Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki kebudayaan yang sangat
mempunyai daya tarik oleh bangsa lain dari manca negaraa untuk mengetahuinya,
benda cagar budaya merupakan kekayaan budaya bangsa yang penting artinya
sehingga perlu dilindungi dan dilestarikan untuk menumbuhkan kesadaran jati diri
1
Dokumentasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi tahun 2005, hlm.3.
1
2
cagar budaya dijelaskan bahwa cagar budaya merupakan kekayaan budaya bagi
bangsa sebagai wujud pemikiran dan perilaku kehidupan manusia yang penting
atau setiap orang umtuk mengelola cagar budaya dengan tetap memperhatikan
persatuan dan kesatuan dalam masyarakat. Tetapi hal tersebut dapat diwujudkan
kebudayaan daerah di Indinesia tetap terjaga dan terpelihara dengan baik serta
tidak punah bahkan sampai diakui oleh negara lain karena kebudayaan ini
2
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya,hlm.5
3
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Kebudayaan Proyek
Pemugaran dan Pemeliharaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala 1982.
3
taman makam nasional. Sehingga Makan Raden Mattaher tersebut diambil alih
oleh Yayasan Raden Mattaher yang di pimpim oleh cucu Raden Mattaher yang
bernama Ratu Mas Siti Aminah binti Raden Hamzah bin Raden Mattaher bin
Pangeran Kusen Bin Pangeran Adi (Adituo) Bin Sulthan Mahmud Fahrudin.
Budaya) Jambi.
Pada Makam Sultan Abdul Kohar, Makam Raden Mattaher dan Makam Belanda/
B. Rumusan Masalah
Jambi.
2. Bagaimana peran dan kendala yang dihadapi Balai Pelastarian Cagar Budaya
makam Abdul Kohar, makam Raden Mattaher dan makam Belanda/ Kerkhof)
di Kota Jambi.
C. Batasan Masalah
hanya membatasi, pada masalah Peran Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi
Kohar, makam Raden Mattaher, dan makam Belanda/ Kerkhof) di Kota Jambi.
Dengan demikian pembahasan ini fokus dan tidak mengambang sehingga apa
yang terjadi tujuan penelitian skripsi ini dapat dicapai dengan baik.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas dan masalah pokok yang
menjadi objek pembahasan dalam skripsi ini, maka tujuan yang ingin dicapai
Kota Jambi.
2. Untuk mengetahui peran dan kendala yang dihadapi Balai Pelestarian Cagar
Kota Jambi.
E. Kegunaan penelitian
penelitian selanjutnya.
F. Kerangka Teori
1. Peran Pemerintah
yang teratur dan bebas dari orang-orang tertentu yang menduduki berbagai posisi
serta menunjukkan tingkah dan laku yang sesuai dengan tuntutan peranan yang
hak dan kewajiban yang diimplementasikan dalam tindakan yang dilakukan atas
perintah amanat otonomi daerah melalui tugas, fungsi dan wewenangnya sesuai
pemerintah maka bisa disebutkan bahwa peran adalah tindakan yang dilakukan
pemerintah terbagi atas peran lemah dan peran kuat. Menurut Leach, Stewart dan
4
4. Muhammad Amba (1998), Fakor-fakor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat.
Pasca Sarjana IPB. Bogor. Hlm 23.
5
Khoirul Muluk. 2005. Desentralisasi dan Pemerintah Daerah Malang. Bayumedia
Publishing. Hlm 62-63.
6
(DPRD) menurut asas otonomi dan tugas pembantuan denga prinsip otonomi
Tahun 1945.
governance, agar dapat tercapai pembangunan yang baik dan ideal, maka pemerintah,
swasta serta masyarakat harus bisa bekerjasama dengan baik. Pemerintah sebagai salah
7
satu rekan atau stakeholder dalam pembangunan pariwisata mempunyai peran untuk
perkembangan pariwisata.6
kewenangan juga berkaitan dengan kompetensi tindak hukum yang bisa dilakukan
penting dalam hukum tata negara serta hukum administrasi negara. Betapa penting
mengatakan sebagai konsep yang inti didalam hukum tata negara serta hukum
administrasi negara.78
berikut :
6
5 I Gede Pitana dan Putu G Gayatri. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit
Andi. Yogyakarta. Hal 95
7
Rdiwan HR. 2013. Hukum Administrasi Negara. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Hal,17.
