Anda di halaman 1dari 59

BUKU PANDUAN

PENANGANAN
BAHAN BERACUN
DAN BERBAHAYA

DISUSUN OLEH TIM MFK

0
DAFTAR ISI

Daftar isi ................................................................... 1


Daftar Bahan B3 di RS.St.Yusup ................................................................... 2
Daftar reagen-reagen di Laboratorium ................................................................... 3
Daerah beresiko ................................................................... 4
MSDS ................................................................... 5
Penanggulangan kontaminasi B3 ................................................................... 21
Penanggulangan tumpahan B3 ................................................................... 22
Penanggulangan paparan B3 ................................................................... 23
SPO ................................................................... 25

DAFTAR BAHAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

1
YANG ADA DI RS SANTO YUSUP

A. Bahan bahan Korosif


1.Kaporit / Hipoklorit
2.H2O2

B. Bahan bahan beracun


1.Phenol
2.Atropin
3.Formalin
4.Alkohol
5.Hg
6.Nitrogen oksida / N2O
7.Arsen
8.Permanganat Kalium

C . Bahan mudah terbakar / meledak


1.Tabung gas LPG
2.Tabung Oksigen
3.Wash bensin
4.Spiritus
5.Brand Spiritus
6.Aceton / Thiner Super
7.H2O2
8.Terpentin
9.Bensin

D. Bahan desinfektan dan beracun


1. Glass cleaner (kaca)
2. Floor cleaner (lantai)
3. Bowl cleaner (noda bandel)
4. Wax (lapisan lantai vinil)
5. Floor sealer
6. Carbol toilet
7. Dust cleaner
8. Metal shing (mengkilapkan kayu)

E. Bahan Iritan
1. Formalin
2. Reagen-reagen Laboratorium

2
DAFTAR REAGEN DI LABORATORIUM

DAFTAR REAGEN SERBUK


1. Eosin Blaulich (iritan)
2. Pikrinsqure Zur Analyse (C6H3N3O7)
3. Na-Citrat Import (iritan)
4. Sodium Hydrogen Carbonate (NaHCO3) (iritan dan beracun)
5. Citric Acid Monohydrate (C6H8O7.H2O) (iritan)
6. Ammonium Oxalat ((NH4)2C2O4.H2O) (iritan)
7. NaOH (korosif)
8. Kalium Oxalat (iritan, korosif)
9. Gentian Violet (iritan,beracun)
10. KJ
11. Buffer tablets pH 7,2
12. Agar Nutrivo (NA)
13. SS Agar

DAFTAR REAGEN CAIR


1. Etanol Absolut (mudah terbakar)
2. Metanol (mudah terbakar dan beracun)
3. Hydrochlorie Acid Fuming 37% (korosif)
4. Aacetic acid glacial 100% (CH3COOH) (korosif)
5. Xylol (beracun)
6. Imersion Oil (Beracun)
7. Giemsa (mudah terbakar)
8. Wright (mudah terbakar)
9. H2O2 35% (korosif)
10. Amonium Oxsalat 1% (iritan)
11. Turk (Iritan)
12. Lugol (beracun)
13. Carbon Fuchsin (korosif,beracun)
14. Gentian violet
15. Formalin 40% (iritan,beracun)
16. Yodium 2%
17. Nonne
18. Pandy (iritan)
19. Lar.new methylene blue
20. NHO3
21. Entellan (beracun)
22. Phenol carbolic acid (iritan,korosif)
23. Potasium iodide (iritan)

3
DAFTAR B3 DI KAMAR OPERASI
1. Formalin buffer
2. H2O2
3. N20
4. CO2
5. Sterald 30 (glutardehyde)
6. Hibicet
7. Septika (iodine povidone)
8. Savlon instrumen (chlorhexidine)
9. Alkohol
10. Brand spiritus
11. Parafin
12. Viorex 4%
13. Phenol
14. Chlorine (bayclean)
15. Lysol
16. Anios desinfectan
17. LPG
18. Durasorb (carbon dioxide absorbent)
19. Sevorane
20. Aerane
21. Ethrane
22. Isoflurane
23. O2

DAFTAR B3 DI GUDANG UMUM


1. Vixol
2. Lysol
3. Creolin
4. Nobla powder
5. Clax (clax cristal)
6. Oxalat acid
7. Kaporit (calcium hypoclorite powder) dan kaporit tablet
8. Bayclin/ chlorin
9. Kaporit tjiwi
10. Clax sour
11. Air accu
12. PAC
13. Germisep

DAFTAR B3 DI TEKNIK PEMELIHARAAN


1. Kalium Permanganat
2. Kaporit
3. Soda api
4. Terpentin
5. Air accu

4
6. PAC (penjernih air)
7. Kaporit

DAFTAR B3 DI KAMAR CUCI


1. Clax (clax cristal)
2. Oxalat acid
3. Kaporit 70%
4. Bayclin galon
5. Kaporit tjiwi
6. Clax sour

DAFTAR B3 YANG ADA DI BAGIAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN


9. Glass cleaner (kaca)
10. Floor cleaner (lantai)
11. Bowl cleaner (noda bandel)
12. Wax (lapisan lantai vinil)
13. Floor sealer
14. Carbol toilet
15. Dust cleaner
16. Metal shing (mengkilapkan kayu)

DAFTAR B3 DI BAGIAN RADIOLOGI


1. Omnipaque 10 Hexol 350ml
2. Urografin 76% 20ml
3. Eau de cologne 4711 @ 100ml
4. Microbar Enema
5. Microbar Powder
6. Microbar HD 300gram
7. Microbar cat 2
8. Ultravist 300 50ml
9. Ultravist 370 100ml
10. Chloral Hydras Liquid 5%
11. Visipaque 320
12. Fixer
13. Developer

DAFTAR B3 DI BAGIAN FARMASI


1. Wash bensin
2. H2O2
3. Formalin
4. Alkohol

5
DAERAH YANG DI ANGGAP BERESIKO TERPAPAR B3
DAN TEGANGAN TINGGI

1.Laboratorium
2.Radiologi
3.Farmasi
4.Gudang Umum
5.Kamar Operasi
6.Kamar Cuci
7.Teknik pemeliharaan
8.Sentral O2
9.IPAL
10.Dapur Gizi
11.Ruang genset
12.kebersihan lingkungan

6
BAB I
PENDAHULUAN

Bahan beracun dan berbahaya (B3) di Rumah Sakit dikelola secara khusus,karena
bahan tersebut mempunyai sifat dan karakteristik khusus yang apabila penggunaan dan
pengelolaanya sembarangan akan mengakibatkan cedera terhadap pengguna dan orang-
orang disekitarnya menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep.
187/MEN/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja dan.
mempunyai sistem tanggap darurat dan sarana keselamatan ketika terjadi insiden yang
disebabkan oleh bahan kimia sesuai Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun.
Pasal 2 dari Peraturan pemrintah no.74 tahun 2001 berisi tentang pengaturan
pengelolaan B3 bertujuan untuk mencegah dan atau mengurangi resiko dampak B3
terhadap lingkungan hidup, kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya.Secara
spesifik diatur dalam PP tersebut.

A.DEFINISI
Menurut PP no.74 tahun 2001 definisi Bahan Berbahaya dan Beracun yang
selanjutnya disingkat dengan B3 adalah bahan yang karena sifat dan atau
konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung,dapat
mencemarkan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya dan definisi
Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan,
menyimpan, menggunakan dan membuang B3.
- Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3
- Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis
B3
- Kemasan adalah wadah atau tempat yang bagian dalamnya terdapat B3 dan
dilengkapi penutup.
- Tempat penyimpanan kemasan B3 adalah bangunan atau dalam bentuk lain yang
digunakan untuk menyimpan kemasan B3

7
B.KLASIFIKASI B3
Klasifikasi B3 bersifat:
a. Mudah meledak (explosive);
b. Pengoksidasi (oxidizing);
c. Sangat mudah sekali menyala (extremely flamable);
d. Mudah menyala (flammable);
e. Beracun (toxic, extremely toxic, highly toxic);
f. Berbahaya (harmful);
g. Iritasi (irritant);
h. Korosif (corrosive);
i. Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to environtment);
j. Karsinogenik (carcinogenic);
k. Teratogenik (teratogenic);
l. Mutagenik (mutagenic);dan
m. Bahaya lain berupa gas bertekanan (pressure gas).

8
SIMBOL B3

No Simbol Keterangan
1 B3 Mudah Meledak

Contoh : Sulphur Powder

2 mudah menyala
Contoh : Bensin
3 B3 Pengoksidasi

Contoh : Kaporit

4 B3 Karsinogenik, Mutagenik &


Teratogenik

Contoh : Formaline

5 B3 Beracun

Contoh : Pestisida

6 B3 Korosif

Contoh : Asam Sulphat

7 B3 Gas Bertekanan

Contoh : LPG

8 B3 Berbahaya Bagi Lingkungan

Contoh : Pelumas

9 B3 Iritan

Contoh : Asam Format

9
BAB II
SIMBOL BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

Salah satu hal terpenting dalam pengelolaan B3 adalah pemberian simbol.


Pemberian simbol sangat penting untuk mengindentifikasi sekaligus mengklarifikasikan
B3, yang nantinya akan sangat berguna sebagai informasi penting dalam
pengelolaannya.

A. Bentuk dasar, ukuran dan bahan


Simbol berbentuk bujur sangkar diputar 45 derajat sehingga membentuk belah
ketupat berwarna dasar putih dan garis tepi belah ketupat tebal berwarna merah (lihat
gambar A). Simbol yang dipasang pada kemasan disesuaikan dengan ukuran kemasan.
Sedangkan simbol pada kendaraan pengangkut dan tempat penyimpanan kemasan B3
minimal berukuran 25 cm x 25 cm.

Simbol harus dibuat


dari bahan yang tahan
terhadap air, goresan dan
bahan kimia yang akan
mengenainya. Warna simbol
untuk dipasang di

10
kendaraan pengangkut bahan berbahaya dan beracun harus dengan cat yang dapat
berpedar (fluorenscence).

