KARYATULIS ILMIAH
JUNI 2008
NIM : 1005037
Judul : Gambaran Sikap Dan Tindakan Masyarakat Terhadap Ispa Pada Anak Usia 1-4
Tahun Di Kelurahan Umban Sari Kecamatan Rumbai Pekanbaru Tahun2008.
iv + 35
Halaman + 12 Daftar Pustaka + XIII Lampiran
ABSTRAK
Infeksi Saluran Pernapasan Akut merupakan keadaan infeksi anak paling lazim, tetapi
kemakanaanya tergantung frekuensi relatif dari komplikasi yang terjadi pada anak.
Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui Gambaran Sikap Dan Tindakan Kepala
Keluarga Terhadap Ispa Pada Anak Usia 1-4 Tahun Di Kelurahan Umban Sari Kecamatan
Rumbai Pekanbaru Tahun2008. Jenis penelitian ini yang digunakan adalah jenis deskriptif dan
objek penelitian adalah kepela keluarga, yaitu sebanyak 97 responden . Tehnik pengambilan
sampel yang digunakan adalah random sampling dan analisa data. Pengolahan data dialakukan
dengan melihat hasil perhitungan persentase hasil kuesioner.
Berdasarkan data keseluruhan tentang sikap terhadap ispa pada anak usia 1-4 tahun dengan hasil
nilai rata-rata dari keseluruhan item yang telah dijawab setiap responden untuk sikap positif
berjumlah 80 responden (82,47%) sedangkan sikap negatif 17 responden (17,53%).
Berdasarkan tabel 5.14 diatas dapat kita lihat tindakan kepala keluarga tehadap ispa pada
anak usia 1-4 tahun berdasarkan data yang tertuang di atas yang dikategorikan baik 82 orang
(84,53%), cukup 14 orang (14,43%) dan kurang 1 orang (1,03%.)
PENDAHULUAN
Infeksi Saluran Pernapasan Akut merupakan keadaan infeksi anak paling lazim, tetapi
kemakanaanya tergantung frekuensi relatif dari komplikasi yang terjadi pada anak. Sindrom ini
lebih luas dari pada orang dewasa. Biasanya anak dengan ISPA mengalami penurunan nafsu
makan tetapi tindakan memaksa dia untuk makan hidangan tidak ada gunanya (Nelson, 2000).
Sebagian besar penyakit pada anak-anak adalah infeksi, sebagian besar infeksi ini terjadi
pada saluran nafas, sebagian besar adalah ISPA, kebanyakan adalah virus. Ispa dapat mencetus
Dinding dan seluruh sistem pernapasan dilapisi oleh mukosa yang saling berhubungan
sehinga infeksi yang terjadi disuatu tempat dengan mudah bisa mempengaruhi bagian saluran
pernapasan atas lainnya. ISPA juga menjadi alasan utama mengapa pasien lebih memilih
perawatan ambulatory atau rawat jalan. Oleh karena itu menjadi penting bahwa perawat perlu
mengenai obat- obatan kepada pasien. Meskipun teknologi kedokteran telah berkembang
sedemikian pesatnya, namun pertanyaan-pertanyaan klinis yang umum untuk penyakit ISPA
selalu mementingkan pada strategi yang efektif untuk pencegahan, diagnosa dan perawatan
(Carlene, 2001).