8
8
arti yang sama. Wewenang adalah bagian yang paling penting di dalam Hukum
otoritas serta kewenangan dalam sebuah organisasi atau instansi publik, dimana
9
Prajudi Atmosudirdjo, 1981, Hukum Administrasi Negara, Ghalia Indonesia, Jakarta. Hal.
29.
1010.
SF. Marbun, 1997. Peradilan Administrasi Negara dan Upaya Administrasi di
Indonesia, Liberty, Yogyakarta. Hlm 154.
1111
Philipus M. Hadjon (1987). Perlindungan Hukum Bagi rakyat Indonesia. Hlm. 7.
9
yang dimaksud dalam hal ini adalah Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi
tugas dan fungsinya tekait pelestarian serta pengembangan Cagar Budaya Makam-
Konsep pelestraian bisa disebut sebagai kerangka tindakan, dalam arti sempit
organisme dalam kehidupan baik lingkungan alami misalkan cagar alam, lingkungan
yang mempunyai nilai kebudayaan misalkan cagar budaya, ataupun lingkungan binaan
misalkan wilayah perkotaan dan pedesaaan. Pendapat A.W. Widjaja di dalam Jacobus
“Kegiatan atau yang dilakukan secara terus menerus, terarah dan terpadu guna
mewujudkan tujuan tertentu yang mencerminkan adanya sesuatu yang tetap dan
abadi, bersifat dinamis, luwes, dan selektif”12
12
Jacobus, Ranjabar. 2006. Sistem Sosial Budaya Indonesia Suatu Pengantar, Galia
Indonesia, Bogor. Hlm 115.
10
Sifat yang dinamis, luwes, serta selektif dari pelestarian adalah suatu sproses
dengan adaptasi pada fungsi baru, tanpa menghilangkan arti kehidupan budaya. Sehingga
tahun 2010 tentang cagar budaya, proses adaptasi adalah cakupan dari pengembangan.
Hal ini yang menyebabkan kelestarian sulit berdiri sendiri, oleh sebab itu senantiasa
dinamika.13
Cagar tidak hanya menjadi sebuah saksi bisu dalam sejarah ataupun peradaban.
Cagar budaya dapat dikatakan suatu benda artefak yang mempunyai nilai historis dan
sebagai perwujudan dari informasi untuk kawasan atau lingkungan yang berhubungan
melestarikan kebudayaan dari suatu daerah dengan dasar budaya lokal. Melestarikan
budaya lokal menurut pendapat Jacobus Ranjabar (2006) adalah sebagai berikut :
merupakan suatu upaya agar dapat melindungi serta menjaga bangunan, monument, serta
lingkungan dari kepunahan sehingga mencegah dari proses kerusakan. Upaya-upaya itu
dapat diperoleh melalui kebijakan kongkret yang didukung oleh implementasi kebijakan
yang tepat sasaran. Pelestarian benda berupa apapaun sejatinya tanggung jawab bukan
13
Soerjono, Soekanto. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada. Hal 423.
14
Ibid, Hlm 114.
11
hanya pada pemerintah, melainkan perlunya sikap peduli dari masyarakat Indonesia
Cagar budaya mempunyai arti sebagai kekayaan budaya yang dipunyai oleh suatu
bangsa atas dasar tindakan yang telah dilakukan oleh manusia zaman dulu, dan semua itu
mempunyai berbagai pengetahuan, kebudayaan, sert ilmu sejarah yang mana hal itu
sangat pernting serta sangat perlu dilestarikan dalam suatu negara, karena setiap negara
tujuannya adalah untuk memajukan kebudayaan nasional serta dapat dikenal masyarkat
luar.
melibatkan banyak pihak. Hal ini sesuai dengan paradigma tentang pengelolaan cagar
budaya untuk diarahkan yang melibatkan masyarakat secara aktif di dalam setiap
dilestarikan, perlu adanya sikap positif dari masyarakat, untuk berperan serta dengan
partisipatif.15
15
Ihlas Yudin. 2004. Cagar Budaya di Gorontalo sebagai Laboratorium Pembelajaran
Sejarah dan Kearifan lokal. Other Thesis, universitas Negeri Gorontalo. Hal 9.