B. Jenis simbol B3
Simbol B3 merupakan gambar yang menunjukan klarifikasi B3 yang terdiri dari
10 (sepuluh) jenis simbol yang dipergunakan yaitu :
1. Simbol untuk B3 klarifikasi bersifat mudah meledak (explosive), sebagaimana
gambar 1.

Gambar 1 : Simbol untuk


B3 klarifikasi bersifat
mudah meledak
(explosive)

Warna dasar putih


dengan garis tebal
berwarna merah. Simbol berupa gambar bom meledak (explosive/exploded bomb)
berwarna hitam. Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang pada suhu dan tekanan
standar (25C, 760mmHg) dapat meledak dan menimbulkan kebakaran atau melalui
reaksi kimia dan/atau fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi
yang dengan cepat dapat merusak lingkungan di sekitarnya.

4. Simbol untuk B3 klasifikasi beracun (toxic), sebagaimana gambar 4.

Gambar 4 : Simbol B klasifikasi

11
beracun (toxic)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa gambar
tengkorak dan tulang bersilang. Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki
karakteristik sebagai berikut :
a. Sifat racun bagi manusia, yang dapat menyebabkan keracunan atau sakit yang
cukup serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, kulit atau
mulut.Penentuan tingkat sifat racun ini didasarkan atas uji LD50 (amat sangat
beracun,sangat beracun dan beracun); dan / atau
b. Sifat bahaya toksisitas akut.

5. Simbol untuk B klasifikasi bersifat berbahaya (harmful), sebagaimana gambar 5.

Gambar 5 : Simbol B3 klasifikasi bersifat berbahaya (harmful)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa gambar
silang berwarna hitam. Simbol ini untuk menunjukan suatu bahan baik berupa padatan,
cairan ataupun gas yang jika terjadi kontak atau melalui inhalasi ataupun oral dapat
menyebabkan bahaya terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu.

6. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant), sebagaimana gambar 6

.
Gambar 6 : Simbol B3
klasifikasi bersifat iritasi
(irritant)

Warna dasar putih dengan garis


tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa gambar tanda seru berwarna hitam. Simbol
ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Padatan maupun cairan yang jika tejadi kontak secara langsung dan/atau terus
menerus dengan kulit atau selaput lendir dapat menyebabkan iritasi atau

12
peradangan;
b. Toksisitas sistemik pada organ target spesifik karena paparan tunggal dapat
menyebabkan iritasi pernapasan,mengantuk atau pusing;
c. Sensitasi pada kulit yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit; dan / atau
d. Iritasi/kerusakan parah pada mata yang dapat menyebabkan iritasi serius pada mata.

7. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat korosif (corrosive), sebagaimana gambar 7.

Gambar 7 : Simbol B3
klasifikasi bersifat korosif
(corrosive)

Warna dasar putih dengan garis


tepi tebal berwarna
merah.Simbol terdiri dari 2
gambar yang tertetesi cairan korosif. Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang
memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit;
b. Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja SAE 1020 dengan laju korosi
> 6,35 mm/tahun dengan temperatur pengujian 55 C; dan/atau
c. Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 yntuk B3 bersifat asam dan sama atau
lebih besar dari 12,5 untuk B3 yang bersifat basa.

8. Simbol untuk klasifikasi bersifat berbahaya bagi lingkungan (dangerous for


environtment), sebagaimana gambar 8.

Gambar 8 : Simbol B3
klasifikasi berbahaya bagi
lingkungan (dangerous for the
environtment)

Warna dasar putih dengan garis


tepi tebal berwarna merah.
Simbol berupa gambar pohon dan media lingkungan berwarna hitam serta ikan
berwarna putih. Simbol ini untuk menunjukkan suatu bahan yang dapat menimbulkan
bahaya terhadap ingkungan. Bahan kimia ini dapat merusak atau menyebabakan

13
kematian pada ikan atau organisme aquatic lainnya atau bahaya lain yang dapat
ditimbulkan, seperti merusak lapisan ozon (misalnya CFC = Chlorofluorocarbon),
persistent di lingkungan (misalnya PCBs = Polychlorinated Biphenyls).

9. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat karsinogenik, teratogenik dan mutagenik


(carcinogenik,tetragenic, mutagenic), sebagaimana gambar 9.

Simbol untuk B3 klasifikasi


bersifat karsinogenik,
teratogenik dan mutagenik
(carcinogenik,tetragenic,
mutagenic).

Warna dasar putih dengan garis


tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa gambar kepala dan dada manusia berwarna
hitam dengan gambar menyerupai bintang segi enam berwarna putih pada dada. Simbol
ini menunjukkan paparan jangka pendek, jangka panjang atau berulang dengan bahan
ini dapat menyebabkan efek kesehatan sebagai berikut:
a. Karsinigenik yaitu penyebab sel kanker;
b. Teratogenik yaitu sifat bahan yang dapat mempengaruhi;
c. Pembentukan dan pembentukan embrio;
d. Mutagenik yaitu sifat bahan yang menyebabkan perubahan kromosom yang berarti
dapat merubah genetika;
e. Toksisitas sistemik terhadap organ sasaran spesifik;
f. Toksisitas terhadap sistem reprodukasi; dan/atau
g. Gangguan saluran pernapasan.

10.Simbol untuk B3 klasifikasi besifat bahaya lain berupa gas bertekanan (pressure gas)
sebagaimana gambar 10.

Gambar 10 : Simbol untuk B3


klasifikasi besifat bahaya lain
berupa gas bertekanan

Warna dasar putih dengan garis

14
tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa gambar tabung gas silinder berwarna hitam.
Simbol ini untuk menunjukkan bahaya gas bertekanan yaitu baha ini bertekanan tinggi
dan dapat meledak bila tabung dipanaskan/terkena panas atau pecah dan isinya dapat
menyebabkan kebakaran.

C. Ketentuan pemasangan simbol


1. Simbol pada kemasan B3 harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Simbol B3 berupa stiker atau lainnya yang dapat menempel dengan baik pada
kemasan mudah penggunaanya, tahan lama, tahan terhadap air dan tahan terhadap
tumpahan isi kemasan B3;
b. Jenis simbol yang dipasang harus sesuai dengan karakteristik bahan yang
dikemasnya atai diwadahinya;
c. Simbol dipasang pada sisi-sisi kemasan yang tidak terhalang oleh kemasan lain
dan mudah dilihat;
d. Simbol tidak boleh terlepas atau dilepas dan diganti dengan simbol lain sebwlum
kemasan diosongkan dan dibersihkan dari sisa-sisa bahan berbahaya dan
beracun;dan
e. Kemasan yang telah dibersihkan dari B3 dan akan dipergunakan kembali untuk
mengemas B3 harus diberi label KOSONG.

2. Simbol pada tempat penyimpanan kemasan B3.


Tempat penyimpanan kemasan B3 harus ditandai dengan simbol dengan mengikuti
ketentuan sebagai berikut:
a. Simbol B3 berupa stiker atau lainnya yang dapat menempel dengn baik pada
tempat penyimpanan kemasan B3, mudah penggunaannya dan tahan lama. Simbol
juga terbuat dari bahan yang tahan terhadap air, goresan dan bahan kimia yang
mungkin mengenaiya (misanya bahan plastik,kertas, atau plat logam);
b. Simbol dipasang pada bagian luar tempat penyimpanan kemasan B3 yang tidak
terhalang;

15
c. Jenis simbol yang dipasang harus sesuai klasifikasi B3 yang disimpannya; dan
d. Ukuran minimum simbol yang dipasang adalah 25 cm x 25 cm atau lebih besar,
sehingga tulisan pada simbol dapat terlohat jelas dari jarak 20 meter.

BAB III
LABEL BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

Label B3 merupakan uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis B3
Penggunaan label B3 tersebut dilakukan dalam kegiatan pengemasan B3. Label berfungsi c.
Labe; harus mudah terbaca, jelas terlihat,tidak mudah rusak,dan tidak mudah terlepas dari
kemasannya.
A. Bentuk, warna dan ukuran.

16
Label B3 berbentuk persegi panjang dengan ukuran disesuaikan dengan kemasan yang
digunakan, ukuran perbandingannya adalah panjang : lebar = 3:1, dengan warna dasar
putih dan tulisan serta garis tepi berwarna hitam, sebagaimana gambar 11.

Nama B3/ Nama Dagang Nama B3 (Komposisi,


No.CAS/No.UN)
Produsen

Informasi Tindakan Penanganan Kata Peringatan

Keterangan Tambahan Pernyataan Bahaya :


- Klasifikasi B3
- Fisik, Kesehatan & Lingkungan

Identitas Pemasok

Gambar 11. Label B3

B. Pengisian Label B3
Label B3 diisi dengan huruf cetak yang jelas terbaca, tidak mudah terhapus dan
terpasang pada semua kemasan B3. Pada label wajib dicantumkan informasi minimal
sebagai berikut :

No JENIS INFORMASI PENJELASAN PENGISIAN


1. Nama B3; Nama dagang B3/ Nama bahan kimia
Komposisi, No. CAS/ No. UN ; Komposisi atau formulasi bahan kimia
Produsen Informasi lengkap mengenai penghasil

2. Disesuaikan dengan klasifikasi B3

17
Simbol

3. Kata Peringatan Pilih salah satu Bahaya atau Awas


sesuaikan dengan tingkat resiko
4. Pernyataan Bahaya : Menjelaskan simbol secara lebih detil
- Klasifikasi B3 sesuai dengan klasifikasi B3.
- Fisik, Kesehatan, Lingkungan Misal : Sangat mudah menyala, sangat
beracun, karsiogenik, dan lain-lain.
5. Informasi Penanganan Prosedur penanganan kecelakaan dan
darurat
6. Keterangan Tambahan - Tanggal kadaluarsa
- Tujuan penggunaan
- Jumlah dan isi kemasan atau
container
7. Indentitas Pemasok Informasi lengkap mengenai pemasok

C. Pemasangan Label B3
Label B3 dipasang pada kemasan disebelah bawah simbol dan harus terlihat dengan
jelas. Label ini juga harus dipasang pada wadah yang akan dimasukkan ke dalam
kemasan yang lebih besar. Contoh pemasangan simbol dan label pada kemasan/wadah,
sebagaimana gambar 12

Simbol

Label

Gambar 12. Contoh Pemasangan Simbol dan Label


Material Safety Data Sheet
Bahan bahan Berbahaya dan Beracun
rumah sakit cahya kawaluyan

A. BAHAN BAHAN KOROSIF

1. KAPORIT / HYPOCHLORITE

18
Sifat sifat
Hypochlorite, garam garamnya seperti Sodium potassium, Laksium, Magnesium
banyak dipergunakan sebagai bahan disinfektan (pembunuh kuman), dipakai dalam
proses pemutihan dan menghilangkan bau busuk.

