ANTARA
YAYASAN KESEHATAN PERTAMINA
DENGAN
RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH ROGOJAMPI
Nomor : /YK1000/2020-S0
Nomor : …………………………
_______________________________________________________________________
Pada hari ini Senin tanggal 21 (Dua Satu) bulan Desember tahun dua ribu dua puluh
(21-12- 2020), yang bertanda tanda tangan di bawah ini :
II. RSU PKU MUHAMMADIYAH ROGOJAMPI Rumah Sakit yang didirikan berdasarkan
Akta No. 07 tanggal 07 Januari 2015 dibuat dihadapan Khasanah, Notaris di
Rogojampi Banyuwangi yang telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai keputusan No. AHU-100.AH.02.01
tanggal 04 Juni 2013, berkedudukan di Rogojampi Banyuwangi dengan alamat Jl
Diponegoro No 20 Rogojampi, dalam hal ini diwakili oleh dr.Abdullah Hasan selaku
Direktur Utama karenanya sah bertindak untuk dan atas nama RSU PKU
Muhammadiyah Rogojampi, dalam perjanjian ini disebut sebagai PIHAK KEDUA.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara sendiri-sendiri untuk selanjutnya disebut
PIHAK dan secara bersama-sama disebut PARA PIHAK.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA setuju dan
sepakat mengadakan dan mengikat diri dalam Perjanjian dengan syarat-syarat dan
ketentuan sebagai berikut:
PASAL 1
ISTILAH DAN PENGERTIAN
3. Kartu Sehat Pertamina adalah kartu kepesertaan yang dikeluarkan oleh PIHAK
PERTAMA kepada Peserta pensiunan dan/atau pasangannya untuk memperoleh
pelayanan kesehatan dari PIHAK KEDUA yang ditanggung PIHAK PERTAMA.
4. Surat Jaminan adalah surat pengantar atau persetujuan yang dikeluarkan oleh
PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA yang berisi pernyataan bahwa biaya
pelayanan kesehatan yang namanya disebutkan dalam surat jaminan menjadi
tanggungan PIHAK PERTAMA.
6. Sistem Layanan Berjenjang adalah layanan berjenjang yang rasional dan sesuai
dengan kaidah-kaidah medis yaitu proses layanan dari PPK Tingkat Pertama ke
PPK Tingkat Lanjutan (setelah melalui proses pemeriksaan dan/atau pengobatan di
PPK Tingkat Pertama).
7. Surat Rujukan adalah surat pengantar yang diberikan oleh dokter PPK Tingkat
Pertama atau PPK Tingkat Lanjutan untuk pemeriksaan atau pelayanan kesehatan
lebih lanjut. Surat rujukan sekurang-kurangnya mencantumkan nama peserta,
nomor kepesertaan, diagnosa, dan identitas dokter pengirim.
8. Surat Jawaban Konsultasi adalah dokumen yang dikeluarkan oleh dokter PIHAK
KEDUA yang berbentuk resume medis pasien selama perawatan/mendapat
pelayanan kesehatan.
12. Rawat Jalan Tingkat Pertama/RJTP (Primary Health Care) adalah semua jenis
pemeliharaan kesehatan perorangan yang dilakukan oleh dokter umum, dokter gigi,
bidan, Tenaga Medis lainnya yang dianggap perlu, klinik 24 jam, Rumah Sakit
dengan atau tanpa obat selain Rawat Inap/tidak memerlukan Rawat Inap dan
Emergency dengan mengacu pada Lampiran Perjanjian ini.
13. Rawat Jalan Tingkat Lanjutan/RJTL (Secondary Health Care) adalah semua
pemeliharaan kesehatan termasuk penunjang diagnostik, pembedahan sederhana
(termasuk One Day Surgery), Rehabilitasi, serta tindakan medis lainnya yang
diminta dan/atau dilaksanakan oleh dokter spesialis atau dokter ahli yang diakui oleh
pemerintah berdasarkan Surat Rujukan dari dokter di RJTP.
14. Rawat Jalan adalah Rawat Jalan Tingkat Pertama/ RJTP (Primary Health Care)
dan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan/ RJTL (Secondary Health Care).
