati. Itibar Gurindam 12 Karya Raja Ali Haji. Tanjungpinang : Cv. Halis Jaya.
Hal. V-Vi. Lihat : Tusiran Suseno. 2011. Muatan Local Budaya Melayu. Depok : Yayasan
Panggung Melayu. Hal. 139
4
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanjungpinang
Kota Tanjungpinang merupakan kota yang sarat akan sejarah, budaya dan
adat istiadat Melayu. Kondisi geografisnya yang terdiri dari beberapa pulau
4
merupakan keistimewaan tersendiri bagi kota Tanjungpinang.
Tanjungpinang adalah kota tempat pelabuhan di pulau Bintan adalah tempat
bertemunya pedagang dan kapal penumpang yang menyambungkan berbagai
5
tempat di Indonesia dan Singapura. Menjelang berdirinya Kerajaan
Riau(1722), kota Tanjungpinang telah menjadi kubu pertahanan Raja Kechik
dalam perang saudara meerebutkan tahta Kerajaan Johor melawan Tengku
Sulaiman dan sekutunya. Kedudukan Tanjungpinang sebagai pusat pertahanan
6
semakin jelas setelah berdirinya Kerajaan Riau.
B. Kearifan lokal
Ciri dasar kearifan lokal adalah adanya kepedulian sesama manusia dan
7
alam semesta. Dalam khazanah teologi islam, Ibnu Khaldun dikenal sebagai
4 Markus Gunawan. 2007. Provinsi Kepulauan Riau. Batam : Titik Cahaya Elka. Hal. 140
5 Tria Patrianti, 2008. Keramahtamahan Kota Tanjungpinang. Tanjungpinang : Bappeda
Kota Tanjungpinang. Hal. 17
6 Ibid. Hal 141.
7 Ibnu Khaldun Melalui Karya Monumentalnya, Muqaddimah, Telah Memperkenalkan
Sains Tentang Masyarakat Sejak Tahun 1377 M. Berkaitan Dengan Hal Itu Ibnu Khaldun Erhak
Menyandang Gelar Sebagai Pendiri Ilmu Sosial(Bapak Sosiologi) Melebihi August Comte Yang
Kahir Setelah Ibnu Khaldun.
5
peletak dasar teori solidaritas masyarakat atau dikenal dengan teori ashabiyat.
Teori ini merupakan pengejawantahan dari teori harmoni ka al-jasad al-wahid
dalam ajaran islam yang merupakan kezaliman saling melindugi dan
mengembangkan potensi serta saling mengisi dan membantu diantara sesama.
Melalui teori harmoni ka al-jasad al-wahid dimisalkan kehidupan komunitas
muslim itu dengan ka al-bunyan yasuddu baduha badla bagaikan sebuah
bangunan yang antara elemen bangunan yang satu dengan yang lainnya saling
8
memperoleh dan memperkuat. Teori ashbiyat solidaritas kelompok dan
konsep taawun al-ihsan didasarkan atas pemikiran ajaran islam didalamnya
9
terkadung norma kaidah dan syariat. Kearifan lokal perlu diintegrasikan
dalam gerakan sosial dan kebudayaan masyarakat. Ini akan dapat membawa
kesadaran dalam nurani publik dalam menangani masalah pendidikan,
pemberdayaan pengembangan potensi lokal, antara lain; pengembangan dan
optimalisasi pendidikan karakter, pengembangan program pendidikan karakter
pada potensi lokal dan kebutuhan untuk ahli dalam pengembangan penilaian
lintas disiplin dalam pendidikan karakter.
C. Gurindam XII
Dalam sejarah Melayu khususnya di Riau-Lingga, nama Raja Ali Haji
cukup banyak menghiasi runtutan peristiwa di daerah ini. Beliau dilahirkan di
pulau Penyengat pada akhir tahun 1808. Ayahnya bernama Raja Ahmad ibn
Raja Haji Fi Sabilillah dan ibunya bernama Encik Hamidah binti Panglima
10
Malik Selangor. Dalam silsilah Kerajaan Riau-Lingga, beliau adalah
keturunan dari Yang Dipertuan Muda Riau II yaitu Oppu Daeng Cellak, yang
menikah dengan Tengku Mandak saudara perempuan Raja Melayu, Sultan
Badrul Alamsyah. Disini jelas bahwa dalam silsilah keluarganya, beliau
memiliki darah campuran Bugis dan Melayu.