Toxikologi
Daya toxis dari hypochloride menyebabkan korosif pada kulit dan selaput lender
( Mucouse Membrances). Peristiwa korosif tersebut disebabkan oleh pengaruh
oksidasi dari hypochloride itu sendiri. Sifat asam dan basa dari beberapa
hypochloride dapat merusak selapu lendir dan jaringan jaringan dan
mengakibatkan erosi pada selaput lendir saluran dan alat alat pernafasan.
Hypochloride asam ( HOCL) lebih berbahaya darpada basanya.

Gejala gejala keracunannya melalui mulut.


1. Rasa sakit terbakar pada rongga mulut, pharynk, oesefagus (tenggorokan), lambung
dan erosi pada selaput lender jaringan jaringan.
2. Muntah muntah. Cairan mubtah menyerupai kopi, hal ini disebabkan adanya
perdarahan lambung (haemorrage).
3. Kolap sirkulasi dengan gejala-gejala kulit dingin dan pucat, pernapasan menjadi
dangkal / dalam.
4. Konfusi, delirium (mengacau, perubahan rohani mendadak) dan penurunan
kesadaran sampai koma.
5. Edema pharynk dan larynk (busung pangkal tenggorokan dan kerongkongan)
dengan stridor (ngorok) dan timbulnya penyempitan / sumbatan (Obstruction).
6. Perforasi pada lambung (selaput lambung berlubang / bocor) demikian pula
esophagus dengan gejala gejala mediastinis dan peritonitis 9radang selaput
lambung / perut).
7. Menghirup bahan hypochloride asam menyebabkan iritasi pada selaput lender
saluran pernafasan dan menyebabkan edema paru paru (pulmonary edema).
8. Kontak dengan kulit menyebabkan gelembung gelembung yang pecah (vesicoulor
eruptions) dan excematoid dermatitis

19
Pertolongan dan pengobatan
1. Berikan minum susu, putih telur, susu magnesia, alumunium hydroxide gel atau
magnesium trisilicate gel. Jangan sekali kali memberikan obat yang mengandung
sodium bicarbonate, karena obat tersebut dapat menyebabkan/ membentuk
carbondiokssida ( CO2 ), demikian pula antidota asam tidak boleh diberikan,
karena dapat mengakibatkan pecahnya selaput organ tersebut yang memang telah
mengalami luka bakar kimia.;
2. Lakukan segera pembilasan lambung (gastric lavage) dengan air hangat atau
dengan larutan sodium thiosulfat 2 %, susu magnesia sangat berguna sebagai
antasida.
3. Berikan obat obat yang mengandung opiate untuk menghindarkan rasa sakit.
4. Perbaiki keadaan shocknya dengan memberikan cairan elektrolit.
5. Bila mengenai kulit, maka kulit yang terkena larutan hypochlorite dicuci dengan air
sebanyak mungkin dan setelah di cuci oleskan pasta soda.
6. Pengobatan selanjutnya tergantung pada berat ringannya tingkat keracunan. Sebagai
pencegahan terhadap infeksi lainnya diberikan obat obat antibiotic dikombinasi
dengan vitamin.
7. Pengobatan pada keracunan berat, seperti kerusakan organ bagian dalam hanya
dapat dilakukan dirumah sakit atau dokter.

B. BAHAN BAHAN BERACUN

1. PHENOL

Sifat sifat
Phenol ( Asam karbol ), cresol atau dalam istilah umum karbol, kreolin, lycresol dan
sebagainya, bahan bahan tersebut banyak dipergunakan untuk keperluan rumah tangga
sebagai pencegah hama (desinfektan), seperti : untuk membersihkan lantai, kamar
mandi / WC dan untuk menghilangkan bau busuk. Dalam bidang kesehatan

20
dipergunakan sebagai antiseptic (pembasmi kuman), seperti untuk mencuci tangan
dengan larutan 1%-2%, larutan phenol mengandung pula unsure camphor yang dapat
bereaksi dengan phenol yang dapat menimbulkan keracunan kulit bagian bawah
(percutaneous /toxicity).

Toksikologi
Phenol (asam Karbol ) dalam berbagai cara masuk kedalam tubuh mempunyai
pengaruh yang buruk, karena phenol merupakan racun protoplasmic (sel sel darah )
atau bersifat racun terhadap sel sel lainnya. Larutan phenol dalam kepekatan 10 %
sangat korosif terhadap kulit yang mengakibatkan nekrotis (kulit menjadi mati ).
Keracunan sistemik dari phenol, mula mula merangsang dan menimbulkan
depresi (penekanan) terhadap system saraf pusat, hilangnya tonus, penyempitan
pembuluh saraf dan terhentinya pernapasan. Phenol mempengaruhi juga system
sirkulasi jantung (sirkulasi peredaran darah dalam jantung).
Dosis yang mematikan (dosis lethal) bagi orang dewasa 8-15 gram penyerapan
oleh usus, baru terjadi setelah bahan larutan phenol berada dalam lambung beberapa
jam kemudian.
Kolap dan kematian disebabkan kegagalan bernafas, biasanya terjadi dalam 15
menit sampai beberapa hari, tapi saat saat yang berbahaya biasanya terjadi dalam
jangka 24 jam. Pengobatan pada keracunan oleh phenol hanya dapat dilakukan secara
symptomatic da supportive (didasarkan pada gejala-gejalanya).

Gejala-gejala keracunan
1. Luka bakar korosif yang perih pada selaput lender (mucous membrace) dalam
mulut, kerongkongan (oesophagus), lambung, sakit daerah lambung, dan muntah
seperti yang didapati dalam keracunan bahan kimia korosif lainnya, diare disertai
darah.
2. Kulit pucat, berkeringat, badan lemas, sakit kepala, pusing dan tinnitus (suara
berdengung)
3. Shock, denyut nadi tidak teratur, hipotensi (tekanan darah rendah ), pernapasan
dangkal, kulit kebiru-biruan (Cyanotis) dan suhu badan menurun.
4. Penderita gelisah dan kemudian tidak sadarkan diri, pada anak anak biasanya
timbul kejang kejang.

21
5. Kencing sedikit dan berwarna gelap seperti asap/kabut, merupakan tanda-tanda
terganggunya ginjal/renal.
6. Kematian, umumnya disebabkan kegagalan bernapas.
7. Bila mengenai kulit, kulit akan terkelupas dan terasa sakit sekali kulit menjadi
kering dan berwarna putih (Opaque schar form) dan bila kulit yang putih terlepas,
meninggalkan bekas yang berwarna coklat.

Pertolongan dan Pengobatan


1. Lakukan pembilasan lambung (gastric lavage) dengan hati hati menggunakan
minyak sayur (minyak kelapa) atau minyak kastroli. Dapat pula menggunakan
larutan 10 % glycer dalam air, larutan potassium permanganate dan air bersih.
Hindarkan pemberian minyak mineral dan alcohol, karena dapat mempermudah
penyerapan phenol dalam lambung.
2. Bila phenol mengenai pakaian, maka segera buka pakaian , luka bakar kimia dicuci
dengan air mengalir supaya larutan phenol terbawa oleh air. Dan dapat pula dicuci
dengan minyak olive atau kastroli. Alcohol dengan air hanya diberikan (dioleskan)
pada tempat yang terkena larutan.
3. Berikan putih telur, susu atau air tajin bubur.
4. Jagalah agar badan tetap hangat.
5. Untuk mengurangi rasa sakit, berikan morphine atau meperidine.
6. Untuk menstimulasi (menggiatkan) pernapasan berikan nikethamide atau ceffein
sodium benzoate.
7. Bila perlu berikan oksigen dan pernapasan buatan (artificial respiration ).
8. Cegah shock dan perhatikan terus untuk mencegah keadaan yang tidak terduga,
gangguan renal (ginjal) dan jantung.
9. Pengukuran banyaknya air kencing untuk mengoreksi fungsi ginjal dengan catheter
(penyadapan air kencing).
10. Perhatikan gejala-gejala penyempitan kerongkongan (oesophageal stricture).
11. Pengobatan luka bakar kimia pada kulit oleh larutan phenol dapat diobati dengan
Bioplacenton jelly (dioleskan ) dan untuk mencegah infeksi berikan obat-obatan
antibiotic (broad spectrum antibiotic) dan lain lain.

Pencegahan

22
Menyimpan bahan-bahan desinfektan, seperti alcohol, Lysol, dan sebagainya
harus ditempat tertentu yang terkunci atau tidak terjangkau oleh anak-anak. Botol
yang dipakai bahan-bahan desinfektan harus memakai etiket (tanda pengenal) yang
dapat dibaca.

2. ATROPIN

Sifat-sifat
Atropine, merupakan alkaloid yang sebagian besar dipakai dalam bidang
kedokteran karena kemampuannya untuk memblokir (menghambat) pengaruh
rangsangan saraf parasymphatis.

Toksikologi
Atropine dalam kadar 10 mg dapat menimbulkan distress berat.

Gejala gejala keracunan Atropine


1. Selaput lender (Mucous Membrances) pada mulut dan tenggorokan kering disertai
rasa panas dan terbakar, sukar menelan (dysphagia) dan perasaan haus.
2. Pupil mata membesar dan kurang bereaksi terhadap cahaya, penglihatan kabur dan
takut terhadap cahaya.
3. Kulit menjadi panas, kering dan kemerah-merahan, seperti pada scarlatina (campak)
yang dapat timbul dimuka, tekuk dan dibawah lebih-lebih pada anak-anak dan bayi.
4. Hyperpyrexia(demam yang luar biasa).
5. Tachycardia (denyut jantung meningkat),jantung berdebar (palpitasi),hal ini
mendorong meningkatnya tekanan darah tinggi.
6. Rasa mual yang luar biasa,muntah dan pada anak-anak perut menjadi keras dan
kembung.
7. Gelisah, lemah dan merangsang system saraf sentral seperti
kebingungan( confusion)dan gangguan kejiwaan dapat terjadibeberapa jam atau
hari.
8. Koma,depresi sarafsentral medullar(saraf otak tengah),kolap sirkulasi, kematian
biasanya disebabkan kegagalan nafas.

