Direktur Utama RS Antam Medika PROSEDUR TETAP 15 Maret 2012
dr. Sudarmanto, AAK
Prosedur Invasif : Tindakan atau teknik yang mencakup
PENGERTIAN pemasukan jarum, probe, penusukan atau insisi dari kulit atau alat lain ke dalam tubuh, memasukkan suatu instrumen atau benda asing ke dalam tubuh untuk tujuan diagnosis dan/ atau terapi. Sebelum dilakukan tindakan invasive resiko tinggi, dilakukan proses sesuai dengan protokol universal yaitu proses yang menggunakan komunikasi aktif untuk menghilangkan risiko salah lokasi, salah prosedur, salah pasien. Protokol universal didokumentasikan sesaat sebelum dimulainya prosedur
Prosedur invasif resiko minimal : prosedur invasif yang
dilakukan dengan memakai anestesi lokal dan tidak menyebabkan cidera pada tubuh atau komplikasi yang membutuhkan tata laksana dilevel pelayanan yang lebih tinggi. Prosedur invasif risiko minimal harus memenuhi setidaknya satu dari kriteria berikut ini: 1. Tidak mencakup penetrasi organ dalam rongga tubuh. Dapat dilakukan dengan visualisasi langsung, palpasi, atau penuntun indirek (contoh: ultrasound, CT, Fluoroskopi, MRI). Jika menggunakan instrumentasi endoskopi, struktur yang divisualisasi harus juga dapat diakses dengan bantuan speculum atau cermin contoh seperti fiberoptik laryngoskopi atau pemeriksaan serviks dan vagina. Prosedur tidak mencakup penetrasi organ internal atau struktur internal yang berada di dalam rongga tubuh. 2. Tindakan ini sudah mendapat persetujuan dari komite medik Daftar invasif resiko minimal 1. Debridement luka laserasi di kepala 2. Over Hecting 3. Pelepasan eksternal drainase
PENGERTIAN 5. Bubbling test on TCD 6. EMG 7. Pemasangan NGT Prosedur Invasif dengan Risiko Tinggi : Prosedur invasif yang memenuhi satu dari kriteria berikut: 1. Tidak dapat diklasifikasikan sebagai risiko minimal sesuai definisi di atas. 2. Membutuhkan anestesi : sedasi, analgesia atau anestesi umum. 3. Terkait dengan risiko cedera tubuh atau komplikasi lain yang mungkin membutuhkan tatalaksana pada tingkat pelayanan yang lebih tinggi jika terjadi. 4. Mencakup : a. Penetrasi organ atau struktur internal yang berada dalam rongga tubuh b. Utilisasi instrumentasi endoskopi untuk visualisasi struktur yang tidak dapat dilihat dengan cara lain. c. Kanulasi central venous system atau sistem arterial Daftar Prosedur invasive resiko tinggi di luar kamar operasi 1. Ventricular tapping 2. Pungsi Lumbal 3. Eksploratory burrhole 4. Pemasangan ICP 5. Artery line placement 6. Endotracheal Intubation 7. Pemasangan CVC 8. Pemasangan NGT pada pasien TIK 1. Meningkatkan kewaspadaan petugas kesehatan terhadap TUJUAN keselamatan pasien yang akan dilakukan tindakan invasif risiko tinggi, sebelum, selama dan setelah tindakan dilakukan. 2. Mencegah dan menurunkan risiko terjadinya penyulit atau komplikasi pada saat sebelum dan sesudah tindakan dilakukan 3. Memastikan kebenaran identitas pasien dan lokasi/ area insisi sebelum prosedur tindakan invasif dilakukan. SOP : KESELAMATAN PROSEDUR INVASIF
Mengacu pada pedoman pelayanan kamar bedah dirumah sakit
KEBIJAKAN umum antam medika. 1. Dokumentasi Riwayat penyakit & Pemeriksaan Fisik PROSEDUR Dokter akan mendokumentasikan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik sesaat sebelum inisiasi prosedur a. Rujukan internal dan eksternal: Prosedur pelayanan bertanggung jawab memastikan bahwa seluruh dokumentasi pra-prosedur yang dibutuhkan sudah lengkap. b. Rawat Inap: Prosedur Pelayanan akan meninjau dokumentasi riwayat penyakit dan pemeriksaan saat admisi dan rekam medik sebelum prosedur dilakukan dan dokumen yang ditinjau dalam catatan prosedur invasif. c. Dokter yang memiliki kompetensi dapat melakukan prosedur pencatatan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik terbaru dalam waktu 24 jam sebelum tanggal prosedur dalam catatan prosedur 2. Pra-prosedur Proses pra-prosedur meliputi : a. Konfirmasi, nama pasien dan tanggal lahir serta gelang identitas pasien b. Surat persetujuan tindakan c. Apakah ada peralatan/ implan khusus d. Benar imaging/ pemeriksaan penujang terkait 3. Time Out ( Proses Verifikasi Terakhir) Proses Time Out dilakukan: a. Verifikasi identitas pasien b. Di lokasi dimana prosedur invasif akan dilakukan sebelum insersi jarum, probe atau alat lainnya. c. Prosedur apa yang akan dilakukan d. Seluruh tim pelaksana prosedur harus menggunakan teknik Komunikasi Aktif (secara verbal atau melalui beberapa tindakan) d. Bila proses Time Out tidak benar, atau tidak lengkap, siapapun dalam tim prosedur dapat menghentikan dimulainya prosedur.
1. Semua anggota tim memiliki tanggung jawab untuk
PROSEDUR berbicara bila mereka mempunyai informasi yang dapat mempengaruhi keselamatan dan kualitas perawatan pasien. 2. Prosedur tidak akan dilanjutkan sampai semua masalah selesai. Catatan : Dalam kondisi emergensi, prosedur invasif dengan risiko tinggi dapat dilakukan tanpa membutuhkan dokumentasi sebelumnya. Keterangan emergensi harus tertulis dalam form keselamatan prosedur invasif
Prosedur Invasif dengan menggunakan Sedasi/ Analgesi
Pengawasan intra prosedur terhadap pasien yang menjalani prosedur invasif dengan sedasi/ analgesi harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam kebijakan layanan sedasi. 4. Dokumentasi Pasca Prosedur Catatan Prosedur Invasif Catatan Prosedur Invasif risiko tinggi harus segera dibuat dan dicatat dalam rekam medis sebelum pemindahan pasien ke tahap perawatan selanjutnya, meliputi : a. Informasi identifikasi Pasien b. Apakah sedasi/ analgesia atau anestesi local yang digunakan c. Nama tenaga kesehatan d. Prosedur yang dilakukan e. Deskripsi masing-masing prosedur f. Temuan g. Spesimen yang dipindahkan dan atau disposisi spesimen (Jika ada) h. Perkiraan kehilangan darah (Jika ada) i. Diagnosis pasca prosedur j. Komplikasi k. Keadaan umum pasien l. Pelaporan dilakukan oleh dokter yang melakukan prosedur m. Tanggal dan waktu prosedur