Anda di halaman 1dari 5

I. Nama penyakit / Diagnosis.

Kanker ovarium (keganasan ovarium)


Karsinoma ovarium adalah tumor ganas pada ovarium. Sesuai
dengan klasifikasi histopatologis karsinoma ovarii dapat berupa
primer berasal dari epitel ovarium, germ cell, stroma, dan sekunder
berasal dari metastase karsinoma di bagian tubuh yang lain.

II. Kriteria penyakit.


Diagnosis pasti berdasarkan hasil pemeriksaan histopatologi yang
didapat dari pembedahan.
Tanpa gejala awal :
Sampai massa tumor ini besarnya cukup memberikan tekanan
pada vesika urinaria dan rektum atau rasa sakit hebat seperti torsi.
Tingkat lanjut :
Kembung.
Hilangnya nafsu makan.
Rasa penuh di perut.
Sakit pada dinding perut.
Haid tidak teratur.
Perdarahan pervaginam baik pada premenopause atau
postmenopause.
Perut membesar dan timbul benjolan dalam waktu yang relatif
cepat.

III. Pemeriksaan fisik.


Ditemukan tumor di rongga pelvisdan dapat meluas sehingga seluruh
rongga perut, mengisi parametrium kiri/kanan dan di kavum Douglasi.
Permukaan tumor tidak rata, konsistensi padat atau kistik dengan
bagian padat.
Mobilitas terbatas karena perlekatan.
Sering disertai asites.

IV. Diagnosis banding.


Keganasan pada organ abdomen.

V. Pemeriksaan penunjang.
Ultrasonografi kalau perlu menilai hepar, ginjal, omentum
dan asites.
Barium enema, bila pada anamnesis dan pemeriksaan ada
kecurigaan invasi ke rektum atau sigmoid.
Sitologi dari hapusan vagina atau kavum peritoneum.
Standard persiapan pra-bedah :
1. Laboratorium darah dan urine.
2. Tes fungsi hepar dan ginjal.
3. Faktor pembekuan.
4. X-foto toraks.
5. Ultrasonografi.
6. Paps smear.
7. Kerokan endometrium.
8. Petanda tumor.

VI. Konsultasi/pengelolaan.
Bagian Anestesi untuk tindakan.
Bagian Radiologi untuk terapi lanjutan.
Bagian lain yang terkait sesuai dengan kondisi penderita.

VII. Perawatan rumah sakit.


Rawat inap untuk persiapan pembedahan.