23
Pertolongan dan pengobatan
1. Pembilasan lambung.
2. Policarpin dapat diberikan secara oral dengan dosis 5 mg dan pengobatan dapat
diulang sewaktu- waktu sampai mulut penderita basah.
3. Berikan obat barbiturate yang aksinya pendek dengan hati hati dapat memperbaiki
rangsangan .
4. Pernafasan buatan dan oksigen diberikan bila terjadi depresi pernafasan.
5. Perhatikan gangguan perkencingan bila perlu kateterisasi.
6. Antipyritical, pemberian aspirin dan salysilate lebih baik dihindarkan.
7. Obat policarpine nitrate 0.5% teteskan pada kelopak mata dalam , dapat digunakan
untuk menahan pupil mata membesar.karena takut akan sinar sebaiknya penderita
ditempatkan di kamar yang gelap.

3. FORMALIN / FORMALDEHYDE

Sifat sifat
Formaldehyde (formalin : Oxymethylene) terdapat dalam bentuk gas HCHO
dalam bentuk larutan yang digunakan sebagai bahan tumigasi (uap/kabut) baunya
yang tajam merangsang dapat menyebabkan mati lemas (suffication). Formalin
dalam bentuk cairan mengandung tidak kurang dari 37 % Formaldehyde dan
mengandung sedikit Methanol, ethanol yang kadarnya 3 -5 % untuk melindungi /
mencegah polymerization.

Daya kerja (aksi)


Depresi (menekan) terhadap fungsi sel sel dan mengakibatkan nekrosis
( mati ) jaringan.

Cara absorbs dan ekskresi


Formaldehyde dapat diserap melalui semua jalan saluran lambung / usus dan
paru paru dan dioksidasi menjadi asam formic dan sebagian kecil methylformat
(dibentuk methyl).

24
Pengaruh racun Formaldehyde
1. Melalui inhalasi : iritasi yang insentif pada mata dan hidung, dyspnea (sesak napas),
sakit kepala dan mati lemas, oedem pangkal tenggorokan (oedem glottis),
bronchitis diikuti pneumonia.
2. Melalui mulut :
- Sakit perut berat, kadang kadang muntah dan mencret.
- Kencing sedikit (anuria)
- Kematian disebabkan kolap sirkulasi yang terjadi dalam jangka waktu 24 jam
sampai 48 jam.
Nilai ambang atas (TLV) untuk formaldehyde dalam udara sebesar 5 ppm
(untuk bagian per meter kubik udara). Lethal dosis (LD) kira kira 50 cc/ml larutan
pekat.

Pengobatan dan pertolongan


1. Keracunan melalui inhalasi :
- Korban pindah ke tempat yang udaranya lebih segar
- Hati hati kalau menghisap ammonia.
2. Keracunan melalui mulut :
- Lakukan pembilasan lambung dengan 1 % ammonium bicarbonate atau dengan
campuran aromatic spirit.
- Berikan larutan sodium sulfate 30 gr dalam 250 cc air melalui mulut (diminum).
- Bila kencing sedikit, berikan diet karbohidrat, lemak dan protein rendah.
- Arachnis oil (minyak arachnis) dan dextrose emulsi melalui slang lambung.
3. Kontak dengan mata :
- Mmempunyai efek iritasi kuat, menyababkan lakrimasi (pengeluaran air mata
secara berlebihan, mata terasa pedih )
- Pertolongan : bilaslah mata dengan air bersih secepatnya selama 10 menit. Jika
teiritasi atau ada perasaan terbakar yang berlanjut, segera minta pertolongan medis.

Perlindungan diri
1. Mata : gunakan kacamata pengaman
2. Kulit : Gunakan pakaian pelindung seperti jas lab, sarung tangan

25
3. Pernafasan : gunakan masker, ventilasi ruangan harus baik.

Penyimpanan
1. Sebaiknya dalam kondisi tertutup rapat disimpan terhindar dari sinar matahari.
2. Bila tersimpan dlam ruangan maka ventilasi udara harus baik.
3. Tempat penyimpanan di dalam drum, botol, atau tempat tertutup berbahan stainless
steel.
4. Tempat penyimpanan diberi label.

4. METHYL ALKOHOL

Sifat sifat
Methyl Alkohol banyak digunakan sebagai bahan pelarut cat, sirlak vernis
dan sintetis bahan kimia.
Keracunan Methyl alcohol dapat terjadi karena menghirup, meminum dan melalui
absorbsi kulit. Aksi methyl alcohol besifat iritasi dan narkotik.

Cara absorbsi dan ekskresi


Methyl alcohol di absorbsi melalui semua jalan masuk secara lambat dan
tidak sempurna dioksidasi. Diekskresi melalui paru paru sebanyak 75% selama 48
jam, beberapa dirubah dalam urine bersama sama dengan asam formika.

Pengaruh racun Methyl alcohol


Kontak dengan kulit : eksim dan dermatitis dan umumnya menyebabkan
iritasi selaput lender mata dan alat saluran pernapasan, tracheitis, bronchitis, sakit
mata dan kejang blepharos.
Sakit kepala, pusing pusing, suara berdengung dalam telinga
(Tinnitus).mual dan serangan jantung. Otot otot tertekan dan rongga dada rasa
tertekan, gangguan penglihatan. Dalam eksposisi terus menerus mendorong
timbulnya gangguan kejiwaan (mania) dan kebutaan.
Menelan :Badan lesu (lemah), sakit kepala dan mual, gangguan
penglihatan, muntah dan diare, cyanosis (kulit kebiru biruan dan pucat ), koma
atau mabuk dan ataxia (gangguan dalam keseimbangan gerak)

26
Peripheral neuritis (serangan penyakit saraf perifer) dan kebutaan dengan
kerusakan ginjal. NAB (Nilai Ambang Batas / TLV) di udara 200 ppm. Dosis lethal
kira kira 100 cc/ml.

Syarat penyimpanan
1. Disimpan dalam keadaan tegak dan terikat.
2. Ruangan dingin dan tidak terkena sinar matahari langsung
3. Jauhkan dari api dan panas.
4. Jauhkan dari bahan korosif yang dapat merusak kran dan katup gas.
5. Pisahkan gas yang mudah terbakar dari gas oksigen.
Tabung gas bertekanan harus diikat / ditambat pada dinding dengan kokoh
supaya tidak mudah terlepas. Jangan letakan tabung gas dekat dengan radiator,
sumber api, peralatan listrik yang mengeluarkan percikan bunga api. Katup tekanan
tinggi utama harus dimatikan jika tabung gas tidak digunakan atau tidak ada orang
dalam ruangan tersebut. Tabung gas harus diangkat dengan trolley pada saat
dibawa, setiap tabung gas ditandai dengan etiket tersendiri.

Pertolongan Pertama :
Pada kontak antara kulit dengan cairan gas oksigen yang dingin, letakan
luka frostbite yang berbentuk seperti luka bakar tersebut kedalam air hangat
(42oC). bila tidak air hangat, luka tersebut dibungkus dengan kain selimut.

Alat pelindung diri :


Bila menangani oksigen yang berbentuk cairan dingin, pakailah sarung tangan tebal
yang terbuat dari karet. Pakailah sepatu kerja yang sesuai.

5. MERKURI ( HYDRARGYRICUM / HG )

Sifat sifat
Merkuri, hg ( air raksa ) adalah logam yang berat atomnya 200,61 BD-nya
13,6 titik didihnya 35,7 C dan titik cairnya -38,85 C.
Karena merkuri titik cairnya rendah maka pada suhu biasa (suhu kamar) dapat
mencair serta mudah menguap dan uapnya sangat beracun pada tubuh.

27
Garam garam raksa dan persenyawaan organiknya pada suhu biasa mudah
menguap.

Toksikologi
1. Air raksa, hg (merkuri) maupun ikatannya sangat beracun terhadap tubuh,
masuknya ke dalam tubuh kebanyakan berupa uap air raksa atau uap
persenyawaannya, yaitu melalui pernapasan dengan jalan terhisap dan melalui
absorbs kulit dengan jalan kontak atau bersentuhan dan melalui saluran pencernaan
(mulut).
2. Dengan jalan kontak melalui kulit menimbulkan dermatitis local pada kulit yang
bersentuhan, tetapi dapat juga meluas secara umum bila terserap oleh tubuh dalam
jumlah yang cukup banyak atau karena bersentuhan yang berulang ulang.
3. Keracunan oleh senyawa air raksa seperti oleh HgCL2 (sublimat) yang terminum
dapat merusak sel sel jaringan faal faal dalam tubuh seperti rusaknya hepar
(hati), ginjal, saluran pencernaan, lambung, usus, dan lain lain. Sehingga fungsi
faal faal tersebut terganggu, yang menyebabkan pengeluaran / penukaran zat zat
kotor dari jaringan jaringan tubuh tidak dapat bekerja sebagai mana mestinya dan
orang tersebut dapat mati disebabkan intoksikasi (keracunan disebabkan racun dari
tubuh sendiri).
4. Keracunan oleh uap merkuri (hg) dapat menimbulkan gejala gejala sebagai
berikut :
a. Gejala / reaksi yang timbul pada alat pencernaan, seperti:
o Dalam rongga mulut timbul kelainan kelainan seperti pembengkakan gusi, terasa
nyeri, berwarna kemerahan (ginggivanitis), gigi mudah rapuh, keropos dan mudah
terlepas.
o Perasaan mual pada lambung / usus dan muntah.
o Sembelit
b. Reaksi pada kelenjar ludah, yaitu : pengeluaran air liur terus menerus,(saliva).
c. Reaksi pada jaringan saraf:
o Tremor, yaitu anggota badan terutama tangan dan kaki gemetaran.
o Sukar berkonsentrasi, gugup, acuh tak acuh pada orang sekelilingnya.
o Psikosis (gangguan kejiwaan), delirium ( bicara ngaco), depresi atauaxaltatio

28
( gelisah, paralisys)
o Sesak, merupakan gejala tergangggunya saraf pernapasan.
d. Reaksi pada kulit:
o Pada kulit yang tidak tertutup seperti wajah, lengan, kaki, menjadi peka terhadap
cahaya matahari, menimbulkan gelembung-gelembung yang mudah pecah serta
mudah menimbulkaninfeksi sekunder menjadi borok atau eksim. Gelembung-
gelembung tersebut dinamakan errythema.
e. Gejala perubahan pada kondisi tubuh biasanya terjadi 4 hari setelah peristiwa
keracunan, antara lain:
o Berat badan menjdi turun yang diikuti gejala kurang darah (anemia,cyanosis)
o Badan terasa lemah, pusing, dan lain lain.
f. Pengeluaran air kencing terus menerus dapat menimbulan gangguan terhadap
fungsi ginjal.
g. Gejala keracunan uap hg dalam kadar yang cukup banyak, menimbulkan rasa bau
logam yang agak manis pada mulut.