Sebagai salah seorang anggota kerabat Kerajaan Riau-Lingga, Raja Ali
Haji dididik dalam lingkungan tradisi Melayu dan mendapatkan kesempatan
pendidikan yang lebih baik. Pendidikannya terutama didapatkan dari para
ulama dan para sayid Arab yang berdatangan ke Penyengat, disamping dari
11
ayahnya sendiri Raja Ahmad, seorang pujangga, penasehat dan ulama
Kerajaan sekaligus merangkap sebagai wakil resmi Yang Dipertuan Muda
12
Riau VI Raja Jafar(1805-1831) yang juga saudara kandungnya sendiri.
Sejak masa mudanya Raja Ali Haji sering menyertai orang tuanya Raja
Ahmad VI berbagai ekspedisi, termasuk misi ke batavia untuk urusan
Kerajaan. Pada tahun 1828 M, Raja Ali Haji bersama ayahnya menunaikan
ibadah haji ke Mekkah. Setelah pulang dari tanah suci tahun 1830 M, Raja
Ali Haji dinikahkan dengan Raja Halimah, anak pamannya Yang Dipertuan
13
Muda Raja Jafar.
Gurindam memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu:
a. Gurindam memiliki dua atau beberapa baris dalam satu bait.
b. Setiap baris memiliki isi atau maksud dan bersambung dengan baris
rangkap selanjutnya, sehingga membentuk satu makna yang lengkap.
Baris pertama berisi syarat dan baris kedua berisi jawaban dari syarat
baris pertama.
10 Virginia Matheson. 1982. Tuhfat Al-Nafis (Raja Ahmad Dan Raja Ali Haji). Kuala
Lumpur : Penerbit Fajar Bakhti. Hal. Xxii-Xxiii.
11 Diantara Syair Karangan Raja Ahmad, Seperti Syair Perang Johor Dan Syair Engku
Putrid. Abu Hasan Sham. 1984. Karya-Karya Yang Berlatarbelakangkan Islam Dari Pengarang
Riau-Johor Sehingga Awal Abad Kedua Puluh. Makalah : Ttp. Hal. 1-2.
12 Hasan Junus. 1988. Raja Ali Haji : Budayawan Di Gerbang Abad Xx. Pekanbaru : Unri
Press. Hal. 40.
13 Virginia Matheson. 1982. Tuhfat Al-Nafis (Raja Ahmad Dan Raja Ali Haji). Kuala
Lumpur : Penerbit Fajar Bakhti. Hal. 304-309.
7
METODOLOGI
PEMBAHASAN
Gurindam XII memiliki 12 pasal yang setiap pasal memiliki makna yang
berbeda. Gurindam XII pasal yang pertama memiliki makna umat muslim
menjalankan kehidupan berpedoman kepada Al-Quran dan Al-Hadits.
Manusia memiliki keistimewaan dan derajat yang tinggi dibanding makhluk
lain. Manusia harus memiliki aturan dalam hidupnya karena dalam kehidupan
manusia memiliki proses yang panjang. Makna yang terkandung pada pasal
kedua tentang agama. Semakin manusia mengenal Allah maka semakin takut ia
pada-Nya. Perintah-perintah-Nya wajib kita laksanakan, terutama yang
tercantum dalam rukun Islam, shalat, puasa, zakat dan naik haji. Dalam pasal
ketiga, Raja Ali Haji mengingatkan betapa pentingnya menjaga anggota tubuh
dari perbuatan-perbuatan yang tidak baik. Dalam pasal keempat, Raja Ali haji
berbicara tentang budi pekerti. Hati adalah inti dari jiwa manusia. Hati yang
dengki hanya akan merugikan diri sendiri. Berbicara harus dipikir supaya tidak
14
Muhamad Faisal. 2014. Jurnal Pendidikan Islam Arriyadhah. Batam : Stai Ibnu Sina
Batam. Hal. 127-128
10
celaka karenanya. Amarah adalah perbuatan sia-sia. Rangkap pertama pada pasal
kelima bermakna orang yang bersifat baik tampak dari perbuatannya. Orang yang
mulia dan berbangsa dapat kita lihat dari perilaku dan tutur katanya. Melalui pasal
keenam, Raja Ali Haji memberi tahu orang-orang seperti apa yang sebaiknya ada
disekitar kita. Pasal ketujuh juga berisi tentang budi pekerti. Orang yang banyak
bicara memperbesar kemungkinan berdusta. Terlalu mengharapkan sesuatu akan
menimbulkan kekecewaan yang mendalam saat sesuatu itu tidak seperti yang
diharapkan. Dalam pasal kedelapan, Raja Ali Haji berpesan kalau orang yang
ingkar dan aniaya terhadap dirinya sendiri tidak dapat dipercaya. Pasal kesembilan
membahas kondisi seperti apa yang membuat setan datang atau pergi. Manusia
yang mengerjakan pekerjaan yang tidak baik diibaratkan sebagai setan. Dalam
pasal kesepuluh bermakna kewajiban terhadap orang tua, anak, istri dan teman
dibahas dalam pasal kesepuluh. Anak harus hormat dan berbakti pada ayah-
ibunya. Dalam gurindam XII dalam pasal kesebelas menjelaskan kita hendaknya
menolong sesama, terutama yang sebangsa. Kita harus membuang sifat-sifat buruk
dan memegang amanat. Pasal yang kedua belas atau pasal yang terakhir
membahas tentang kewajiban raja, orang yang berilmu dan hikmah kematian.
