Anda di halaman 1dari 5

Tugas Mata Kuliah

Kewarganegaraan

Nama : A. Annisa Lutfiah Rimaisya

NIM : E031191056

Prodi : Sosiologi

A. Jawablah pertanyaan pada bahan diskusi di pertemuan ke-7!

1. Paham kekuasaan yang bagaimana yang dapat diterapkan di Indonesia agar Indonesia
menjadi bangsa yang kuat?
= Berdasarkan paham-paham kekuasaan yang telah saya baca di materi yang ada, saya dapat
mengambil kesimpulan bahwa geostrategi Indonesia memberi arahan tentang bagaimana
merancang strategi pembangunan untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik, aman, dan
sejahtera. Oleh karena itu, geostrategi Indonesia bukanlah merupakan geopolitik untuk
kepentingan politik dan perang, melainkan untuk kepentingan kesejahteraan dan keamanan.

Jadi, wawasan nasional bangsa Indonesia tidak mengembangkan ajaran kekuasaan yang
menyebabkan adu kekuatan karena hal tersebut mengandung persengketaan dan
ekspansionisme. Contohnya saja, paham Machiavelli yang mengatakan bahwa dalam merebut
dan mempertahankan kekuasaan segala cara di halalkan, untuk menjaga kekuasaan rezim,
politik adu domba adalah sah, serta dalam dunia politik, yang kuat pasti dapat bertahan dan
menang. Indonesia tentu tidak menganut paham seperti ini, melainkan berpatokan terhadap
ideologi dan nilai-nilai pancasila. Kedua hal tersebut digunakan sebagai landasan ideal dalam
menentukan politik nasional yang dihadapkan pada kondisi & konstelasi geografis Indonesia
dengan segala aspeknya, agar bangsa Indonesia dapat menjamin kepentingan bangsa &
negara, ditengah – tengah perkembangan dunia dan tetap menjaga keamanan dan perdamaian.

2. Bagaimana pemanfaatan wilayah laut Indonesia? Sudahkah maksimal? Apa saja hambatan
dan keuntungan dalam eksplorasi hasil laut?
= Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki laut yang
luas dan kaya akan sumber daya lautnya. Namun, pemnfaatan wilayah laut di Indonesia
belum bisa dikatakan maksimal karena masih terbelenggu berbagai permasalahan seperti
masih lemahnya sistem pengelolaan perikanan yang merupakan isu strategis dan
permasalahan umum yang pokok dalam mewujudkan sektor perikanan berkelanjutan di
Indonesia, bahkan di beberapa perairan, yang memanfaatkan sumber daya laut tersebut adalah
kapal-kapal perikanan illegal dari negara lain, juga masih kurang dalam hal transportasi.
Hambatan yang ada dalam eksplorasi hasil laut antara lain ialah biaya yang dibutuhkan untuk
pengeboran laut dalam sendiri yang jauh lebih tinggi dibanding dengan pengeboran di darat
dan di laut dangkal, keterbatasan armada laut, serta berbagai sarana penunjang operasional
lainnya merupakan kendala serius bagi Indonesia baik dalam konteks pemanfaatan, maupun
dalam kerangka pengawasan sumber daya alam laut di kawasan ZEEI. Selain itu juga
masalah penegakan hukum di laut, baik dalam hal kemampuan tenaga aparat hukumnya,
maupun aspek sarana operasionalnya. Keuntungan dalam eksplorasi laut tentunya terletak
pada kekayaan sumber daya laut Indonesia yang memiliki potensi yang sangat besar untuk
perekonomian Indonesia. Hasil dari sumber daya laut pun akan memiliki manfaat yang sangat
besar bagi bangsa dan rakyat Indonesia jika bisa dimanfaatkan dengan semaksimal dan sebaik
mungkin.

3. Apa yang harus dilakukan Indonesia dalam memanfaatkan ruang udara untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat?
= Yang harus dilakukan Indonesia dalam memanfaatkan ruang udara untuk kemakmuran
rakyat antara lain ialah dengan mewujudkan ruang udara yang aman, nyaman, produktif, dan
berkelanjutan berlandaskan wawasan nusantara dan ketahanan nasional, pengendalian
pemanfaatan ruang udara yang tegas dan konsisten untuk menjamin agar pemanfaatan ruang
dapat tetap sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan, penyelenggaraan
penataan ruang yang transparan, efektif, dan partisipatif agar terwujud ruang yang aman,
nyaman, produktif, dan berkelanjutan.