Pengobatan Keracunan senyawaan Hg ( mercury)


1. Berikan putih telur, susu magnesia, universal antidota untuk melemahkan air raksa
dalam lambung, kemudian usahakan penderita muntah.
2. Bilas lambung 5% sol. Sodium formaldehyde sulfoxalate atau 2 %-5% larutan
sodium carbonate.
3. Dianjurkan sampai 1 ons sod. Magnesium Sulfat dalam perbandingan air 6-8 ons.
4. Berikan B.A.L (dimercaprol) i.m 10 % diberika 3 jam setelah keracunan (untuk
mengikat Hg) dan untuk mencegah kerusakan ginjal.
5. Berikan pencahar (demulcent) dengan susu magnesia/starch, bismuth subcarbonat
dan diberikan pula obat obat analgetik bila diperlukan.
6. Cegah timbulnya shock (peripheral vascular collaps) dengan memperhatikan gejala-
gejala keseimbangan organis (dehydration dan elektrolis)
7. Pengobatan selanjutnya ditujukan pada kerusakan ginjal harus memperhatikan
pedoman-pedoman seperti pemberian obat-obat antibiotic dan lain-lain.

Batas Kadar tertinggi


Dalam ruang kerja yang menggunakan proses air raksa (Hg) atau senyawanya harus

29
memperhatikan besarnya konsentrasi uap air raksa (Hg), agar tidak melebhi Nilai
Ambang Batas (NAB) atau TLV menurut yang lebih ditentukan, yaitu : 0.1 mg
untuk permeter kubik untuk air raksa metalik dan untuk air raksa senyawaan
organis 0.01 mg per meter kubik udara.
6. NITROGEN OKSIDA / N2O
Sifat- sifat
Merupakan suatu zat yang dapat bereaksi sehingga mudah terbakar,bersifat
mempercepat pembakaran

Daya kerja
-terhirup
: Dalam konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan sesak napas dan dapat
mengakibatkan kehilangan kesadaran
-kontak kulit dan mata
: Dapat mengakibatkan luka bakar

Pertolongan pertama
:pindahkan korban ke udara segar, bila susah bernapas beri bantuan oksigen bila
tidak bernapas segera beri napas buatan, dan segera berobat
Bila kulit dan mata teriritasi cuci dibawah air mengalir selama 15 menit dan segera
berobat

Penyimpanan
: simpan dalam wadah bertutup rapat di tempat dingin berventilasi, hindarkan dari
kemungkinan berkarat, jauhkan dari sumber api dan sumber panas.

APD
: sarung tangan, kaca mata pelindung, sepatu boot,alat bantu pernapasan

7. ARSEN
Sifat-sifat
:beracun bila tertelan, merupakan racun bagi ginjal, paru-paru, sistem syaraf, dan
membran mukosa, dan bila kontak mata menyebabkan iritasi

30
Ambang batas: TWA: 0,01 dari ACGIH (NAB)

Penanganan dan penyimpanan


: simpan dalam wadah bertutup rapat ditempat sejuk berventilasi, jauhkan dari
sumber api dan panas

APD
: kacamata pelindung, sarung tangan, sepatu boot, schort jas, penghisap debu

8. PERMANGANAT KALIUM
Sifat- sifat
:dapat menyebabkan iritasi dan kebutaan pada mata, dermatitis pada kulit dan
kerusakan pada paru-paru

Penanganan dan penyimpanan


:simpan dalam wadah bertutup rapat dan ditempat sejuk berventilasi, jauhkan dari
kontak kulit dan mata, jauhkan dari sumber api dan panas

APD
:jas Lab, kaca mata pelindung, alat bantu pernapasan,sarung tangan, sepatu boot

C. BAHAN MUDAH TEBAKAR / MELEDAK

1. TABUNG GAS LPG

Merupakan gas cair yang disimpan dibawah tekanan.

Pemeliharaan peralatan LPG :


a. Untuk menghindari kebocoran, pemasangan klem harus dieratkan dengan kuat.
b. Periksa dengan teliti pada slang, klem, regulator, dan valve/klep serta tabung.
c. Setelah pemakaian, bersihkan kompor dan dapur dari tumpahan minyak dan
makanan karena penyumbatan akan membahayakan.

31
d. Untuk menghindari slang dari gigitan tikus yang dapat mrngakibatkan kebocoran,
bersihkan tumpahan makanan dengan baik, karena tumpahan makanan
mengundang tikus. Slang gas juga tidak boleh sampai tertindih.
e. Nyalakan korek api dahulu sebelum membuka saluran gas.
f. Jauhkan benda yang mudah terbakar dari gas LPG.

Pengamanan peralatan LPG, bila terjadi kebocoran :


a. Akan tercium bau gas LPG yang khas
b. Secepatnya regulator dilepaskan dari tabung gas.
c. Jangan menyalakan listrik dan api, buka pintu dan jendela ruangan.

Bila terjadi kebakaran :


a. Jangan panic, lepaskan regulator dari tabung gas dan bawalah gas keluar
secepatnya.
b. Padamkan api dengan alat pemadam api yang telah disediakan.

2. TABUNG GAS OKSIGEN

Merupakan gas yang disimpan di bawah tekanan tinggi yang dipakai dalam bidang
kedokteran atau dalam bentuk cairan dingin yang digunakan dalam bidang industry.
Identifikasi :
o simbol kimia : O2
o Nomor UN : UN 1072 (bentuk gas terkompresi), UN 1073 (bentuk cairan dingin)
o Kegunaan : Oksigen digunakan dalam pembuatan baja, kaca, asetilen, etilen oksida,
methanol dan gas sintetis. Oksigen dapat juga digunakan dalam bidang kedokteran
medis dan industry pengelasan, pemotongan, pengerasan, pembersihan nyala api
dan pemanasan.
Sifat fisik dan kimia :
o
Bentuk : tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa
o
Titik lebur : -218,780C
o
Titik didih : -182,960C
o
Berat jenis : 1,105 (21,10C, 1 atm )

32
o
Kelarutan dalam air : 0,0491 vol/vol
o
Massa jenis : 1,326 kg/m3
o
Bersifat : tidak mudah terbakar, mudah meledak dan terbakar jika terjadi kontak
dengan bahan yang mudah terbakar, oksidator kuat.

Resiko Paparan :
Bersifat oksidator, bila terjadi kontak dengan bahan yang mudah terbakar dapat
menimbulkan kebakaran. Kontak antara cairan oksigen yang dingin dengan kulit
dapat menimbulkan luka seperti terbakar (combustio)

Syarat penyimpanan :
1. Disimpan dalam keadaan tegak dan terikat
2. Ruangan dingin dan tidak terkena sinar matahari langsung
3. Jauhkan dari api dan panas
4. Jauhkan dari bahan korosif yang dapat merusak kran dan katup gas
5. Pisahkan gas yang mudah terbakar dari gas oksigen
Tabung gas bertekanan harus diikat/ditambat pada dinding dengan kokoh supaya
tidak mudah terlepas. Jangan letakan tabunggas dengan radiator, sumber api,
peralatan listrik yang mengluarkan percikan bunga api. Katup tekanan tinggi utama
harus dimatikan jika tabung gas tidak digunakan atau tidak ada orang dalam
ruangan tersebut. Tabung gas harus diangkat dengan trolley pada saat dibawa,
setiap tabung gas ditandai dengan etiket sendiri.

Pertolongan Pertama :
Pada kontak antara kulit dengan cairan gsa oksigen yang dingin, letakkan luka
0
frostbite yang berbentuk seperti luka bakar tersebut ke dalam air hangat (42 C).
bila tidak ada air hangat.tersebut dibungkus dengan kain selimut.

Alat Pelindung Diri :


Bila menangani oksigen yang berbentuk cairan dingin, pakailah sarung tangan
tebal yang terbuat dari karet. Pakailah sepatu kerja yang sesuai.

33
3. WASH BENSIN (PETROLEUM SPIRIT)

Gambaran umum
a. Nama lain : per ether, ligroin, petroleum spirits, petroleum naphta, petroleum
spirit X-Y C dimana X-Y menunjukan tentang titik leleh dari bahan.
b. Formula molekul bervariasi
c. CAS No : 8032-32-4
d. EC No : 265-151-9

Data Fisik
a. Bentuk : cairan tidak berwarna dengan bau hidrokarbon.
b. Titik didih : 40-60 o C sampai 80 100o C tergantung formulasi
c. Berat jenis : khusus Ca.0,64
d. Nilai titik api : khusus Ca.-46oC sampai dengan -21oC
e. Batas ledak : khusus Ca.1,1%-5,9%

Kestabilan
a. Stabil
b. Sangat mudah terbakar
c. Hindari dari bahan bahan beroksidasi kuat, semua sumber dapat terbakar
d. Sebagai konsekuensi dari rendahnya titik api, campuran bahan ini dengan udara
dapat terbakar bila kontak dengan permukaan panas.