15. Rawat Inap adalah perawatan kesehatan yang dilakukan di rumah sakit dimana
penderita menginap sedikitnya 1 (satu) malam berdasarkan rujukan dari dokter yang
melakukan Rawat Jalan dengan mengacu pada Lampiran Perjanjian ini.
17. One Day Care adalah tindakan spesialis yang dilaksanakan oleh tenaga ahli
dengan atau tanpa tenaga anestesi di mana Peserta dapat langsung pulang, tanpa
18. Obat adalah semua jenis obat-obatan yang sesuai dengan kebutuhan medis
dapat diberikan dengan diminum, disuntik, dioles, dihirup, atau diteteskan sesuai
dengan Daftar Obat Essensial Nasional, yang diakui oleh pemerintah yang
berwenang dalam rangka penyembuhan atau pemeliharaan kesehatan kecuali
makanan, tidak termasuk obat-obatan yang masih bersifat percobaan atau hipotesa.
19. Formularium Pertamina adalah daftar obat terpilih untuk pelayanan kesehatan
mencakup upaya diagnosis, profilaksis, dan terapi yang dapat disediakan oleh
PIHAK KEDUA dan dapat digunakan untuk Peserta.
20. Layanan Penunjang adalah layanan yang dilaksanakan oleh dokter atau rumah
sakit untuk membantu atau memastikan diagnosa, yang meliputi laboratorium,
radiologi, spirometri dan pemeriksaan penunjang lainnya untuk menegakkan
diagnosa.
22. Tarif Paket adalah besaran tarif dengan nominal yang sudah ditentukan
berdasarkan paket suatu tindakan terapi, misalnya paket tindakan operasi
appendictomy (usus buntu).
23. Tenaga Medis adalah seseorang yang telah melaksanakan pendidikan formal
dibidang kesehatan dan diakui oleh pemerintah yang berwenang untuk
mempraktekkan bidang ilmunya kepada masyarakat, misalnya: dokter, bidan,
fisioterapis.
24. Proses Validasi dan Verifikasi adalah proses validasi dan verifikasi penagihan
oleh PIHAK PERTAMA atas layanan kesehatan atau pengobatan dan/atau tindakan
medis yang diberikan PIHAK KEDUA kepada Peserta.
25. Utilization Review adalah kajian terhadap pelayanan kesehatan kepada Peserta
oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan Standar Pelayanan Medis dan Perjanjian ini.
26. Rawat Bersama adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan bersama-sama oleh
beberapa dokter.
27. Hospital Monitoring adalah pemantauan tentang kondisi umum Peserta selama
rawat Inap untuk mendapatkan gambaran yang terperinci tentang diagnosa penyakit
lama perawatan, biaya perawatan, tindakan atau pemeriksaan medis yang
diperlukan, dan/atau hal-hal lain terkait kesesuaian diagnosa penyakit dengan
penanganannya.
PASAL 2
Maksud dari Perjanjian ini adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi Peserta
oleh PIHAK KEDUA berdasarkan prinsip Managed Care dan prinsip lazim, layak dan
wajar serta sesuai dengan Standar Pelayanan Medis.
PASAL 3
LINGKUP PEKERJAAN
PIHAK PERTAMA menunjuk PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA sanggup dan
menerima penunjukan dari PIHAK PERTAMA untuk memberikan pelayanan kesehatan
yang profesional kepada Peserta meliputi pelayanan Instalasi Gawat Darurat dan PPK
Tingkat Lanjutan dengan lingkup sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1 berdasarkan
prinsip Managed Care dan prinsip lazim, layak dan wajar serta sesuai dengan Standar
Pelayanan Medis.
PASAL 4
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
e. Memberikan konfirmasi kepesertaan untuk kasus Rawat Inap atas diri Peserta dan
menerbitkan Surat Jaminan Rawat Inap kepada PIHAK KEDUA
PASAL 5
PROSEDUR PELAYANAN KESEHATAN
7
PASAL 6
BIAYA PELAYANAN KESEHATAN
2. Tarif pelayanan kesehatan yang berlaku adalah tarif yang disetujui oleh PARA PIHAK
sebagaimana tercantum dalam Lampiran 3 tentang Tarif Layanan Kesehatan yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
3. Tarif untuk biaya-biaya administrasi, jasa atau tindakan pelayanan kesehatan yang
dilakukan oleh tenaga medis, konsultasi dokter konsulen via telepon dan lain-lain yang
tidak lazim berlaku atau yang menjadi suatu tarif numeratif honor tenaga profesional
tidak ditanggung PIHAK PERTAMA dan menjadi beban PIHAK KEDUA.
