Anda di halaman 1dari 16

INFORMED CONSENT

wahdi

SMF KEBIDANAN DAN PENYAKIT


KANDUNGAN
RSUD JENDRAL AHMAD YANI,
METRO
FEBRUARI - 2009
Definisi

informed : telah mendapat penjelasan atau


keterangan (informasi), consent :
persetujuan atau memberi izin
suatu pernyataan sepihak dari orang yang
berhak (yaitu pasien, keluarga atau walinya)
yang isinya berupa izin atau persetujuan
kepada dokter untuk melakukan tindakan
medik sesudah orang yang berhak tersebut
diberi informasi secukupnya.
Landasan Hukum

secara yuridis formal, ditandai dengan


munculnya pernyataan Ikatan Dokter
Indonesia (IDI) tentang informed consent
melalui SK PB-IDI No. 319/PB/A.4/88 pada
tahun 1988.
PerMenKes No. 585 tahun 1989 tentang
Persetujuan Tindakan Medik atau Informed
Consent.
Tujuan Pelaksanaan

Melindungi pengguna jasa tindakan medis


(pasien) secara hukum dari segala tindakan
medis yang dilakukan tanpa
sepengetahuannya.
Memberikan perlindungan hukum terhadap
pelaksana tindakan medis dari tuntutan-
tuntutan pihak pasien yang tidak wajar, serta
akibat tindakan medis yang tak terduga dan
bersifat negatif,
Fungsi

Penghormatan terhadap harkat dan martabat pasien selaku


manusia
Promosi terhadap hak untuk menentukan nasibnya sendiri
Mendorong dokter melakukan kehati-hatian dalam mengobati
pasien
Menghindari penipuan dan misleading oleh dokter
Mendorong diambil keputusan yang lebih rasional
Mendorong keterlibatan publik dalam masalah kedokteran dan
kesehatan
Proses edukasi masyarakat dalam bidang kedokteran dan
kesehatan.
Hal-hal yang di Informasikan

UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran


Pasal 45, ayat (3) mencakup:
a. Diagnosis dan tata cara tindakan medis
b. Tujuan tindakan medis yang dilakukan
c. Alternatif tindakan lain dan risikonya
d. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi
e. Prognosis (perkiraan hasil) dari tindakan yang
dilakukan
Sebaiknya, diberikan juga penjelasan yang berkaitan
dengan pembiayaan.
informed consent meliputi

Dokter harus menjelaskan pada pasien mengenai


tindakan, terapi dan penyakitnya
Pasien harus diberitahu tentang hasil terapi yang
diharapkan dan seberapa besar kemungkinan
keberhasilannya
Pasien harus diberitahu mengenai beberapa
alternatif yang ada dan akibat apabila penyakit tidak
diobati
Pasien harus diberitahu mengenai risiko apabila
menerima atau menolak terapi
Bentuk

Persetujuan Tertulis
Persetujuan Lisan
Persetujuan dengan isyarat
Orang yang berkompeten memberikan
informasi

Secara hukum seseorang dianggap cakap


(kompeten) apabila telah dewasa, sadar dan berada
dalam keadaan mental yang tidak terganggu.
Dewasa diartikan sebagai usia telah mencapai 21
tahun atau telah pernah menikah. Sedangkan
keadaan mental yang dianggap tidak kompeten
adalah apabila mempunyai penyakit mental
sedemikian rupa sehingga kemampuan membuat
keputusan menjadi terganggu.
Keluhan pasien tentang proses
informed consent

Bahasa yang digunakan untuk menjelaskan terlalu


teknis
Perilaku dokter yang terlihat terburu-buru atau tidak
perhatian, atau tidak ada waktu untuk tanya jawab.
Pasien sedang dalam keadaan stress emosional
sehingga tidak mampu mencerna informasi
Pasien dalam keadaan tidak sadar atau mengantuk.
Keluhan dokter tentang informed
consent

Pasien tidak mau diberitahu


Pasien tak mampu memahami
Resiko terlalu umum atau terlalu jarang
terjadi
Situasi gawat darurat atau waktu yang
sempit
Aspek Hukum

pelaksana dan pengguna jasa tindakan


medis (dokter, dan pasien) bertindak sebagai
subyek hukum
jasa tindakan medis sebagai obyek
hukum yakni sesuatu yang bernilai dan
bermanfaat bagi orang sebagai subyek
hukum,
pelaksana jasa tindakan medis, disamping
terikat oleh KODEKI (Kode Etik Kedokteran
Indonesia)
masalah etik dan hukum perdata, tolok ukur
yang digunakan adalah kesalahan kecil
(culpa levis)
masalah hukum pidana, tolok ukur yang
dipergunakan adalah kesalahan berat
(culpa lata)
Aspek Hukum Perdata, pelaksana tindakan medis
dapat dipersalahkan dan digugat telah melakukan
suatu perbuatan melawan hukum (onrechtmatige
daad) berdasarkan Pasal 1365 Kitab Undang-
undang Hukum Perdata (KUHPer).
Aspek Hukum Pidana, informed consent mutlak
harus dipenuhi dengan adanya pasal 351 Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang
penganiayaan.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Samsi Jacobalis,Sp.B, Ketua Majelis Kehormatan Etik Rumah Sakit Indonesia,
Mantan Kepala RSPAD Gatot Subroto,
http://www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/2005/0624/kes3.html
Dr. Adib A. Yahya, MARS,
http://www.freewebs.com/informedconsent_a1/informedconsent.html
dr. Rano Indradi S, M.Kes, 25 JANUARY 2007, Hak-Hak Pasien dalam
Menyatakan Persetujuan Rencana Tindakan Medis,
http://en.wikipedia.org/wiki/Informed_consent
PELAYANAN RUMAH SAKITInformed Consent Persetujuan Tindakan Medis
http://www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/2005/0624/kes3.html
Mengenal Informed Consent, 01 Nopember 2007,
http://irwandykapalawi.wordpress.com/2007/11/01/mengenal-informed-consent/
www.freewebs.com/informedconsent_a1/informedconsent.html
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai