ANTARA
PT PERTAMINA (PERSERO) UNIT PEMASARAN REGION I
DENGAN
RUMAH SAKIT SELAGURI
Pada hari ini Jumat tanggal 2 (Dua) bulan Januari tahun 2015, yang bertanda tangan di
bawah ini:
I. PT. PERTAMINA (PERSERO) UNIT REGION I beralamat di Jl.K.L.Yos Sudarso No. 8-10
Medan,dalam hal ini di wakili oleh Dr. Sindu Agung Lesmana, selaku Area Manager
Medical Sumbagut bertindak berdasarkan Surat Mutasi Jabatan N0.SMJ-299/K10330/2015-
S8 tanggal 15 Januari 2015,, dengan demikian bertindak untuk dan atas nama
Perusahaan tersebut diatas selanjutnya dalam Surat Perjanjian ini disebut Pihak
Pertama
II. PT. SELAGURI CITRATAMA MEDIKA, berkedudukan di Padang dan beralamat di Jl.
A.Yani No.26, yang didirikan berdasarkan Akte Notaris No. 77 tanggal 10 Mei 2002
oleh dan dihadapan H. Hendri Final, SH Notaris di Padang berubah nama menjadi PT.
SELAGURI CITRATAMA MEDIKA, selaku Pemilik dan pengelola Rumah Sakit SELAGURI
berdasarkan Izin Penyelenggaraan Rumah Sakit sebagai tertuang dalam surat
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. YM. 02.04.3.5.2775, tanggal 07
Juli 2006, dalam hal ini diwakili oleh Dr.H.M. Zein Zainuddin Sp.THT selaku Presiden
Komisaris PT.Selaguri Citratama Medika, selanjutnya dalam surat perjanjian ini disebut
PIHAK KEDUA.
Pihak Pertama dan Pihak Kedua secara sendiri-sendiri untuk selanjutnya disebut Pihak
dan secara bersama-sama disebut Para Pihak
Pihak Pertama dan Pihak Kedua setuju dan sepakat mengikat diri mengadakan
kerjasama, dalam bidang pelayanan kesehatan dan atau pengobatan yang dituangkan
dalam bentuk perjanjian dengan syarat-syarat dan ketentuan sebagaimana diatur dalam
pasal-pasal berikut ini.
Pasal 1
LINGKUP PELAYANAN KESEHATAN
Halaman 1 dari 23
Pasal 2
ISTILAH DAN PENGERTIAN
(1) Pasien adalah peserta yang terdaftar secara resmi di Pihak Pertama dan atau
keluarganya yang mempunyai hak mendapatkan pelayanan perawatan kesehatan
dan pengobatan oleh Pihak Kedua dan diadministrasi serta didaftarkan sebagai
peserta Pihak Pertama
(2) Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) Tingkat Pertama selanjutnya disebut PPK
Tingkat Pertama adalah orang, badan atau rumah sakit yang ditunjuk oleh Pihak
Pertama untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi Pasien berupa rawat jalan
tingkat pertama dan Emergency di UGD.
(3) Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) Tingkat Lanjutan selanjutnya disebut PPK TK
Lanjutan adalah orang, badan atau rumah sakit yang ditunjuk oleh Pihak Pertama
untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi Pasien atas dasar rujukan dari PPK
Tingkat Pertama.
(4) Rawat Jalan Tingkat Pertama (Primary Health Care) adalah semua jenis
pemeliharaan kesehatan perorangan yang dilakukan oleh dokter umum, dokter gigi,
bidan dan paramedis lainnya yang dianggap perlu atau pada klinik 24 jam, rumah
sakit dengan atau tanpa obat dan tidak sedang menjalani rawat inap/tidak
memerlukan rawat inap di rumah sakit.
(5) Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (Secondary Health Care) adalah semua pemeliharaan
kesehatan yang merupakan rujukan dari PPK Tingkat Pertama, yang dilaksanakan
oleh dokter spesialis atau dokter ahli yang diakui oleh pemerintah, penunjang
diagnostik, pembedahan sederhana, rehabilitasi, serta tindakan medis lainnya oleh
dokter spesialis.
