KPS S 11 1SPO-Pelayanan-Kedokteran PDF
KPS S 11 1SPO-Pelayanan-Kedokteran PDF
Pendahuluan
Hubungan dokter pasien mengalami
pergeseran:
l Dokter dominan (Paternalistic relatioship)
l Dokter dan pasien setara (Collegial
relationship)
l Pasien dominan (Engineering relationship)
TERJADI!!!
Kecacatan/kematian atau reaksi
tubuh yang tidak diharapkan
Djoti - Atmodjo
Pasal 46
Rumah Sakit bertanggung jawab secara
hukum terhadap semua kerugian yang
ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan di Rumah Sakit
Djoti - Atmodjo
Pasal 36
Setiap Rumah Sakit harus
menyelenggarakan tata
kelola Rumah Sakit dan
tata kelola klinis yang baik
Djoti - Atmodjo
Tata kelola rumah sakit yang baik adalah
penerapan fungsi-fungsi manajemen rumah
sakit yang berdasarkan prinsip-prinsip
tranparansi, akuntabilitas, independensi dan
responsibilitas, kesetaraan dan kewajaran.
Tata kelola klinis yang baik adalah penerapan
fungsi manajemen klinis yang meliputi
kepemimpinan klinik, audit klinis, data klinis,
risiko klinis berbasis bukti, peningkatan kinerja,
pengelolaan keluhan, mekanisme monitor hasil
pelayanan, pengembangan profesional, dan
akreditasi rumah sakit.
Djoti - Atmodjo
Pasal 13
(3) Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah
Sakit harus bekerja sesuai dengan standar profesi,
standar pelayanan Rumah Sakit, standar prosedur
operasional yang berlaku, etika profesi,
menghormati hak pasien dan mengutamakan
keselamatan pasien.
Djoti - Atmodjo
PROFESI DALAM MELAKSANAKAN PRAKTIK KEDOKTERAN
Operasional
( Pasal 50, 51 ) ( Pasal 49 )
Audit Medis
Yang dimaksud dengan standar profesi
adalah :
" batasan kemampuan (knowledge, skill
and proffesional attitude) minimal yang
harus dikuasai oleh seorang individu
untuk dapat melakukan kegiatan
profesionalnya pada masyarakat secara
mandiri
" yang dibuat oleh organisasi profesi
18
Kode untuk Nakes :
1. Kompeten sepenuhnya.
2. Memerlukan supervisi.
3. Tidak dimintakan kewenangannya, karena
diluar kompetensinya.
19
Kewenangan
klinis
20
Pasal 44
Djoti - Atmodjo
Permenkes 1438 / 2010
Levels of evidence
Level Type of Evidence
1+ + High quality meta-analyses, systematic reviews of randomised controlled
trials (RCTs), or RCTs with a very low risk of bias.
2- Case control or cohort studies with a high risk of confounding or bias and
a significant risk that the relationship is not causal
4 Expert opinion
Grades of recommendation
4 Expert opinion
Grades of recommendation
Grade Recommendation
A At least one meta-analysis, systematic review of RCTs, or RCT rated as
1+ + and directly applicable to the target population; or
A body of evidence consisting principally of studies rated as 1+, directly
applicable to the target population, and demonstrating overall
consistency of results
Pasal 10
Permenkes 1438 / 2010
Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan wajib
memprakarsai penyusunan SPO sesuai dengan jenis
dan strata fasyankes yang dipimpinnya
BENTUK SPO
Standar pelayanan di RS :
Panduan Praktik Klinis
Denisi
dapat dilengkapi
Anamnesis
dengan
Pemeriksaan sis
Alur klinis
Kriteria diagnosis
Algoritme
Diagnosis banding
Protokol
Prosedur
Pemeriksaan penunjang
Standing orders
Terapi
Edukasi
Prognosis
Kepustakaan
Djoti - Atmodjo
Kepatuhan
kepada
Standar
dan
Penyangkalan
(disclaimer)
Tidak.
Di RSU hanya 30% dirawat dengan CP,
selebihnya dirawat dengan usual care.
CP hanya efektif dan efisien apabila
dilaksanakan untuk penyakit atau kondisi
kesehatan yang perjalanannya predictable,
khususnya bila memerlukan perawatan
multidisiplin.
Apakah CP dibuat untuk
memperoleh rincian biaya?
Tidak
CP mungkin dapat menjadikan biaya perawatan
menjadi lebih murah
Data CP juga dapat menjadi masukan untuk program
lain yang menyangkut pembiayaan, misalnya
diagnostic related group (DRG)/InaCBGs
CP tidak dibuat untuk memperoleh rincian biaya
perawatan, dengan konsekuensi dibuatnya secara
dipaksakan CP untuk semua jenis penyakit
Dapatkah CP dibuat untuk kelainan
atau penyakit lain?
CP - standardisasi pemeriksaan dan perawatan
pasien yang memililiki pola tertentu.
Bila perjalanan klinis sangat bervariasi, sulit untuk
membuat standar pemeriksaan hari demi hari.
