KOLEKSI SERANGGA
MUSEUM BIOLOGI UGM
Kehidupan serangga sudah dimulai sejak 400 juta tahun yang
silam hingga sampai sekarang. Diperkiraan jumlah spesies serangga di
dunia sangat besar bahkan lebih banyak daripada jumlah Mammalia. Ciri-
ciri spesifik serangga yang tidak ditemukan pada hewan-hewan lain yaitu,
adanya proses metamorfose, pasangan sayap, macam-macam tipe alat
mulut, dapat hidup pada berbagai macam habitat, jenis makanan yang
beraneka ragam.
Mengumpulkan serangga termasuk kegiatan ilmiah yang sangat
penting, selain itu dapat juga dijadikan hobi. Mengumpulkan serangga
dapat menambah pengetahuan. Banyak hal yang menarik yang dapat
diamati, antara lain bentuk sayap serangga yang beraneka ragam bentuk
dan warnanya, antena yang berbeda yang satu dengan yang lain.
Satu siklus kehidupan serangga terdiri dari beberapa fase/
stadium, yaitu: telur menjadi larva, larva menjadi pupa, pupa menjadi
imago. Serangga mempunyai keunikan yang khas pada tiap jenis,
misalnya dalam satu jenis kupu-kupu, antara kupu-kupu yang satu dan
lainnya memiliki bentuk yang sangat berbeda bahkan antara hewan jantan
dan betina dalam satu jenis juga memiliki bentuk, warna dan corak tubuh
yang berbeda pada tiap musim.
Mengumpulkan serangga merupakan pekerjaan yang relatif lebih
mudah dibandingkan dengan mengumpulkan binatang lainnya. Pekerjaan
ini membutuhkan ketelitian dan kerapian, sehingga koleksi mempunyai nilai
baik untuk kepentingan biologi, entomologi, dan kepentingan khusus yang
lain. Dengan demikian selama pengerjaan koleksi tidak boleh dilakukan
dengan sembarangan dan harus dikerjakan dengan hati-hati. Terdapat
peraturan-peraturan khusus yang harus diperhatikan dalam koleksi
Museum Biologi Fakultas Biologi UGM
A. ALAT-ALAT
Alat-alat yang diperlukan dalam koleksi serangga sederhana dan
murah, serta dapat dibuat sendiri oleh orang yang berminat terhadap
pekerjaan ini
1. Jala penangkap
Jala penangkap umumnya dibuat dari kain kelambu, kerangka
dibuat dari kawat berbentuk lingkaran atau bentuk lain yang diberi
tangkai kayu atau bambu. Besar dan bentuk bahannya bermacam-
macam tergantung dari penggunaannya.
Jala penangkap- yang digunakan diayunkan pegangan dibuat dari
kayu yang kuat, pada pangkalnya diberi pipa logam, pegangan tersebut
Museum Biologi Fakultas Biologi UGM
panjang nya 100 cm s/d 125 cm diameternya 30cm kerangka kawat dari
baja. Jala penangkap kupu-kupu (gambar 1) kelambunya lebih halus
dan tangkainya lebih ringan dan panjang.
A.
CARA MEMBUAT KOLEKSI
Dalam membuat koleksi serangga maka pekerjaan yang dilakukan adalah:
a. Menangkap.
b. Mematikan.
Museum Biologi Fakultas Biologi UGM
Dibawah satu kertas papilot hanya satu kupu-kupu. Apabila kupu- kupu yang
dimasukkan kertas papilot belum mati sehingga dipasang dalam spanblok
harus dimatikan dulu dalam cloroform
ATURAN UMUM
Kira-kira dari sepertiga jarum, harus terletak diatas badan
serangga.
Untuk ordo Coleoptera (kumbang) harus ditusuk melalui
pangkal sayap (clytero), kanan sehingga sedemikian rupa
jarum keluar pada bagian bawah pasangan kaki tengah.
Sebagai patokan itu, jarum terletak sama jauh dari pangkal
sayap dan pinggir sayap.
ORTOPTERA ( belalang)
Harus ditusuk melalui belakang dari protorax agak ke kanan dari
garis tengah.
HEMIPTERA (kepik-kepik)
Melalui Scutelum sedikit sebelah kanan dari garis tengah.
LEPIDOPTERA (kupu-kupu)
Melalui tengah-tengah torax bagian yang paling tebal atau diantara
sedikit ke belakang dari sayap depan.
derajad. Bagi yang marginnya tidak lurus, diatur sedemikian rupa sehingga
setelah dibuka bentuknya harmonis. Jangan sampai badannya tertutup
sayap.
