17310013 AHDAN IBNURACHMAN 17310019 ALAND MAULANA 17310021 ALDA OLVIA 17310022 ALFARIZKI SAFUTRA 17310023 ALFIN MAULANA AJI NUGROHO 17310024 ALIEVA SAYYIDAHAR-RAHMAH 17310025 ALIF RIZKY HAFIZHDILLAH 17310026 ALWA AYU AZZAHRA 17310027 ALYA RAHMAWATI SUGANDA 17310028 AMALIA AULIA RAHMAH 17310029 AMALIA DWI NUGRAHENI 17310030 AMALIA DELIA FRANSISKA 17310035 ANGEL ISCHIA 17310036 ANGGI PEPBRIANTI 17310037 ANGGI OLA FATABUANA 17310038 ANGKAS MANDALA PUTRA OBESITAS Obesitas merupakan suatu penyakit multifaktorial yang terjadi akibat akumulasi jaringan lemak berlebihan, sehingga dapat mengganggu kesehatan. Obesitas terjadi bila besar dan jumlah sel lemak bertambah pada tubuh seseorang. Bila seseorangan berat badannya maka ukuran sel lemak akan bertambah besar dan jumlahnya bertambah banyak. Klasifikasi obesitas menurut WHO Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas Pada Orang Dewasa Berdasarkan IMT Menurut WHO Klasifikasi IMT (kg/m2) Berat badan kurnang <18,5 Kisaran normal 18,,5-24,9 Betar badan lebih <25 Pra-obes 25,0-29,9 Obes tingkat 1 30,0-34,9 Obes tingkat 2 35,0-39,9 Obes tingkat 3 <40 Epidemiologi obesitas Sat ini diperkirakan jumlah orang diseluruh dunia dengan IMT3 30kg/m2 melebihi 250 juta orang, yaitu sekitar 7% dari populasi orang dewasa didunia. Bila kita mempertimbangkan masing-masing negara, kisaran prevalensi obesitas meliputi hamper semua sepektrum, dari <5% di China,Jepang, dan negara nrgara Afrika tertentu sampai lebih dari 75% didaerah Purban Samoa. Angka obesitas tertinggi disunia berada di kepulauan Fasifik pada populasi Melanesia, Polinesia dan Mikronesia. Misalnya, pada tahun 1991, didaerah Urban Samoa diperkiran 75% perempuan dan 60% laki-laki diklasifikasikan sebagai obesitas. Insidensi obesitas dinegara-negara berkembang makin meningkat, sehingga saat ini banyaknya ornag dengan obesitas didunia hamper sama jumlahnya dengan merekan yang menderita karena kelaparan. Beban finansial, risiko kesehatan dan dampak pada kualitas hidup berhubungan dengan epidermis tersebut sehingga memerlukan pemahaman mendalam tentang mekanisme molecular yang mengatur berat badan untuk kemudian dapat mengindentifikasi cara- cara pengobatan baru untuk mengatasinya. Obesitas Sentral Pada obesitas yang moderat, distribusi lemak regional tampaknya dapat merupakan indicator yang cukup penting terhadap terjadinya perubahan metabolic dan kelainan kariovaskular, walaupun hunungan antara IMT dan kopikasi-kompikasi tersebut belum terlalu meyakinkan. Lemak daerah abdomen terdiri dari lemak subkutan dan itraabdominan yang daoat dinilai dengan cara CT dan MRI. Jaringan lemak intra abdominal terdiri dari lemak Viseral atau intra Veritoneal yang terutama terdiri dari lemak omental dan mesenterial serta masa lemak retroperitoneal(sepanjang perbatasn dorsal usus dan bagian permukaan ventral ginajl). Hubungan Obestas Sentral Dengan Resistensi dengan Insulin Dan Dislipidemia Resistensi insulin pada obesitas sentral diduga merupakan penyebab sindrom metabolic lipid. Insulin mempunyai peran penting karena berpengaruh baik pada penyimpanan lemak maupun sintesis lemak dalam jaringan adiposa. Resistensi insulin dapat menyebabkan terganggunya proses penyimpanan lemak maupun sintesis lemak. Hubungan sebab akibat(kausatif) antara resistensi insulin dan penyakit jantung korener dan stroke dapat diterangkan dengan adanya efek anabolic insulin. Insulin merangsang liposenesis pada jaringan arteriar dan jaringan adipose melalui peningkatan produksi acetyl-CoA, meningkakan asupan trigliserida dan glukosa. Dislipidemia yang ditandai dengan peningkatan konsentrasi trigliserda dan penurunan kolestrol HDL merupakan akibat dari pengaruh insulin terhadap cholesterol ester transfer protein (CETP) ysng memperlancar transfer cholesteryl ester (CE) dari HDL ke VLDL (trigliserida) dan mengakibatkan terjadinya katabolisme dari apoA, komponen protein HDL. Resistensi insulin dapat disebabkan oleh factor genetic dan lingkungan. Jenis kelamin mempengaruhi sensitifitas insulin dan otot rangka laki-laki lebih resisten dibandingkan perempuan. terapi bedah. Terapi bedah adalah salah satu pilihan untuk menurunkan berat badan. Terapi ini hanya diberikan kepada pasien obesitas berat secara klinis dengan BNI lebih besar dari 40 atau 35 dengan kondisi komorboid. Terapi bedah ini harus dilakukan sebagai alternative terakhir untuk pasien yang gagal dengan farmakoterapi dan menderita konflikasi obesitas yang ekstrim.