12
Dari pernyataan tersebut maka dapat rangkum bahwa dalam pelestarian adalah
tantangan yang besar oleh banyak pihak yang terlibat, walaupun demikian tetap harus
maka dapat berkontribusi bagi masyarkaat sekitar secara langsung ataupun tidak lansung,
disamping itu juga dapat memberikan kesejahteraan sebab apabila cagar budaya bisa
masyarkaat disekitar.
a. Cagar Budaya
bangunan cagar budaya, benda cagar budaya, struktur cagar buaya, situs cagar
budaya dan kawasan cagar budaya yang ada di darat maupun di air yang perlu di
benda, bangunan, struktur lokasi maupun satuan ruang geografis yang tidak
memenuhi krikteria cagar budaya, tetapi mempunyai arti khusus bagi masyarakat
atau bangsa Indonesia, dapat di usulkan sebagai cagar budaya melalui peroses
keragamannya.17
16
https://belajar.kemdikbud.go.id/PetaBudaya/Repositorys/cagar_budaya/.
17
https://www.kompasiana .com. diaksen pada tanggal 22 April 2021 pukul 10.20
13
berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar budaya,
Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat dan/atau di air yang
perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu
penetapan.18
18
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 , Pasal 1, tentang Pelestarian Cagar Budaya.
14
terus menerus terhadap semua material fisik dari ‘place’, untuk mempertahankan
kondisi bangunan yang diinginkan. Jenis pekerjaan pemeliharaan rutin juga bisa
diakibatkan oleh proses alami, seperti kerapuhan, lapuk, kusam atau proses
pemeliharaan dan hal ini bisa ditentukan berdasarkan data fisik gedung dan
19
Undang-Undang Cagar Budaya Pasal 1 angka 22
15
Benda cagar budaya adalah benda alam dan/ atau benda buatan manusia,
baik bergerak maupun tidak bergerak, berupa kesatuan atau kelompok, atau
(lima puluh ) tahun, atau mewakili masa gaya yang khas dan mewakili masa gaya
20
Penjelasan Undang-Undang No. 5/1992 pasal 1.
16
tahun yang tertera pada benda yang bersangkutan atau keterangan sejarah
2. Memiliki masa gaya paling singkat berusia 50 tahun. Contoh : kapak batu,
candrasa, gaya seni arca yang mewakili masa tertentu (Gaya Singasari, Gaya
Majapahit, Gaya Mataram Kuno, Gaya Bali Kuno), sepeda onthel, alat
arang).
dan/atau kebudayaan..
a. Benda yang mimiliki arti khusus bagi sejarah, misalnya tandu panglima
b. Benda yang memiliki arti khusus bagi ilmu pengetahuan, misalnya kincir
c. Benda yang memiliki arti khusus bagi pendidikan, misalnya batu sabak
d. Benda yang memiliki arti khusus bagi agama, misalnya lontar berisi
5. Berupa benda alam dan/atau benda buatan manusia yng dimanfaatkan oleh
makanan.
6. Bersifat bergerak atau tidak bergerak. Benda yang bersifat bergerak atau tidak
bergerak, misalnya mata uang, perhiasan, keris, kapak batu, guci, wadah
kelompok menhir, umpak batu, arca dalam sistem pendewaan tertentu, nisan,
dan jirat.
Bangunan cagar budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam
atau benda buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang berdinding atau
21
Penjelasan Undang-Undang No.11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya
18
dan/atau kebudayaan.
Struktur cagar budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam
dan/atau benda buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang kegiatan yang
manusia.22
Situs cagar budaya adalah lokasi yang berada di darat dan/atau di air yang
Kawasan cagar budaya adalah satuan ruang geografis yang memiliki dua
Situs Cagar Budaya atau lebih yang letaknya berdekatan dan/atau memperlihatkan
ciri tata ruang yang khas.24 Kriteria cagar budaya adalah satuan ruang geografis
22
Penjelasan Undang-Undang No.11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya
23
Ibid.