Abdomen harus tetap lurus dan ini dapat diperoleh penyangga
dengan kapan pada waktu memasang pada spanblok. Antena juga
mengarah ke depan membetuk sudut 45 derajat. Untuk mendapat posisi
yang kita kehendaki dapat kita Bantu dengan jarum bundle. Cara
mengembangkan sayap dengan pertolongan dengan kertas minyak yang
dibantu di klem dengan jarum-jarum bundle sehingga sayap dijepit antara
spanblok dan kertas tersebut. Untuk mengeringkan dengan spanbloknya
sekali jadi, Urut-urutannya :
- ditusuk dengan jarum serangga, serangga pada spanblok.
- Sayap kanan depan dinaikkan
- Sayap kiri depan dinaikkan
- Sayap belakang diatur dan atena dibantu dengan jarum, jarum untuk
fiksasi.
Serangga yang mrnjadi kaku tadi dapat dilemaskan kembali dengan cara
sebagai berikut
1. Suatu wadah diisi dengan kapas yang ditetesi dengan Phenol .
Kemudian diatas kertas, kertasnya diberi filter. Serangga yang
telah kaku tadi diletakkan diatas kertas tadi dan ditutup. Setelah
kira-kira 24 jam, maka serangga tadi akan lemas kembali dan
dapat di opzett
2. Kalau zat tersebut tidak ada, maka kita dapat melemaskan dengan
cara lain, yaitu dengan cara menaruhkan serangga yang telah kaku
tadi diatas uap air yang mendidih.
e. Proses Pengeringan
2. Dengan lampu listrik dalam wadah (Drogkist) dari seng atau almari
khusus
3. Dengan alat khusus yang diberi zat absortbens untuk mengisap air.
f. Determinasi
g. Penyimpanan
TINDAKAN PERTAMA
1. PEMBIUSAN
2. PEMBUATAN CATATAN.
3. MEMBUAT SCET
4. MENGULITI PENGAWETATAN DAN PEMELIHARAAN
5. PENGOPSETAN
1. PEMBIUSAN
Tujuan pembiusan adalah cara terbaik agar binatang mati dalam
keadaan tidak terluka, jadi tidak memperbanyak jahitan.
1. MEMBUAT CATATAN
Sesudah kita mendapatkan binatang (yang telah mati) maka
tindakan pertama adalah membuat catatan yang perlu:
- Nama dan jenis kelamin binatang
- Tanggal diperoleh
- Nama yang mendapatkan
Museum Biologi Fakultas Biologi UGM
- Ukuran tubuh panjang dan seluruh ukuran ekor , kaki, jari dan berat
badan
- Warna mata dan warna iris, paruh kaki serta bagian tubuh lainnya
ditutupi bulu pada burung dan binatang menyusui , warna moncongnya
serta bibir.
- Ukuran mata.
e. Leher dibalik hati-hati dengan pertolongan jari jari saja dan tepung
kentang mengembalikkannya seperti membalik kaos kaki.
g. Juga pada mata dan perut tengkorak dipisahkan dari leher dan
dibersihkan dari otot-otot, bolamata dan otaknya.
h. Bagian kepala ini diberi racun arsenic atau tawas halus saja diisi
dengan kapas pengganti daging dan bola mata terus dibalik
i. Daging pada sayap dan kaki dibersihkan benar benar bersih juga
pada ekor.
Museum Biologi Fakultas Biologi UGM
k. Semua ini sesudah bersih dan otot otot terus diobati dan diisi
dengan kapas, dan semuanya dibalik kembali seperti semula.
Pada angsa atau belibis dan lain sebagainya. Untuk ini perlu
membuat irisan penolong dibelakang kepala memanjang
keleher dan dari sini kepala dibalik dan dibersihkan.
Museum Biologi Fakultas Biologi UGM
Schets tubuh dan anggaota badan dan disertai ukuran yang perlu. Semua
ukuran dan catatan ini sangat diperlukan dalam opzet kelak atau sebagai
bahan dokumentas.
Catatan ditulis dalam etiket kecil dengan potlot biasa atau 0,1 inkt, dan
pada buku catatan tersendiri untuk study skin cukup keterangan pada
1,2,3,4,5,dan 6.
Kalau mungkin adalah membuat catatan muka masker dari binatang tadi
dari gips yang dapat diperoleh dari rumah sakit bekas luka dan kotoran lain
dapat dibersihkan lebih-lebih pada bulu burung, lobang mulut, dan lobang
kotoran serta lobang bekas luka pada binatang ini perlu ditutup dengan
kapas barulah pengulitan dimulai.
