- FARMAKODINAMIK -
Mekanisme kerja reseptor ini bisa diliat dari
Jumpa lagi.. hahaha.. pompa Na/K-ATPase yang bisa
2+
Nah berhubung materi ini ada yang penting dan ngga (keluar ujian ato ngga kan dikasih meningkatkan kadar Ca dalam sel dan
tau tuh..), yang katanya keluar itu yang ada bintang-bintang yak.. tapi materi yang lain membuat terjadinya kontraktilitas
dibaca juga, ntar ga sesuai perkiran berbahaya.. keh.. lanjuuut.. (kontraksi).
Struktur dan hubungan antara reseptor dan
Baiklah, sekarang kita belajar mengenai farmakodinamik. Apa seh **bedanya** antara molekul obat tergantung pada struktur
farmakodinamik dan farmakokinetik?? kimia dari obat tersebut terhadap reseptor
Farmakokinetik mempelajari akan nasib obat di dalam tubuh jadi tubuh ngerjain si obat, (affinitas dan aktivitas intrinsik) serta
nah kalo farmakodinamik mempelajari akan nasib tubuh karena obat jadi obat ngerjain modifikasi diantara keduanya. Contohnya
tubuh, hehehe.. Rasio Efek terapi/efek racun yang jika
Kalo diliat, farmakokinetik mempelajari berapa dosis yang harus diberikan, obatnya makin tinggi makin baik adanya,
berapa banyak? Apa bentuknya? Seberapa sering? Dimasukan ke tubuh mau lewat selektivitas obat dan profil dari
mana? Ya begitulah.. farmakokinetiknya.
Kalo farmakodinamik mempelajari akan respon tubuh atau dampaknya dari kerja obat (Kalo di slide contohnya ada senyawa
tersebut. Ada yang bikin seneng, ada yang bikin tenang, dan lain-lain. thiazolidinedione yang beda struktur dari
Kedua sub-materi dari farmakologi ini dihubungkan lewat keadaan obat di dalam Troglitazone, Pioglitazone dan Rosiglitazone
plasma darah dan resptornya di sel. Ini neh yang jadi jembatan keduanya. [nice to know aja, ga keluar.. hehehe])
Secara ilmiah, **definisi dari farmakodinamik** itu adalah. **Sifat reseptor** ini tergantung dari hal-hal berikut.
Ilmu biokimia yang mempelajari kerja obat secara fisiologik dalam tubuh dan Daerah fungsional, yaitu tempat berikatan dengan ligan (ekstrasel) dan yang tidak
mekanisme kerjanya, yang merupakan dasar dari terapi pemberian obat dan berikatan dengan ligan (intrasel)
pembuatan obat baru. Hal ini dilihat dari interaksi antara obat dengan reseptor yang Reseptor occupancy, ada yang langsung ke target selulernya (protein efektor),
akan memberikan efek bagi tubuh. pake protein efektor lalu kirim second messenger, atau transducer yang
memediasi molekul sinyal seluler
Mekanisme dari kerja obat itu tergantung reseptor neh kawandz.. Reseptor protein efektor/transducer/second messenger target nya
Reseptor akan memodulasi tingkat fungsi kerja dari tubuh dan fungsi fisiologis nya. merupakan sebuah sistem efektor atau jalur transduksi sinyal.
Jadi rumusnya, obat + reseptor = fungsi (inget materi apa gtu.. hehehe ) Merupakan amplifier dari sinyal biokimia
Contohnya : hormon, growth factor, neurotransmiter, enzymes (Ach [asetilkolin]
transferase, dihodrofolat reduktase, dan transpor elektron kayak Na/K-
ATPase)
Reseptor fisiologis itu memiliki 3 bentuk kerja :
Agonis, kerjanya menyerupai kerja senyawa yang berasaal dari dalam sel individu
Antagonis, obat yang memiliki aktivitas intrinsik sehingga menimbulkan efek yang
menghambat kerja agonis
Inverse Agonis (Agonis negatif), obat tersebut menimbulkan efek yang
berlawanan dengan efek agonis
Mekanisme ini tergantung dari ikatan antara obat dan reseptor, yaitu ikatan ion,
hidrogen, hydrofobik, van der Waals hingga kovalen. (umumnya reversible)
Protein transpor
Ne die gambarnye.. udah ringkasan jadi pahamin ye (cara kerja, ligannya, protein 4. Faktor transkripsi
efektornya, second messengernya).. hehhehe Reseptor hormon tiroid, steroid, retinoid, dan Vitamin D.
