Anda di halaman 1dari 1

Ulasan Cerpen Lukisan Kaligrafi: Bukan Sekadar Cerpen untuk Kaligrafer

oleh Agung Sutrisna, 1406611606

Mustofa Bisri atau yang juga akrab dipanggil Gus Mus adalah salah satu sastrawan muslim
terkemuka di Indonesia. Cerpen yang berjudul Lukisan Kaligrafi adalah salah satu cerpen
dalam sebuah buku kumpulan cerpen karangannya yang diberi judul yang sama pula: Lukisan
Kaligrafi. Selain dikenal sebagai sastrawan yang telah berhasil menghasilkan tulisan-tulisan
berkualitas selama hidupnya, Gus Mus juga dikenal sebagai seorang yang handal dalam
melukis sehingga cerpen Lukisan Kaligrafi ini dapat dianggap sebagai cerminan dari diri Gus
Mus sendiri.
Lukisan Kaligrafi bercerita mengenai pengalaman pertama seorang tokoh bernama Ustadz
Bachri untuk mencoba melukis kaligrafi diatas kanvas atas paksaan seorang temannya, Hardi.
Meski Ustadz Bachri sejatinya memahami kaidah penulisan khat dalam kaligrafi, ternyata ia
mengalami kesulitan ketika ditantang untuk menuliskan sebuah lukisan kaligrafi diatas sebuah
kanvas. Lukisan yang akhirnya selesai dengan ala kadarnya (menurut Ustadz Bachri) itu
kemudian dengan tidak terduga menjadi pusat perhatian disebuah pameran yang
diselenggarakan oleh Hardi. Selain menjadi pusat perhatian, lukisan perdana Ustadz Bachri
tersebut juga mendapatkan harga jual yang terbilang sangat tinggi.
Layaknya sebuah karya sastra yang berkualitas, cerpen karangan Gus Mus ini memiliki
beberapa easter egg atau petunjuk mengenai budaya penulisan kaligrafi serta kritikan atas
kejadian dewasa ini. Ustadz Bachri yang mengerjakan lukisan kaligrafinya pada malam hari
jelas merupakan sebuah rujukan terhadap kebiasaan orang-orang arab terdahulu yang
mengerjakan tulisan kaligrafinya pada malam hari untuk mendapatkan ketenangan dan fokus
dalam pengerjaannya. Sementara disisi lain tokoh Hardi yang ternyata meraup banyak untung
dari karya yang ia sebut sebagai kaligrafi namun ternyata tidak memahami kaidah-kaidah khat
dan penulisan kaligrafi jelas-jelas mengkritik seniman dan kaligrafer masa kini yang
mengedepankan keindahan sebuah tulisan namun mengabaikan kaidah-kaidah dasar dalam
penulisan khat arab yang tentu memiliki aturan-aturan khusus yang tidak boleh dilanggar.
Selain dari filosofi, cerpen Lukisan Kaligrafi juga patut diacungi jempol untuk sebuah karya
sastra. Plot cerita yang sederhana namun membuat penasaran (serta sedikit dibumbui dengan
plot twist) membuat pembaca akan terus penasaran dengan kelanjutan cerita dari cerpen ini.
Meski demikian, masih terdapat istilah-istilah ataupun kosakata yang mungkin tidak dipahami
orang yang awam dalam dunia kaligrafi sehingga akan sedikit kesulitan dalam memahami
keseluruhan cerita menjadi salah satu nilai kurang yang terdapat dalam cerpen ini.
Sebagai kesimpulan, salah satu karya Gus Mus berupa cerpen yang berjudul Lukisan
Kaligrafi ini sangat direkomendasikan (highly recommended) baik bagi pembaca yang ingin
sekadar membaca sebuah cerpen berkualitas dan lebih lagi bagi orang-orang yang aktif
berkecimpung dalam dunia kaligrafi. Lukisan Kaligrafi mengajarkan pembaca bahwa
terkadang apa yang kita anggap biasa saja, tenyata dapat dipandang luar biasa oleh orang lain.

Depok, 21 September 2017.

Anda mungkin juga menyukai