penyakit khususnya penyakit infeksi. Menurut temuan organisasi kesehatan dunia (WHO)
diperkirakan 10 juta anak meninggal tiap tahun. Yang disebabkan karena diare, HIV/AIDS,
Penyakit ISPA merupakan suatu masalah kesehatan utama di indonesia karena masih
tingginya angka kejadian ISPA terutama pada Aak-Anak dan balita. ISPA mengakibatkan sekitar
20%-30% kematian anak balita. ISPA merupakan salah satu penyebab kunjungan pasien pada
sarana kesehatan. Sebanyak 40%-60% kunjungan berobat dipuskesmas dan 15%-30% kunjungan
Kabut asap karena pembakaran hutan dan lahan diriau sudah jadi agenda tahunan yang
tak kunjung mereda. Tidak ada satupun pelaku kebakaran diperoses hukum. Kondisi ini
mengambarkan mandulnya kinerja penggerak hukum di Riau. Di Riau pada juli hingga Agustus
2006 terdapat sedikitnya 171.787 hektar hutan atau lahan terbakar yang berasal dari 63
perusahaan meliputi areal perkebunan sawit seluas 41.370 hektar. Sementara dampak asap
kesehatan terhadap kesehatan sejak Mei hingga September 2006 telah menyebabkan sedikitnya
12000 orang terkena ISPA 3000 orang terkena iritasi mata, 10000 terkena diare dan mencret,
namun tak satu perusahaan tersebut yang diperoses hukum (Jikalahari, 2007).
Dari data diatas dapat diketahui bahwa jumlah pasien yang terinfeksi penyakit ISPA dari kelima
kelurahan tersebut yaitu terdapat dikelurahan Umban sari yaitu berjumlah 3001 orang
(Puskesmas Umban sari, 2007).
Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam karya tulis ini perumusan masalah yang
penulis ambil yaitu bagaimana Sikap Dan Tindakan Keluarga terhadap ISPA pada anak usia 1-4
Untuk mengetahui bagaimana sikap dan tindakan keluarga terhadap ISPA pada
a. Untuk mengetahui sikap Kepla keluarga terhadap ISPA pada anak usia 1-4
Tahun
b. Untuk mengetahui tindakan Kepala keluarga terhadap ISPA pada anak usia 1-4
Tahun.
Penulis dapat mengetahui Gambaran Sikap Dan Tindakan kepala keluarga terhadap
Dapat dijadikan bahan masukan dalam peroses belajar mengajar serta dapat
Dapat dijadikan sebagai informasi dan masukan bagi masyarakat dalam upaya
pencegahan ISPA
Dalam karya tulis ilmiah ini, penulis hanya membatasi penelitian pada Gambaran Sikap dan
tindakan keluarga terhadap ISPA pada Anak usia 1-4 Tahun Di Kecamatan Rumbai Kelurahan
Umban sari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perilaku
Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang
Dalam kaitannya stimulus-organisme dengan respon maka dalam hal ini pula perilaku
Perilaku tertutup akan terjadi apabila respon seseorang terhadap rangsangan tersebut
masih belum dapat diamati oleh orang lain (dari luar) secara jelas. Dari hal ini respon
seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan serta
sikap pada stimulus yang bersangkutan. Bentuk unobservable behavior atau Covert
Perilaku terbuka akan terjadi apabila respons terhadap stimulus tersebut berupa tindakan
atau praktik serta dapat diamati oleh orang lain (oversable behavior). Misalnya, ibu
hamil datang kepuskesmas atau kepelayanan kesehatan lainnya (dokter kandungan atau
Benyamin Bloom (1908) membedakan adanya terdapat tiga ranah atau domain perikalu,
1. Know (Tahu)
2. Comprehension (Memahami)
Memahami suatu objek tidak hanya sekedar tahu terhadap objek tersebut,
tidak hanya sekedar menyebutkan, akan tetapi orang tersebut juga harus
tersebut.
Aplikasi dapat diartikan apabila orang telah memahami objek yang dimaksud
dimana saja.
4. Analyisis (Analisa)
dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi yang menandakan
bahwa seseorang sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang
5. Synthesis (Sintesis)
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang telah ada.
6. Evaluation (Evaluasi)
atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini didasarkan pada
Menurut Allport (1954) komponen pokok sikap terdiri dari tiga, yaitu:
objek.
yaitu :
1) Receiving (Menerima)
Menerima disini diartikan bahwa seseorang atau subjek mau menerima stimulus
2) Responding (Menanggapi)
3) Valuing (Menghargai)
terhadap objek atau stimulus, dalam arti, membahasnya dengan orang lain
merespon.
Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawab terhadap yang
berdasarkan keyakinannya, dia harus berani mengambil risiko bila ada orang
Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak (praktik). Sikap belum tentu terwujud
dalam tindakan, karena untuk terwujudnya tindakan perlu faktor lain, yaitu
Menurut Taufik ( 2007) praktik atau tindakan dapat dibedakan menjadi tiga
sesuatu hal secara otomatis maka disebut praktik atau tindakan mekanis.
3) Adopsi (Adoption)
Adalah suatu tindakan atau peraktik yang sudah berkembang, artinya apa
yang dilakukan tidak sekedar rutinitas atau mekanisme saja, tetapi sudah
2.2. Definisi
meliputi tiga unsur yakni infeksi, saluran pernapasan dan akut. Dengan pengertian
sebagai berikut:
i. infeksi adalah masuknya kuman atau mikro organisme kedalam tubuh manusia
ii. Saluran pernapasan adalah organ dari hidung hingga alvioli serta organ
adneksanya seperti sinus-sinus rongga telinga tengah dan pleura. ISPA secara
iii. infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung selama 14 hari diambil untuk menunjukan
peroses akut. Meskipun beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA
ISPA adalah infeksi saluran pernapasan akut yang berlangsung sampai 14 hari
yang dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ dari hidung sampai
gelembung paru. Beserta organ-organ disekitarnya: sinus, ruang telinga tengah dan
selaput paru ispa hanya bersifat ringan seperti batuk dan pilek (Rasmaliah, 2007).
2.2.2 Etiologi
Penyakit di sebabkan oleh lebih dari 200 agen virus yang berbeda secara serologis.
Agen utamanya adalah rinho virus yang menyebabkan sepertiga dari semua kasus.
Krono virus menyebabkan sekitar 10% masa infektifitas berakhir dari beberapa jam
sebelumnya muncul gejala sampai 1-2 hari sesudah penyakit nampak. Streptokokus
grup A adalah yang menyebabkan ISPA. Corynebacterium diphteriae, myco
2.2.3 Epidemiologi
karena alasan yang kurang mengerti kerentanan ini bervariasi pada orang yang
sama dari waktu kewaktu. Anak menderita rata-rata lima sampai delapan infeksi
setahun dan angka terjadi selama umur 2 Tahun pertama frekuensi Nasofaringitis
akut berbanding langsung dengan angka pemejanan, dan sekolah taman kanak-
2.2.4 Patologi
Perubahan pertama adalah edema dan vasodiasi pada sub mukosa. Infiltrat sel
pembersihan mukus terganggu. Pada infeksi sedang sampai berat, epitel superfisal
mengelupas. Ada produksi mukus yang banyak sekali, mula-mula encer kemudian
mengental dan biasanya perulen. Dapat juga ada keterlibatan anatomis saluran
berlokalisasi muncul. Bayi yang lebih muda biasanya tidak demam dan anak yang
lebih tua dapat menderita demam ringan. Pada anak yang lebih tua gejala awalnya
adalah kekeringan dan iritasi dalam hidung dan tidak jarang di dalam faring. Gejala
ini dalam beberapa jam disertai bersin, rasa menggigil nyeri otot, ingus hidung
yang encer kadang batuk., nyeri kepala lesu dan demam ringan. Dalam satu sekresi
2.2.6 Komplikasi
Komplikasi merupakan invasi bakteri sinus pranasal dan bagian-bagian lain saluran
Komlikasi yang paling sering terjadi adalah otitis media. Kebanyakan ISPA
2.2.7 Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan: menjaga keadaan gizi tetap baik, imunisasi,
penderita ISPA.
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
Apabila
nilai <>
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Penulis menggunakan metode penulisan deskriptif yaitu metode penelitian yang dilakukan
dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara
objektif. Metodoe penelitian Gambaran Sikap Dan Tindakan Kepala Keluarga Terhadap
Ispa Pada Anak Usia 1-4 Tahun Di Kecamatan Rumbai Kelurahan Umban Sari Pekanbaru
Tahun 2008.