Toksisitas
a. Sangat berbahaya bila terhirup, terhisap, atau kontak dengan kulit
b. Terhirup dapat menyebabkan sakit kepala, mual, muntah
c. Paparan yang terlalu lama dengan cairan dapat menyebabkan dermatitis khususnya
TLV 1350 mg/m3 (300 ppm)

Perlindungan diri
Tersedianya ventilasi yang efisien

34
4. SPIRITUS / METHYLATED SPIRIT (80-90% ETHANOL)

Data fisik
a. Titik didih : 77 o C
b. Titik lebur : -80 o C
c. Flash point : 12 o C
d. Auto ignition temperature : 42,5 oC
e. Masa jenis (air=1) : 0,8 o C
f. Masa jenis (udara=1) : 1,5 o C
g. Kepadatan relative pada suhu 20 o C dari campuran gas dan udara (udara = 1 ) Ca.
1,03

Karakteristik Penting
a. Cairan biru terang dengan bau yang khas
b. Gas bercampur dengan udara secara mudah, membentuk campuran yang bersifat
ledakan
c. Jangan menggunakan tekanan udara bila mengisi, mengosongkan atau saat proses.
d. Reaksi keras terjadi dengan bahan bahan oksidan yang keras
e. Dapat masuk kedalam tubuh melalui saluran pernapasan atau saluran pencernaan.
f. Konsentrasi udara yang tidak baik membentuk evaporasi dengan mudah atau pelan
pelan pada suhu 20 o C tetapi kebanyakan dengan cepat dalam bentuk aerosol.
g. Mengakibatkan iritasi da mata dan saluran pernapasan, cairan masuk ke kulit,
merusak system saraf dan jika tertelan dapat menyebabkan kerusakan pada
penglihatan.
h. Gejala gejala :
- Terhadap api : mudah terbakar
- Ledakan : bentuk ledakan merupakan campuran udara air
- Bila terhirup : berakibat sakit kepala, pusing, mengantuk
- Bila terkena kulit : kulit akan kemerah merahan
- Bila terkena mata : mata menjadi merah dan terasa perih
- Bila terhisap : berakibat sakit kepala, pusing dan mengantuk
Pencegahan
a. Jauhkan dari api dan percikannya dan tersedianya rambu dilarang merokok

35
b. Pasang tanda tanda mudah terbakar pada alat yang menggunaan bahan tersebut
c. Ventilasi yang baik
d. Menggunakan sarung tangan.

Pertolongan Pertama
a. Memadamkan api dengan menggunaan serbuk, busa resisten alkohol, sejumlah
besar air karbondioksida (halons).
b. Dalam kasus kebakaran dinginkan tangki atau drum dengan menyemprotkan air
c. Bila terhirup : berikan udara segar, istirahat dan dapatkan pertolongan dokter.
d. Bila terena kulit : ganti baju yang terkontaminasi, bilas kulit dengan air.
e. Bila terkena mata : bilas dengan air, segera ke dokter
f. Bila tertumpah : ambil sisa sisa tumpahan dalam tempat tertutup, bilas dengan
menggunaan air.

Penyimpanan
Simpan di tempat tahan api dan pisahkan dari bahan oksidator

5. ACETON

Sifat sifat
Bersifat iritasi (menimbulkan rangsangan pada kulit), narcose menghilangkan
lemak kulit dan iritasi yang mendorong terjadinya infeksi.

Pengaruh racun acetone


a. Iritasi terhadap selaput lendir
b. Sakit kepala, mabuk, kelelahan yang mendorong tidur
c. Dalam kasus keracunan berat, menimbulkan rasa mual, muntah dan dalam
keracunan sedang, menimbulkan kerusakan hati dan ginjal.

Pengobatan dan pertolongan


a. Melalui inhalasi
Pindahkan korban ke area berudara segar/bersih. Pada keracunan ringan korban
akan cepat sembuh. Bila korban tida sadarkan diri, harus istirahat penuh. Perbaiki

36
jalan napas pada pasien koma dengan pepberian oksigen.
b. Melalui alat pencernaan / tertelan
Lakukan pembilasan lambung / gastric lavage. Hindarkan pemberian minyak /
lemak.

6. H2o2

Golongan : Bahan kimia oksidator / oksidator anorganik


Bahaya : Oksidator dapat membakar bahan lain, penyebab timbulnya api atau
penyebab kesulitan dalam pemadaman api.
Keamanan : Hindari panas serta bahan mudah terbakar dan reduktor
Penyimpanan :
- Suhu ruangan dingin dan berventilasi
- Jauhkan dari sumber api dan panas termasuk loncatan api listrik dan bara rokok
- Jauhkan dari bahan bahan cairan mudah terbakar / reduktor

Pertolongan pertama :
1. Segera melepas pakaian yang terkena
2. Bagian yang terkena segera dicuci dengan air sebanyak mungkin lalu dibawa ke
dokter.

7. TERPENTIN

Sifat sifat
Terpentin merupakan bahan bersifat iritasi / perangsang dan cepat diabsorbsi
melalui kulit, alat pernapasan dan usus.

Pengaruh racun
- Melalui kulit dengan jalan bersentuhan / kontak, mengakibatkan timbulnya eksim
basah disertai gatal gatal, kulit berwarna kemerahan dan kadang kadang
bergelembung setelah mengalami kontak dalam waktu yang lama.
- Melalui inhalasi / pernapasan hilangnya selera makan, pusing pusing, gastritis /

37
gangguan lambung, sakit kepala, kelelahan, dan kekacauan mental, korban gelisah,
cemas, suara desing di telinga, bronchitis dalam eksposi yang berat menimbulkan
sakit mata. Kejang kelopak mata, dan busung kelopak metal, korban tidak sadarkan
dan bila berlangsung lama mengakibatkan komplikasi paru paru.
- Melalui alat pencernaan, gastritis yang berat, mual, muntah, dan diare rangsangan
terhadap kejiwaan, sakit daerah kandung kemih, kencing mengandung protein dan
darah, korban tidak sadarkan diri.

- Pengobatan dan petolongan


Segera lakukan pembilasan lambung dengan air, air yang mengandung larutan
garam 30 gram untuk 250 cc (sodium sulfat), untuk meringankan, berikan susu dan
putih telur untuk memperbaiki iritasi dinding usus.

8. BENSIN

Sifat- sifat
:merupakan bahan yang sangat mudah terbakar, sangat reaktif dengan zat
pengoksidasi dan asam, bereaksi dengan gas yodium neptafluoride, kontak dengan
asam sulfat dan permanganat akan meledak.

Bahaya:
-Kontak kulit dapat menyebabkan iritasi
- kontak mata dapat mengakibatkan kemerahan, gatal dan berair
-terhirup: sangat berbahaya jika tehirup dapat mengakibatkan iritasi saluran
pernapasan dan selaput lendir. Kelemahan otot, mengantuk, mual, mempengaruhi sistem
saraf pusat dan perifer (kejang, tremor,iritabilitas,depresi,pusing,lemas,
pucat,flushing), sesak napas,nadi cepat.
- bila tertelan berbahaya
-mempunyai efek mutagenik dan karsinogenik, paparan berkepanjangan dapat
mengakibatkan kerusakan organ:darah, sumsum tulang, sistem saraf pusat, liver, sistem
urin dan sistem reproduksi.

Penyimpanan

38
:Simpan di area terpisah dengan bahan lainnya,tempatkan di tempat yang sejuk
berventilasi tutup rapat jauhkan dari sumber api dan sumber panas

Bila terjadi tumpahan:


Taburi dengan pasir kering atau tanah kering dan bersihkan ,jangan menyentuh bahan
yang tumpah secara langsung, hindari kontak dengan mata dan kulit, jangan
menghirup gas, uap, asap atau semprotan
.
9. Formalin

Sifat sifat
: berbentuk cair, berbau kuat dan pedas, tidak berwarna dan tdak berasa

Bahaya
bila tertelan sangat berbahaya, dapat menyebabkan iritasi, dan korosif bila kontak mata
dan terhirup. Merupakan racun bagi ginjal, hati, kulit, sistem saraf usat dan kerusakan
organ. Merupakan bahan mudah terbakar dan mudah meledak, mudah bereaksi dengan
Peroksida, N2O, dan asam Permformic

Penanganan dan penyimpanan:


Simpan di ruangan berventilasi, jauhkan dari panas dan sumber api
Tutup rapat dan disegel sampai siap digunakan

Bila terjadi tumpahan :


Jauhkan dari panas dan sumber api, Netralisir dengan larutan Natrium Karbonat, Serap
dengan pasir, Gunakan semprotan air untuk mengurangi uap, jangan menghirup uap,
asap dan semprotan, jangan menyentuh tumpahan secara langsung tanpa menggunakan
APD, lap dengan kain basah atau kain yang mudah menyerap.

39
PENANGGULANGAN KONTAMINASI BAHAN BERBAHAYA DAN
BERACUN

Cara mencegah tertelan,terserap kulit serta mata oleh bahan infeksi


a. Cuci tangan sesering mungkin dengan sabun / desinfektan. Jangan menyentuh
mulut dan mata selama bekerja.

40
b. Jangan makan, minum, mengunyah permen atau menyimpan
makanan/minumandalam tempat kerja yang infeksius seperti ruang slobzink atau
laboratorium.
c. Gunakan alat pelindung mata / muka jika terdapat risiko percikan bahan infeksi saat
bekerja.

Cara mencegah tertusuk bahan infeksi


a. Jarum suntik dan alat medis lain dapat menyebabkan luka tusuk. Supaya tidak
tertusuk, hendaknya bekerja secara hati-hati.
b. Sedapat mungkin tidak menutup jarum suntik tetapi langsung membuangnya
ketempat sampah medis yang disediakan. Bilamana tidak memungkinkan, menutup
jarum suntik seyogianya menggunakan satu tangan saja untuk menghindari tertusuk
jarum.

