OLEH :
I Putu Putra Wasista
1515351136
39
UNIVERSITAS UDAYANA
2016
MERJER DAN AKUISISI, RESTRUKTURISASI, REORGANISASI, DAN LIKUIDASI
Merjer dan akuisisi merupakan alternatif untuk melakukan perluasan usaha. Istilah merjer
sering digunakan untuk menunjukkan penggabungan dua perusahaan atau lebih, dan kemudian
tinggal nama sakah satu perusahaan yang bergabung. Akuisisi mirip dengan merjer, kecuali
perusahaan baru akan terbentuk. Pengakuisisi dan yang diakuisisi hilang dan menjadi perusahaan
baru.
Alasan lainnya yang tidak nampak dari merjer dan akuisisi adalah salah satu motifnya
adalah keinginan manajer untuk mempertahankan sumber daya perusahaan. Caranya adalah
dengan membeli perusahaan lain, yang berarti kas tidak jatuh pihak lain.
1.2 Jenis Merjer dan Akuisisi
Berdasarkan atas cara perluasan yang dilakukan, merjer dan akuisisi dapat dilakukan
dengan cara:
1) Horisontal: penggabungan perusahaan dalam jenis bisnis yang sama
2) Vertikal: penggabungan perusahaan yang mempunyai keterkaitan antara input-output
3) Congeneric: penggabungan perusahaan dalam industri yang sama tetapi tidak
memproduksi produk yang sama dan tidak ada keterkaitan supplier.
4) Conglomerate: penggabungan perusahaan dari industri yang berbeda
1) Akuisisi saham, terjadi bila perusahaan yang mengakuisisi membeli sebagian besar
saham perusahaan yang menjadi target akuisisi. Akuisisi saham dapat dilakukan dengan
cara bersahabat (friendly) dan tidak bersahabat (hostile). Friendly Merger terjadi bila
manajemen kedua belah pihak berunding bersama dan hasil perundingan tersebut akan
diusulkan ke pemilik perusahaan. Hostile Merger terjadi bila manajemen perusahaan dari
acquired company tidak diajak berunding, tetapi perusahaan yang akan mengakuisisi
langsung menawarkan ke pemegang saham acquired company persyaratan-persyaratan
yang dinilai cukup menarik.
2) Akuisisi aset, terjadi bila perusahaan yang mengakuisisi membeli sebagian atau seluruh
aset perusahaan yang menjadi target akusisi. Persetujuan formal dari pemegang saham
perusahaan yang menjadi diperlukan. Bentuk ini akan menghindarkan perusahaan dari
kemungkinan memiliki pemegang saham minoritas.
Contoh 1
PT WISTA memiliki 10 juta lembar saham dengan harga RP 8.000 per lembar dibeli oleh
PT RIAN dengan harga Rp 9.000 per lembar. PT RIAN A memiliki 50 juta lembar saham
dengan harga perlembar Rp 12.000. diharapkan dengan akuisisi tersebut PT RIAN akan dapat
menghemat biaya sebesar Rp 1.000 juta pada tahun depan, dan penghematan tersebut
diharapkan meningkat sebesar 10% per tahun selamanya. Apabila tingkat keuntungan yang
layak adalah 17%, berapakah biaya akuisisi dan manfaat akuisisi tersebut?
Jawab:
Biaya Akuisi = 10 jta (Rp 9.000 Rp 8.000)
= Rp 10 milyar
Manfaat akuisisi = 1000 juta/ (0.17-0.10)
= Rp 14,3 milyar
Manfaat akuisisi bisa dihitung dengan rumus:
PVAS-(PVA+PVS)
Keterangan:
PVR = nilai equity perusahaan A = Rp 600 milyar
PVW = nilai equity perusahaan S = Rp 80 milyar
PVwR = nilai gabungan equity PT A dan PT S setelah mendapat synergy
(600 M+80 M+ 14,3 M) = Rp 694,3 M
Dengan demikian, kalau peristiwa akuisisi memberikan manfaat bersih, maka biaya yang
ditanggung oleh acquired company akan lebih besar apabila dibandingkan dengan akuisisi
secara tunai. Sebaliknya yang terjadi kalau akuisisi tersebut memberika kerugian bagi
acquiring company.