4. Tarif layanan kesehatan PIHAK KEDUA yang berlaku bersifat mengikat selama masa
berlakunya Perjanjian Kerjasama ini.
PASAL 7
PENAGIHAN DAN PEMBAYARAN
Dalam hal PIHAK KEDUA memiliki lebih dari satu rekening, maka PIHAK KEDUA
wajib mencantumkan rekening tersebut dalam ayat ini dan Lampiran 4 Perjanjian ini.
PIHAK PERTAMA akan menginformasikan kepada PIHAK KEDUA pembayaran
tagihan yang telah dilakukan.
PASAL 8
PAJAK DAN PUNGUTAN LAINNYA
10
PASAL 9
JANGKA WAKTU PERJANJIAN
Perjanjian ini berlaku terhitung sejak tanggal 20 Desember 2020 sampai dengan tanggal
19 Desember 2022 dan dapat diperpanjang sesuai dengan kesepakatan PARA PIHAK
melalui pemberitahuan secara tertulis oleh salah satu pihak ke pihak lainnya paling
lambat 60 (enam puluh) hari kalender sebelum perjanjian ini berakhir.
PASAL 10
TANGGUNG JAWAB HUKUM
PASAL 11
SANKSI
PASAL 12
PEMBERITAHUAN
11
3. Jika terjadi perubahan alamat, PIHAK yang berubah alamatnya harus mengirimkan
pemberitahuan kepada PIHAK lainnya selambat-lambatnya 5 (lima) Hari Kalender
sebelum alamat baru itu berlaku. Tanpa adanya pemberitahuan itu, korespondensi
yang dilakukan ke alamat yang lama akan dianggap telah dilakukan sesuai dengan
Perjanjian ini.
PIHAK PERTAMA :
YAYASAN KESEHATAN PERTAMINA
Wisma Tugu II Lt. 1,
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C7-9, Setiabudi
Jakarta Selatan
12920
Telp. 021 – 5096.1111 / 081320011111
Nama : Leksana
Jabatan : Layanan dan Kepesertaan
Telp : 021 - 5096.1111 / 0813.200.11111
Email : leksana@pertamina.com
Fax : 021 - 5209010
Alamat : Wisma Tugu II, Jl. HR Rasuna Said Kav C7-9 Jakarta Selatan - 12920
12
PIHAK KEDUA:
RSU PKU MUHAMMADIYAH ROGOJAMPI
Alamat Jl. Diponegoro No.20 Rogojampi Banyuwangi
Telp. (0333) 631149
PASAL 13
KEADAAN KAHAR (FORCE MAJEURE)
3. Suatu PIHAK hanya akan dibebaskan dari kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini
dengan alasan Keadaan Kahar jika:
a. keadaaan dimaksud berdampak langsung pada pelaksanaan kewajiban
PIHAK tersebut, dan
13
6. Apabila dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender sejak terjadinya Keadaan Kahar, PIHAK
yang mengalami keadaaan itu tidak mengirimkan pemberitahuan sesuai dengan ayat
4 Pasal ini, maka Keadaan Kahar dianggap tidak pernah terjadi.
8. Apabila adanya Keadaan Kahar ditolak untuk diakui oleh PIHAK yang diberitahu,
maka PIHAK yang menyatakan Keadaan kahar tersebut harus tetap melaksanakan
kewajibannya sesuai Perjanjian ini.
9. Jika PIHAK yang mengalami Keadaan Kahar berkeberatan atas penolakan oleh
PIHAK yang diberitahu, maka PIHAK yang berkeberatan atas penolakan itu dapat
diminta agar keberatannya diselesaikan melalui mekanisme penyelesaian perselisihan
sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini.
10. Apabila terjadi Keadaan Kahar tersebut diakui oleh PIHAK yang diberitahu, maka
PARA PIHAK akan merundingkan perubahan-perubahan yang diperlukan agar
Perjanjian dapat tetap dilaksanakan.