PROTEIN G
**Ligannya** yaitu..
Amin biogenik (norepinefrin, ACh, histamin, tiramin, dopamin, dll).
Eikosanoid (LT [leukotrine], PG [prostaglandin], TX [thromboxan], dll)
Hormon peptida (LH, FSH, ACTH, etc)
Protein G ini memiliki 3 sub unit yaitu (, , ) yang akan mencari protein efektor. Lalu
protein efektor akan Waktu untuk interaksi nya berbeda-beda, yang paling lama itu pada saat protein G
berasosiasi dengan second mencapai protein efektornya. Reseptor yang kemudian akan mengaktifkan efektor lalu
messenger untuk meneruskan sinyal yang ada di dalam sel akan berakumulasi dan menimbulkan efek.
sinyal ke dalam sel. OIA, PROTEIN INI PALING FAMOUS DI KEBANYAKAN SEL.
Kompleks protein ini memiliki
7 buah protein transmembran FAKTOR TRANSKRIPSI
yang memiliki bentuk Reseptor spesial yang ada di dalam sel dan bisa mengakibatkan terjadinya trankripsi
bermacam-macam. Gugus karena bisa berikatan dengan DNA.
yang berikatan dengan ligan
adalah gugus amina dan yang **Ligan nya**, yaitu steroid, tiroid, vitamin D dan retinoid.
berikatan dnegan protein G
adalah gugus karboksil. Bagian yang berada di dekat karboksil akan menjadi kontrol atau regulator dari
transkripsi DNA yang kemudian akan berikatan dengan DNA untuk menghambat atau
Jadi, ke 7 protein ini mengaktivasi transkripsi gen.
sebenarnya berbentuk
melingkar dengan faktor ***SECOND MESENGEEEEEEER***
**Contohnya**, Ada lagi yang PARAAAH, hehe... namanya supersensitisasi yaitu pengurangan fungsi
++
cAMP, cGMP, Inositol triphospate (IP3) dan diacylglycerol (DAG), Ca , serta NO secara kronik dari stimulasi reseptor itu. Contohnya pada beta-blocker.
(Signaling nya dan contoh nya apa aja di slide NICE TO KNOW AJA.. )
Sory ya kalo mirip banget ma slide, hehehe.. Delesi dan insersi dari satu atau dua pasang basa pada sebuah gen dapat
Met belajar guyz.. GBU!!! menyebabkan perubahan pada pembacaan kodon pembacaan kodon menjadi
bergeser, sehingga dapat terjadi perubahan asam amino yang dikode pada proses
translasi. Mutasi semacam ini disebut frameshift mutation.
- MUTASI GENETIK -
PROLOG
DNA merupakan informasi genetik yang berupa molekul asam nukleat.
Gen merupakan DNA yang diekspresikan menjadi protein
DNA yang tidak diekspresikan berfungsi hanya sebagai pembentuk struktur dan juga
fragmen perantara antara satu gen dengan gen lainnya (disebut juga junk DNA).
Namun, di dalam organisme prokariot, terutama bakteri, DNA yang terdapat di dalam
bakteri hampir semuanya diekspresikan.
Basa nitrogen selalu berpasangan pada rantai DNA double helix dengan
komplemennya. Yakni Adenin dengan Timin, serta Citosin dengan Guanin.
Mutasi adalah perubahan pada materi genetik (DNA) yang dapat diturunkan.
Mutasi mengacu pada : 1. Perubahan materi genetik, 2. Proses perubahan materi
genetik tersebut.
(perhatikan pada pembacaan kodon ketiga dst pada gen yang wild-type (normal) dan
pada gen yang mutant, terjadi perubahan pengkodean asam amino akibat insersi C-G)
Faktor utama mengapa mutasi dapat terjadi : 2. Kegagalan dalam proses repair DNA.