Contoh 2
PT. A merencanakan akan mengakuisisi PT. B. data kedua perusahaan tersebut adalah
sebagai berikut:
PT.A PT.B
1. EPS Rp 2.000 Rp 2.000
2. Harga saham lembar saham Rp 20.000 Rp 8.000
3. PER 10x 4x
4. Jumlah lembar saham 10 juta 10 juta
5. Laba setelah pajak Rp 20 milyar Rp 20 milyar
6. Nilai pasar equity Rp 200 milyar Rp 80 milyar
Misalkan PT. A dapat membeli PT. B dengan harga seperti saat ini dengan cara menukar
saham, an diharapkan tidak terjadi synergy. Bagaimana EPS, harga saham, PER, jumlah
lembar saham, lba setelah pajak dan nilai equity setelah merjer? Apa kesimpulan yang dapat
kita peroleh?
Jawab:
Perhitungaan akan lebih mudah kalau dimilai dengan menghitung:
(1) Laba setelah pajak = Rp 20 milyar + Rp 20 milyar = Rp 40 milyar
(2) Nilai pasar equity = Rp 200 milyar + Rp 80 milyar = Rp 280 milyar
(3) Jumlah lembar saham = 10 juta + (Rp 80 milyar/Rp 20.000) = 14 juta lembar
(4) Dengan demikian bisa dihitung EPS, harga saham dan PER
Harga saham PT A setelah merjer tetap Rp 20.000,00 tetapi EPS dilaporkan lebih tinggi.
Apanila kita keliru memperhatikan jumlah EPS sebagai ukuran keberhasilan akuisisi, maka kita
akan mengatakan bahwa akuisisi tersebut baik bagi pemegang saham PT. A. padahal
sebenarnya kemakmuran pemegang saham PT. A tidak berubah.
Contoh 3
Sekarang misalkan dari rencana akuisisi tersebut diharapkan akan diperoleh manfaat senilai
Rp 20 milyar. Sewaktu PT. A menawarkan pertukaran saham, para pemegang saham B
setuju, asalkan saham mereka ditukar dengan 5 juta lembar saham. Berapa harga saham PT.
A yang baru? Apakah akuisisi tersebut menguntungkan para pemegang saham yang lama?
Mengapa?
Jawab:
Dengan menukar 10 juta lembar saham PT. B dengan 5 juta lembar saham PT. A,
maka jumlah lembar saham akan menjadi 15 juta lembar saham. Apabila diharapkan
diperoleh manfaat senilai Rp 20 milyar, maka PVAB = 200 + 80 + 20 = Rp 300 milyar.
Dengan demikian maka harga saham setelah akuisisi akan menjadi Rp 300 milyar/15
juta = Rp 20.000,00. Ini berarti bagi pemegang saham lama akuisisi tersebut tidak
memberikan manfaat satu rupiahpun. Seluruh manfaat (sebesar Rp 20 milyar) dinikmati oleh
bekas pemegang saham PT. B
Contoh 4
PT A yang bergerak dalam bidang makanan dan minuman merencanakan untuk mengakuisisi
PT C yang juga bergerak dalam bidang makanan dan minuman. Dari akuisisi tersebut
diharapkan akan dapat dihemat biaya promosi dan distribusi sebesar Rp 1,50 milyar pada
tahun depan, dan diperkirakan akan meningkat sebesar 10% per tahun selamanya.
Perusahaan saat ini telah membayar pajak penghasilan dengan tariff 35%. Harga saham PT.