- Bagian kepala dari leher kita balik kulitnya dari muka,, hati-hati bila
telah mencapai telinga bagian dalam tulang rawan turut teriris , mata
hidung, serta bibir.
- Jaga jangan ada kelopak mata ,kulit turut teriris.
- Tubuh dipisah sama sekali dari kulit
- Lanjutkan membalik hati-hati kaki muka dan belakang sampai ke jari-
jarinya sebelum daging dan ototnya dibersihkan dari tulang, buatlah
scet dari kaki tadi dengan jalan menempatkan kaki tadi diatas kertas
dan ditndai proyeksinya dengan potlot biasa ukuran tebal dan
kelilingnya dicatat pada beberapa tempat
- Lipat bibir mata hidung dibelah sampai ujung-ujungnya.
- Tulang kaki untuk binatang yang kceil dibiarkan melekat pada kulit atau
pada binatang yang agak besar kaki dipisahkan dari jari-jari kaki dibuat
scets nya pada kertas
- Demikian pula perlu dibuat scets dari tubuhnya beserta ukuran yang
perlu.
- Tengkorak setehal dibersihkan dari badan terus dibersihkan dari
otot,daging dan mata serta otaknya.
- Pada kaki bila sukar membaliknya maka dibuat irisan penolong
dibagian bawah dari jari-jari.
PENGAWETAN
Kulit ditaburi dengan tawas dan digosok-gosokkan dengan rata.
Diangin-anginkan sampai kering, ini kadang-kadang memerlukan waktu
beberapa hari menurut tebal tipisnya kulit dan baik buruknya cuaca
Museum Biologi Fakultas Biologi UGM
Bila terlalu tebal kulit nya atau masih banyak lemaknya maka obat
pengawet tak dapat merasuk ke dalam dan perlulah kulit ditipiskan dahulu
dengan pisau biasa atau pisau penipis yang khusus.
TIDAK DICETAK
PENGAWETAN
Juga dalam hal ini sama saja dengan yang telah disebut diatas,yaitu tawas
sebagai yang umum ada kalanya tawas ini dicampur dengan garam sedikit
Bangsa kera monyet lutung dll sering dikuliti dari sebelah punggung karena
biasanya binatang ini di opzet bagian perut didepan berdiri atau duduk
agar jahitanya tidak kelihatan.bila binatang ini dimasukkan dalam opzet
dengan cara herd and neck skin method, yaitu kepala berikut lehernya
sesukar dan selama seperti yang di uraikan tadi juga obat pengawet tak
sebanyak itu Lihat Gbr.
Museum Biologi Fakultas Biologi UGM
Dalam hal ini bekerja lebih sederhana dari pada binatang lainnya seperti
yang telah diuraikan diatas.
Ular yang telah mati diletakkan memanjang pada punggungnya pada perut
disebelah atas irisan satu-satunya yang dibuat dari leher yaitu dibawah
sedikit dibelakang tulang tengkorak sampai pada ujung ekor perhatikan
agar irisan ini lurus betul kemudian biasa kulit dipisahkan dari tubuh. Hati-
hati bila sudah sampai pada kepala ,lebih pada matanya.
Kulit dibersihkan dari otot-ototnya dengan hati-hatilebih lebih pada
rahangnya untuk coleksi (study collection) gigi pada rahang jangan ada
yang hilang.
Peringatan tambahan
Dalam pekerjaan ini perlu pisau harus tajam.
TIDAK DICETAK
Museum Biologi Fakultas Biologi UGM
Bintang laut harus ditempat kan disuatu tempat yang berisi air laut
dan dijaga tetap hidut. Letakkan bintang laut ke tempat yang datar,
sehingga mempunyai bentuk yang yang normal, setelah mencapai
bentuk yang normal cepat-cepat kita pindahkan ke tempat
yanglain.yang berisi air tawar sehingga bintang laut mati dalam
bentuk mengembang dan kaku
Museum Biologi Fakultas Biologi UGM
PENGAWETAN LILILAUT
- Kertas marang atau kertas Koran yang mempunyai merang atau daya
serap air yang cukup baik .
- Tali untuk mengikat pres herbarium
- Buku lapangan untuk mencatat keterangan-keterangan yang diperoleh
saat bekerja dilapangan, keterangan yang perlu dicatat meliputi :
a. Tinggi tanaman, penampangnya bau bunga, rasa buah, dan
lain-lain yang sekiranya nanti akan saat dibuat herbarium.