(6) Perawatan Gigi Dasar (Basic Dental Care) adalah pelayanan yang diberikan oleh
dokter gigi umum yang mencakup konsultasi, pembersihan karang gigi (maksimum
2 kali setahun), tambal gigi dengan dengan non precious metal, cabut gigi tanpa
operasi dan dental radiology (panoramic) atau pelayanan lain yang akan dinyatakan
oleh Pihak Pertama.
(7) Rumah Sakit adalah suatu institusi yang diberi ijin menurut Undang-undang di negara
dimana institusi itu berada dan terutama merupakan tempat untuk melakukan
pembedahan oleh dokter ahli bedah atau memberikan perawatan medis yang
hanya dapat diberikan oleh praktisi medis yang memberikan pelayanan perawatan
dokter dan jam rawat selama 24 jam.
Halaman 2 dari 23
(19) Surat Jawaban Konsultasi adalah dokumen yang dikeluarkan oleh dokter Pihak
Kedua yang berbentuk resume medik Peserta selama perawatan/ mendapat
pelayanan kesehatan, dan hanya diberikan kepada Pihak Pertama yang
mengeluarkan Surat Pengantar dan/ atau Surat Jaminan.
(20) Kartu Identitas Karyawan atau ID Card adalah Kartu Identitas Karyawan yang
diterbitkan oleh Pihak Pertama
(21) Kartu Berobat Pensiunan (KBPP) adalah Kartu Identitas Pensiunan yang diterbitkan
oleh Pihak Pertama .
(22) Proses Admedika adalah proses validasi dan verifikasi penagihan oleh AdMedika
terhadap pengobatan dan atau tindakan medis yang diberikan pada pekerja dan
keluarga Pihak Pertama oleh jejaring layanan kesehatan sesuai dengan perjanjuan
dengan Pihak Pertama
Halaman 3 dari 23
Pasal 3
LINGKUP PEKERJAAN
Halaman 4 dari 23
6. Dalam hal Pihak Kedua oleh karena keterbatasan fasilitas yang ada, dimana
pasien dari Pihak Pertama memerlukan tindakan dan atau perawatan lebih
lanjut, maka Pihak Kedua atas persetujuan Pihak Pertama akan merujuk pasien
dari Pihak Kedua ke rumah sakit dan atau Lembaga kesehatan lain yang memiliki
fasilitas tersebut di dalam wilayah Indonesia
7. Biaya yang timbul pada ayat 6 Pasal ini akan ditanggung oleh Pihak Kedua
terlebih dahulu untuk selanjutnya ditagihkan ke Pihak Pertama
9. Obat dan alat medis yang disediakan oleh Farmasi Pihak Kedua adalah sesuai
dengan Daftar Obat dalam Formularium Obat (DOSP) Pertamina yang berlaku
dan Pelayanan Kesehatan sesuai dengan Lingkup Pelayanan Kesehatan yang
ditanggung
10. Pelayanan Medis yang diberikan oleh Pihak Kedua adalah sesuai dengan Standar
Pelayanan Medis (SPM) Pihak Kedua
11. Pihak Kedua bersedia mendukung kegiatan Utilization Review yang dilakukan oleh
Pihak Pertama
Pasal 4
BIAYA PELAYANAN KESEHATAN
1. Tarif Pelayanan Kesehatan yang berlaku adalah tarif yang disetujui oleh PARA PIHAK
sebagaimana tercantum dalam Lampiran 3 : Tarif Layanan RS Selaguri PISA dan
Pensiunan Pertamina yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian
ini.