24
Ibid .
19
2. Memiliki pola yang memperlihatkan fungi ruang pada masa lalu berusia
G. Tinjauan Pustaka
Kesawan, maka perlu adanya upaya presvasi dan konservasi pada kawasan
20
masyarakat selama ini, namun belum pernah dilaporkan secara rinci peran
kawasan bersejarah dan cikal bakal dari Pusat Kota Medan. dan juga
yang digunakan adalah metode studi kasus eksploratif. Studi kasus ekploratif
adalah metode yang menekankan pada eksplorasi dari sebuah kasus guna
yang didapatkan antara lain: (1). Dekripsi peran pemerintah dan masyarkat
Kota Medan dalam upaya pelestarian bangunan cagar budaya serta berisikan
2. Penelitian yang dilakukan oleh Dhani, Oga Umar. 2016, yang berjudul
dengan tiga cara, yakni wawancara dengan informan meliputi staf BPCB
Aceh dan juru kunci situs dan warga di sekitar situs bersejarah, dokumentasi
pada arsip BPCB Aceh dan surat kabar, dan observasi langsung ke situs-situs
pendanaan serta kendala masa konflik dan tsunami yang telah menghacurkan
dalam pelestarian dan civitas akademika untuk dapat melakukan studi serupa
22
pemeritah dan BPCB Aceh mempunyai acuan jelas dalam melestarikan situs-
situs tersebut.26
Nomor 7 Tahun 2013 Studi: Pada Rumah Batu Seberang Kota Jambi. Hasil
hal ini bangunan yang sangat tua dan terletak di seberang kota Jambi yaitu
rumah penyebar agama islam pertama kali di seberang ialah Syyaid Idrus
Hasan Al-Jufri. Rumah batu ini sangat tidak terawat keberadaanya sayang
sekali, banyak yang kita harus ketahui dari sisi sejarah dan peninggala
dan keaslianyapun semakin hari semakin pudar dan menghilang akan terbawa
suasana alam ataupun perbuatan manusia sendiri untuk itu bagaimana peran
26
Dhani, Oga Umar. 2016. “Peranan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Aceh dalam
Pelestarian Situs-situs Bersejarah di Kota Banda Aceh” Tesis Universitas Syiah Kuala. Banda
Aceh.
27
Jumanda Anan, (2019) “Peran Pemerintah Dalam Melestarikan Cagar Budaya Melayu
Jambi Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2013 Studi: Pada Rumah Batu Sebrangn
Kota Jambi”. Skripsi Universitas Islam Negeri Shultan Thaha Saifuddin Jambi.
23
H. Sistematika Penulisan
batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teori dan tinjauan
pustaka.
24
BAB II: Metode Penelitian, berisi tempat dan waktu penelitian yang di
data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, sistematika penulisan dan
jadwal penelitian.
BAB III: Gambaran umum lokasi penelitian, berisi : Tempat dan waktu
jenis data, sumber data, instrumen pengumpulan data dan teknik analisis data..
BAB IV: Hasil penelitian dan Pembahasan, berisi : gambaran umum BPCB
Jambi, peran BPCB Jambi dan Kendala BPCB Jambi dalam pelestarian Cagar
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Abdul Kohar, makam Raden Mattaher, dan makam Belanda yang berada di Kota
Jambi. Disebut kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan dianalisis secara
kualitatif bukan dengan cara kuantitatif dengan menggunakan alat ukur tertentu.
kualitas, realitas sosial dan persepsi sasaran peneliti tanpa tercemar oleh
28
Herdiansyah Haris, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta : Salemba Humanika,
2010).
26
26
1. Jenis Data
a. Data primer
lanjut. Data primer dari penelitian ini adalah Balai Pelestarian Cagar
Data primer bersumber dari informan yang berasal dari hasil wawancara
29
Imam, Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi
Aksara. 2013), hlm. 42.
30
Moleong, Lexy J., Metode Penelitian Kualitatif, ( Bandung : PT. Remaja Rosda Karya,
2013), hal. 157.
31
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka
Cipta, 2013), hlm. 172.
