Analisis Bivariat
variabel terikat yaitu 0,772, dan dikategorikan memiliki hubungan kuat, seperti
Tabel 4.10.
Koefisien Korelasi (R)
Model Summary
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square
Estimate
1 0,772a 0,596 0,556 1,228
a. Predictors: (Constant), Perawatan Payudara, Dukungan Psikis, Isapan Bayi
(R Square) sebesar 0,596, hal ini berarti bahwa persentase sumbangan pengaruh
variabel bebas yang diteliti terhadap produksi ASI pada ibu nifas sebesar 59,6%,
sedangkan sisanya sebesar 40,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti
dalam penelitian ini seperti pola makan ibu, konsumsi susu ibu menyusui,
Tabel 4.11.
Uji F (ANOVA)
ANOVAb
Sum of
Model df Mean Square F Sig.
Squares
1 Regression 68,854 3 22,951 15,221 0,000a
Residual 46,746 31 1,508
Total 115,600 34
a. Predictors: (Constant), Perawatan Payudara, Dukungan Psikis, Isapan Bayi
b. Dependent Variable: Produksi ASI
df2=31 maka Ftabel pada =5% yaitu F= 2,91. Jadi Fhitung>Ftabel atau
payudara secara bersama-sama dengan produksi ASI pada ibu nifas di Klinik Nd
Untuk uji ini dilakukan uji t-test yang bertujuan untuk mengetahui
(parsial) terhadap variabel dependent. Hasil penelitian uji parsial dapat dilihat
Tabel 4.12.
Uji Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized 95.0% Confidence
Coefficients Coefficients Interval for B
Model t Sig.
Lower Upper
B Std. Error Beta
Bound Bound
1 (Constant) 1,161 0,991 1,172 0,250 -0,859 3,182
Isapan Bayi 0,553 0,199 0,338 2,778 0,009 0,147 0,960
Dukungan Psikis 0,325 0,150 0,263 2,162 0,038 0,018 0,631
Perawatan Payudara 0,761 0,207 0,473 3,675 0,001 0,339 1,184
a. Dependent Variable: Produksi ASI
Pada = 0,05 dan df=n-1 = 35-1= 34, ternyata t-tabel sebesar 1,690. Hasil
1. Variabel isapan bayi diperoleh nilai t-hitung (2,778) > t-tabel (1,690) dengan
nilai p=0,009<0,05, artinya ada pengaruh yang signifikan isapan bayi terhadap
2. Variabel dukungan psikis diperoleh nilai t-hitung (2,162) > t-tabel (1,690)
3. Variabel perawatan payudara diperoleh nilai t-hitung (3,675) > t-tabel (1,690)
Nilai koefisien regresi adalah positif (+), hal ini menunjukkan bahwa
produksi ASI pada ibu nifas akan meningkat seiring dengan meningkatnya isapan
bayi, dukungan psikis, dan perawatan payudara pada ibu nifas di Klinik Nd Dewi
dan Klinik Nd Ina Kabanjahe. Dari ketiga variabel yang diteliti, variabel yang
paling dominan pengaruhnya terhadap produksi ASI pada ibu nifas adalah
1. Nilai Konstanta sebesar 1,161; artinya jika isapan bayi (X1), dukungan psikis
(X2), dan perawatan payudara (X3) nilainya adalah 0, maka produksi ASI pada
2. Koefisien regresi variabel isapan bayi (X1) sebesar 0,553; artinya jika variabel
independen lain nilainya tetap dan isapan bayi mengalami kenaikan 1 poin,
maka produksi ASI pada ibu nifas akan mengalami peningkatan sebesar 0,553.
Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara isapan bayi
dengan produksi ASI pada ibu nifas, semakin baik isapan bayi maka semakin
3. Koefisien regresi variabel dukungan psikis (X2) sebesar 0,325; artinya jika
kenaikan 1 poin, maka produksi ASI pada ibu nifas akan mengalami
positif antara dukungan psikis dengan produksi ASI pada ibu nifas, semakin
baik dukungan psikis maka semakin baik pula produksi ASI pada ibu nifas.
4. Koefisien regresi variabel perawatan payudara (X3) sebesar 0,761; artinya jika
kenaikan 1 poin, maka produksi ASI pada ibu nifas akan mengalami
positif antara perawatan payudara dengan produksi ASI pada ibu nifas,
semakin baik perawatan payudara yang dilakukan oleh ibu maka semakin baik