Kearifan lokal yang dibangun dalam sastra Melayu Gurindam XII ini
tidak terlepas dari ajaran agama Islam sebagai sumber niali dalam
pembentukan perubahan-perubahan kehidupan masyarakat. Dalam Gurindam
XII pasal yang pertama dinyatakan :
15
Hasan Junus. 1988. Raja Ali Haji : Budayawan Di Gerbang Abad Xx. Pekanbaru : Unri
Press. Hal. 40-52
12
bahwa dia diciptakan untuk menempati bumi dan mengembangkan hidup serta
kehidupannya di dunia.
Diantara unsur-unsur psikis yang terdapat dalam karya Raja Ali Haji adalah
hati yang memiliki peran utama tempat berseminya ilmu pengetahuan dan tempat
mengontrol setiap perbuatan moral. Hati memiliki peran ganda dalam
mendatangkan pengetahuan lewat indera dan penalaran yang mengarah kepada
alam empirik dan lewat hati yang terdalam dalam mengabdi kepada Tuhan. Raja
Ali Haji memandang hati sebagai raja yang mampu mengontrol setiap perbuatan
moral dan tingkah laku manusia dalam hal ini Raja Ali Haji mengatakan dalam
Gurindam XII pasal yang keempat :
Jika hati terpelihara dan dijaga dari sifat yang tercela, serakah, tamak dan
khaloba, khianat dan dengki, niscaya kehidupan kehidupan kita akan aman.
Sifat tercela akan dapat dihindari. Allah SWT tidak menyukai hati yang kotor,
orang yang mempunyai hati kotor suka merugikan orang lain dan akhirnya juga
bisa merugikan diri sendiri. Kedengkian hati hanya akan merugikan diri
sendiri. Jika dilihat dari wajah orang yang suka dengki pasti wajahnya tidak
ada sinar kebaikan, yang ada pancaran kedengkian. Allah SWT memberikan
nikmat yang banyak kepada hambanya dalam berbagai hal. Orang yang
mempunyai hati yang kotor ingin selalu mengumpat dan mencela orang lain.
Orang yang lupa diri mudah tergelincir dan bahkan tersesat sehingga nikmat
Tuhan hilang sia-sia.
16
Hasan Junus. 1998. Raja Ali Haji : Budayawan Di Gerbang Abad Xx. Pekanbaru : Unri
Press.
14
luput dari salah manusia hendaknya mempunyai sifat pemaaf dan berbesar hati
17
untuk meminta maaf kepada orang lain.
Orang yang mulia dan berbangsa dapat dilihat dari perilaku dan tutur
katanya. Bangsa Indonesia dari keragaman suku bangsa memiliki keragaman
bahasa yang disatukan dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika walau
berbeda suku bangsa tetap satu falsafah yaitu dasar negara Indonesia Pancasila.
Pendidikan budi pekerti yang luhur menjadi acuan dan dasar kesatuan yang
melekat pada diri manusia. Dalam kehidupan dilingkungan keluarga,
berbangsa, dan bernegara sangat diperlukan moral, adab dan sopan santun,
17 Rima Melati. Itibar Gurindam 12 Karya Raja Ali Haji.Tanjungpinang : Cv. Halis
Jaya.
Hal. 40-52
18 Hasan Junus. 1998. Raja Ali Haji : Budayawan Di Gerbang Abad Xx. Pekanbaru
: Unri
Press.
15
Hidup anugrah yang harus disyukuri oleh setiap hamba Allah SWT.