27
b. Data sekunder
mengutip dari sumber yang lain, sehingga memiliki sifat autentik, karena
penelitian. Data sekunder pada penelitian ini berupa dokumen- dan studi
2. Sumber Data
berupa bahan atau orang yaitu informan atau responden. Penetuan sumber
data didasarkan atas jenis data yang sudah ditentukan seperti sumber data
32
Repository.radenintan.ac.id
33
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VII,
(Jakarta : Rineka Cipta, 2011), hlm. 129.
28
Provinsi Jambi.
5. Arsip/ dokumen-dokumen.
6. Peristiwa/kejadian.
objek penelitian. Unit analisis data dalam penelitian ini adalah Peran Balai
yang diperoleh harus jelas, mendalam serta spesifik. Dalam penelitian ini
1. Wawancara
teknik pengumpulan data guna mengetahui apa yang dilakukan oleh Balai
34
Moleong, Op.cit., hal. 186.
29
Jambi.
2. Observasi
3. Dokumentasi
data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan angka dan
penelitian.36
1. Analisis Domain
35
Riyanto Adi, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, (Jakarta : Granit, 2010), hal. 96.
36
Sugiyono, Metode Penelitian kombinasi (Mix Methods), (Bandung: Alfabeta , 2015),
hal. 329.
37
www.kompasina .com
30
atau pengertian yang bersifat umum atau relatif menyeluruh tentang apa
ini juga digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari lapangan
secara garis besarnya yaitu mengenai gambaran umum tentang Peran Balai
2. Analisis Taksonomi
3. Analisis Kompensional
banyak bukti dan informasi dari hasil wawancara serta observasi oleh
38
Tepenr06.wordpress.com
39
www.kompasiana. com
31
Jambi.
F. Sistematika Penulisan
Diawali dengan Bab I, Pendahuluan. Bab ini pada hakikatnya menjadi pijakan
bagi penulis skripsi. Bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teori dan
tinjauan pustaka.
penelitian. Pembahasan ini diakhiri dengan Bab V yaitu bab penutup yang
32
G. Jadwal Penelitian
Tabel 1. Jadwal Penelitian
No Kegiatan Tahun 2020- 2021
Juni Juli Agust Sept Okt Nop
1 Pengajuan judul √
2 Pembuatan proposal √ √
3 Perbaikan dan seminar √
4 Surat izin riset √
5 Pengumpulan data √
6 Pengolahan data √
7 Pembuatan laporan √
8 Bimbingan dan √
perbaikan
9 Agenda dan ujian sidang √
10 Penjilidan √
BAB III
yang bergerak maupun tidak bergerak, sebelum berdirinya Balai Pelestarian Cagar
yang sangat bersejarah ini, awalnya sudah dikelolah langsung dari pihak pusat
Jadi semua urusan dikelolah oleh Pusat, peneliti datang dari Jakarta
langsung, lalu oleh orang pusat dibangun lah Balai Pelestarin Cagar Budaya Jambi
sejarah yang sangat penting, dan sejarah lainnya yang bernama suaka Peninggalan
Sejarah balai pelestarian cagar budaya jambi pada awalnya bernama suaka
40
Arsip/Dokumen Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jambi, hlm.1.
41
Ibid.
34
35
merupakan salah satu dari unit pelaksanaan teknik Depatermen Kebudayaan dan
2011 tentang perubahan atas keduanya peraturan Presiden nomor 24 tahun 2010
tentang kedudukan, tugas, dan fungsi kementrian negara serta susunan organisasi,
tugas dan fungsi Eselon kementrian negara, direktorat bidang kebudayaan pada
tahun 2012 tanggal 20 Juli 2012 tentang organisasi dan tata kerja Balai Pelestarian
Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi Dengan wilayah kerja Provinsi Jambi,
jendral kebudayaan. Awal mula berdirinya Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi
menempati ruang di hotel Pinang Jalan Dr. Sutomo No 9 Kota Jambi dari tanggal
22 Juni- 3 Juli tahun 1990. Pada tanggl 3 Juni – 3 Oktober 1990 pindah dari hotel
menempati sebuah rumah kontrakan dijalan Empuh Sendok Kota Jambi, baru
pada tahun 1992, Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi memiliki gedung di jalan
samarinda, Kotabaru, Kota Jambi yang hingga kini, Sejak berdirinya hingga saat
ini berturut-turut Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi dipimpin oleh Drs. Junus
Satrio Atmodjo ( 1990 – 1997 ), Drs. Gatot Ghautama, M.A. ( 1998 – 2002 ), Drs.