2. Tarif untuk biaya-biaya jasa atau tindakan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh
paramedis (jasa perawat untuk melakukan suntikan, pemasangan infus, penghisapan
lendir, dan sebagainya), konsultasi dokter konsulen via telepon dan lain-lain yang
tidak lazim yang menjadi suatu tarif numeratif honor tenaga profesional tidak
ditanggung Pihak Pertama dan menjadi beban Pihak Kedua
Halaman 5 dari 23
Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Halaman 6 dari 23
Pasal 6
PROSEDUR PELAYANAN KESEHATAN
2. Apabila Peserta dari Pihak Pertama tidak membawa Surat Pengantar atau Kartu
Berobat PISA dan Pensiunan, maka seluruh akibat dan kewajiban-kewajiban yang
timbul seluruhnya menjadi tanggung jawab yang besangkutan dan diberlakukan
sebagai pasien umum. Sedangkan dalam hal kejadian darurat/ emergency atau
menurut perhitungan medis perlu mendapat perawatan mendesak, maka Surat
Pengantar tersebut dapat diselesaikan kemudian dengan terlebih dahulu
melaporkan pada contact person pada pasal 8.
Pasal 7
PENAGIHAN DAN PEMBAYARAN
1. Penagihan untuk pasien Pekerja dan keluarga PIHAK PERTAMA melalui proses
AdMedika dan untuk pasien pensiunan penagihan dikirim langsung ke PIHAK
PERTAMA
2. Tagihan harus diterima PIHAK PERTAMA (baik yang melalui proses AdMedika
ataupun yang langsung ke PIHAK PERTAMA) paling lambat 30 (tiga puluh) hari
kalender sejak tanggal pasien selesai menerima pelayanan rawat jalan dan atau
rawat inap.
Halaman 7 dari 23
8. Penagihan sebagaimana dimaksud ayat 3 Pasal ini hanya dapat dilakukan oleh
Pihak Kedua untuk biaya pelayanan Kesehatan bagi Peserta yang telah selesai
menjalani Perawatan, baik Rawat Jalan maupun Rawat Inap di Rumah Sakit
Pihak Kedua.
Pasal 8
PEJABAT YANG DITUNJUK DAN TANDA TANGAN
1. Untuk kelancaran pelaksanaan PKS ini, kedua belah pihak menunjuk Pejabat untuk
mewakili dalam pembuatan dan penandatanganan surat-surat termasuk
Amandemen/ Side Letter, kuitansi dan sebagainya yang berkaitan dengan
pelaksanaan PKS ini adalah :
PIHAK PERTAMA
a) Nama : Dr.Sindu Agung Lesmana
Jabatan : Area Manager Medical Sumbagut
PIHAK KEDUA
a) Nama : MUHAMMAD REZA INDRADI
Jabatan : Direktur utama PT. Selaguri Citratama Medika
b) Nama : PAINEM
Jabatan : Ka Bag Umum dan Keuangan
3. Penandatanganan yang berkaitan dengan pelaksanaan PKS ini yang dilakukan oleh
Pejabat yang ditunjuk sebagaimana dimaksud ayat 1 Pasal ini dilakukan
berdasarkan hirarki dan apabila dengan penandatanganan tersebut
mengakibatkan kerugian bagi Pihak Kedua maka hal tersebut sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Pihak Kedua .
Halaman 9 dari 23
1. PKS ini berlaku selama 2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal 2 Januari 2015
sampai dengan tanggal 01 Januari 2017 dan dapat diperpanjang atas kesepakatan
Para Pihak.
2. Dalam hal PKS ini jangka waktunya hendak diperpanjang, maka pihak yang
menghendaki perpanjangan harus menyampaikan kehendaknya tersebut secara
tertulis kepada pihak lainnya selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum jangka
waktu PKS ini berakhir.
Pasal 10
CONTACT PERSON
1. Untuk kelancaran pelaksanaan PKS ini atau dalam hal terdapat komplain/ keluhan-
keluhan yang dialami salah satu pihak sehubungan dengan pelaksanaan PKS ini,
dapat disampaikan oleh salah satu pihak kepada pihak lainnya melalui contact
person yang ditunjuk oleh PARA PIHAK untuk menangani/ menindaklanjuti
permasalahan/ komplain/ keluhan tersebut.