4. Inti ajaran wawasan nusantara ialah persatuan dan kesatuan. Dapatkah dipertahankan dalam
kondisi Indonesia sekarang?
= Menurut saya, saat ini banyak masyarakat Indonesia yang krisis moral. Hal ini dapat dilihat
dari masih banyaknya masyarakat Indonesia yang memiliki sikap tidak menghargai
kebudayaan selain kebudayaannya, maupun kepercayaan orang lain yang berbeda dengannya.
Terlebih lagi, saat ini semakin banyak orang yang sibuk dengan kehidupan mereka masing-
masing. Jadi, sebenarnya nilai persatuan dan kesatuan sulit dipertahankan di Indonesia saat
ini, namun bukan berarti bahwa nilai persatuan dan kesatuan ini tidak dapat dipertahankan.
Pada kenyatannya, masih banyak juga orang yang peduli dengan nilai-nilai dan ideologi
bangsa Indonesia, nilai persatuan dan kesatuan ini dapat dipertahankan jika masyarakat
Indonesia memegang teguh nilai Bhineka Tunggal Ika.

5. Apa dampak otonomi daerah dan bagaimana mengatasinya?


= Dampak negatif yang dapat terjadi antara lain ialah daerah miskin atau yang mempunyai
potensi dan sumber daya kurang menjadi lambat berkembang. Ini juga dikarenakan setiap
daerah berlomba mengembangkan wilayahnya masing-masing tanpa memedulikan wilayah
lain, setiap pemerintah daerah akan cenderung degan wilayahnya sendiri dan memungkinkan
sikap kurang empati terhadap wilayah lain. Selain itu, karena masing-masing daerah punya
wewenang maka tidak ada koordinasi antar daerah. Pengembangan wilayah masing-masing
ini dapat menyebabkan konflik antar daerah, kesenjangan sosial dapat terjadi khususnya pada
wilayah yang berdekatan tetapi berbeda pemerintahan. Dampak lainnya ialah pemerintah
pusat yang menyerahkan semua kebijakan kepada daerah membuat pengawasan berkurang,
bagi pemerintahan daerah yang buruk, pengawasan yang sedikit menyebabkan banyak
praktek yang dapat menyimpang. Untuk mengatasi segala dampak negative otonomi daerah,
yang dapat dilakukan ialah pengaturan yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan pemerintah
daerahnya haruslah berusaha menggali kreativitas dari sumber daya manusia agar tidak ada
lagi daerah yang miskin sumber daya, kearifan kepala daerah untuk membuat kebijakan dan
kesepakatan bersama juga sangat dibutuhkan dalam upaya menjaga keutuhan NKRI agar
tidak terjadi perpecahan antar daerah. Selain itu, penyelenggaraan otonomi daerah harus
dilaksanakan dengan memperhatikan aspek demokrasi, keadilan, pemerataan serta potensi
dan keanekaragaman daerah, pelaksanaan otonomi daerah didasarkan pada otonomi luas,
nyata dan bertanggung jawab, sesuai dengan konstitusi negara, dan sebagainya.

6. Mengapa terjadi daerah frontier? Bagaimana antisipasinya?


= Daerah frontier terbentuk karena sifat manusia yang saling bergantung, baik dengan
manusia maupun dengan alam sehingga terjadi simbiosis. Kehidupan masyarakat Indonesia
dengan masyarakat negara jiran menjadi saling mempengaruhi. Akibatnya, terjadi pergeseran
batas negara secara imajiner. Selain itu juga terjadi karena dorongan ekonomi, berupa
kemudahan masyarakat untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup, dorongan sosial budaya,
berupa kesamaan subkultur dan kemudahan mendapatkan fasilitas perlindungan masa depan
seperti sekolah, dan lain-lain serta dorongan politik, antara lain adanya kepastian hukum dan
tidak menutup kemungkinan adanya tuntutan referendum. Antisipasinya ialah pembinaan
wilayah frontier laut yang hendaknya mendapat prioritas, mengingat banyak pulau-pulau
sepanjang perbatasan yang rawan untuk dikuasai negara tetangga. Dari 91 pulau yang
menjadi titik batas (point) ada 12 pulau yang rawan diserobot oleh negara lain, baik melalui
okupasi diam-diam (silent occupation) maupun melalui penetrasi budaya dan ekonomi. Untuk
itu, perlu berdirinya jawatan pencatatan pulau/pantai yang dikenal sebagal Marine Cadastre.