4.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah kepala keluarga di Kelurahan Umban
4007 KK
4.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diambil dari keseluruhan populasi
(Notoatmodjo, 2005).
4.3.3 Sampeling
Menurut Notoatmodjo (2005) cara pengambilan sampel pada penelitian ini adalah secara
N
n=
1+ N (d)
4007
n=
1+ 4007 (0,1)
4007
n=
1+ 4007 (0,01)
4007
n=
41,07
n= 97,56 KK
n= 97 KK
Keterangan
N = Besar populasi
n = Besar sampel
Didalam penelitian ini, penulis menggunakan kuesioner yang berisi tentang pertanyaan
yang sederhana agar mudah dipahami oleh responden. Adapun kisi-kisi kuesioner sebagai
berikut:
1 Sikap 10 100%
2 Tindakan 10 100%
1. Editing
Data yang sudah dikembalikan oleh responden maka setiap instrumen diperiksa
apakah diisi dengan benar dan semua sistem sudah dijawab oleh responden.
2. Coding
Cara memberi tanda atau kode tertentu pada data yang tercatat dari kuesioner
dibuat dalam kode setelah dilakukan pengolahan data dan penyajian dalam bentuk
tabel.
3. Tabulasi
Memasukkan data kedalm tabel kemudian disajikan. Data yang diteliti untuk
analisa data.
Setelah dilakukan pengolahan data, data diteliti untuk mendapatkan jumlah dalam bentuk
tabel distribusi frekuensi untuk melakukan analisa data. Untuk melanjutkan disajikan
dalam bentuk tabel dan setelah data yang dilakukansecara univariete untuk
menggambarkan frekuensi dan persentase dan hasil penelitian yang nantinya akan
(Notoatmodjo, 2005).
Menurut Riduwan (2005) mengatakan alat pengumpulan data yang digunakan adalah
berupa kuesioner yang berisikan pertanyaan yang berhubungan dengan masalah yang
A. Sikap
b) Setuju (S) = 4
c) Netral (N) = 3
Menurut Ating, 2006 Skala yang menggambarkan skore minimal, nilai kuartil ke satu, nilai
median, nilai kuartil ketiga, dan skor maksimal.untuk menentukan skor maksimal yaitu skor
jawaban terbesar dikali banyak item dan untuk menentukan skor minimal yaitu jawaban terkecil
5 10 15 20 25
Minimal kuartil 1
Keterangan :
- Kategori sikap sangat positif, yaitu daerah yang dibatasi oleh kuartil ketiga dan sekor
- Kategori sikap positif , yaitu daerah yang dibatasi oleh median dan kuartil ketiga. (median
x <>
- Kategori sikap negatif, yaitu daerah yang dibatasi oleh kuartil ke satu dan median. (kuartil 1
x <>
- Kategori sikap sangat negatif, yaitu daerah yang dibatasi oleh skor minimal dan kuartil
B. Prilaku
Menurut sekala Gottman untuk menilai tindakan terdiri dari komponen :
Ya : diberi nilai 1
BAB V
ini adalah kepala keluarga yang berada dikelurahan Umban Sari Kecamatan Rumbai
A. Golongan umur
Tabel 5.1
No Umur Jumlah %
1 20-40 58 59,79%
2 41-60 37 38,15
3 60+ 2 2,06%
Total 97 100%
Dari tabel 5.1 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas masyarakat kelurahan Umban Sari
Kecamatan Rumbai Pekanbaru tahun 2008 dijumpai pada golongan umur 20-40 tahun 58
responden (59,79%) 41-60 tahun 37 responden (38,15) dan >60 tahun sebanyak 2 responden
(2,06%).