SYARAT PENYIMPANAN B3
BAHAN BERACUN
Merupakan bahan kimia yang dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan manusia
atau menyebabkan kematian apabila terserap ke dalam tubuh karena tertelan, terhirup
atau terkena kulit.
Syarat penyimpanan :
a. Ruangan dingin dan berventilasi
b. Jauhkan dari bahaya kebakaran

41
c. Di tempat penyimpanan disediakan alat pelindung diri
Contoh : sianida, arsenide, fosfor

BAHAN KOROSIF
Merupakan bahan yang Karena reaksi kimia dapat mengakibatkan kerusakan apabila
kontak dengan jaringan tubuh atau bahan lain.
Syarat penyimpanan :
a. Ruangan dingin dan berventilasi
b. Wadahnya tertutup dan berlabel
c. Jauhkan dari bahan beracun
Contoh : asam, anhidrida asam dan alkali

BAHAN MUDAH TERBAKAR


Merupakan bahan yang mudah bereaksi dengan oksigen dan menimbulkan kebakaran.
Reaksi kebakaran juga mudah menimbulkan ledakan.
Syarat penyimpanan :
a. Ruangan dingin dan berventilasi
b. Jauhkan dari sumber api atau panas termasuk loncatan api listrik dan bara rokok
c. Ditempat penyimpanan tersedia alat pemadam kebakaran.
Contoh : benzene, aseton, eter, heksana

BAHAN MUDAH MELEDAK


Merupakan bahan kimia yang menimbulkan ledakan dan dapat menyebabkan
kebakaran apabila bereaksi dengan zat lain.
Syarat penyimpanan :
a. Ruangan dingin dan berventilasi
b. Jauhkan dari panas dan api
c. Jauhkan dari bahan ang mudah terbakar
d. Hindarkan dari gesekan atau tumbukan mekanis
Contoh : ammonium nitrat, asam perklorat

42
GAS BERTEKANAN DAN GAS DALAM BENTUK CAIR
Merupakan gas yang disimpan di bawah tekanan, baik gas yang di tekan maupun gas
cair atau gas yang dilarutkan dalam pelarut di bawah tekanan.
Syarat penyimpanan :
a. Disimpan dalam keadaan tegak dan terikat
b. Ruangannya dingin dan tidak terkena sinar matahari langsung
c. Jauhkan dari api dan panas
d. Jauhkan dari bahan korosif yang dapat merusak kran dan katup gas
e. Pisahkan gas mudah terbakar dari gas yang bersifat oksidator.
Contoh : gas LPG, gas oksigen
Pada tabung yang berisi gas mudah terbakar diberi label gas mudah terbakar. Hindari
penempatan lebih dari satu tabung gas mudah terbakar dalam satu ruang dan saat yang
sama. Tabung gas cadangan harus disimpan dalam ruang lain yang berjarak cukup
jauh. Tabung gas bertekanan harus diikat/ditambat pada dinding dengan kokoh supaya
tidak mudah terlepas. Jangan letakkan tabung gas bertekanan dan gas dalam bentuk
cair dekat radiator, sumber api, peralatan listrik yang mengeluarkan percikan bunga api
atau di bawah sinar matahari. Katup tekanan tinggi utama harus dimatikan jika tabung
gas tidak digunakan atau jika tidak ada orang dalam ruangan tersebut. Tabung gas
bertekanan harus diangkat dengan trolley dan dilengkapi dengan penutupnya pada saat
dibawa. Setiap tabung gas ditandai dengan warna sendiri. Reservoar dan instalasi
untuk masing masing gas harus memiliki warna yang sama.

PENANGGULANGAN TUMPAHAN BAHAN KIMIA

Pencegahan
a. Lengkapi data dan informasi tentang bahan beracun dan berbahaya (MSDS)
b. Informasikan cara penanganan bila terjadi tumpahan bahan kimia.
c. Sediakan paket untuk penanggulangan tumpahan B3 (Spill Kit) terdiri dari:
Alat pelindung diri : masker, kaca mata pelindung (google), apron, handschoend
disposible, sarung tangan karet, sepatu boot karet
Peralatan: sikat bulu, serok sampah kecil, kain lap
Bahan: Vim (abu gosok), sabun colek kresek warna merah, kantong plastik clip

43
.

PETUNJUK PENANGGULANGAN TUMPAHAN BAHAN BERBAHAYA DAN


BERACUN

Segera setelah terjadi tumpahanB3:

1. Karyawan atau petugas kebersihan ruangan mengenakan alat pelindung diri yaitu:
a. handscoen (disposible) dan langsung dirangkap dengan sarung tangan karet
b. skot/apron
c. masker
d. kacamata google
e. sepatu boot karet
2. Siapkan peralatan disekitar tumpahan yang terdiri dari: abu gosok, kain pel, sapu
dan pengki
3. Siapkan alat pemadam api ringan (APAR) apabila tumpahan menimbulkan
kebakaran
4. Buka ventilasi atau nyalakan exhause fan.
5. Pasang warning sign disekitar tumpahan dan beri batas pada tumpahan dengan
menggunakan kain / lap pel agar tumpahan tidak melebar
6. Penanganan tumpahan
a. Taburkan secara merata abu gosok / absorben dari arah luar tumpahan ke arah
dalam dan biarkan meresap
b. Bereskan dengan menggunakan sapu dan pengki
7. Masukkan ke dalam kantong plastik merah
8. Bersihkan area tumpahan dengan kain pel /lap
9. Cuci peralatan yang telah dipakai
10. Lepas sarung tangan bagian luar yaitu sarung tangan karet dan dengan masih
memakai handschoen disposible (bagian dalam) bereskan alat pelindung diri yang
telah dipakai
11. Masukkan skot plastik kedalam plastik merah dan ikat serta beri label atau
keterangan sesuai dengan sifat cairan tumpahan
12. Antarkan plastik merah yang berisi tumpahan B3 ke tempat pembuangan sampah
(TPS) pusat di bagian limbah

44
13. Apabila tumpahan tidak tertangani, segera laporkan kejadian ke Seksi Kebersihan
dan limbah
14. Laporkan segera 1x 24 jam kejadian tumpahan dengan mengisi Formulir Tumpahan
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dengan lengkap ke petugas MFK bagian B3
15. Segera lengkapi kembali alat dan bahan spill kit (disposible) yang telah digunakan
dengan menghubungi gudang umum dan gudang alkes agar sewaktu-waktu siap
untuk digunakan
Bila tumpahan tersebut adalah air raksa (Hg) maka langkah yang dilakukan adalah:
pakai APD, siapkan botol yang telah diisi air,kemudian serap Hg dengan menggunakan
spuit atau diserok dengan menggunakan kertas, tumpahkan Hg tersebut pada botol yang
berisi air dan tutup botolnya, beri keterangan pada botol isi tumpahan,pipet atau spuit
yang telah dipakai dan bawa ke tempat pembuangan sampah infeksius.

PENANGGULANGAN BILA TERJADI PAPARAN BAHAN B3

BERBAHAYA DAN BERACUN

1. Tertelan : Segera berobat ke UGD


2. Kontak mata : Cuci dengan air kurang lebih 15 menit
3. Kontak kulit : bilas dengan air,bila terpapar dalam jumlah banyak sebaiknya mandi dan
4. Terhirup : Rebahkan pasien, jaga pasien tetap hangat,bila susah bernapas beri
Bantuan pernapasan diusahakan jangan mouth to mouth memakai Oksig en
Saja untuk mencegah penularan

IRITAN/IRITASI
1. Tertelan :Segera berobat, longgarkan pakaian yang ketat seperti dasi dan ikat
pinggang jangan memaksakan muntah kecuali diarahkan oleh tenaga
medis dan berobat
2. Kontak mata : Cuci dengan air kurang lebih 15 menit
3. Kontak kulit : Cuci dengan sabun dan bilas di bawah air mengalir kurang lebih
20-30 Menit , cuci alas kaki dan baju yang terpapar
4. Terhirup : Pindahkan ke udara segar, jika susah bernapas beri bantuan oksigen

KOROSIF

1. Tertelan : Bila yang tertelan banyak segera berobat


jangan memancing muntah kecuali diarahkan petugas medis
bila korban tidak sadar jangan diberi apapun melalui mulut

45
2. Kontak mata : Bilas dibawah air mengalir dengan mata terbuka kurang lebih 20-30
Menit, segera berobat
3. Kontak kulit : Cuci dengan sabun dan basuh dibawah air mengalir kurang lebih
20-30 menit, tanggalkan baju yang terpapar,cuci baju dan alas kaki
yang terpapar sebelum dipakai kembali
4. Terhirup : Pindahkan ke udara segar, jika susah bernapas beri bantuan oksigen

MUDAH TERBAKAR

1. Tertelan : Jangan memancing muntah kecuali diarahkan petugas medis


Bila korban tidak sadar jangan diberi apapun melalui mulut
Longgarkan baju yang ketat,seperti dasi,ikat pinggang,dll
2. Kontak mata : Bilas dibawah air mengalir 15 menit dengan mata terbuka, beri obat
Tetes mata
3. Kontak kulit : Cuci dengan sabun dan bilas dengan air
4. Terhirup : Jangan menghirup gas/uap/asap/semprotan, bawa ke udara segar
Bila terpapar, bila merasa tidak sehat segera berobat

MUDAH MELEDAK
:Bila terjadi kebocoran, biarkan menguap, jangan menghirup dan hindari kontak dengan
mata dan jauhkan dari panas atau sumber api dan sumber penyulut, gunakan semprotan
air untuk mengurap uap, bila merasa tidak sehat setelah terpapar segera ke dokter.