1. Tingkat keakuratan dari proses replikasi DNA Mekanisme dari DNA repair diklasifikasikan menjadi :
2. Efisiensi dari mekanisme yang dapat memperbaiki kerusakan DNA (DNA Repair) 1. Excision (memotong) repair:
3. Tingkat keterpajanan terhadap mutagenic agent Terdiri dari 3 tahap :
a. DNA glycosilase enzyme mengenali bagian DNA yang mengalami
Mekanisme dari mutasi : mutasi kemudian memotongnya.
1. Tautomerisasi pada proses Replikasi DNA b. DNA polymerase mengisi nukleotida yang hilang dengan nukleotida
Tautomerisasi adalah proses dimana terjadinya perpindahan atom hidrogen yang sesuai karena dipotong.
dari satu posisi ke posisi lain pada basa purin atau pirimidin. Hal ini mungkin c. DNA ligase menyambungkan potongan tadi sehingga untaian DNA
disebabkan karena adanya sinar yang menyebabkan atom hidrogen loncat. menjadi seperti semula
Mutasi yang disebabkan karena tautomerisasi : Apabila terjadi kegagalan dalam proses repair ini, maka dapat terjadi
Mutasi transisi : penggantian purin menjadi purin lainnya (contoh : G mutasi yang permanen.
menjadi A) atau pirimidin menjadi pirimidin lainnya.
2. Light-dependent repair (photoreactivation)
Inversi gen
Segmen DNA dipotong & disambung kembali dengan orientasi berbeda
(terbalik) dari sebelumnya. Contohnya pada Campylobacter fetus (bakteri
gram positif dan patogen pada sapi peternakan dan manusia). C.fetus
mengekspresikan SLP (S-layer protein) di permukaan selnya SLP dapat
bereaksi dengan c3b yang berperan dalam opsonisasi. Ternyata C.fetus dapat
mengalami rearrangement pada SLP-nya dengan membentuk 6,2 kb invertible
element sehingga SLP berubah dan tidak bereaksi dengan c3b -> terhindar
dari fagositosis. (gambarnya juga ada di samping tuuh).
Sekedar tambahan nihh saya kasih gambar mekanisme rearrangement light chain (1)
dan heavy chain (2) :
Bagaimana siiih gen2 ini menghasilkan bermilyar rantai polipeptida yang spesifik??
Mekanisme umumnya ditunjukkan oleh gambar di atas ini. Gambar ini adalah
mekanisme umum pembentukan rantai TCR beta. Perbedaannya yang atas pake gen
D2, J2, C2 sedangkan yang bawah pake gen D1, J1, C1. Jadi ngerti
kan..tapiPertanyaannya kok bisa bermilyar2??pdhal di gambar ini ada dua aja
variasinya. Sebentar..kan belum selesai ternyata V, D, J, C itu masing2 punya banyak
ekson sehingga variasinya menjadi besar. Ingat prinsipnya hanya 1 ekson saja yang
dipakai untuk DNA sel T yang matur . Lebih jelasnya ditunjukkan oleh table berikut.
Lagi lagi seperti TCR,,alasan kenapa kombinasinya bentuk bisa banyak karena tiap 9. Deteksi gene rearrangement TCR dan Ig
region gen (V, D, J, C) punya hingga ratusan ekson (lebih hebat dari TCR hehe). Lebih Prinsip deteksi ini dimulai karena ditemukan bahwa rearrangement gen TCR dan Ig
jelasnya diuraikan oleh table di bawah ini. merupakan penanda galur dan distribusi klon sel T dan sel B. Penanda galur
maksudnya adalah tiap galur TCR dan Ig memiliki pola rearrangement yang khas
Domain (exon) Rantai Lk Rantai Ll Rantai H sedangkan distribusi klon berarti anggota dari satu klon pasti mempunyai
Bentuk Germline gambaran rearrangement yang sama.
