Anda di halaman 1dari 4

Atenolol adalah sebuah b1-selektif antagonis yang tidak memiliki aktivitas

simpatomimetik intrinsik. Atenolol sangat hidrofilik dan dapat menembus otak


batas tertentu. Waktu paruhnya lebih panjang dibanding Metoprolol.

Dosis

Dosis awal atenolol untuk pengobatan hipertensi biasanya adalah 50mg


per hari, diberikan sekali sehari. Jika respon terapeutik yang diharapkan tidak
terjadi dalam beberapa minggu, dosis hariannya dapat ditingkatkan menjadi
100 mg; dosis yang lebih tinggi tidak berarti menyebabkan efek antihipertensi
yang lebih baik.

Indikasi:
Untuk menangani sakit di dada (angina) dan hipertensi (tekanan darah
tinggi). Obat ini juga digunakan untuk mengatasi atau mencegah serangan
jantung.

Farmakokinetik

Atenolol biasanya diabsorbsi secara tidak komplit (hanya sekitar 50%),


tetapi hampir seluruh yang diabsorbsi mencapai sirkulasi sistemik. Terdapat
berbagai variasi mengenai konsentrasi atenolol dalam plasma. Obat ini
diekskresikan melalui urin, dan eliminasi waktu paruhnya adalah antara 5-8
jam. Obat ini dapat terakumulasi dalam tubuh pada penderita gagal ginjal, dan
dosisnya harus dengan khusus ditakar untuk penderita yang kreatinin
klirensnya kurang dari 35 ml/menit.

Efek terhadap metabolisme

Penggunaan obat golongan B-blocker dapat menyebabkan


hipoglikemia ringan pada pasien, dan juga dapat menghambat penyembuhan
dari insulin-induced hipoglikemia. B-blocker harus digunakan secara sangat
hati-hati pada pasien dengan diabetes yang cenderung mengalami reaksi
hipoglikemia. Penggunaan b-bloker pada pasien diabetes tipe I dengan
miokard infark juga meningkatkan resiko pada pasien tertentu.

Farmakodinamik
Sudah ditemukan interaksi secara farmakokinetik dan farmakodinamik
antara obat-obat B-blocker dengan obat-obatan lain. Garam aluminium,
cholestyramine, dan colestipol dapat mengurangi absorpsi dari B-blocker.
Obat-obat seperti phenytoin, rifampin, dan phenobarbital, juga merokok,
dapat memicu enzim biotransformasi hepar dan mengurangi konsentrasi b-
blocker dalam plasma karena dimetabolis secara ekstensif. Cimetidine dan
hydralazine meningkatkan bioavailabilitas agen seperti propanolol dan
metoprolol dengan mempengaruhi sirkulasi hepar. B-adrenergik antagonis ini
dapat mengurangi klirens dari lidocaine. Interaksi obat lain dapat
berpengaruh pada farmakodinamiknya. Contohnya, B-blocker dengan Ca2+
channel blocker mempunyai efek yang saling mendukung dalam sistem
kardiak. Sinergisme antara obat B-blocker dengan agen antihipertensi lainnya
juga ditemukan, tetapi efek antihipertensi dilawan oleh indomethacin dan
obat antiinflamasi nonsteroid lainnya

Efek Samping

Efek CNS (kelelahan, depresi, pusing, kebingungan, gangguan tidur);


Efek CV (gagal jantung, hipotermia, impotensi); Efek berturut-turut
(bronchospasma pada pasien yang rentan dan obat dengan kandungan beta1
harus digunakan secara hati-hati pada pasien ini); Efek GI (N/V, diare,
konstipasi); Efek metabolik (bisa memproduksi hiper- atau hipoglikemia,
perubahan pada serum kolestrol & trigliserid.

a. Apa penyebab mild obesity?


Makanan yang biasa dikonsumsi oleh lelaki gendut selama 3 bulan terakhir
pada kasus merupakan makanan yang tinggi kalori. Kelebihan kalori akan disimpan
oleh tubuh dalam bentuk sel adipose sehingga terjadi obesitas (obes tingkat I/mild
obesity).
b. Bagaimana klasifikasi obesitas?

Klasifikasi berat badan lebih dengan obesitas berdasarkan IMT menurut WHO
KLASIFIKASI IMT(kg/m2) KATEGORI
Berat badan kurang <18,5
Kisaran normal 18,5-24,9
Berat badan lebih >25
Pre-obese 25.0 29.9 Meningkat
Obese I 30.0 34.9 Sedang
Obese II 35.0 39.9 Berbahaya
Obese III > 40.0 Sangat Berbahaya

Klasifikasi berat badan lebih dan obeitas berdasarkan IMT dan lingkar perut
menurut kriteria Asia Pasifik
Resiko ko-morbiditas
Lingkar perut
Klasifikasi IMT(kg/m2)
<90 cm (laki-laki) 90 cm (laki-laki)
<80 cm (perempuan) 80 cm (perempuan)

Berat badan 23,0


lebih 23,0-24,9 Meningkat Moderate
Beresiko 25,0-29,9 Moderate Berat
Obese I 30,0 Berat Sangat berat
Obese II

Obesitas dapat dibagi menjadi beberapa derajat berdasarkan persen kelebihan


lemak (Misnadiarly, 2007). Antara lain :
- Mild obesity, dikatakan mild obesity bila berat badan individu antara 20-30% di
atas berat badan ideal.
- Moderate obesity, apabila berat badan individu antara 30-60% di atas berat badan
ideal.
- Morbid, yaitu Penderita-penderita obesitas yang berat badannya 60% atau lebih di
atas berat badan ideal. Pada derajat ini risiko mengalami gangguan respirasi, gagal
jantung, dan kematian mendadak meningkat dengan tajam.

Apa hubungan mild obesity dengan disfungsi ereksi?


Dengan pola hidup yang suka mengonsumsi makanan dan minuman olahan, dapat
mengakibatkan terjadinya metabolik sindrom serta kadar glukosa darah yang meninggi.
Apabila hal ini dibiarkan akan menciptakan suasana glutoxicity yang akan merusak endothel
pembuluh darah. Hal ini bukan hanya sekedar peluang bagi kolesterol untuk membentuk
plaque di pembuluh darah, tetapi juga menurunkan kadar NO, vasodilator endogen yang
dihasilkan oleh endothel pembuluh darah termasuklah untuk mendilatasi pembuluh darah
penis (corpus cavernosum) yang memungkinkan ereksi terjadi. Namun pada kasus, terjadi
kegagalan dalam mekanisme tersebut, sehingga lelaki itu mengalami disfungsi ereksi.

Anda mungkin juga menyukai