C sebelum rencana akuisisi ini dibicarakan adalah Rp 5.000 per lembar, dengan jumlah yang
beredar sebanyak 6 juta lembar. Perusahaan menggunakan tingkat bunga sebesar 18% untuk
mengevaluasi rencana investasi. Apabila para pemegang saham PT. A menyatakan bahwa
mereka haruslah dapat menikmati manfaat akuisisi tersebut minimal sebesar 50%, berapakah
harga maksimum yang akan ditawarkan pada PT. C?
Jawab:
Dengan penghematan biaya sebesar Rp 1,50 milyar pada tahun depan, maka
tambahan kas masuk setelah pajak akan sebesar (1-0,35) Rp 1,50 milyat = Rp 975 juta.
Dengan demikian manfaat dari akuisisi tersebut diharapkan akan sebesar 975 juta/(0,18-
0,10) = Rp 12.187,50 juta.
Karena manfaat yang diinginkan dinikmati oleh pemegang saham PT. A adalah 50%-
nya, maka yang boleh dinikmati oleh pemegang saham PT. C (sebagai biaya bagi pemegang
saham PT. A) adalah =: 50% x Rp 12.187,50 juta = Rp 6.093,75 juta
Dengan jumlah lembar saham sebanyak 6 juta lembar, maka kenaikan harga saham
yang dapat ditolerir adalah Rp 6.093,75/6 juta = Rp 1.015 (dibulatkan). Harga maksimum
yang akan ditawarkan ke PT. C adalah : Rp 6.000 + Rp 1.015 = Rp 7.015
Perusahaan tidak selalu berjalan sesuai rencana, tentunya dalam perjalanan suatu
perusahaan pasti akan menghadapi kesulitan. Kesulitan yang cukup mengganggu kelancaran
perjalanan perusahaan adalah yang terkait mengenai keuangan perusahaan tersebut baik
kesulitan keuangan ringan dan juga lebih serius yaitu tidak solvabel.
Ketika sudah memasuki tahap solvabel ini terdapat dua penyelesaian untuk mengatasinya
yaitu liquidasi atau reorganisasi. Liquidasi dipilih jika nilai liquidasi lebih besar dibanding
dengan nilai perusahaan bila diteruskan. Reorganisasi dipilih jika perusahaan masih menunjukan
prospek yang baik.
Penyelesaian secara informal ditempuh apabila masalah belum begitu parah, masalah
perusahaan hanya bersifat sementara dan prospek masa depan masih bagus. Cara informal yang
biasa ditempuh :
Pemecahan secara formal ditempuh apabila masalah sudah parah, kerditur dan pemasok
dana lainnya ingin mempunyai jaminan keamanan da keadilan. Pemecahan secara formal
melibatkan pihak ketiga yaitu pengadilan. Dengan cara:
a. Apabila nilai perusahaan lebih besar dari nilai perusahaan liquidasi, dilakukan
reorganisasi dengan merubah struktur modal menjadi struktur modal yang layak.
Perubahan bisa dilakukan melalui perpanjangan, perubahan komposisi, atau keduanya.
b. Apabila nilai perusahaan lebih kecil dari nilai perusahaan diliquidasi, liquidasi lebih baik
dilakukan. Liquidasi dengan menjual aset aset perusahaan, kemudian didistribusi ke
pemasok modal dibawah pengawasan pihak ketiga.
Berkaitan dengan masalah keunagan ini maka akan dibahas beberapa hal yang terkait
diantaranya : restrukturisasi, reorganisasi, dan liquidasi.
2.1 Restrukturisasi
Restrukturisasi adalah kegiatan merubah struktur perusahaan, dalam hal ini bisa
berarti membesar atau makin kecil. Restrukturisasi yang semakin mengecil merupakan
kegiatan perusahaan untuk merampingkan usahanya sebagai akibat unit kegiatan tersebut
tidak ekonomis lagi atau karena kesulitan keuangan yang dialami perusahaan. Restrukturisasi
ini bisa dilakukan dengan penjualan unit unit kegiatan (sell off) atau pemisahan unit unit
kegiatan tersebut dari kegiatan perusahaan (spin off), menarik diri dari pasar modal dengan
going private atau leverage buy out.