B. Buatlah rangkuman mengenai geopolitik Indonesia dan wawasan nusantara!

GEOPOLITIK INDONESIA & WAWASAN NUSANTARA

A. Wawasan Nasional
Wawasan berasal darai kata wawas yang berarti meninjau, memandang, atau mengamati.
Wawasan nasional suatu bangsa terbentuk karena bangsa tersebut tinggal dalam suatu wilayah
yang diakui sebagai miliknya untuk kehidupannya. Oleh karena itu, apabila suatu bangsa dibahas,
akan terkait pula masalah sejarah diri dan budaya, falsafah hidup, serta tempat tinggal dan
lingkungan bangsa tersebut.

B. Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara adalah kesatuan dan persatuan dalam kebhinekaan, yang mengandung arti
sebagai berikut :
1. Penjabaran tujuan nasional yang telah diselaraskan dengan kondisi, posisi dan potensi geografi,
serta kebhinekaan budaya.
2. Pedoman dan pola tindak serta pola pikir kebiaksanaan nasional.
3. Hakekat Wawasan Nusantara dasar persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan.

C. Kedudukan Wawasan Nusantara


Dalam sistem kehidupan nasional Indonesia sebagai paradigma kehidupan nasional Indonesia
yang urutannya sebagai berikut :
1. Pancasila sebagai falsafah, ideology bangsa, dan dasar negara.
2. UUD 1945 sebagai konstitusi negara.
3. Wawasan Nusantara sebagai geopolitik bangsa Indonesia.
4. Ketahanan Nasional sebagai geostrategi bangsa dan Negara Indonesia.
5. Politik dan strategi nasional sebagai kebijaksanaan dasar nasional dalam pebangunan nasional.

D. Peranan Wawasan Nusantara


Dalam kehidupan kehidupan nasional, Wawasan Nusantara dijelaskan peranannya untuk :
1. Mewujudkan serta memelihara persatuan dan kesatuan, yang serasi dan selaras pada segenap
aspek kehidupan nasional.
2. Menumbuhkan rasa tanggung jawab atau pamanfaatan lingkungannya. Peranan ini berkaitan
dengan adanya hubungan yang erat dan saling terkait dan ketergantungan antara bangsa dan
ruang hidupnya.
3. Menegakkan kekuasaan guna melindungi kepentingan nasional. Kepentingan nasional menjadi
dasar hubungan antara bangsa.
4. Merentang hubungan Internasional dalam upaya ikut menegakkan perdamaian.

E. Wajah Wawasan Nusantara


1. Wajah Wasantara sebagai Wawasan Nasional yang melandasi konsepsi Ketahanan Nasional.
2. Wajah Wasantara sebagai wawasan pembangunan nasional.
3. Wajah Wasantara sebagai wawasan pertahanan dan keamanan.
4. Wajah Wasantara sebagai wawasan kewilayahan.

F. Wasantara Sebagai Landasan Konsepsi Ketahanan Nasional


Dalam perjuangan mencapai tujuan nasional, akn banyak menghadapi tantangan, hambatan
dan gangguan baik yang datang dari luar negri maupun dari dalam negri sendiri. Untuk
menanggulanginya,dibutuhkan suatu kekuatan baik fisik maupun mental. Semakin tinggi
kekuatan itu makin tinggi pula kemampuannya. Kekuatan dan kemampuan yang diistilahkan
ketahanan nasional berdasarkan rangkaian pemikiran tersebut maka ketahanan nasional diartikan
sebagai konsepsi pengaturan dan penyelenggaraan dalam mencapai persatuan serta kesatuan
nasional dalam rangka mencapai kesejahteraan dan keamanan nasional. Bertolak dari pandangan
ini maka ketahanan nasional merupakan geostrategi nasional untuk mencapai sasaran yang telah
ditegaskan dalam wawasan nusantara dan perlu ditingkatkan dengan berpedoman pada wawasan
nusantara.