PENGAMANAN PADA KEADAAN DARURAT

1. Jenis kecelakaan yang dapat terjadi :


a. Kebakaran
b. Sengatan listrik
c. Ledakan
d. Tumpahan

2. Kebakaran dapat terjadi karena :

46
a. Beban listrik terlalu besar
b. Pemeliharaan jaringan dan alat listrik yang kurang baik
c. Tabung gas yang tidak diamankan sempurna
d. Peralatan api yang ditinggalkan dalam keadaan menyala
e. Api yang terbuka
f. Tabung gas dan pipa yang rusak
g. Pemakaian korek api yang tidak pada tempatnya
h. Kurang hati hati menangani bahan yang mudah terbakar
i. Bahan kimia yang mudah terbakar dan eksplosit disimpan dalam tempat yang
tidak aman

3. Sengatan listrik dapat terjadi karena :


a. Permukaan basah dekat alat listrik
b. Kabel listrik yang terlalu panjang
c. Isolasi kabel yang rusak
d. Beban sirkuit yang terlalu berat pada satu stop kontak listrik akibat penggunaan
adaptor
e. Alat listrik yang dapat menimbulkan bunga api terletak dekat dengan uap atau
bahan mudah terbakar.
f. Alat listrik ditinggalkan dalam keadaan menyala.
g. Penggunaan zat pemadam api yang salah ( air atau busa dan bukan CO2 atau
BCF terhadap api listrik )

4. Ledakan dapat terjadi karena :


a. Tercampurnya bahan kimia yang seharusnya tidak dicampur
b. Adanya kisaran udara kuat didalam ruangan

5. Prosedur Darurat Umum untuk membatasi kerusakan akibat kecelakaan :


a. Memberikan pertolongan pertama pada orang yang terkena. Orang tersebut
dipindahkan ke tempat lain kecuali bila pemindahan dapat menyebabkan
keadaan yang lebih buruk.
b. Pemutusan aliran listrik bila diperlukan

47
c. Memberi peringatan pada orang yang berada di sekitar lokasi kejadian
d. Pada kasus kebakaran yang diperkirakan tidak dapat diatasi dengan pemadam
kebakaran yang ada di dalam laboratorium, hubungi segera pemadam kebakaran
kota/wilayah.
e. Jika terdapat biakan yang tumpah, maka tumpahan dan wadahnya segera ditutupi
dengan kain yang dibasahi cairan desinfektan dan diamankan sebagaimana
mestinya sesuai dengan pedoman keamanan. Jika wadah tersebut dari logam,
desinfektan yang bersifat korosif jangan digunakan.
f. Pada ancaman bahaya besar karena aerosol, daerah yang terkena harus segera
dikosongkan.
g. Pada bahaya tumpahan radioaktif, harus diingat bahwa prinsip penanganannya
sama seperti terhadap bahan infektif dengan beberapa tambahan terhadap bahan
radioaktif. Perlu diingat bahwa hipoklorit dapat menyebabkan zat yodium
radioaktif mudah menyebar.

6. Hal yang harus ada untuk menghadapi keadaan darurat :


a. Sistem tanda bahaya
b. Sistem evakuasi
c. Perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
d. Alat komunikasi darurat
e. System informasi darurat
f. Pelatihan khusus berkala tentang penanganan keadaan darurat
g. Alat pemadam kebakaran dan sumber air terletak pada lokasi yang mudah
dicapai.
h. Nomor telp darurat : pemadam kebakaran / polisi

7. Sanitasi lingkungan
a. Semua ruangan harus bersih. Kering dan higienis
b. Disediakan tempat sampah yang sebelah dalamnya dilapisi dengan kantong
plastik berwarna yang sesuai. Warna kuning untuk sampah medis dan infksius.
Warna hitam untuk sampah umum.
c. Tata ruang setiap bagian/Ruangan/seksi harus baik sehingga tidak dapat
dimasuki/menjadi sarang serangga atau binatang pengerat

48
d. Disediakan tempat cuci tangan yang dibersihkan secara teratur
e. Disediakan ruang khusus untuk makan dan minum bagi petugas disetiap
ruangan.

Alur pelaporan bila terjadi paparan,tumpahan B3 dan kecelakaan kerja

karyawan terpapar B3 kepala bagian dan tim pendukung K3

POLI / UGD K3 Penyelidikan

Evaluasi

TindakLanjut
SCREENING

RawatInap/Pulang

Ruangan

TINDAK LANJUT TIM K3 BILA TERJADI KONTAMINASI BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

1. Tim K3 melakukan penyelidikan terhadap proses kejadian tersebut


2. Tim K3 menyusun laporan hasil penyelidikan kejadian dan membuat evaluasi serta
usulan tindak lanjutnya
3. Laporan penyelidikan, evaluasi dan usulan tindak lanjutnya disampaikan kepada Direksi
dan kepala Bagian yang terkait dalam kejadian

Tim K3 membuat dokumentasi hasil penyelidikan kejadian, evaluasi dan tindak lanjutnya

49
UNIT MANAJEMEN RISIKO rumah sakit cahya kawaluyan
SUB UNIT MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

FORMULIR TUMPAHAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)

Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Bagian :
Tgl/jam kecelakaan:
Tempat kejadian tumpahan:
Berakibat kecelakaan kerja : ya / tidak (lingkari jawaban)jika ya isi format laporan kecelakaan
kerja
Uraian kejadian:

Tindakan yang diambil:

Analisa:

50
Kesimpulan:

Bandung,.20
pelapor

( )

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


PELABELAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

51
rumah sakit cahya
kawaluyan No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Cikutra No. 7 Telp.
7208172 059.II.MFK/RSY/IX/2012 - 1/1
BANDUNG

Tanggal Terbit Ditetapkan,


Direktur RS. Santo Yusup
PROSEDUR TETAP

September 2012 dr. Odilia Bajang, Sp.PK

Pemberian label bahan berbahaya dan beracun pada wadah atau


PENGERTIAN
almari penyimpanan bahan-bahan berbahaya dan beracun

Memberi peringatan kepada pengguna untuk lebih berhati-hati


TUJUAN dalam menggunakan bahan berbahaya dan beracun untuk mencegah
terjadinya paparan, kebocoran dan kontaminasi
1. Berdasarkan SK rumah sakit cahya kawaluyan nomor 190/
SKP-RSY/1.1/III/2013 tentang buku pedoman Manajemen
Fasiltas dan keselamatan rumah sakit cahya kawaluyan
KEBIJAKAN
2. Berdasarkan SK rumah sakit cahya kawaluyan nomor
191/SKP-RSY/1.1/III/2013 tentang Kebijakan Unit
Manajemen Resiko rumah sakit cahya kawaluyan
1. Membuat daftar nama-nama bahan berbahaya dan beracun di
setiap ruangan
2. mendata tempat-tempat penyimpanan bahan berbahaya dan
beracun di area Rumah Sakit
3. Mencari MSDS bahan beracun dan berbahaya dari distributor
penyuplai bahan
4. Memilah-milah bahan B3 dan penyimpananya di ruangan
5. Memberi label bahan B3 disesuaikan dengan
PROSEDUR pengelompokannya (beracun, korosif,mudah terbakar,atau
termasuk jenis lainya)
6. Pemberian label dialmari tempat penyimpanan B3 dan pada
wadahnya langsung
7. Pemberian label harus pada posisi yang jelas terlihat
8. Identifikasi lokasi tempat penyimpanan B3 harus dilakukan
secara berkala untuk menghindari label pada wadah dan almari
tempat penyimpanan B3 hilang dan tetap ada MSDSnya

1. Anggota MFK
UNIT TERKAIT 2. Ruangan
3. Humas

52
53
PENANGGULANGAN TUMPAHAN BAHAN BERBAHAYA
DAN BERACUN (B3)

54
rumah sakit cahya kawaluyan
Jl. Cikutra No. 7 Telp. 7208172 No. Dokumen No. Revisi Halaman
BANDUNG - 1/2

Standar Prosedur Operasional Tanggal Terbit Ditetapkan, ........................


(SPO) Direktur

dr Odilia Bajang, Sp PK. M.MRS

PENGERTIAN Langkah-langkah yang harus dilakukan bila terjadi tumpahan B3

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pengendalian


tumpahan

KEBIJAKAN
3. Berdasarkan SK rumah sakit cahya kawaluyan nomor 190/
SKP-RSY/1.1/III/2013 tentang buku pedoman Manajemen
Fasiltas dan keselamatan rumah sakit cahya kawaluyan
4. Berdasarkan SK rumah sakit cahya kawaluyan nomor
191/SKP-RSY/1.1/III/2013 tentang Kebijakan Unit
Manajemen Resiiko rumah sakit cahya kawaluyan

PROSEDUR
Segera setelah terjadi tumpahanB3:
1. Buka ventilasi atau nyalakan exhause fan.
2. Karyawan atau petugas kebersihan ruangan mengenakan alat
pelindung diri yaitu:
a. handscoen (disposible) dan langsung dirangkap dengan
sarung tangan karet
b. skot/apron
c. masker
d. kacamata google
e. sepatu boot karet
3. Siapkan peralatan disekitar tumpahan yang terdiri dari:
abu gosok / karbon aktif (chemizorb), kain pel, sapu dan
pengki
4. Siapkan alat pemadam api ringan (APAR) apabila tumpahan
menimbulkan kebakaran

PENANGGULANGAN TUMPAHAN BAHAN


BERBAHAYA DAN BERACUN
PROSEDUR TETAP

55
No. Dokumen No. Revisi Halaman
- 2/2

PROSEDUR
5. Pasang warning sign disekitar tumpahan dan beri batas pada
tumpahan dengan menggunakan kain/ kain pel agar
tumpahan tidak melebar
6. Penanganan tumpahan :
b. Taburkan secara merata abu gosok / absorben dari arah
luar tumpahan ke arah dalam dan biarkan meresap
c. Bereskan dengan menggunakan sapu dan pengki
7. Masukkan ke dalam kantong plastik merah
8. Bersihkan area tumpahan dengan kain pel /lap
9. Cuci peralatan yang telah dipakai
10. Lepas sarung tangan bagian luar yaitu sarung tangan karet
dan dengan masih memakai handschoen disposible (bagian
dalam) bereskan alat pelindung diri yang telah dipakai
11. Masukkan skot plastik kedalam plastik merah dan ikat serta
beri label atau keterangan sesuai dengan sifat cairan
tumpahan
12. Antarkan plastik merah yang berisi tumpahan B3 ke tempat
pembuangan sampah (TPS) pusat di bagian limbah
13. Apabila tumpahan tidak tertangani, segera laporkan kejadian
ke Seksi Kebersihan dan limbah
14. Laporkan kejadian dengan mengisi Formulir Tumpahan
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dengan lengkap ke
petugas MFK bagian B3
15. Segera lengkapi kembali alat dan bahan spill kit (disposible)
yang telah digunakan dengan menghubungi gudang umum
dan gudang alkes agar sewaktu-waktu siap untuk digunakan

UNIT TERKAIT - karyawan yang bersangkutan


- Petugas kebersihan dan limbah
- Petugas MFK

56
57
58

Anda mungkin juga menyukai