2. Contact person sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini adalah :
PIHAK PERTAMA :
1. Nama : Dr. Sindu Agung Lesmana
Unit Kerja : Medical Sumbagut
No telp. : ( 061 ) 4552422, ext. 4435
No. fax : ( 061 ) 4552392
HP : 087876980830/082369078604
Email : mariatheresa@pertamina.com
2. Nama : Meliaty Lasminar Tobing
Unit Kerja : Medical Sumbagut
No telp. : ( 061 ) 4552422 ext. 4433/4442
No. fax : ( 061 ) 4552392
HP : 08126512978
Email : meliatytobing@pertamina.com
PIHAK KEDUA :
Pasal 11
FORCE MAJEURE
1. Yang dimaksud dengan Force majeure dalam PKS ini adalah suatu peristiwa di luar
kemampuan PARA PIHAK yang mengakibatkan tidak dapat dilaksanakannya PKS ini
oleh salah satu pihak, termasuk namun tidak terbatas pada keadaan-keadaan
seperti : gempa bumi, angin topan, banjir, kebakaran, tanah longsor, pemogokan
umum, huru-hara, perang, pemberontakan, dan sebab-sebab lain diluar
kekuasaan kedua belah pihak, yang dikuatkan ataupun tidak oleh pernyataan dari
pihak yang berwenang dalam hal itu.
2. Dalam hal terjadi Force Majeure sebagaimana dimaksud ayat 1, pihak-pihak yang
mengalami keadaan tersebut harus memberitahukan secara tertulis kepada pihak
lainnya, paling lambat 7 (tujuh) hari kalender setelah kejadian.
3. Apabila pihak yang mengalami force majeure lalai atau sengaja untuk tidak
melaporkan kepada pihak lainnya akan kejadian force majeure yang menimpanya,
maka pihak yang mengalami force majeure berkewajiban untuk menanggung
semua kerugian, resiko dan konsekuensi yang timbul karena ketidakmampuannya
untuk melaksanakan PKS ini sampai dengan tanggal pemberitahuan dari pihak
yang mengalami force majeure kepada pihak lainnya.
4. Semua kerugian yang diderita satu pihak yang diakibatkan oleh salah satu akibat
terjadinya Force Majeure dimaksud ayat 1 bukan merupakan tanggung jawab
pihak lainnya, sebatas pihak yang terkena dampak daripada force majeure telah
berusaha sebaik-baiknya untuk terhindar dari force majeure dan telah
memberitahukan secara tertulis kepada pihak lainnya sesuai dengan jangka waktu
yang disebutkan dalam ayat 2 Pasal ini.
5. Force majeure tidak dapat digunakan sebagai alasan untuk tidak melakukan
pembayaran. akan tetapi pembayaran tersebut dapat ditunda, dengan ketentuan
bahwa penundaan tersebut tidak menimbulkan biaya tambahan, denda,
pengurangan hal atau pembebasan atas kewajiban.
Halaman 11 dari 23
1. Surat perjanjian ini berakhir dengan sendirinya apabila telah habis jangka
waktunya sebagaimana yang ditentukan dalam pasal 5 perjanjian ini.
2. Menyimpang dari ketentuan pasal 1266 dan 1267 kitab Undang-Undang Hukum
Perdata, PIHAK PERTAMA dapat memutuskan perjanjian secara sepihak apabila :
a. PIHAK KEDUA melanggar ketentuan di dalam PKS Ini
b. PIHAK KEDUA dicabut izin usahanya oleh yang berwenang
c. Karena satu dan lain hal PIHAK PERTAMA tidak dapat melanjutkan
perjanjian ini.
4. PIHAK PERTAMA dibebaskan dari segala tuntutan ganti rugi akibat pemutusan
sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 pasal ini.
5. Hal-hal diluar kemampuan kedua belah pihak yang dapat mempengaruhi
perjanjian ini disebut Force Majeure, antara lain Bencana Alam, Gempa Bumi
Besar, Banjir Besar, Topan, Pergolakan Politik, Huru Hara, Sabotase serta
kebijaksanaan Pemerintah dibidang Peraturan dan Perundang-undangan yang
mengakibatkan kedua belah pihak tidak mampu untuk melanjutkan perjanjian ini.
