Askep Dermatitis
Askep Dermatitis
1. Dermatitis Kontak
Dermatitis kontak merupakan respon reaksi hipersnsitivitas lambat tipe IV,
kelainan inflamasi yang bersifat ekzematosa dan disebabkan oleh reaksi kulit terhadap
sejumlah bahan yang irirtan atau alergenik. Ada 4 bentuk dasar: alergik, iritan,
fototoksik, fotoalergika. Hampir setiap zat dapat menimbulkan dermatitis kontak antara
lain: poison ivy, bahan kosmetika, sabun deterjen, dan bahan industri
Manifestasi klinik
Gatal-gatal, rasa terbakar, eritema, lesi kulit (vesikel), dan edema yang diikuti
pengeluaran sekret, pembentukan krusta dan akhirnya pengeringan serta pengelupasan
kulit.
Rangkuman karakteristik dari dermatitis kontak
Pemeriksaan
Tipe Etiologi Gambaran Kinis Diagnostik Terapi
Kortikosteroid
topikaldan obat
kompres untuk
mengatasi lesi
yang berair
Antibiotik
untuk
mengatasi
infeksi dan
antihistamin
oral untuk
pruritus
Menyerupai tipe iritan Serupa dengan Tes photopatch Sama seperti
tetapi memerlukan dermatitis iritan dermatitis
kombinasi sinar alergika dan
Fototoksik matahari dan bahan iritan
kimia yang merusak
kulit
Menyeruoai dermatitis Serupa dengan Tes photopatch Sama seperti
alergika tetapi dermatitis alergika dermatitis
memerluka pajanan alergika dan
Fotoalergik cahay di samping iritan
kontak alergen untuk
menimbulkan
reaktivitas
immunologik
2. Dermatitis Atopik
Dermatitis atopik adalah peradangan kulit yang melibatkan perangsangan
berlebihan limfosit T dan sel mast. Tipe gatal kronik yang sering timbul, dalam keadaan
yang sering disebut eksema. Kata atopic berhubungan dengan tiga group gangguan
alergi yaitu asthma, alergi renitis (influensa), dan dermatitis atopik
Insiden
Kejadian dari beberapa studi menyatakan 75 sampai 80 % dari klien dermatitis
atopik mengenai perorangan atau keluarga yang mempunyai riwayat gangguan alergi.
Dermatitis atopik merupakan keadaan yang biasa mengganggu mempengaruhi 0,5 1 %
penduduk seluruh dunia
Etiologi
Penyebab utama dermatitis atopik adalah belum diketahui. Xerosis adalah biasa
lebih buruk selama periode kelembaban rendah; musim dingin daerah garis lintang utara
memperburuk gatal-gatal
Patofisiologi
Dibandingkan dengan kulit normal, kekeringan kulit pada dermatitis atopik
karena ada penurunan kapasitas pengikatan air, kehilangan air yang tinggi di
transepidermal, dan penurunan isi air. Pada bagian kehilangan air mengalami
kekeringan yang lebih lanjut dan peretakan dari kulit, menjadi lebih gatal. Gosokan dan
luka garukan dari kulit karena gatal merupakan respon dari beberapa keluhan kulit di
klinik.
Manifestasi Klinik
Dermatitis atopik dimulai sejak selama anak-anak. Dalam keadaan akut, yang
pertama tampak kemerahan, lumpur dan banyak kerak. Pada bayi lesi kulit tampak pada
wajah dan bokong. Pada anak yang lebih tua dan remaja lesi tampak lebih sering
muncul di tangan dan kaki, di belakang lutut, dan lipat siku.
Gejala terbesar adalah pruritus hebat menyebabkan berulangnya peradangan dan
pembentukan lesi, yang mrupakan keluhan utama orang mencari bantuaan
Komplikasi
Infeksi kulit oleh bakteri-bakteri yang lazim dijumpai terutama staphylococcus
aureus, jamur, atau oleh virus misalnya herpes simpleks. Pengidap penyakit ini
sebaiknya menghindari inokulasi virus hidup yang dilemahkan.
Penatalaksanaan Diet
Penatalaksanaan diet pada dermatitis atopik masih merupakan masalah yang
kontroversional. Alergi makanan yang signifikan, tidak diketahui sebagai penyebab dari
dermatitis atopik atau berapa persentase dari klien dermatitis atopik yang mempunyai
alergi terhadap makanan. Alergen yang paling umum yang sering muncul adalah telur,
susu sapi, kedelai, gandum, kacang-kacangan, dan ikan. Alergen yang telah diketahui ini
harus dihindari. Perawataan harus dilakukan untuk menghindari terjadinya malnutrisi
ketika melakukan pembatasan diet apa saja.
Pengkajian Keperawatan
Klien dengan dermatitis harus dikaji bagaimana kebiasaan hygiene sehari-hari
(misal: apakah klien mandi menggunakan sabun dan air panas?), pengobatan yang telah
diberikan, terpapar oleh alergen, terpapar lingkungan, dan riwayat kerusakan kulit.
Asuhan Keperawatan
1. Gangguan integritas kulit b.d kekeringan pada kulit
Kriteria hasil: klien akan mempertahankan kulit agar mempunyai hidrasi yang
baik dan turunnya peradangan, ditandai dengan
Mengungkapkan peningkatan kenyamanan kulit
Berkurangnya derajat pengelupasan kulit
Berkurangnnya kemerahan
Berkurangnya lecet karena garukan
Penyembuhan area kulit yang telah rusak
Intervensi:
Mandi paling tidak sekali sehari selama 15 20 menit. Segera oleskan salep
atau krim yang telah diresepkan setelah mandi. Mandi lebih sering jika tanda
dan gejala meningkat. Rasionalisasi dengan mandi air akan meresap dalam
saturasi kulit. Pengolesan krim pelembab selama 2 4 menit setelah mandi
untuk mencegah penguapan air dari kulit.
Gunakan air hangat jangan panas. Rasionalisasi air panas menyebabkan
vasodilatasi yang akan meningkatkan pruritus.
Gunakan sabun yang mengandung pelembab atau sabun untuk kulit sensitive.
Hindari mandi busa. Rasionalisasi sabun yang mengandung pelembab lebih
sedikit kandungan alkalin dan tidak membuat kulit kering, sabun kering dapat
meningkatkan keluhan.
Oleskan/berikan salep atau krim yang telah diresepkan 2 atau tiga kali per hari.
Rasionalisasi salep atau krim akan melembabkan kulit.