B. Golongan Pendidikan
Tabel 5.2
Total 97 100%
Dari tabel 5.2 diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar tingkat pendidikan masyarakat
kelurahan Umban Sari adalah SD sebanyak 26 orang (26,82%), SLTP 22 orang (22,68%), SMA
C. Golongan Pekerjaan
Tabel 5.3
Dari tabel 5.3 diatas dapat di lihat bahwa sebagian besar pekerjaan responden masyarakat
Kelurahan Umban Sari adalah Wiraswasta yang berjumlah 84 0rang (86,59%), Petani 6 orang
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Sikap Responden Tentang Saya Akan Menggunakan Masker Pada
Anak Saya Apabila Ada Pencemaran Udara.
No Kreteria Jumlah %
1 Sikap Positif 24 24,75%
2 Sikap Negatif 73 75,25%
Total 97 100%
Dari tabel 5.4 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas sikap responden tentang saya akan
menggunakan masker pada anak saya apabila ada pencemaran udara sikap positif sebanyak 24
Tabel 5.5
No Kreteria Jumlah %
1 Sikap Positif 70 72,16%
2 Sikap Negatif 27 27,84%
Total 97 100%
Dari tabel 5.5 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas sikap responden tentang saya akan
membawa anak kepuskesmas terdekat bila terkena ispa sikap positif berjumlah 70 orang (
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Sikap Responden Tentang Saya akan
No Kreteria Jumlah %
1 Sikap Positif 97 100%
2 Sikap Negatif 0 0%
Total 97 100%
Dari tabel 5.6 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas sikap responden Saya akan berusaha
merawat anak saya agar tidak terkena ispa yang bersikap positif 97 orang (100%) sedangkan
Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Sikap Responden Tentang Saya Akan Memenuhi Kebutuhan Gizi
Pada Anak Apabila Terkena Ispa
No Kreteria Jumlah %
1 Sikap Positif 80 82,47%
2 Sikap Negatif 17 17,53%
Total 97 100%
Dari tabel 5.7 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas sikap responden tentang saya akan
memenuhi kebutuhan gizi pada anak apabila terkena ispa yang bersikap positif berjumlah 80
Tabel 5.8
Dari tabel 5.8 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas sikap responden tentang saya akan
membersihkan got seminggu sekali sikap positif sebanyak 47 orang (48,45%) orang sedangkan
Tabel 5.9
Distribusi Frekuensi Sikap Responden Tentang Saya Akan Menghindari Anak dari Obat
Nyamuk Bakar Apabila Terkena Ispa.
No Kreteria Jumlah %
1 Sikap Positif 80 82,47%
2 Sikap Negatif 17 17,53%
Total 97 100%
Dari tabel 5.9 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas sikap responden tentang saya akan
menghindari anak dari obat nyamuk bakar apabila terkena ispa. Sikap positif 80 orang ( 82,47%)
Tabel 5.10
Distribusi Frekuensi Sikap Responden Tentang Saya akan Menghindari Anak Dari
Penderita Ispa
No Kreteria Jumlah %
1 Sikap Positif 87 89,69%
2 Sikap Negatif 10 10,31%
Total 97 100%
Dari tabel 5.10 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas sikap responden tentang saya akan
menghindari anak dari penderita ispa sikap positif 87 orang (89%) sedangkan sikap negatif
Tabel 5.11
Distribusi Frekuensi Sikap Responden Tentang Bagaimana Sikap Anda Tentang Gotong
Royong Yang Diadakan Satu Minggu Sekali
No Kreteria Jumlah %
1 Sikap Positif 57 58,76%
2 Sikap Negatif 40 41,24%
Total 97 100%
Dari tabel 5.11 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas sikap responden tentang bagaimana
sikap anda tentang gotong royong yang diadakan satu minggu sekali sikap positif berjumlah 57
orang (58,76%).
Tabel 5.12
No Kreteria Jumlah %
1 Sikap Positif 89 91,75%
2 Sikap Negatif 8 8,25%
Total 97 100%
Dari tabel 5.12 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas sikap responden tentang saya akan
menghindari anak saya dari orang yang sedang merokok sikap positif berjumlah 80 orang (82%)
Distribusi Frekuensi Sikap Responden Tentang Saya akan berusaha untuk tidak
membawa anak saya ketampat yang banyak terdapat kendaraan.