PASAL 14
PERNYATAAN DAN JAMINAN PARA PIHAK
2. PARA PIHAK cakap secara hukum untuk mengikat diri dalam dan melaksanakan
Perjanjian ini;
14
4. Semua informasi yang telah atau akan diserahkan PIHAK KEDUA kepada PIHAK
PERTAMA adalah lengkap, benar dan sah; dan
PASAL 15
ETIKA BISNIS
PIHAK KEDUA menjamin bahwa PIHAK KEDUA dan/atau personil PIHAK KEDUA tidak
akan memberikan sesuatu kepada entitas PIHAK PERTAMA termasuk didalamnya
personil PIHAK PERTAMA, pemberian yang dapat dianggap sebagai suatu tindak pidana
berdasarkan Undang Undang Nomor 31 tahun 1999 jo Undang Undang Nomor 20 tahun
2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi beserta perubahannya.
PASAL 16
KERAHASIAAN
1. Sepanjang tidak dinyatakan sebaliknya oleh PIHAK PERTAMA, semua data dan
informasi dalam bentuk apapun yang menyangkut atau merupakan hasil dari
pekerjaan merupakan informasi yang bersifat rahasia (“Informasi Rahasia”).
2. PIHAK KEDUA, termasuk personil PIHAK KEDUA, wajib menjaga kerahasiaan dan
dilarang untuk mengungkapkan Informasi Rahasia tersebut kepada pihak lain
dengan cara apapun tanpa persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA.
4. PIHAK KEDUA wajib untuk mengambil semua langkah yang diperlukan untuk
menyimpan secara baik dan melindungi semua Informasi Rahasia, termasuk
mewajibkan personil PIHAK KEDUA untuk mentaati ketentuan untuk menjaga
kerahasiaan.
5. Ketentuan dalam ayat 2 Pasal ini tidak berlaku untuk informasi yang: a) sudah menjadi
milik umum (public domain) tanpa lebih dulu terjadi pelanggaran ketentuan kerahasian
dalam Perjanjian ini; atau b) merupakan milik PIHAK KEDUA yang dapat dibuktikan
dengan dokumen kepemilikan yang sah yang sudah ada sebelum Perjanjian ini dan
15
6. Jika PIHAK PERTAMA terikat dalam suatu Perjanjian dengan pemilik data/informasi
(confidentiality agreement) berkaitan dengan data/informasi yang diberikan oleh
PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA wajib
menandatangani suatu Perjanjian kerahasiaan tersendiri, baik dengan PIHAK
PERTAMA atau pemilik data/informasi itu, yang isinya sesuai dengan confidentiality
agreement antara PIHAK PERTAMA dengan pemilik data/informasi tersebut.
8. Kewajiban PIHAK KEDUA tentang kerahasian yang diatur dalam Perjanjian ini akan
tetap berlaku setelah berakhirnya Perjanjian.
PASAL 17
AUDIT
1. PIHAK KEDUA wajib memelihara catatan-catatan dari semua transaksi terkait dengan
Perjanjian ini dengan benar dan sesuai praktek akuntansi yang lazim. Catatan
tersebut wajib disimpan sampai paling sedikit 5 (lima) tahun setelah Perjanjian ini
berakhir.
2. Selama masa yang disebut dalam ayat 1 Pasal ini, PIHAK PERTAMA atau pihak
yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA berhak melakukan audit atas catatan-catatan itu
dan PIHAK KEDUA, dengan biayanya sendiri, wajib untuk menyediakan informasi,
bantuan dan akses yang diperlukan.
3. Apabila berdasarkan audit yang disebut dalam ayat 2 Pasal ini ditemukan adanya
kelebihan pembayaran oleh PIHAK PERTAMA terkait dengan pelaksanaan
16
Pasal 18
PEMUTUSAN PERJANJIAN LEBIH AWAL
2. PIHAK PERTAMA berhak memutuskan Perjanjian secara sepihak dan seketika tanpa
kewajiban untuk memberikan ganti rugi kepada PIHAK KEDUA, dengan
pemberitahuan tertulis, jika:
3. Pemutusan Perjanjian sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 Pasal ini berlaku sejak
tanggal surat pemberitahuan tertulis PIHAK PERTAMA atau suatu tanggal lain yang
disebut dalam surat pemberitahuan tertulis itu.