Nafas kehidupan dapat terasa melalui hati yang tertata. Jika manusia mampu
menikmati hidup dengan kebahagiaan tentu hal yang sia-sia jauh dari
kehidupan kita. Tatanan kehidupan yang kita lalui senantiasa mengikuti hukum
agama dan adat istiadat yang memberi petunjuk untuk mewujudkan kehidupan
yang bahagia sakinah mawaddah dan warahmah.
Seseorang dapat dilihat mulia atau tidaknya dari sikap dan tingkah laku
dalam kehidupan sehari-hari sikap terhadap keluarga, kepada orang tua, kaum
kerabat tetangga, masyarakat dan ulil amri. Sikap anak terhadap orang tua
hendaklah bersikap baik kepada ayah dan ibu karena merekalah yang
melahirkan, mendidik dan membesarkan kita hingga dewasa dan akhirnya
mempunyai tanggung jawab sendiri setelah berkeluarga. Setiap manusia
hendaklah bersikap baik kepada sesama manusia seperti tetangga dan
lingkungan masyarakat. Tetangga adalah orang yang terdekat dan yang paling
tau tentang kita. Jika ada musibah dan kesusahan dengan bertetangga kita akan
mudah mendapat pertolongan namun sebaliknya jika kita tidak bersikap baik
ketika meminta pertolongan tetanggan pun enggan untuk menolong.
Seseorang yang mempunyai suatu sikap yang baik, etika dan moral maka
orang itu telah memiliki sebuah ilmu, manusia menuntut ilmu tidak ada batasan
usia sampai kapan pun selagi hayat masih dikandung badan manusia
dianjurkan untuk menuntut ilmu, memperkaya wawasan dan ilmu pengetahuan.
Karena Allah SWT mengangkat derajat orang yang mempunyai ilmu
16
19
pengetahuan. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran surah Al-Mujadillah
ayat 11 :
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu,
berlapang-lapanglah dalam majlis, maka lapangkanlah, niscaya Allah SWT
akan memberi kelapangan untukmu, dan apbila dikatakan, berdirilah kamu,
maka berdirilah, niscaya Allah SWT akan meninggikan orang-orang yang
beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
20
derajat. Dan Allah SWT maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Dalam menuntut ilmu manusia dianjurkan untuk brtanya tentang apa
yang dipelajari, dalam pepatah Melayu menyebutkan malu bertanya sesat di
jalan setelah manusia mendapatkan ilmu pengetahuan hendaknya ilmu yang
didapatkan di amal dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memiliki ilmu
manusia mampu memetik pelajaran dari kehidupan yang dilewati untuk
mencapai keridhoan Allah SWT dalam menggapai kehidupan dunia akhirat.
Dengan berilmu kita dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada
Allah SWT dengan mempersiapkan amal maruf nahi mungkar. Seseorang
yang berilmu dapat dilihat dari tingkah laku, cara bergaul bersama orang ramai,
cara bersantun, sopan santun dengan teman sejawat. Dengan orang yang lebih
tua, yang lebih muda ataupun dengan guru, alim ulama, tokoh masyarakat dan
lingkungan sekitar. Cara berkomunikasi yang baik menunjukkan etika
19 Rima Melati. Itibar Gurindam 12 Karya Raja Ali Haji.Tanjungpinang : Cv. Halis
Jaya.
Hal. 40-52
20 Lajnah Pentashih Mushaf Al-Quran. 2007. Alquranulkarim. Terjemah Perkata
Type
Hijaz. Bandung : Syamil Cipta Madya. Hal 544.
17
Dalam aspek akhlak terhadap orang tua tercantum pada Gurindam XII
: pasal yang kesepuluh
22
Supaya tangannya jadi kapil
sebagai beliau menghormati kita tanda bapak kepada baik Berbuat
: pemimpin keluarga. Firman Allah SWT surat Al-Anam ayat 151
)(
.Rima Melati. Itibar Gurindam 12 Karya Raja Ali Haji.Tanjungpinang : Cv. Halis Jaya 21
Hal. 40-52
22
Hasan Junus. 1998. Raja Ali Haji : Budayawan Di Gerbang Abad Xx. Pekanbaru : Unri
.Press
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Quran. 2007. Alquranulkarim. Terjemah Perkata Type 23
.Hijaz. Bandung : Syamil Cipta Madya. Hal
18
Seorang anak perlu mendapat jaminan masa depan dengan iman, ilmu
dan akhlak mulia. Ketika seorang anak tidak mempunyai landasan iman
banyak tipu muslihat yang menjejaskan masa depan. Ketika seorang anak
mempunyai iman, ilmu dan akhlak di lingkungan masyarakat dapat diterima
serta mendapat kehormatan dan kedudukan di lingkungan masyarakat, kantor
dan sebagainya. Suami yang baik adalah yang memberi rasa aman kepada
isteri, memberikan tanggungjawab dengan sepenuh hati baik jasmani ataupun
24
rohani.