No Kreteria Jumlah %
1 Sikap Positif 75 77,21%
2 Sikap Negatif 22 22,69%
Total 97 100%
Dari tabel 5.13 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas sikap responden Tentang saya akan
berusaha untuk tidak membawa anak saya ketampat yang banyak terdapat kendaraan. Sikap
Tabel 5.14
Distribusi Frekuensi Sikap kepala keluarga terhadap ISPA pada anak usia 1-4 tahun
Secara Keseluruhan Di kelurahan Umban Sari Rumbai
NO Kreteria Jumlah %
1 Sikap Positif 80 82,47%
2 Sikap Negatif 17 17,53%
Total 97 100%
Dari tabel diatas merupakan data secara keseluruhan tentang sikap terhadap Ispa dengan
hasil nilai rata-rata dari keseluruhan item yang telah dijawab responden untuk sikap positif
b). Tindakan kepala keluarga terhadap Ispa pada anak usia 1-4 tahun
Tabel 5.14
No Kreteria Jumlah %
1 Baik 82 84,53%
2 Cukup 14 14,43 %
3 Kurang 1 1,03%
Total 97 100%
Berdasarkan tabel 5.14 diatas dapat kita lihat tindakan kepala keluarga tehadap ispa pada
anak usia 1-4 tahun berdasarkan data yang tertuang di atas yang dikategorikan baik 84,53%,
5.2 Pembahasan
Pada bab ini akan dibahas mengenai Gambaran Sikap Dan Tindakan Kepala Keluarga
Terhadap Ispa Pada Anak Usia 1-4 Tahun Di Kecamatan Rumbai Kelurahan Umban Sari
Pekanbaru Tahun 2008. setelah dilakukan analisa dan dilihat hasil yang di peroleh penulis akan
membahas beberapa hal sesuai dengan teori kepustakaan yang ada dan ditinjau atas Data umum
1. Berdasarkan data yang diperoleh dari tabel 5.1 diatas dapat dilihat bahwa
(2,06%).
2. Berdasarkan data yang diperoleh dari tabel 5.2 diatas dapat dilihat bahwa
3. berdasarkan data yang diperoleh dari tabel 5.3 diatas dapat dilihat bahwa
0rang (86,59%), Petani 6 orang (6,18%), Buruh 5 orang (5,17%) dan PNS 2
orang (2,06%).
Berdasarkan tabel 5.14 diatas data keseluruhan tentang sikap terhadap Ispa
pada anak usia 1-4 tahun dengan hasil nilai rata-rata dari keseluruhan item
perilaku tersebut akan membawa hasil yang diinginkan atau tidak diinginkan.
Keyakinan mengenai perilaku apa yang bersifat normatif ( yang diharapkan
oleh orang lain ) dan motivasi untuk bertidak sesuai dengan harapan normatif
merespon stimulus atau objek sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan
dan perhatian
penyakit Ispa sebsgian besar positif karena responden mampu menjawab soal
dengan baik dan benar karena di kelurahan Umban Sari sudah mendapatkan
tindakan, karena untuk terwujudnya tindakan perlu faktor lain, yaitu antara
Berdasarkan tabel 5.15 diatas dapat kita lihat tindakan kepala keluarga
tehadap Ispa pada anak usia 1-4 tahun berdasarkan data yang tertuang di atas
diatas tindakan kepala keluarga terhadap ispa pada anak sebagian besar adalah
berupa keadaan fisik kimiawi, biologik, psikologik, maupun sosial budaya dan
kepala keluarga mayoritas baik belum tentu dapat mencegah terjadinya Ispa
masyarakat tersebut.
dari pendapat Dainur di atas dapat kita simpulkan bahwa sesuai data
BAB VI
6.1 Kesimpulan
1. Sebagian Besar umur responden masyarakat kelurahan Umban Sari Kecamatan Rumbai
Pekanbaru tahun 2008 dijumpai pada golongan umur 20-40 tahun 58 responden
(59,79%) 41-60 tahun 37 responden (38,15%) dan >60 tahun sebanyak 2 responden
(2,06%).
