Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari organisasi IBI?
2. Bagaimana Peran dan Fungsi IBI?
3. Apa saja tugas-tugas IBI?
4. Pusat Orgasnisasi IBI?
5. Bagaimana hubungan antara IBI dengan Bidan?

1.3. Tujuan
Makalah yang penulis susun bertujuan untuk menambah pengetahuan dan
wawasan masyarakat mengenai organisasi IBI (Ikatan Bidan Indonesia), dan
indikator utamanya antara lain:

1. Memahami definisi IBI


2. Mengetahui peran dan fungsi IBI
3. Menjelaskan tugas-tugas yang dilakukan IBI
4. Menjelaskan pusat organisasi IBI
5. Menjelaskan bagaimana hubungan IBI dengan Bidan
Dengan ditulisnya makalah ini, penulis berharap akan berguna bagi para
pembaca agar dapat memahami apa itu organisasi IBI serta susunan lainnya.

1.4 Metode Penulisan

1
2

Dalam makalah ini, penulis menggunakan metode kepustakaan. Yaitu


dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang
berhubungan dengan konsep pemimpin dan kepemimpinan kebidanan, baik
berupa buku maupun informasi di internet.
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Ikatan Bidan Indonesia adalah suatu organisasi profesi yang menjadi wadah dan
perhimpunan para bidan di Indonesia, juga sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) tang telah berusia 64 tahun. Suatu masa yang cukup matang dari segi usia
tetapi harus terus belajar dan belajar untuk membenahi dirinya demi kemandirian dan
profesionalisme.

IBI adalah perkumpulan para bankir Indonesia yang merupakan wadah untuk
mengembangkan profesionalisme di bidang perbankan. Sebagaimana lazimnya di
negara-negara lain, fungsi dan peran utama IBI adalah membina dan mengembangkan
sumber daya manusia bidang perbankan yang profesional.

Dengan memperhatikan pendidikan dan pengalaman-pengalaman yang di-


kuasainya, para bankir Indonesia yang menjadi anggota IBI akan memperoleh
kualifikasi tingkat profesionalnya, misalnya sebagai anggota ahli, anggota ahli senior,
dan seterusnya.

Guna membantu para bankir memperoleh kualifikasi tingkat profesional tersebut


dan guna mengembangkan profesionalisme para bankir umumnya, IBI dengan
didukung penuh tenaga-tenaga profesional ;Pengajar/ Peneliti/ Konsultan 35 orang,
tenaga pengajar extern 212 orang dan tenaga administrasi serta karyawan lainnya
232 orang, IBI menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang perbankan.
Dengan demikian pendidikan dan pelatihan ini tidak hanya untuk anggota IBI saja
melainkan terbuka juga untuk semua bankir maupun calon bankir yang belum
menjadi anggota IBI.
4

Selain pendidikan dan pelatihan dalam rangka mengembangkan perbankan di


Indonesia, IBI juga melakukan penelitian di bidang perbankan dan keuangan serta
memberikan konsultansi kepada bank-bank.

Untuk dapat melaksanakan tugas-tugas tersebut, IBI dikelola oleh struktur organisasi
dengan berbagai kegiatan yang dapat ditelusuri melalui website ini.

2.1.1 Sejarah Singkat


Dalam sejarah Bidan Indonesia menyebutkan bahwa tanggal 24 Juni
1951 dipandang sebagai hari jadi IBI. Pengukuhan hari lahirnya IBI tersebut
didasarkan atas hasil konferensi bidan pertama yang diselenggarakan di Jakarta
24 Juni 1951, yang merupakan prakarsa bidan-bidan senior yang berdomisili di
Jakarta. Konferensi bidan pertama tersebut telah berhasil meletakkan landasan
yang kuat serta arah yang benar bagi perjuangan bidan selanjutnya, yaitu
mendirikan sebuah organisasi profesi bernama Ikatan Bidan Indonesia (IBI),
berbentuk kesatuan, bersifat Nasional, berazaskan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945.
IBI yang seluruh anggotanya terdiri dari wanita telah diterima menjadi
anggota Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) pada tahun 1951, sehingga saat
ini IBI tetap aktif mendukung program-program KOWANI bersama organisasi
wanita lainnya dalam meningkatkan derajat kaum wanita Indonesia. Selain itu
sesuai dengan Undang-undang RI No.8 tahun 1985 tentang organisasi
kemasyarakatan maka IBI dengan nomor 133 terdaftar sebagai salah satu
Lembaga Sosial Masyarakat di Indonesia. sejak tahun 1956 IBI telah menjadi
anggota ICM dan selalu berpartisipasi pada setiap 3 tahun kongres dengan
menyajikan makalah.
Pada tahun 1985, untuk pertama kalinya IBI melangsungkan kongres di
pulau Jawa, yaitu di kota Medan (Sematera Utara) dan dalam Kongres ini juga
5