4. Salah satu PIHAK dapat memutuskan PERJANJIAN apabila terjadi Keadaan Kahar
yang berlangsung lebih dari 7 (tujuh) hari kalender.
6. Jika terjadi pemutusan Perjanjian, PARA PIHAK tetap wajib melaksanakan seluruh
ketentuan Perjanjian yang telah timbul dan belum diselesaikan pada tanggal putusnya
Perjanjian sebagaimana diatur di atas.
PASAL 19
PENGALIHAN PERJANJIAN
PIHAK KEDUA dilarang mengalihkan hak dan kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini
tanpa ijin tertulis dari PIHAK PERTAMA.
PASAL 20
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan setiap perselisihan yang timbul dalam
pelaksanaan Perjanjian ini melalui musyawarah.
2. Jika perselisihan yang timbul tidak dapat diselesaikan secara musyawarah dalam
waktu 60 (enam puluh) hari kalender sejak permasalahan yang diperselisihkan itu
pertama kali dikemukakan oleh salah satu PIHAK, salah satu PIHAK dapat membawa
permasalahan tersebut untuk diputuskan oleh Badan Arbitrase Nasional Indonesia
(“BANI”) di Jakarta dengan menggunakan aturan dan prosedur arbitrase BANI
dengan dewan arbitrase yang terdiri dari 3 (tiga) orang arbiter.
PASAL 21
LAMPIRAN
1. Lampiran-lampiran dalam Perjanjian ini merupakan satu kesatuan dan bagian dari
Perjanjian yang mempunyai kekuatan hukum bagi PARA PIHAK.
2. Apabila terdapat perbedaan antara isi dan penafsiran diantara ketentuan dalam
Perjanjian ini, maka PIHAK PERTAMA yang akan menentukan ketentuan mana yang
akan berlaku.
18
1. Perjanjian ini diatur oleh dan ditafsirkan sesuai dengan hukum Indonesia
2. Semua judul dan sub-judul yang dipakai dalam Perjanjian adalah sekedar untuk
kemudahan acuan dan tidak dapat digunakan untuk menentukan pemahaman atau
penafsiran Perjanjian ini.
4. Tidak ada hak apapun dari satu PIHAK berdasarkan Perjanjian ini yang dapat
dianggap dikesampingkan atau dilepaskan, kecuali dinyatakan secara tertulis oleh
PIHAK tersebut. Setiap perubahan atas Perjanjian ini harus disetujui secara tertulis
oleh PARA PIHAK dan dimuat dalam suatu Addendum (Perjanjian Tambahan) yang
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
5. Jika satu atau lebih ketentuan dalam Perjanjian ini dinyatakan ilegal, tidak sah, tidak
berlaku atau tidak dapat dilaksanakan dengan alasan apapun (termasuk karena
adanya ketentuan peraturan perundang-undangan atau putusan pengadilan atau
badan lain yang memiliki yurisdiksi atas PARA PIHAK atau Perjanjian ini), maka
ketentuan atau beberapa ketentuan itu akan dianggap dihapus dari Perjanjian ini,
tanpa mengurangi keberlakuan ketentuan-ketentuan lainnya. Apabila ketidak-
berlakuan ketentuan atau beberapa ketentuan itu secara substansial akan
mempengaruhi pelaksanaan Perjanjian, maka PARA PIHAK dengan itikad baik akan
melakukan negosiasi untuk mengganti ketentuan yang dinyatakan ilegal, tidak sah,
tidak berlaku atau tidak dapat dilaksanakan itu dengan ketentuan lain yang tetap
sesuai dengan maksud dari ketentuan semula.
Demikian Perjanjian ini dibuat dengan iktikad baik untuk dilaksanakan dengan penuh
tanggung jawab oleh PARA PIHAK dan aslinya dibuat dalam rangkap 2 (dua) dan
keduanya dibubuhi meterai cukup, ditandatangani oleh PARA PIHAK di Jakarta pada
hari, tanggal, bulan dan tahun tersebut di atas, sehingga mempunyai kekuatan hukum
yang sama.
19
C. Pelayanan gawat darurat medis, mengacu pada kriteria gawat darurat medis
BPJS Kesehatan.
