Anda di halaman 1dari 5

4.4.

Analisis Bivariat

4.4.1. Analisis Korelasi Ganda

1. Koefisien Korelasi (R)

Berdasarkan uji regresi linier berganda, hubungan variabel bebas dengan

variabel terikat yaitu 0,772, dan dikategorikan memiliki hubungan kuat, seperti

terlihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.10.
Koefisien Korelasi (R)
Model Summary
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square
Estimate
1 0,772a 0,596 0,556 1,228
a. Predictors: (Constant), Perawatan Payudara, Dukungan Psikis, Isapan Bayi

b. Koefisien Determinasi (R2)

Analisis determinasi dalam regresi linier berganda digunakan untuk

mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel bebas secara serentak

terhadap variabel dependen. Berdasarkan Tabel 4.10. di atas diperoleh angka R2

(R Square) sebesar 0,596, hal ini berarti bahwa persentase sumbangan pengaruh

variabel bebas yang diteliti terhadap produksi ASI pada ibu nifas sebesar 59,6%,

sedangkan sisanya sebesar 40,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti

dalam penelitian ini seperti pola makan ibu, konsumsi susu ibu menyusui,

kompres hangat pada payudara, dan lain-lain.

4.4.2. Uji Simultan (Uji F / ANOVA)


Uji simultan dengan F-test (ANOVA) bertujuan untuk mengetahui

hubungan bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat.

Tabel 4.11.
Uji F (ANOVA)

ANOVAb
Sum of
Model df Mean Square F Sig.
Squares
1 Regression 68,854 3 22,951 15,221 0,000a
Residual 46,746 31 1,508
Total 115,600 34
a. Predictors: (Constant), Perawatan Payudara, Dukungan Psikis, Isapan Bayi
b. Dependent Variable: Produksi ASI

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai Fhitung = 15,221 dengan df1=3,

df2=31 maka Ftabel pada =5% yaitu F= 2,91. Jadi Fhitung>Ftabel atau

p=0,000<=0,05, berarti ada hubungan isapan bayi, dukungan psikis, perawatan

payudara secara bersama-sama dengan produksi ASI pada ibu nifas di Klinik Nd

Dewi dan Klinik Nd Ina Kabanjahe.

4.4.3. Uji Parsial

Untuk uji ini dilakukan uji t-test yang bertujuan untuk mengetahui

besarnya hubungan masing-masing variabel independent secara individual

(parsial) terhadap variabel dependent. Hasil penelitian uji parsial dapat dilihat

pada tabel berikut ini.

Tabel 4.12.
Uji Parsial (Uji t)

Coefficientsa
Unstandardized Standardized 95.0% Confidence
Coefficients Coefficients Interval for B
Model t Sig.
Lower Upper
B Std. Error Beta
Bound Bound
1 (Constant) 1,161 0,991 1,172 0,250 -0,859 3,182
Isapan Bayi 0,553 0,199 0,338 2,778 0,009 0,147 0,960
Dukungan Psikis 0,325 0,150 0,263 2,162 0,038 0,018 0,631
Perawatan Payudara 0,761 0,207 0,473 3,675 0,001 0,339 1,184
a. Dependent Variable: Produksi ASI

Pada = 0,05 dan df=n-1 = 35-1= 34, ternyata t-tabel sebesar 1,690. Hasil

uji t masing-masing variabel sebagai berikut :

1. Variabel isapan bayi diperoleh nilai t-hitung (2,778) > t-tabel (1,690) dengan

nilai p=0,009<0,05, artinya ada pengaruh yang signifikan isapan bayi terhadap

produksi ASI pada ibu nifas.

2. Variabel dukungan psikis diperoleh nilai t-hitung (2,162) > t-tabel (1,690)

dengan nilai p=0,038<0,05, artinya ada pengaruh yang signifikan dukungan

psikis terhadap produksi ASI pada ibu nifas.

3. Variabel perawatan payudara diperoleh nilai t-hitung (3,675) > t-tabel (1,690)

dengan nilai p=0,001<0,05, artinya ada pengaruh yang signifikan perawatan

payudara terhadap produksi ASI pada ibu nifas.

Persamaan dari uji regresi linear berganda adalah sebagai berikut :

Y= a + b1X1 + b2X2, menjadi

Y = 1,161 + 0,553X1 + 0,325X2 + 0,761X3

Nilai koefisien regresi adalah positif (+), hal ini menunjukkan bahwa

produksi ASI pada ibu nifas akan meningkat seiring dengan meningkatnya isapan

bayi, dukungan psikis, dan perawatan payudara pada ibu nifas di Klinik Nd Dewi

dan Klinik Nd Ina Kabanjahe. Dari ketiga variabel yang diteliti, variabel yang

paling dominan pengaruhnya terhadap produksi ASI pada ibu nifas adalah

variabel perawatan payudara (0,761).


Persamaan regresi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Nilai Konstanta sebesar 1,161; artinya jika isapan bayi (X1), dukungan psikis

(X2), dan perawatan payudara (X3) nilainya adalah 0, maka produksi ASI pada

ibu nifas nilainya adalah 1,161.

2. Koefisien regresi variabel isapan bayi (X1) sebesar 0,553; artinya jika variabel

independen lain nilainya tetap dan isapan bayi mengalami kenaikan 1 poin,

maka produksi ASI pada ibu nifas akan mengalami peningkatan sebesar 0,553.

Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara isapan bayi

dengan produksi ASI pada ibu nifas, semakin baik isapan bayi maka semakin

baik pula produksi ASI pada ibu nifas.

3. Koefisien regresi variabel dukungan psikis (X2) sebesar 0,325; artinya jika

variabel independen lain nilainya tetap dan dukungan psikis mengalami

kenaikan 1 poin, maka produksi ASI pada ibu nifas akan mengalami

peningkatan sebesar 0,325. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan

positif antara dukungan psikis dengan produksi ASI pada ibu nifas, semakin

baik dukungan psikis maka semakin baik pula produksi ASI pada ibu nifas.

4. Koefisien regresi variabel perawatan payudara (X3) sebesar 0,761; artinya jika

variabel independen lain nilainya tetap dan perawatan payudara mengalami

kenaikan 1 poin, maka produksi ASI pada ibu nifas akan mengalami

peningkatan sebesar 0,761. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan

positif antara perawatan payudara dengan produksi ASI pada ibu nifas,

semakin baik perawatan payudara yang dilakukan oleh ibu maka semakin baik

pula produksi ASI pada ibu nifas.

Anda mungkin juga menyukai