G. Wasantara sebagai Wawasan Pembangunan Nasional


Menurut UUD 1945 MPR wajib membuat GBHN. GBHN masa ORBA menegaskan bahwa
wawasan dalam penyelenggaraan pembangunan nasional adalah Wawasan Nusantara yang
bersumber pada pancasila dan UUD 1945.
1. Wawasan Nusantara merupakan penjabaran tujuan nasional yang telah diselaraskan dengan
kondisi, posisi dan potensi geografi, serta kebhinnekaan bangsa dalam rangka mewujudkan
persatuan dan kesatuan.
2. Wawasan Nusantara merupakan pola tindak dan pola pikir dalam melaksanakan pembangunan
nasional.
H. Wasantara sebagai Wawasan Pertahanan dan Keamanan Negara
Realisasi penghayatan dan pengisian Wawasan Nusantara di satu pihak menjamin keutuhan
wilayah nasional dan melindungi sumber-sumber kekayaan alam beserta penyelarasannya,
sedangkan di lain pihak dapat menunjukkan kedaulatan negara Republik Indonesia.
Untuk dapat memenuhi tuntutan itu dalam perkembangan dunia, maka seluruh potensi pertahanan
ke amanan Negara haruslah sedini mungkin ditata dan di atur menjadi suatu kekuatan yang utuh
dan menyeluruh. Kesatuan pertahanan dan keamanan negara mengandung arti bahwa ancaman
terhadap sebagian wilayah mana pun pada hakikatnya merupakan ancaman terhadap seluruh
bangsa dan negara.

I. Wasantara sebagai Wawasan Kewilayahan


Sebagai faktor eksistensi suatu negara, wilayah nasional perlu di tentukan batas-bataasnya
agar tidak terjadi sengketa dengan negara tetangga.Ketegasan batas wilayah tidak saja untuk
mempertahankan wilayah, tetapi juga untuk menegaskan hak bangsa dan negara dalam pergaulan
internasional. Dalam menentukan batas wilayah negara, Pemerintah RI mengaacu pada Aturan
Peralihan UUD’45, Pasal II “Segala badan Negara dan peraturan yang ada masih langsung
berlaku, selama belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini”—yang
memberlakukan undang-undang sebelumnya. Pemerintah Hindia Belanda telah mengeluarkan
peraturan perundang-undangan wilayah dan termuat dalam Ordonantie tahun 1939 yang
diundangkan pada 26 Agustus 1939 yang dimuat dalam Staatblad No. 422 tahun 1939, tentang
“Territoriale Zee en Maritiem Kringen Ordonantie”.
Pada 13 Desember 1957 dikeluarkan pengumuman Pemerintah Republik Indonesia tentang
wilayah perairan Negara Republik Indonesia yang dikenal sebagai “Deklarasi Juanda”. Isi
pengumuman tersebut sebagai berikut:
1. Cara penarikan batas laut wilayah tidak lagi didasarkan pada garis pasang surut (low water
line), tetapi didasarkan pada system penarikan garis lurus (straight base line) yang diukur dari
garis yang menghubungkan titik-titik ujung yang terluar dari pada pulau-pulau atau bagian pulau
yang termasuk ke dalam wilayah negara Republik Indonesia (= point to point theory).
2. Penentuan lebar laut wilayah dari 3 mil laut menjadi 12 mil laut. Deklarasi Juanda pada
hakikatnya adalah menerapkan asas archipelago atau Nusantara. Di dalam deklarasi ini
terkandung kepentingan dan tujuan bangsa Indonesia, yaitu keutuhan wilayah negara di lautan.

J. Tantangan Bangsa Indonesia Akibat Deklarasi Juanda


Dengan adanya Deklarasi Juanda, secara yuridis formal negara Indonesia menjadi utuh tidak
terpecah lagi. Hal ini menimbulkan reaksi beberapa negara yang beragam dan dapat
dikatagorikan menjadi 4 macam reaksi sebagai berikut (Kusumaatmaja, 2002: 26):
1. Negara-negara ASEAN termasuk Australia dan kini Timor Leste;
2. Negara-negara yang berkepentingan terhadap usaha perikanan laut;
3. Negara-negara maritim yang memiliki armada angkutan niaga besar; serta
4. Negara maritim besar—terutama negara adidaya—dalam rangka mencapai tujuan strategi
global.

Anda mungkin juga menyukai