V 300 300 300 Cara deteksi rearrangement gen TCR dan Ig :
D -- -- 50
J 5 -- 8
RFLP (determinasi fragmen restriksi pada blot Southern)
C 1 5 9 Situs restriksi pada intron gen germline akan terinterupsi oleh rekombinasi
Bentuk Rearrangement segmen gen yang berpartisipasi/mengalami rearrangement sehingga komposisi
Kombinasi 1,5 X 103 1,5 X 103 11 X 104 fragmen restriksi akan berubah (berbeda dari bentuk germline). Akibatnya jika
Tambahan N-sequence 1,5 X 105 1,5 X 105 11 X 106 dilakukan Hibridisasi dengan DNA pelacak (probe) menyebabkan gambaran
Diversitas Ig kombinasi hibridisasi pada radioautogram blot Southern akan berubah dan berbeda dari
gambaran germline.
8. Mekanisme rekombinasi VDJ Amplifikasi gen dengan PCR
Bagian ini beda dengan sebelumnya kalo tadi (TCR dan Ig) kan hanya mekanisme Menggunakan primer yang komplementer dengan intron segmen gen
rearrangement secara umum untuk pembentukan gen fungsional keduanya pasangannya. Akibatnya, rearrangement akan menyebabkan segmen gen yang
sedangkan bagian ini akan menjelaskan bagaimana cara segmen VDJ itu saling berkombinasi tidak teramplifikasi. Oleh karena itu, dengan amplifikasi ini kita bisa
join an yang nantinya akan membentuk gen fungsional. Pembahasan ini akan tahu segmen ekson mana yang berkombinasi berdasarkan intron yang hilang tsb.
kembali ke prinsip awal kita dimana rearrangement melibatkan dua komponen 10. Rearrangement gen TCR dan Ig sebagai alat untuk memantau kelainan dan
patologi limfoproliferasi
DNA library berisi koleksi fragment klon terbatas yang berasal dari genom - ONKOGENESIS -
suatu organisme. Tujuannya untuk memiliki semacam database.
Genomic library adalah perpus yang isinya genom komplit, dalam bentuk Onkogenesis adalah proses perkembangan sel-sel normal menjadi sel-sel tumor. Selama
fragment kecil DNA (oligonukleotida) yang merepresentasikan gen yang telah proses tersebut, terjadi perubahan seluler dan genetik secara permanen
diketahui. pembelahan tidak terkontrol.
Bioinformatika cabang ilmu yang mengaplikasikan penggunaan komputer Tumor atau neoplasma adalah pertumbuhan yang berlebihan (abnormal) secara
dalam analisa data genetik. otonom dari sel atau jaringan.
cDNA library adalah perpus yang berisikan cDNA yang direkonstruksi dengan Jenis Tumor
reverse transkriptase dari beberapa mRNA organisme. Berdasarkan sifat pertumbuhan, tumor dibagi menjadi 2 :
1. Tumor Jinak
Konfirmasi Klon 2. Tumor Ganas
Untuk mengkonfirmasi klon dapat dilakukan: a. Karsinoma (epitelial)
Pemotongan dengan restriksi endonuklease b. Sarkoma (mesenkimal)
Southern blot c. Karsinosarkoma (epitelial dan mesenkimal)
PCR
Western blot protein
Langkah-langkahnya, yaitu: pertama, protein dengan komposisi yang
berbeda-beda, dielektroforesis pada gel poliakrilamida. Hasilnya berupa
Onkoprotein:
3. Beberapa bakteri yang patogen tidak menempel pada sel host secara
a. b. langsung, melainkan berinteraksi satu sama lain dengan membentuk jaring
lengket yang berasal dari bakteri itu sendiri dan polisakarida yang dinamakan
Biofilm, yang bisa menempel di permukaan sel host (misalnya : plak pada
gigi). Biofilm ini bisa menyebabkan resistensi mikroorganisme terhadap anti
mikroba.
Molekul reseptor yang ada di sel host biasanya berupa glikoprotein yang
mengandung molekul gula seperti manosa dan galaktosa. Reseptor ini ada bukan
untuk memberikan keuntungan pada agen penginfeksi, melainkan memiliki fungsi
khusus dalam hidup sel tersebut.
Patogenitas = kemampuan suatu organisme untuk menyebabkan penyakit
Virulensi = derajat patogenitas
Kalau patogenitas tinggi, maka bisa dikatakan suatu mikroorganisme bersifat virulen
Faktor-faktor virulensi
c.