didahului dengan pertemuan ICM Regional Meeting for Western Pacific yang
dihadiri oleh anggota ICM dari Jepang, Australia, New Zealand, Philiphina,
Malaysia, Brunei Darussalam, dan Indonesia. selanjutnya pada tahun 1986 IBI
secara organisatoris mendukung pelaksanaan pelayanan Keluarga Berencana
oleh Bidan Praktek Swasta melalui BKKBN.
Pada konferensi IBI tersebut juga dirumuskan tujuan IBI, yaitu:
a. Menggalang persatuan dan persaudaraan antar sesama bidan serta
kaum wanita pada umumnya, dalam rangka memperkokoh persatuan
bangsa.
b. Membina pengetahuan dan keterampilan anggota dalam profesi
kebidanan, khususnya dalam pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA) serta kesejahteraan keluarga.
c. Membantu pemerintah dalam pembangunan nasional, terutama dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
d. Meningkatkan martabat dan kedudukan bidan dalam masyarakat.

Dengan landasan dan arah tersebut, dari tahun ke tahun IBI terus
berkembang dengan hasil-hasil perjuangannya yang semakin nyata dan telah
dapat dirasakan manfaatnya baik oleh masyarakat maupun pemerintah sendiri.
Adapun tokoh-tokoh yang tercatat sebagai pemrakarsa konferensi tersebut
adalah: Ibu Selo Soemardjan, Ibu Fatimah, Ibu Sri Mulyani, Ibu Salikun, Ibu
Sukaesih, Ibu Ipah dan Ibu S. Margua, yang selanjutnya memproklamirkan IBI
sebagai satu-satunya organisasi resmi bagi para bidan Indonesia. Dan hasil-hasil
terpenting dari konferensi pertama bidan seluruh Indonesia tahun 1951 tersebut
adalah:
a. Sepakat membentuk organisasi Ikatan Bidan Indonesia, sebagai satu-
satunya organisasi yang merupakan wadah persatuan & kesatuan
Bidan Indonesia.
b. Pengurus Besar IBI berkedudukan di Jakarta.
6

c. Di daerah-daerah dibentuk cabang dan ranting. Dengan demikian


organisasi/perkumpulan yang bersifat lokal yang ada sebelum
konferensi ini semuanya membaurkan diri dan selanjutnya bidan-bidan
yang berada di daerah-daerah menjadi anggota cabang-cabang dan
ranting dari IBI.
Musyawarah menetapkan Pengurus Besar IBI dengan susunan sebagai
berikut:
Ketua I : Ibu Fatimah Muin
Ketua II : Ibu Sukarno
Penulis I : Ibu Selo Soemardjan
Penulis II : Ibu Rupingatun
Bendahara : Ibu Salikun

Tiga tahun setelah konferensi, tepatnya pada tanggal 15 Oktober 1954,


IBI diakui sah sebagai organisasi yang berbadan hukum dan tertera dalam
Lembaga Negara nomor: J.A.5/927 (Departemen Dalam Negeri), dan pada
tahun 1956 IBI diterima sebagai anggota ICM (International Confederation of
Midwives). Hingga saat ini IBI tetap mempertahankan keanggotaan ini,
dengan cara senantiasa berpartisipasi dalam kegiatan ICM yang dilaksanakan
di berbagai negara baik pertemuan-pertemuan, lokakarya, pertemuan regional
maupun kongres tingkat dunia dengan antara lain menyajikan pengalaman dan
kegiatan IBI. IBI yang seluruh anggotanya terdiri dari wanita telah tergabung
dengan Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) pada tahun 1951 hingga saat
ini IBI tetap aktif mendukung program-program KOWANI bersama
organisasi wanita lainnya dalam meningkatkan derajat kaum wanita
Indonesia. Selain itu sesuai dengan Undang-Undang RI No.8 tahun 1985,
tentang organisasi kemasyarakatan maka IBI dengan nomor 133 terdaftar
sebagai salah satu Lembaga Sosial Masyarakat di Indonesia. Begitu juga
dalam Komisi Nasional Kedudukan Wanita di Indonesia (KNKWI) atau
7