2. Sebagian Besar pendidikian responden masyarakat kelurahan Umban Sari adalah SMA
(2,06%).
3. Sebagian Besar pekerjaan responden masyarakat Kelurahan Umban Sari adalah
Wiraswasta yang berjumlah 84 responden (86,59%) dan sebagian kecil dan PNS 2
responden (2,06%).
4. Sebagian Besar sikap responden yang akan menggunakan masker pada anak apabila ada
pencemaran udara sikap negatif sebanyak 73 responden (75,25%). Dan sebagian kecil
5. Sebagian Besar sikap responden tentang saya akan membawa anak kepuskesmas terdekat
bila terkena Ispa sikap positif berjumlah 70 orang (72,16%) dan sebagian kecil sikap
6. Sebagian Besar sikap responden tentang berusaha merawat anak agar tidak terkena ispa
yang sikap positif 97 responden (100%) dann sikap negatif tidak ada.
7. Sebagian Besar sikap responden tentang memenuhi kebutuhan gizi pada anak apabila
terkena ispa yang bersikap positif berjumlah 80 responden (82,47%). dan sebagian kecil
8. Sebagian Besar sikap responden tentang membersihkan got seminggu sekali sikap negatif
responden (48,45%)
9. Sebagian Besar sikap responden tentang menghindari anak dari obat nyamuk bakar
apabila terkena Ispa. Sikap positif 80 responden (82,47%) dan minoritas sikap negatif
17 responden (17,53%) .
10. Sebagian Besar sikap responden tentang menghindari anak dari penderita Ispa sikap
responden (10,31%).
11. Sebagian Besar sikap responden tentang gotong royong yang diadakan satu minggu
sekali sikap positif berjumlah 57 responden (58,76%). dan sebagian kecil sikap negatif
12. Sebagian Besar sikap responden tentang menghindari anak saya dari orang yang sedang
merokok sikap positif berjumlah 89 responden (91,75%) dan minoritas sikap negatif
13. Sebagian Besar sikap responden Tentang saya akan berusaha untuk tidak membawa
anak ketampat yang banyak terdapat kendaraan. Sikap positif berjumlah 75 responden
14. Sebagian Besar Sikap kepla keluarga terhadap ISPA pada anak usia 1-4 tahun secara
15. Sebagian Besar tindakan kepala keluarga tehadap ispa pada anak usia 1-4 tahun 2008,
berdasarkan data yang tertuang di atas yang dikategorikan baik 82 responden (84,53%),
6.2 Saran
1. Diharapkan Bagi instansi bisa mengetahui bagaimana sikap dan tindakan masyarakat
khusus mengenai ISPA dan ilmu kesehatan lainnya mengingat sulitnya peneliti
3. Di harapkan bagi peneliti selanjutnya, agar dapat menggunakan karya tulis ilmiah ini
masyarakat terhadap ISPA mengimgat kasus ispa semakin meningkat sehingga perlu
4. Diharapkan kepada masyarakat dapat mengerti tentang gambaran sikap dan tindakan
terhadap ISPA pada anak usia 1-4 tahun. Agar masalah ISPA dapat teratasi dengan
benar dan menurunya jumlah ksaus ISPA pada anak usia 1-4 tahun.
DAFTAR PUSTAKA
Charlene, 2001
Jikalahari, 2006
Nelson, 2000
Nindya, T. S. 1998
Hubungan Sanitasi Rumah Dengan Kejadian ISPA Pada Anak Balita. www. Google.
Com 14 Desember 2007.
Rasmaliah, 2007
Riduwan, 2003.
Taufik, 2007.