21
F. Penjaminan Lain-Lain
23
c. Apabila Peserta dirujuk ke dokter spesialis, maka dokter spesialis yang dituju
harus sesuai dengan surat rujukan dari dokter PPK Tingkat Pertama, kecuali
dokter tersebut tidak tersedia maka dapat dialihkan ke dokter spesialis lain dengan
bidang yang sama.
d. Dokter spesialis PIHAK KEDUA harus membuat surat jawaban konsultasi dengan
jelas termasuk rencana pemeriksaan/tindakan medis lanjutan serta
mengembalikan Peserta dan menyampaikan informasi sehubungan dengan
layanan/tindakan kesehatan kepada pihak/dokter PPK Tingkat Pertama.
f. Dokter Spesialis yang merupakan rujukan utama dapat memberikan konsul lebih
lanjut untuk kasus yang multidiagnosis sesuai dengan kondisi pasien dan
berkorelasi dengan penyakit utama yang ditanganinya dengan maksimal konsul 1
(satu) kali ke dokter Spesialis lain tiap periode konsultasi.
24
c. Apabila hasil validasi dan verifikasi menyatakan bahwa pasien merupakan Peserta
PIHAK PERTAMA, maka PIHAK PERTAMA menjamin biaya layanan kesehatan
yang timbul pada PIHAK KEDUA sesuai ketentuan Perjanjian ini. Apabila hasil
validasi dan verifikasi menyatakan bahwa pasien bukan Peserta PIHAK
PERTAMA, maka seluruh akibat dan kewajiban-kewajiban yang timbul seluruhnya
terkait layanan kesehatan oleh PIHAK KEDUA kepada pasien menjadi tanggung
jawab yang bersangkutan dan diberlakukan sebagai pasien umum.
d. Obat-obatan dengan biaya lebih besar dari Rp.500.000 (Lima Ratus Ribu Rupiah)
per item obat suatu resep (R/), agar meminta ijin terlebih dahulu kepada PIHAK
PERTAMA dengan mengirimkan format persetujuan tindakan disertai besaran
biaya ke Call Center PIHAK PERTAMA, kecuali untuk pelayanan gawat darurat di
instalasi gawat darurat (IGD) atau Emergency, yang mana PIHAK KEDUA dapat
terlebih dahulu melakukan layanan/tindakan medis ataupun pemberian obat-
obatan yang diperlukan untuk life saving.
f. Untuk penyakit akut pemberian Obat maksimum untuk 5 (lima) hari, sedangkan
untuk penyakit kronis (contoh: Hipertensi, TBC, Diabetes Mellitus dan penyakit lain
yang memerlukan pemberian Obat secara teratur dan berkelanjutan) pemberian
Obat maksimum untuk 1 (satu) bulan.
g. Pengambilan Obat untuk rawat jalan atas resep dari dokter spesialis dilakukan di
apotik yang tersedia di Rumah Sakit atau apotik yang ditunjuk PIHAK PERTAMA.
h. Surat rujukan berlaku hanya untuk 1 periode/siklus layanan yang sama dan untuk
1 jenis spesialisasi, dengan masa berlaku surat rujukan 30 hari sejak
diterbitkannya surat rujukan tersebut.
i. Untuk Fisioterapi, surat rujukan berlaku untuk 1 paket terapi sebanyak 4 kali.
Adapun penentuan apakah Peserta dapat menjalankan fisioterapi tambahan
berdasarkan atas penilaian dokter PPK I PIHAK PERTAMA.
j. Untuk Radioterapi, surat rujukan berlaku selama periode radioterapi sebanyak 20-
25 kali (tidak termasuk booster/ tambahan)
k. Untuk Haemodialisa reguler, satu kali penerbitan surat rujukan berlaku untuk
layanan hemodialisa selama 3 bulan.
l. Lingkup jaminan kesehatan rawat jalan diatur sebagaimana yang tercantum dalam
Lampiran 1 Perjanjian ini.
5. Setelah pengobatan oleh spesialis maka peserta harus kembali kepada dokter
PPK Tingkat Pertama yang merujuknya dengan memberikan Surat Jawaban
Konsultasi dan/atau Resume Medis dari dokter spesialis rujukan tersebut.
6. Atas indikasi medis, dalam hal Peserta memerlukan konsultasi ke spesialis lain,
maka permintaan konsultasi dapat dilakukan oleh dokter spesialis pertama yang dituju
dengan maksimal 1 (satu) kali konsultasi spesialis per episode layanan dan harus
mendapatkan persetujuan PIHAK PERTAMA.