Made Suantra ( 2002 – 2005 ), Drs. Wiston S.D. Mambo ( 2005 – 2016 ), Drs.
42
Ibid. 3
36
Sekarang ).43
B. Letak Geografis
46,9” LS dan 103o 36’ 36” BT4. Dengan luas wilayah seluas kurang lebih 12.500
m2 atau 1,25 hektar. Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi beralamat di JL.
Samarinda, Kecamatan Kota Baru Jambi 36137, dengan nomor teleopon (0741)
40126. Jarak tempuh untuk menuju ke Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi dari
arah pasar sekiranya 15 menit, dan untuk jarak tempuh dari pusat pekantoran
gedung Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi ini Bisa Menggunakan alat
transportasi angkuan berupa mobil angkot dan juga bisa menggunakan ojek
online.44
merupakan salah satu syrat wajib yang harus dipenuhi untuk berdirinya suatu
baik itu didalam lingkup Derah, Provinsi maupun Pusat. Adapun batasan-batasan
Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi penulis dapat dari dokumentasi dengan
43
Ibid. 5
44
Kebudayaan.Kemendikbud.go.id
45
Dokumentasi : Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi,(6 April 2021).
37
didukung oleh Sumber Daya Manusia yang profesional dan peran serta
masyarakat”.
dan situs.
D. Tugas Dan Fungsi Dinas (BPCB) Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi
Organisasi dan tata kerja Balai Pelestarian Cagar Budaya, pada pasal 2 dan pasal 3
wilayah kerjanya.
46
Ibid.
38
E. Aspek Pemerintahan
pelaksanaan suatu pemerintahan yaitu faktor dari manusia. Manusia adalah faktor
mekanisme pemerintahan dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan
yang diharapkan, maka manusia harus baik pula. Struktur organisasi pemerintahan
harus menampung segala aktifitas dan tugas-tugas yang menjadi beban dan
Dalam struktur organisasi yang penulis buat di atas antara lain mempunyai
dan fungsi kepala lah yang bertanggung jawab dengan tugas dan fungsi yang
juga melakukan perawatan perawatan untuk bangunan cagar budaya yang ada
di jambi.
zonasi ekskafasi.
untuk kariawan kaiawan yang adadi kantor balai pelestarian jambi tersebut,
SDM.
Unit Keuangan unit yang mengarur keuangan keuangan perjalanan dinas yang
budaya jambi dan juga bagian humas ini mmelakukan persuratan dan
keseketariatan.49
Setelah masa Raja dan Panembahan berlalu kerajaan Jambi pun Bertukar
bergelar Sultan Abdul Al-Qahar. Pada awal kedatangan Belanda tahun 1615,
pergeseran. Hal ini disebabkan adanya usaha pemerintahan Belanda yang secara
sultan-sultan Jambi :
pada masa inilah dibuat kontrak dagang pertama antara kesultanan Jambi
dengan VOC.
49
Data BPCB Provinsi Jambi Tahun 2020
42
(tahun 1665-1690).
4) Raden Cakra Negara bergelar Sultan Kyai Gede (tahun 1690- 1696)
1841)
13) Jayadiningrat bergelar Sultan Thaha Saifuddin (tahun 1855- 1904 sebagai
terkenal dan ditakuti Belanda. Setelah wafatnya Sultan Thaha Saifuddin pada
sebagai seorang ksatria, berani, cerdas, dan pandai mengatur strategi. Kantong-
lewat jalur sungai. Kapal-kapal perang Belanda itu membawa personel, obat
50
Adrianus Chatib, Kesultanan Jambi Dalam Konteks Sejarah Nusantara, (Jambi:
Kementrian Agama RI, 2013), hlm. 48.