6. Dalam hal surat perjanjian ini diakhiri berdasarkan ketentuan yang dimaksud
dalam ayat 5 pasal ini, kedua belah pihak saling membebaskan diri dari segala
kewajiban untuk memberikan ganti rugi dan penggantian lain berupa apapun
yang mungkin timbul sebagai akibat pengakhiran surat perjanjian ini.
Pasal 13
TANGGUNG JAWAB HUKUM
1. Pihak Pertaman dibebaskan dari segala tuntutan hukum yang berkaitan dengan
kegiatan pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada Pasien oleh Pihak Kedua
atau pihak lain yang dirujuk oleh Pihak Kedua
2. Pihak Pertama berhak untuk mendapatkan data medis Pasien sesuai kebutuhan
3. Dalam hal pelaksanaan ayat 2 pasal ini, Pihak Pertama menjamin kepada Pihak
Kedua bahwa Pihak Pertama telah memperoleh izin dari pasien
Halaman 12 dari 23
2. Apabila peringatan sebagai mana ayat 1 Pasal ini diatas tidak diindahkan Pihak
Kedua maka Pihak Pertama secara sepihak akan memutuskan Perjanjian Kerja
Sama Pelayanan Kesehatan sebagaimana dimaksud Pasal 12 tentang pemutusan
perjanjian.
3. Dalam hal kejadian sebagaimana ayat 2 Pasal ini diatas maka Pihak Kedua akan
langsung memperlakukan peserta dari Pihak Pertama sebagai pasien umum.
Pasal 15
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
2. Bilamana musyawarah tersebut ayat 1 Pasal ini tidak menghasilkan kata sepakat
tentang cara penyelesaian perselisihan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari
kalender, maka Para Pihak sepakat untuk menyerahkan sengketa ini ke Pengadilan
Negeri Padang
Halaman 13 dari 23
Pasal 17
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Lampiran-lampiran dalam PKS ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan dan mempunyai kekuatan Hukum yang sama serta mengikat PARA
PIHAK seperti halnya Pasal-pasal lain dalam PERJANJIAN ini.
Pasal 18
PENGALIHAN HAK
1. Para Pihak tidak akan mengalihkan hak dan kewajibannya berdasarkan perjanjian
ini kepada Pihak Ketiga tanpa ijin dan persetujuan tertulis dari Pihak lainnya.
Pasal 19
KETENTUAN YANG TETAP BERLAKU
1. Para Pihak sepakat bahwa batalnya demi hukum atau pembatalan salah satu
ketentuan dalam perjanjian ini tidak akan mengakibatkan batalnya atau
pembatalan ketentuan-ketentuan lain dalam perjanjian ini dan PARA PIHAK
berkewajiban untuk mengganti ketentuan yang batal tersebut dengan ketentuan
lain yang sah menurut hukum dengan sejauh dan sedapat mungkin
mencerminkan maksud dan tujuan dari ketentuan yang batal atau dibatalkan
tersebut.
Halaman 14 dari 23
1. Hal-hal yang tidak atau belum cukup diatur dalam perjanjian ini akan diselesaikan
bersama melalui perundingan antara Para Pihak yang akan dituangkan dalam
bentuk Addendum/ Amandemen/ Side Letter serta merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dan mempunyai kekuatan yang sama dengan perjanjian ini.
3. Perjanjian ini tunduk pada dan ditafsirkan menurut hukum Negara Republik
Indonesia.
Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) ASLI, masing-masing sama bunyinya di atas
kertas bermeterai cukup serta mempunyai kekuatan hukum yang sama setelah
ditandatangani dan dibubuhi cap Perusahaan k
edua belah pihak, 1 (satu) eksemplar asli untuk Pihak Kedua dan 1 (satu) eksemplar asli
untuk Pihak Pertama
Demikian Perjanjian ini dibuat dengan itikad baik, untuk dipatuhi dan dilaksanakan
dengan penuh tanggung jawab oleh PARA PIHAK.