7. Apabila diperlukan untuk melakukan kontrol ulang sesuai kondisi medis yang
dideritanya, maka keputusan kontrol ulang tersebut berada pada dokter PPK Tingkat
Pertama yang merawat.
8. Rujukan tanpa indikasi medis dan/atau atas permintaan Peserta sendiri, tidak
merupakan tanggung jawab pembiayaan oleh PIHAK PERTAMA.
9. Penggunaan alat medis dan/atau tindakan medis yang tidak tercantum tarifnya di
Buku Tarif PIHAK KEDUA yang masih berlaku. Untuk kasus ini maka PIHAK KEDUA
harus mengeluarkan surat resmi yang berisi jenis/nama alat atau tindakan, kegunaan
alat, asal/ pemilik alat, dan harga sewa alat atau tindakan yang akan dilakukan. Surat
resmi minimal harus ditandatangani oleh dokter spesialis yang akan menggunakan
alat/ melakukan tindakan dan Wadir Medis PIHAK KEDUA.
26
1. PIHAK KEDUA hanya menerima pasien dari PIHAK PERTAMA yang dapat
menunjukan Kartu Sehat Pertamina yang diterbitkan PIHAK PERTAMA, Kartu
Identitas lain atas nama Peserta yang bersangkutan yang masih berlaku dan
dilengkapi dengan Surat Rujukan dari dokter PPK Tingkat Pertama atau PPK Tingkat
Lanjut. Dalam kondisi kecelakaan, keadaan Emergency (yang dapat mengakibatkan
kecacatan atau kehilangan nyawa) dan/atau melalui IGD (Instalasi Gawat Darurat),
maka PIHAK KEDUA harus melakukan konfirmasi kepada PIHAK PERTAMA untuk
validasi dan verifikasi Peserta. PIHAK KEDUA memfotokopi Kartu Sehat Pertamina
sebanyak 1 lembar untuk kebutuhan kelengkapan penagihan ke PIHAK PERTAMA.
3. Apabila dalam pemeriksan yang dilakukan di IGD atau poli spesialis rawat jalan
ditemukan indikasi rawat inap, maka PIHAK KEDUA harus melakukan konfirmasi
preotorisasi terlebih dahulu kepada PIHAK PERTAMA, kemudian PIHAK PERTAMA
menerbitkan Surat Jaminan Perawatan setelah PIHAK KEDUA memastikan eligibilitas
Peserta.
4. Peserta PIHAK PERTAMA akan ditempatkan pada kelas perawatan sesuai dengan
hak kelas yang tercantum dalam Surat Jaminan Rawat Inap dengan pengaturan hak
kelas rawat inap sebagai berikut:
Dalam keadaan kelas perawatan yang menjadi hak peserta pada saat itu tidak
tersedia atau penuh, maka untuk sementara Peserta ditempatkan di kelas satu tingkat
27
5. Jika kelas perawatan sesuai ayat 4 tidak tersedia, maka Peserta dapat di rujuk ke
Rumah Sakit lain (jika kondisi medis memungkinkan). Jika peserta menghendaki tetap
dirawat di rumah sakit sesuai rujukan, maka peserta dapat memilih untuk turun kelas
rawat tanpa selisih biaya atau naik 2 (dua) tingkat dari hak kelas rawat dengan
membayar selisih biaya.
6. Bila Peserta atas permintaan sendiri dirawat di kelas yang lebih tinggi dari haknya,
maka seluruh selisih biaya akibat kenaikan kelas tersebut dibebankan kepada Peserta
dan dibayarkan langsung sebelum Peserta keluar dari Rumah Sakit. Pembebanan
selisih biaya juga termasuk untuk tarif tindakan, pemeriksaan, terapi dan seluruh
aktivitas lain yang memiliki selisih biaya terhadap tagihan sesuai hak kelas Peserta.
7. Batasan layanan kesehatan untuk Peserta PIHAK PERTAMA untuk fasilitas Rawat
Inap sebagai berikut :
a. Pemberian Obat secara rasional berdasarkan indikasi penyakitnya
mengacu pada Standar Pelayanan Medis PIHAK KEDUA dengan mengutamakan
pemberian Obat sesuai dengan ayat 7 huruf b lampiran ini.
8. Pengelolaan pasien rawat inap dipimpin oleh satu dokter utama yang merawat pasien
(DPJP), dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Pasien yang masuk rawat inap dari Unit Gawat Darurat, maka
dokter penanggung jawab perawatan (DPJP) adalah dokter instalasi gawat darurat
PPK Tingkat Lanjut.
b. Untuk pasien yang masuk rawat inap dari Unit Gawat Darurat,
DPJP akan beralih dari dokter instalasi gawat darurat PPK Tingkat Lanjut kepada
dokter spesialis yang dirujuk pertama oleh dokter instalasi gawat darurat PPK
Tingkat Lanjut tersebut.
c. Pasien yang masuk rawat inap dari PPK Tingkat Lanjut, maka
DPJP adalah dokter yang dirujuk pertama oleh dokter PPK Tingkat Pertama atau
dokter penerima alih rawat dari DPJP pertama.
d. Dokter spesialis yang merawat dapat merujuk ke dokter spesialis
yang lain sesuai dengan indikasi penyakit pasien yang dirawat inap, baik berupa
konsultasi maupun rawat bersama dengan preotorisasi dari PIHAK PERTAMA
10. Selesainya perawatan ditentukan oleh DPJP, dan selanjutnya DPJP membuat resume
medis (discharge summary) yang lengkap, baik untuk kasus yang ditangani sendiri
maupun bersama dokter spesialis lain.
11. Pada kondisi tertentu yang dipandang perlu, PIHAK PERTAMA dapat meminta
penjelasan secara medis/medical record/Surat Jawaban Konsultasi kepada PIHAK
KEDUA.
12. Apabila Peserta PIHAK PERTAMA memerlukan Rawat Inap, akan tetapi tempat tidur
di Rumah Sakit PIHAK KEDUA dalam keadaan penuh, maka PIHAK KEDUA dapat
mengirim/merujuk ke Rumah Sakit lain di wilayah yang memiliki standar pelayanan
medis yang sama dengan PIHAK KEDUA atau yang disetujui oleh PIHAK
PERTAMA.
13. Apabila dianggap perlu dan dengan pertimbangan demi kesehatan dan keselamatan
pasien, dokter yang merawat dapat merujuk Peserta PIHAK PERTAMA ke Rumah
Sakit lain di wilayah Banyuwangi atau wilayah yang disetujui PIHAK PERTAMA.
29
15. Setelah pengobatan oleh Dokter Spesialis maka peserta harus kembali kepada dokter
PPK Tingkat Pertama yang merujuknya dengan memberikan Surat Jawaban
Konsultasi dan/atau Resume Medis dari Dokter Spesialis rujukan tersebut.
16. Biaya yang ditimbulkan akibat alih rawat Peserta di Rumah Sakit lain sepenuhnya
menjadi tanggung jawab PIHAK PERTAMA.
30
31
PERIHAL
Data kelengkapan keuangan sebagai provider Yakes Pertamina (mohon dapat diisi dan
dikirimkan kembali)
*Catatan:
* Apabila akun Bank/Tabungan lebih dari 1, mohon untuk dapat mencantumkan akun
Bank/Tabungan lainnya.
* Akun Bank/Tabungan yang dicantumkan harus sesuai dengan yang terdapat dalam
PKS dan invoice/nota debit.
* Dalam hal terdapat perubahan akun Bank/Tabungan dalam periode berjalan,
mohon untuk dapat diinformasikan.
32
Tampak Depan
Tampak Belakang
33
34
35
37
Terlampir
39
Diagnosis Kerja:
Alasan Rujuk:
(dr. _______________________ )
Note:
1. Surat rujukan hanya berlaku untuk 1 periode/siklus layanan dan untuk 1 jenis spesialisasi, dengan masa berlaku surat rujukan 30
hari sejak tanggal terbit surat ini.
2. Untuk Fisioterapi, surat rujukan berlaku untuk 1 paket terapi sebanyak 4 kali.
3. Untuk Haemodialisa reguler, 1 kali penerbitan surat rujukan berlaku untuk layanan hemodialisa selama 3 bulan.
Diagnosa Utama :
Diagnosa Banding :
Saran/Usulan/Plan :
(dr. _______________________ )
40