Sell off, perusahaan yang mempunyai unit kegiatan yang beraneka ragam, pada suatu
ketika dianggap unit unit tersebut dianggap tidak ekonoms lagi. Kondisi ini disebabkan
kemungkinan karena tingkat kegiatannya terlalu rendah sehingga sulit mencapai economics
of scale. Apabila unit kegiatan tersebut dianggap merupakan beban perusahaan, maka
perusahaan bisa menjual unit kegiatan tersebut apakah dilakukan secara tunai atau dengan
pertukaran saham.
Contoh : Perusahaan rokok PT. CIGARETE memiliki perkebunan, karena
perusahaan mengalami kesulitan keuangan maka PT CIGARETE tersebut bisa menjual unit
perkebunan yang dimiliki kepada PT TEBACO sebagai perusahaan perkebunan tembakau
yang dilakukan sebagai perusahaan perkebunan tembakau yang dilakukan secara tunai atau
pertukaran saham. Apabila cara terakhir ditempuh, maka PT TEBACO ikut memiliki saham
PT CIGARETE.
Spin off, dilakukan apabila unit kegiatan yang dimiliki suatu perusahaan dipisahkan
dan berdiri sendiri menjadi perusahaan baru. Dengan demikian perushaan baru yang terpisah
tersebut memiliki manajemen sendiri yang independen dalam mengambil keputusan. Alasan
spin off dilakukan adalah agar unit kegiatan yang dipisahkan memiliki manajemen tersendiri,
sehingga dapat mengambil keputusan lebih cepat, efisien dan bertanggungjawab.
Mengurangi beban beban yang menghimpit perusahaan dengan beberapa cara
diantaranya dengan :
a) Extention, melalui perpanjangan kreditor bersedia memperpanjang masa jatuh tempo
hutangnya.
b) Komposisi, dilakukan melalui perubahan nilai hutang lama.
c) Going Private, perusahan menarik diri untuk tidak terdaftar lagi di pasar modal hal ini
bisa dilakukan dengan membeli saham saham yang sudah dipublish. Alasan
dilakukannya going private menganggap bahwa go public dinilai membebani perusahaan.
d) Leverage buy out, perusahaan menarik diri untuk tidak terdaftar lagi di pasar modal yang
dilakukan dengan menggunakan dana pihak ketiga. Hal ini berarti bahwa saham saham
tersebut dibeli dengan sumber dana pinjaman yang dijamin dengan aktiva dan arus kas
perusahaan.
2.2 Reorganisasi
Kadang kala disaat perusahaan mengalami kesulitan maka perusahaan terpaksa harus
bertahan dengan apa yang ada atau memperkecil diri, agar tidak megalami kesulitan yang
makin para. Reorganisasi dalam aspek financial dilakukan untuk memperkecil beban
financial yang tetap sifatnya. Hal ini dilakukan apabila perusahaan sekiranya masih memiliki
prospek yang baik sehingga dapat tertolong nantinya.
Rencana reorganisasi didasarkan pada prinsip keadilan dan kelayakan. Prinsip
keadilan berart semua pihak harus diperlakukan secara adil. Prinsip kelayakan berarti rencana
yang akan dilakukan haruslah layak (bisa). Contoh nya ketika perusahaan memiliki beban
hutang terlalu tinggi sedangkan kemampuan penjualan sangat kecil maka reorganisasi tidak
layak dilakukan.Beberapa perusahaan melakukanreorganisasi dengan merestrukturisasi
hutang mereka. Proses ini dilakukan dengan mengadakan extention atau composition.
Dalam melakukan reorganisasi finansial, ada beberapa langkah yang harus ditempuh
yaitu menaksir nilai perusahaan, dan menentukan struktur modal yang baru :