National Commission on the Status of Women (NCSW). IBI merupakan salah


satu anggota pendukungnya.
Pada kongres IBI yang kedelapan yang berlangsung di Bandung pada
tahun 1982, terjadi perubahan nama Pengurus Besar IBI diganti menjadi
Pengurus Pusat IBI, karena IBI telah memiliki 249 cabang yang tersebar di
seluruh propinsi di Indonesia. Selain itu kongres juga mengukuhkan anggora
pengurus Yayasan Buah Delima yang didirikan pada tanggal 27 Juli 1982.
Yayasan ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggota IBI, melalui
pelaksanaan berbagai kegiatan.
Pada tahun 1985, untuk pertama kalinya IBI melangsungkan Kongres di luar
pulau Jawa, yaitu di Kota Medan (Sumatera Utara) dan dalam kongres ini juga
didahului dengan pertemuan ICM Regional Meeting Western Pacific yang
dihadiri oleh anggota ICM dari Jepang, Australia, New Zealand, Philiphina,
Malaysia, Brunei Darussalam dan Indonesia. Bulan September 2000
dilaksanakan ICM Asia Pacific
Regional Meeting di Denpasar Bali. Pada tahun 1986 IBI secara
organisatoris mendukung pelaksanaan pelayanan Keluarga Berencana oleh
Bidan Praktek Swasta melalui BKKBN.
Gerak dan langkah Ikatan Bidan Indonesia di semua tingkatan dapat dikatakan
semakin maju dan berkembang dengan baik. Sampai dengan tahun 2015 IBI
telah memiliki 33 Pengurus Daerah, 497 Cabang IBI (di tingkat
Kabupaten/Kodya) dan 2.946 Ranting IBI (di tingkat Kecamatan/unit
Pendidikan/Unit Pelayanan). Jumlah anggota yang telah memiliki Kartu
Tanda Anggota (KTA) 170.359, sedangkan jumlah bidan yang terdaftar di
Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI) ada 206.755 (MTKI, Oktober
2013).

2.2 Peran dan Fungsi


8

2.2.1 Visi IBI


Mewujudkan bidan professional berstandar global

2.2.2 Misi
1. Meningkatkan kekuatan organisasi
2. Meningkatkan peran IBI dalam meningkatkan mutu pendidikan Bidan
3. Meningkatkan peran IBI dalam meningkatkan mutu pelayanan
4. Meningkatkan kesejahteraan anggota
5. Mewujudkan kerjasama dengan lintas sektor, lintas program dan pihak
terkait lainnya

2.3 Tugas IBI

2.3.1 Prioritas Strategi

1. Pengembangan standarisasi pendidikan bidan dengan standar


Internasional
2. Meningkatkan pelatihan anggota IBI
3. Membangun kerjasama dan kepercayaan dari donor dan mitra IBI
4. Peningkatan advokasi kepada pemerintah untuk mendukung
pengembangan profesi bidan serta monitoring dan evaluasi pasca
pelatihan yang berkesinambungan.
5. Peningkatan pembinaan terhadap anggota berkaitan dengan
peningkatan kompetensi, profesionalisme dan aspek hukum.
6. Peningkatan pengumpulan data dasar.
7. Peningkatan akses Organisasi Profesi IBI terhadap pelayanan dan
pendidikan kebidanan.
8. Capacity Building bagi pengurus IBI.
9

9. Peningkatan pengadaan sarana prasarana.


10. Membangun kepercayaan anggota IBI, donor dan mitra dengan tetap
menjaga mutu pengelolaan keuangan yang accountable.

2.4 Pusat Organisasi

Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia

Jl. Johar Baru V/D13 Jakarta, Indonesia 10560

Telp : (+62-21)4247789, 4226043

Fax : (+62-21) 4244214

E-mail : ppibi@cban.net.id

Website : www.ibi.or.id

2.5 Hubungan IBI dengan Bidan

Sebagai wadah organisasi para bidan di seluruh kawasan nusantara dalam


menjalankan tugas sebagai seorang bidan serta membela dan mengamalkan ajaran
Pancasila tanpa membedakan miskin kaya. (belum selesai)
10

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ikatan Bidan Indonesia adalah suatu organisasi profesi yang menjadi
wadah dan perhimpunan para bidan di Indonesia, juga sebagai Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) tang telah berusia 64 tahun. Suatu masa yang
cukup matang dari segi usia tetapi harus terus belajar dan belajar untuk
membenahi dirinya demi kemandirian dan profesionalisme. (belum selesai)

B. Saran
Semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi kita semua
yang membacanya dan dapat di mengerti oleh kita semua. Mohon maaf
apabila di dalam makalah ini masih banyak kekurangan dalam penulisan.
11

DAFTAR PUSTAKA

Leaflet IBI

http://www.ibi.or.id/

http://www.ibisumbawa.org/

http://members.tripod.com/

Anda mungkin juga menyukai