Halaman 15 dari 23
Halaman 16 dari 23
Pemeriksaan penunjang
a) Laboratorium :
1. Darah lengkap : Hb, Ht, leukosit, Hitung jenis, LED
Halaman 18 dari 23
9. Perawatan meratakan gigi (orthodonsi) dan gigi Palsu (prostodonsi) bagi Pekerja,
Istri, Suami, Anak diberikan atas indikasi medis dan disetujui oleh Medical Board
a) Untuk Pekerja, sebesar 100% dari tariff paket yang telah disepakati Para
Pihak, termasuk biaya konsultasi dan biaya control selama masa perawatan
b) Untuk Istri, Suami dan Anak pekerja, sebesar 50 % dari tariff paket yang telah
disepakati Para Pihak termasuk biaya konsultasi dan biaya control selama
perawatan
Halaman 19 dari 23
2. Untuk Pensiunan
a) Pemeriksaan Kesehatan Berkala
b) Vaksinasi, Imunisasi
c) Pelayanan KB, Infertilitas dan Melahirkan
d) Transplantasi
e) Kacamata, Intra Ocular Lens , alat bantu dengar dan Protesa
f) Perawatan Orthodonsi dan Prostodonsi
g) Alat pacu jantung
h) Implant untuk total knee replacement, total hip replacement, instrumentasi
tulang belakang
i) Kemunduran fisik dan mental akibat usia lanjut (65 tahun ke atas) :
Perawatan dan obat untuk Pikun (demensia), amnesia dan sindrom
Alzheimer
Perawatan dan Obat untuk pencegahan osteoporosis
Perawatan dan obat untuk Dekubitus
1. KETENTUAN UMUM
a) Pelayanan kesehatan diberikan apabila pasien mempunyai salah satu
identitas yang sah dan masih berlaku yang dikeluarkan oleh Pihak Pertama,
berupa :
Kartu Berobat bagi PISA (Pekerja, Istri/Suami,Anak) PT. Pertamina
yang dikeluarkan oleh AdMedika untuk PT.Pertamina
Kartu Berobat Pensiunan Pertamina (KBPP)
Surat pengantar dari fungsi Medical Pihak Pertama atau surat jaminan
dari fungsi Medical Pihak Pertama
Apabila pasien tidak dapat menunjukkan salah satu identitas tersebut, maka
pasien tidak berhak mendapat fasilitas kesehatan yang dijaminkan Pihak
Pertama
b) Pihak Kedua mencantumkan bukti identitas dan surat pengantar atau surat
jaminan pada tagihan
3. RAWAT INAP
Halaman 21 dari 23
Tabel 1. Ketentuan Kelas Perawatan bagi Pekerja, Istri/ Suami, dan Anak Pekerja
Unit Pemasaran Pertamina Region 1 di RS Selaguri
c) Apabila kelas perawatan yang sesuai ketentuan dari Pihak Pertama dalam
keadaan penuh, maka pasien dapat ditempatkan di kelas perawatan yang
lebih tinggi dari kelas perawatan yang menjadi haknya. Biaya Perawatan
selama 1 x 24 jam ( satu hari Perawatan) menggunakan tarif kelas perawatan
yang ditempati pasien dan untuk hari perawatan selanjutnya menggunakan
tarif kelas perawatan sesuai kelas hak pasien. Apabila kelas perawatan yang
sesuai dengan kelas hak pasien telah tersedia maka segera pasien
dipindahkan ke kelas perawatan yang menjadi haknya.
d) Bila pasien memilih kelas perawatan yang lebih tinggi dari kelas yang menjadi
haknya maka selisih seluruh biaya pelayanan tidak menjadi beban Pihak
Pertama.
e) Pengelolaan pasien Rawat Inap dipimpin oleh satu dokter utama yang
merawat pasien (DPJP), dengan ketentuan sebagai berikut:
Halaman 22 dari 23
Halaman 23 dari 23