Anda di halaman 1dari 2

Menurut Pandey (2013), nyeri didefinisikan sebagai suatu pengalaman sensorik dan emosional

yang berkaitan dengan kerusakan jaringan (Pandey 2013). Secara farmakologis nyeri dapat ditangani
dengan terapi analgesik yang merupakan metoda paling umum digunakan untuk menghilangkan nyeri
(Christina 2012). Analgetik adalah bahan atau obat yang digunakan untuk menekan atau mengurangi rasa
sakit atau nyeri tanpa menyebabkan hilangnya kesadaran (Sumardjo 2009).

Menurut Dorland (2002), analgesik sama dengan analgetik yang artinya menghilangkan nyeri.
Beberapa contoh obat analgetik adalah ponstan, asam mefenamat, analsik, dan buskopan, obat-obat jenis
ini mempunyai efek menghambat sintesa prostaglandin (Kurniawati 2011).

Analgetik terbagi menjadi dua kelompok utama yaitu analgetik opioid dan analgetik non-opioid.
Analgetik opioid merupakan kelompok obat yang selain memiliki efek analgetik, juga memiliki efek seperti
opium (Gunawan et al 2008). Analgetik opioid digunakan dalam penatalaksanaan nyeri sedang sampai
berat (Price et al 2006).

Menurut lokasi kerjanya, analgetik juga dapat dibedakan menjadi dua kelompok yakni sentral dan
perifer, analgetik perifer sendiri dapat juga bekerja di lokasi sentral. Salah satu contoh analgetik perifer
adalah dipyrone (atrain), yang bekerja dengan menghambat cyclooxygenase-2 (COX-2), dan mengurangi
sintesa PGE2 (Santos et al. 2007).

Menurut Leitl et al (2014), ketoprofen adalah salah satu analgetik dan obat anti radang dengan
mekanisme kerjanya yang menghambat induksi asam pada intracranial self-stimulation (ICSS). Asam ini
sendiri berkaitan dengan timbulnya rasa nyeri.

Leitl, M. D., Onvani, S., Bowers, M. S., Cheng, K., Rice, K. C., Carlezon, W. A., ... & Negus, S.
S. 2014. Pain-related depression of the mesolimbic dopamine system in rats: expression,
blockade by analgesics, and role of endogenous -opioids. Neuropsychopharmacology, 39(3),
614-624.

Dorland. 2002. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta(ID):EGC

Gunawan, S.G., Setiabudy, R., Nafrialdi, Elysabeth. 2008. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Departemen
Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta

Kurniawati, D., Kusumawati, Y. 2011. Pengaruh dismenore terhadap aktivitas pada siswa SMK Kemas 6.
(2) (2011) 93-99

Price, S.A., Wilson I.M. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Edisi 6. Jakarta(ID):EGC

Pandey, P.V., Budhi, W., Yudistira, A. 2013. UJI EFEK ANALGETIK EKSTRAK RUMPUT TEKI (CYPERUS
ROTUNDUS L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (RATTUS NOVERGICUS). Jurnal Ilmiah Farmasi
UNSRAT 2(2) :44-48

Christina, R.D. 2012. PERBEDAAN PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DAN KOMPRES HANGAT
DALAM MENURUNKAN DISMENORE PADA REMAJA SMA NEGERI 3 PADANG. Penelitian Keperawatan
Maternitas Unversitas Andalas Padang
Santos G.G., Dias E.V., Parada C.A.2014. The analgesic effect of dipyrone in peripheral tissue involves
two different mechanisms: Neuronal KATP channel opening and CB1 receptor activation. European
Journal of Pharmacology. 741:124-131

Anda mungkin juga menyukai