Manfaat tumbuhan bagi kehidupan kita misal untuk obat,
makanan ternak, dan sebagainya.
b. Nama daerah, sebab nama daerah yang satu dengan yang
lain tidak sama tempat tumbuh, habitat yaitu tempat dimana
tumbuhan ditemukan di sawah, pantai, gunung , sungai,
rawa dsb.
c. Tinggi tempat dimana tumbuhan ditemukan tinggi tempat
dapat dicatat dengan alat yang namanya ALTIMETER..
Atau dapat mencatat di setasiun terdekat tempat ditemukan
tumbuhan tersebut bisa nama desa, Kecamatan,
Kabupaten, Propinsi.
d. Tanggal koleksi yaitu waktu kita mengambil tumbuhan,
misalnya 31-12-85,
e. Nama kolektor yaitu nama yang mengoleksi atau yang
mengumpulkan diberi nomor urut atau nomor koleksi ditulis
dalam etiket gantung juga nama yang mengoleksi.
f. Etiket gantung yang dibuat dari kertas pada larang dengan
ukuran 3x5 cm dan dilobangi pada sebelah sisinya untuk
mengikat benang.
g. Pensil untuk mencatat pada etiket, dipakai pensil supaya
tidak luntur terkena air.
h. Gunting pemotong samak/ dahan pecok garpu untuk
mencabut tanaman.
i. Kompas untuk mengetahui dimana arah dimana kita
berada.
Museum Biologi Fakultas Biologi UGM
LANGKAH KERJA
HERBARIUM BASAH
Untuk herbarium basah prinsipnya sama dengan herbarium kering, hanya
pengawetan direndam dalam larutan dan tidak perlu dikeringkan jadi
langsung bias diawetkan tetapi herbarium basah sebagian besar digunakan
untuk jenis tumbuhan BRYOPHYTA
Adapun larutan yang digunakan sebagai berikut :
- 900 cc alcohol 50 cc formalin 40% 50cc asam acetat (cuka).
- 1000 cc aquades 25 cc formalin 40% 1cc asam acetat 15 gram terusi
(Cu SO4) .
Disamping cara diatas ada cara lain yang untuk mempertahankan warna ,
yaitu dengan cara digodog dulu dengan larutan kalhe atau larutan induk.
Pertama membuat larutan induk dengan bahan 50% asam acetat ditambah
terusi ( Cu SO4) langkah kedua bila larutan jenuh akan digunakan terlebih
dahulu dengan perbandingan 1 : 4 (1bagian induk 1 bagian air) langkah
ketiga specimen di larutan dalam yang sudah diencerkan kemudian
panaskan sampai mendidih sampai sepecimen berubah hijaukekuning-
kuningan, dinginkan sehingga garam tembaga menjadi warna hijau seperti
semula.
Langkah keempat specimen baru diawetkan langkah kelima diawetkan
dengan larutan sebagai berikut :
Pilih salah satu saja.
a. Etil alcohol 96% 100cc aquades 100cc formalin40% 15cc
asam acetat 5%
b. Etyl alkoho 96% 15 cc aquades 35 cc formalin40% 5cc
asam acetat.
Specimen yang akan diawetkan dimasukkan kedalam botol dan
larutan dituangkan kedalam dan sampai terendam larutan
pengawet.
Museum Biologi Fakultas Biologi UGM
PERAWATAN SELANJUTNYA
Semua herbarium yang kita kumpulkan, harus kita simpan sebaik-
baiknya supaya tidak lekas rusak untuk herbarium kering kita
simpan dalam kotak herbarium dengan ukuran 41,25 x 28,75x20
cm. Dalam mengisi kotak-kotak herbarium dalam mengisi kotak
berisi satu familia, jangan lupa urutkan berdasarkan abjad Familia
maupun abjad species , walaupun herbarium sudah disublimat
tidak ada jeleknya setiap kotak diisi kapur barus, fungsi kapur barus
ini untuk mencegah masuknya jasad renik perusak , dan akan
memberi bau yang harum, kotak-kotak ditaruh pada rak rak
bertingkat yang mana akan menghemat tempat berhubung satu
kotak blek berisi satu famili dan berdasarkan abjad dari arah kiri ke
kananmemudahkan kita mengontrol.
Secara pereodik herbarium harus di kontrol paling tidak 4-6 bulan
sekali ada atau tidaknya kerusakan bila perlu disublimat lagi bila
ada yang rusak sebaiknya diganti dengan yang baru agar herbarium
tetap ada.
Sedang herbarium basah disusun dalam almari bertingkat disusun
dari kiri ke kanan berdasarkan abjad juga.
SISTIM KARTU
Untuk mengurangi masalah yang timbul, karena banyaknya koleksi
maka perlu dibuat kartu herbarium yaitu kartu famili dan kartu
species. Kartu kartu tadi disimpan dalam almari khusus.