43
panglima perang yang paling ditakuti Belanda pada masa itu. Pada tahun 1858
Raden mattaher lahir pada tahun 1871 di desa Sekamis Kasau Melintang
Aek Itam Pauh. Ayah beliau Bernama Pangeran Kusen, kakek beliau bernama
Pangeran Adi Tuo. Dalam perjuangan beliau semasa hidup berjuang melawan
penjajah belanda. Perjuangan beliau dalam mengusir para penjajah dari Muara
tembesi Sampai Muara Kumpeh. Beliau gugur di medan perang, saat rumah
beliau dikepung oleh Belanda tepatnya di Muara Jambi desa Kemingking dalam,
di sekitar candi Muaro Jambi. Raden Mattaher wafat pada tahun 1907, beliau di
makamkan di Tepian Danau Sipin yang dulu bernama Jajaran dan sekarang
Kondisi makam Raden mattaher kurang diperhatikan oleh Balai Pelestarian Cagar
Budaya Provinsi Jambi dan kondisinya kurang terawat, sehingga pada tahun 2021
ini makam Raden Mattaher diambil alih dan di kelola oleh Yayasan Raden
Mattaher dengan seorang Juru Kunci Makam yang bernama Raden Irwan Bin
Muhtar.53
Beringin, Kecamatan Pasar, Kota Jambi. Kerkhof ini merupakan bagian dari saksi
51
Irhas Fansuri, Dosen Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Jambi,
kepada Liputan6.com, Kamis, 7 November 2019.
52
Liputan6.com, Kamis, 7 November 2019.
53
Hasil Wawancara dengan Ratumas Siti Amina cucu Raden Mattaher , 20 April 2021.
44
makam orang Belanda dan keturunannya juga terdapat makam tentara Jepang
DAFTAR PUSTAKA
1. Literatur :.
54
https://tribunjambitravel.tribunnews.com/2021/01/18/9-cagar-budaya-yang-terdapat-di-
kota-jambi-makam-belanda-hingga-bunker-jepang.
45
Irhas Fansuri. Dosen Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Jambi,
kepada Liputan6.com, Kamis, 7 November 2019.
Imam, Gunawan. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. (Jakarta:
Bumi Aksara.
Moleong, Lexy J. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung : PT.
Remaja Rosda Karya.
Riyanto Adi. 2010. Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, Jakarta : Granit.
2. Peraturan Perundang-Undangan :
Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 7 Tahun 2013 Tentang Pelestarian Dan
Pengenbangan Budaya Melayu Jambi.
http://Repository.radenintan.ac.id
https://www.artikelsiana.com /2014/10/Pengertian.Peran-Definisi-Fungsi.Apa-
Itu,hlm,Diakses Tanggal 17 April 2021, 12:21.
http://demokrasipancasilaindonesia.blogspot.com/2014/12/pengertian-pemerintah-
dan pemerintahan.html.
http//,kebudayaan,kemdikbud,go.id/bpnbtanjungpinang/2015/04/29/peninggalan-
peninggalan-cagar budaya Jambi,Diakses tanggal 23/04/2021.
http//.liputan 6.com.
https//peninggalan-peningagalan-cagar budaya Jambi, Diakses tanggal 23/03
/2021.
https://belajar.kemdikbud.go.id/PetaBudaya/Repositorys/cagar_budaya/.
47
Dhani, Oga Umar. 2016. “Peranan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB)
Aceh dalam Pelestarian Situs-situs Bersejarah di Kota Banda Aceh” Tesis
Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh.
Laila Anjil Hasanah, 2016. Peran Balai Pelestarian Cagar Budaya Dalam
Pelestarian Cagar Budaya Rumah Batu Olak Kemang, Kecamatan Danau
Teluk, Kota Jambi. Skripsi Universitas Islam Negeri Jambi.
Yusy Widarahesty dan Rindu Ayu. 1992. Pengaruh Politik Isolasi (Sakoku)
Jepang Terhadap Nasionalisme Bangsa Jepang : Studi Tentang Politik
Jepang dari Zaman Edo (Feodal) Sampai Perang Dunia II. Al-Azhar
Indonesia Seri Pranata Sosial, Vol . 1, No. 1.
DAFTAR INFORMAN
1. Nama : Irwan
Umur : 46 tahun
Pekerjaan : Tani
Jabatan : Penjaga Makam Raden Mattaher
61