Dapat dibuat CP bagi penyakit apa pun, asalkan:
kriteria inklusi dan eksklusi jelas,
bila pasien dirawat dengan CP mengalami komplikasi
atau terdapat ko-morbiditas tertentu, maka pasien
tersebut harus dikeluarkan dari CP
Keputusan untuk membuat CP harus pertimbangkan
efektivitas, sumber daya, dan waktu yang diperlukan.
Contoh: CP diare akut pada bayi dan anak
Kriteria inklusi (harus memenuhi semua)
Usia lebih 1-5 tahun
Diare akut tanpa komplikasi / ko-morbid
Dehidrasi <10%
Tidak ada indikasi bedah
Kriteria eksklusi (satu atau lebih keadaan ini):
Pasien dengan imunokompromais
Muntah, atau nyeri perut tanpa diare
Diare >5 hari
Pasien harus dikeluarkan dari CP bila ada salah satu/>:
Tidak terdapat perbaikan klinis dalam waktu 48 jam
Terdapat muntah empedu dengan nyeri perut
Diagnosis awal diragukan
CLINICAL PATHWAY
Indikasi : No. Rekam Medis : :
Nama pasien : Tanggal Masuk :
Jenis kelamin : ! Laki-laki ! Perempuan Rujukan : ! Ya ! Tidak
Umur : Pengirim :
Diagnosa Awal : Appendisitis (Tanpa Komplikasi) DPJP :
HARI KE KETERANGAN
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7
Diagnosis Pemeriksaan dokter !
Penunjang diagnosis !
1. Laboratorium a. Darah Lengkap !
- Masa Perdarahan !
- Masa Pembekuan !
- Fungsi ginjal !
a. ureum
b. creatinin
- GDS !
2. Radiologi - Thorak Foto - Atas indikasi / > 40th!
- USG - Atas indikasi
- Appendicogram - Atas indikasi
- EKG - Atas indikasi / > 40 th
Konsultasi - Dokter Bedah Umum - DPJP
- Dokter Anestesi - Pemeriksaan Pre
Operatif
- Dokter Internis - Atas indikasi
- Dokter Lainnya
Edukasi 1. Penjelasan Diagnosis
Rencana tindakan
Tata cara
Tujuan
Resiko
Komplikasi
Prognosa, dll
Pengisian form 2. Rencana therapi
- Lembar edukasi Ditanda-tangani keluarga atau
- Informen concern pasien, dokter, saksi
Tindakan medis dan Appendictomy
jadwal - Surat pengantar tindakan
- jadwal rencana operasi
- golongan operasi
- jenis anestesi
- biaya
Prosedur administrasi - administrai + keuangan
- pendaftaran ke kamar - Bagian keperawatan
operasi
Persiapan Operasi STANDING ORDER !
I Perawat - Persiapan puasa 6-12 jam
- Mencukur (rambut ) di sekitar Sesuai SOP
daerah operasi
- Pemasangan IV line Sesuai SOP
- Pemberian cairan (jenis) dan Sesuai DPJP
jumlah tetesan RL/6 jam/kolf
- Pemasangan Dower Cateter Sesuai SOP
- Memberi huknah clensing Sesuai SOP
- Pemberian obat pre operasi Sesuai SOP pemberian obat inj
- Antibiotik Didahului test alergi intrakulton
ceftriaxone 1 gr/cefotaxime 1 gr 0,1 cc
Pasal 13 UU RS
Djoti - Atmodjo
Panduan Asuhan Kesehatan
u Panduan identifikasi pasien
u Panduan skrining pasien
u Panduan TRIAGE pasien
u Panduan upaya peningkatan mutu RS
u Panduan keselamatan pasien RS
u Panduan transfer pasien di rumah sakit
u Panduan rujukan pasien
u Panduan pemulangan pasien
u Panduan risiko jatuh
u Panduan manajemen nyeri
u Panduan persetujuan tindakan kedokteran
u Panduan penolakan resusitasi (DNR) & pengobatan
u Panduan informasi hasil pengobatan
u Panduan pelayanan pasien kritis
u Panduan asesmen pasien
u Panduan pelayanan tahap terminal
u Panduan pelayanan ambulance
Djoti - Atmodjo
Hak
pasien
MPO
SKP
PMKP
Triase
PAB
Skrining
Rencana
Rencana
asuhan
pulang
TKP
SPO
Yan
Dok
KPS
MKI
PPI
MFK
u RS di Indonesia saat ini menghadapi perubahan tata nilai
sebagai konsekuensi berlakunya UU 44 Tahun 2010
tentang Rumah Sakit
u Akreditasi wajib dilaksanakan di RS sebagai upaya
peningkatan mutu pelayanan RS
u Untuk menjawab tantangan globalisasi, akreditasi RS di
Indonesia menggunakan standar internasional, untuk
mendorong RS berorientasi pada standar internasional
u Akreditasi RS merupakan landasan terwujudnya tata
kelola RS dan tata kelola klinis yang baik, sehingga
kewajiban hukum RS dapat dilaksanakan dengan baik
74