24 Rima Melati. Itibar Gurindam 12 Karya Raja Ali Haji.Tanjungpinang : Cv. Halis
Jaya.
Hal. 205-234.
25 Lajnah Pentashih Mushaf Al-Quran. 2007. Alquranulkarim. Terjemah Perkata
Type Hijaz. Bandung : Syamil Cipta Madya. Hal.
19
Pemimpin memiliki kewajiban dan fungsi yan lebih besar serta tanggung
jawab yang lebih berat, seorang pemimpin harus menghayati dan
mempertahankan nilai-nilai luhur ajaran agama. Pemimpin harus member suri
teladan tingkah laku yang terpuji. Kewajiban dari seorang pemimpin ialah
26
Hasan Junus. 1998. Raja Ali Haji : Budayawan Di Gerbang Abad Xx. Pekanbaru : Unri
Press.
20
menciptakan iklim yang sehat untuk terlaksananya nilai -nilai luhur ajaran
27
agama Islam.
)(
Artinya :Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir
siapa Barang mukmin. orang-orang meninggalkan dengan wali, menjadi
.Rima Melati. Itibar Gurindam 12 Karya Raja Ali Haji.Tanjungpinang : Cv. Halis Jaya 27
Hal. 40-52
28
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Quran. 2007. Alquranulkarim. Terjemah Perkata Type
.Hijaz. Bandung : Syamil Cipta Madya. Hal
.Rima Melati. Itibar Gurindam 12 Karya Raja Ali Haji.Tanjungpinang : Cv. Halis Jaya 29
Hal. 242 -243
21
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kota Tanjungpinang merupakan kota yang sarat akan sejarah, budaya dan
adat istiadat Melayu.Kearifan lokal adalah kebijaksanaan hidup berdasarkan
nilai-nilai budaya masyarakat(Wurianto: 2010), sebagai sebuah komunitas
nilai-nilai budaya yang menaungi kompleksitas keseluruhan norma dan
perilaku yang ditegakkan serta menjadi keyakinan.
Gurindam Dua Belas merupakan Karya Ali Haji yang sangat terkenal.
Kumpulan pasal dalam gurindam merupakan salah satu bentuk syiar Raja Ali
Haji. Bertujuan untuk memberikan tuntunan moral yang berbasis agama Islam.
Gurindam Dua Belas merupakan warisan budaya Melayu untuk Indonesia yang
harus dilestarikan. Selain itu, irama yang sering disenandungkan untuk
membaca gurindam bisa beragam asalkan memiliki alunan-alunan yang baik,
serta intonasi yang kuat. Tidak perlu untuk terus menggunakan irama yang
sama.
***
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Markus. 2008. Provinsi Kepulauan Riau. Batam : Titik Cahaya Elka.
Melati, Rima. Itibar Gurindam XII Karya Raja Ali Haji. Tanjungpinang : Cv.
Halis Jaya.
Effendi, Tenas. 2005. Syair Nasib Melayu. Yogyakarta : Balai Kajian Dan
Pengembangan Budaya Melayu.
Suseno, Tusiran. 2011. Muatan Lokal Budaya Melayu. Depok : Yayasan Panggung
Melayu.
Faisal, Muhammad. 2014. Jurnal Pendidikan Arriyadhah. Batam : Stai Ibnu Sina
Batam.
Junus, Hasan. 1998. Raja Ali Haji : Budayawan Di Gerbang Abad Xx.
Pekanbaru : Unri Press.
Malik, Datuk Haji Abdul. 2013. Bahasa Melayu Kepulauan Riau Tumpah Darah
Bahasa Indonesia. Kepulauan Riau : Lembaga Adat Melayu.
Muchtar, Muhdi, 2009. Harmonisasi Agama dan Budaya 1. Jakarta Timur : Balai
Penelitian Dan Pengembangan.
Matheson, Virginia. 1982. Tuhfat Al-Nafis(Raja Ahmad dan Raja Ali Haji). Kuala
Lumpur : Penerbit Fajar Bakti.