VIII. Terapi.
Pembedahan.
Dengan pembedahan diharapkan dapat menentukan diagnosis,
stadium dan mengangkat jaringan tumor sebanyak mungkin, serta
mengevaluasi seluruh permukaan rongga pelvis/abdomen. Cara
pembedahan yang dianjurkan adalah melakukan insisi vertikal
(median/paramedian) melewati pusat untuk mempermudah
pengangkatan tumor dan memungkinkan melakukan penilaian ke
dalam rongga abdomen terutama di bawah diafragma.
Perlu dicurigai adanya keganasan pada pemeriksaan makroskopis
saat pembedahan bila :
Konsistensi padat / kistik dengan bagian padat.
Adanya pertumbuhan tumor pada kapsul.
Gambaran pelebaran pembuluh darah pada permukaan tumor.
Gambaran hematoma.
Terdapat asites, terutama bila hemoragis.
Adanya perlekatan dengan organ lain.
Adanya metastasis pada peritoneum/omentum.
Pemeriksaan potong beku perlu untuk menentukan tindak lanjut
(macam pembedahan) dari karsinoma ovarium.
Ada 3 macam pembedahan pada pengelolaan karsinoma ovarium :
Pembedahan konservatif.
Disini hanya dilakukan ooforektomi unilateral. Jenis
pembedahan ini hanya dilakukan pada penderita wanita
muda yang masih berusaha mempertahankna fertilitasnya
dan baru dilakukan pengangkatan uterus, ovarium
kontralateral dan omentum setelah berhasil mendapatkan
keturunan (memenuhi kriteria Morrow).
Pembedahan baku.
Prinsip dasar pembedahan baku adalah pengangkatan lesi
primer dan tempat potensial untuk metastasis, yang meliputi
histerektomi total, salfingo-ooforektomi bilateral dan
omentektomi. Pada stadium lanjut dimana sudah banyak
metastasis dan perlekatan, sehingga tidak mungkin
dilakukan histerektomi total dan salfingo-ooforektomi
bilateral, maka dilakukan pengangkatan jaringan tumor
sebanyak mungkin / sebisa mungkin, mengangkat tempat-
tempat metastasis dan omentektomi, untuk kemudian
dilanjutkan dengan terapi tambahan, yaitu kemoterapi dan
jika perlu radioterapi.
Pembedahan dengan penentuan stadium secara pembedahan.
Prosedur penentuan stadium secara pembedahan
(comprehensive staging laparotomy). Disini selain dilakukan
pembedahan baku, juga dilakukan pencucian untuk
pemeriksaan sitologi tempat-tempat yang potensial menjadi
tempat metastasis dan biopsi tempat-tempat yang dicurgai
ada metastasis serta limfadenektomi terbatas.
Prosedur operasi dengan comprehensive staging laparotomy pada
karsinoma ovarium stadium awal :
Insisi abdomen pada linea mediana.
Pencucian rongga abdomen untuk pemeriksaan sitologi :
o Asites.
o Pelvis.
o Pericolic gutters.
o Diafragma.
Histerektomi total dan salfingo-ooforektomi bilateral.
Omentektomi.
Eksplorasi peritoneum :
Biopsi daerah perlekatan/lesi yang dicurigai.
Biopsi peritoneum secara acak :
o Dinding kavum Douglasi.
o Dinding pelvis.
o Pericolic gutters.
o Serosa usus halus dan mesenterium.
o Diafragma.
o Limfadenektomi pelvis dan para-aortal secara selektif.
Kemoterapi.
Penggunaan kemoterapi pada karsinoma ovarium sebagai terapi
tambahan, yang diberikan pasca bedah / pasca radioterapi. Tujuan
kemoterapi ini adalah untuk memberantas sel-sel kanker yang secara
mikroskopis tidak terangkat saat pembedahan atau tidak terbunuh
saat terapi radiasi.
Perlu diperhatikan beberapa faktor dalam pemberian kemoterapi
seperti ; status klinis, status performance, respon tumor, metode
pemberian obat dan macam obat yang dipakai.
Macam obat sitostatika yang digunakan adalah (lihat protokol
kemoterapi).
Karsinoma ovarium jenis epitelial.
Risiko rendah ; terapi tunggal dengan Klorambusil atau
Siklofosfamit.
Risiko tinggi ; terapi kombinasi dengan Siklofosfamit + Sis-
platinum (CP)
Karsinoma ovarium jenis germinatif.
Vinkristin + Aktinomisin-D + Siklofosfamit (VAC).
Terapi radiasi.
Terapi radiasi dianjurkan untuk neoplasma ovarium ganas jenis
disgerminoma serta tumor stroma gonad yang tidak membutuhkan
fungsi reproduksi. Terapi radiasi ini tidak diberikan secara sendiri
melainkan diberikan sebagai terapi tambahan setelah terapi
pengangkatan jaringan tumor.
Tujuan terapi radiasi antara lain :
Memberantas sel ganas yang tertinggal / tidak terangkat saat
tindakan pembedahan.
Memberantas metastasis yang tersembunyi, misalnya pada
kelenjar limfe pelvis, para-aortal, peritoneum dan diafragma.

Karsinoma ovarium yang disertai kehamilan.


Pengelolaan karsinoma ovarium dengan kehamilan tergantung dari
stadium klinik, tingkat keganasan, paritas dan umur kehamilan. Bila
paritas, stadium klinik dan tingkat keganasan rendah serta umur
kehamilan cukup bulan / mendekati cukup bulan maka dilakukan
pembedahan konservatif (salfingo-ooforektomi unilateral), baru
dilakukan pembedahanbaku setelah anak lahir. Jika tingkat
keganasan tinggi, maka tanpa memandang umur kehamilan harus
dilakukan tindakan pembedahan baku (histerektomi total, salfingo-
ooforektomi bilateral dan omentektomi).

Pengamatan lanjut.
Penderita karsinoma ovarium pasca bedah baik dengan ataupun
tanpa terapi tambahan perlu dilakukan pengamatan lanjut untuk
melihat :
Respon terapi.
Kemungkinan terjadinya residif.
Komplikasi dari terapi yang diberikan.
Beberapa pemeriksaan yang perlu dilakukan :
Pemeriksaan pelvis yang teratur.
Pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan ultrasonografi.
Petanda tumor.
Laboratorium.
Second look operation, yaitu tindakan laparotomi eksploratif
setelah pemberian kemoterapi dengan tujuan :
o Mengevaluasi hasil terapi yang telah diberikan.
o Menetapkan terapi selanjutnya (apakah pemberian
kemoterapidapat diteruskan, dihentikan atau diganti).
o Mengangkat jaringan tumor sebisa mungkin bila
ditemukan.
o Umumnya second look operation dilakukan 5-8 bulan
pasca kemoterapi.

IX. Penyulit.

X. Informed consent.
XI. Standar tenaga.
XII. Lama perawatan.
XIII. Masa pemulihan.
XIV. Luaran.
XV. PA.
XVI. Autopsi.

Anda mungkin juga menyukai