Chloramphenicol
Berfungsi untuk menghambat sintesis protein di sel sumsum tulang belakang. Dapat
mengikat peptydil transferase yang merupakan komponen dari subnunit 50s ribosom
secara reversibel sehingga menghalangi elongasi peptide. Resistensi terhadap antibiotik
ini disebabkan karena plasmid bakteri yang mengkode chloramphenicol
acetyltransferase mengkatalisis asetilasi grup 3 hidroksil dari chloramphenicol sehingga
antibiotic ini tidak bisa berikatan dengan subunit 50s. selain itu resistensi juga bisa
terjadi karena mutasi kromosom yang mengubah protein porin membrane terluar
sehingga membuat bakteri gram negatif menjadi kurang permeable. Namun resistensi
yang disebabkan oleh mutasi ini jarang terjadi.
Macrolide
Antibiotic ini bersifat bakteriostatik. Struktur dasarnya yaitu cincin macrocyclic lactone
yang berikatan dengan dua gula. Antibiotik ini mengikat subunit 50s ribosom secara
reversibel dan menghalangi elongasi polipeptida. Resistensi terhadap antibiotic ini bisa
disebabkan karena metilasi yang terjadi pada 23s ribosomal RNA sehingga mencegah
pengikatan antibiotik. Selain itu bisa disebabkan karena rusaknya cincin lactone yang Biofilm
disebabkan oleh enzim erythromycin esterase. Dan yang terakhir resistensi disebabkan Beberapa bakteri ada yang berinteraksi satu sama lainnya dengan membentuk jaringan
karena efluks atau keluarnya antibiotic dari sel bakteri. lengket bakteri dan polisakarida yang dinamakan biofilm, yang mana akan menempel di
permukaan sel host, misalnya plak gigi, menempel pada kateter atau alat-alat intravena
Clindamycin lainnya. Bakteri yang memiliki biofilm memiliki resistensi terhadap obat-obatan sekitar
Menghalangi elongasi protein dengan melakukan pengikatan dengan subunit 50s 100x lebih kuat daripada bakteri biasa. Hal ini disebabkan karena :
ribosom dan kerjanya yaitu menghalangi peptydil transferase dengan mengganggu - Mikroba tersebut dilindungi oleh lapisan anti penetrasi alami yang tebal di
pengikatan asam amino acyl kompleks tRNA. Resistensiya disebabkan oleh metilasi di matriks ekstraseluler.
23s ribosomal RNA. - Bakteri memperlambat pertumbuhannya dan menurunkan aktivitasnya
C. MENGHAMBAT SINTESIS ASAM NUKLEAT MENGHAMBAT REPLIKASI VIRUS DENGAN AGEN ANTIVIRAL
Quinolone Perkembangan dari kemoterapi antiviral jauh lebih lambat daripada obat-obatan
Merupakan agen kemoterapetik sintetis. Kerjanya yaitu menghalangi enzim yang antibacterial. Virus adalah makhluk obligat intraseluler di mana virus tersebut
dibutuhkan oleh DNA untuk bereplikasi, rekombinasi, dan perbaikan yaitu enzim DNA menggunakan enzim dan mesin biosintetik sel host untuk membantunya bereplikasi.
Gyrase atau Topoisomerase. Resistensi terhadap antibiotic ini di mediasi oleh Lebih susah untuk menghambat replikasi virus dengan antiviral tanpa meracuni sel host
kromosom dengan dua mekanisme yaitu perubahan subunit alfa dari DNA Gyrase serta
Setelah perjuangan dan pertumpahan darah (lebay) yang dilakukan para pejuang-
pejuang kita, akhirnya tentir ini selesai. Dibawah ini adalah nama-nama para pejuang
kita yang rela mengorbankan waktu tidur dan waktu belajarnya buat ngebuat tentir ini:
Afifah Putri H
Deriyan Sukma Widjaja
Karina Maharani Pramudya
Monika Besti Yolanda
Randy Satria Nugraha Rusdy
Wendy Damar Aprilano
Kalo ada saran atau kritikan langsung bilang aja ke Siepend terdekat. Kalo mau ikutan
bantu juga sangat diterima :D. Semoga tentiran kali ini berguna dan 2009 dapet A
semua di modul BioMol ini hahahahahaha! Amin.