Anda di halaman 1dari 11

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA September 1, 2017

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Proyek


Sebagaimana diketahui bersama bahwa upaya untuk memperbaiki kondisi kesehatan di
Indonesia, adalah salah satu caranya dengan menambah sarana dan prasarana kesehatan.
Menurut WHO (World Health Organization), dirumuskan bahwa kesehatan sebagai a state of
complete of physical, mental, social wellbeing and not merely the absence of desease or
infirmity (Suwiyo, 2002:490). Artinya, sehat itu adalah keadaan yang meliputi fisik, mental,
dan sosial secara utuh berada dalam kondisi baik dan tidak sekadar bebas dari penyakit, cacat,
dan kelemahan. Dengan demikian, seorang manusia dapat dikatakan sehat, tidak hanya dari
kondisi fisik dan mentalnya yang dalam keadaan baik, tetapi juga dilihat dari apakah orang
tersebut dapat menerima dan diterima oleh kebudayaan di wilayah tinggalnya.
Menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan, dinyatakan bahwa
tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal.
Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat besar peranannya dalam mewujudkan sumber
daya manusia yang berkualitas dalam rangka mengimbangi ketatnya persaingan bebas pada era
global ini. Untuk mempercepat keberhasilan pembangunan kesehatan tersebut, diperlukan
pembangunan kesehatan yang lebih dinamis dan proaktif dengan melibatkan semua sektor
terkait, negeri, swasta, dan masyarakat. Dalam rangka untuk mempertinggi taraf kesehatan
masyarakat, pembangunan kesehatan yang nyata dan dibutuhkan adalah berupa pembangunan
rumah sakit. Pembangunan rumah sakit tersebut selain dilaksanakan oleh pihak-pihak yang
berwenang, tentunya juga dibutuhkan partisipasi aktif masyarakat dan diarahkan pada
golongan masyarakat berpenghasilan rendah, baik di kota maupun di desa.
Sarana dan prasarana berupa pembangunan rumah sakit, menurut WHO adalah bagian
integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan
paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pencegahan penyakit
(preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga
kesehatan dan pusat penelitian medik. Sedangkan, berdasarkan Undang-undang Nomor 44
Tahun 2009 tentang rumah sakit, yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan beberapa pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

PROYEK PEMBANGUNAN RS. WINDU HUSADA, MAMBAL


P a g e 1 | 11
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA September 1, 2017

Tugas ini akan mengulas secara komprehensif mengenai pembangunan rumah sakit di
di Bali, khususnya salah satu proyek pembangunan rumah sakit di kecamatan Abiansemal,
Badung yang masih dalam proses pengerjaan. Pembangunan sarana dan prasarana, seperti
puskesmas dan rumah sakit, pada dasarnya ditujukan untuk semua masyarakat, baik laki-laki
maupun perempuan, sehingga tidak terjadi kesenjangan gender dalam bidang kesehatan.
Tentunya untuk mengukur seberapa besar kemajuan yang telah tercapai, diperlukan data-data
statistik yang terukur. Berikut akan ditampilkan beberapa data yang menunjang kemajuan
Pemerintah Kabupaten Badung di bidang kesehatan.
Tabel 1.1 Jumlah Puskesmas Menurut Kecamatan Kabupaten Badung Tahun 2011-2015
Sarana Kesehatan (Unit)
Kecamatan Puskesmas
2011 2012 2013 2014 2015
Kuta Selatan 1 1 1 1 1
Kuta 2 2 2 2 2
Kuta Utara 1 1 1 1 1
Mengwi 3 3 3 3 3
Abiansemal 3 4 4 4 4
Petang 2 2 2 2 2
Badung 12 13 13 13 13
(Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Badung, 2011-2015)

Tabel 1.2 Jumlah Rumah Sakit Menurut Kecamatan Kabupaten Badung Tahun 2011-2015
Sarana Kesehatan (Unit)
Kecamatan Rumah Sakit
2011 2012 2013 2014 2015
Kuta Selatan 0 1 1 1 2
Kuta 3 3 3 5 4
Kuta Utara 0 0 0 - 0
Mengwi 1 1 1 1 1
Abiansemal 0 0 0 0 0
Petang 0 0 0 0 0
Badung 4 5 5 7 7
(Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Badung, 2011-2015)

PROYEK PEMBANGUNAN RS. WINDU HUSADA, MAMBAL


P a g e 2 | 11
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA September 1, 2017

Melihat data statistik di atas, pada tabel 1.2 menunjukkan jumlah rumah sakit yang
terdapat di Kecamatan Abiansemal hampir tidak ada. Beranjak dari masalah tersebut, tentunya
salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah mempercepat pembangunan rumah sakit. Sejak
tahun 2016 lalu, PT. SASTRA MAS Estetika selaku pengembang sudah sangat serius dalam
membangun sebuah sarana kesehatan rumah sakit di daerah ini. Proyek pembangunan rumah
sakit yang akan dibahas, sekaligus sebagai objek kerja praktek kami bernama Rumah Sakit
Windu Husada. Rumah sakit ini terletak di Jalan Raya Mambal, Desa Adat Tingas, Kecamatan
Abiansemal, Badung. Sarana kesehatan ini diharapkan sebagai salah satu upaya untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan yang dirumuskan dalam program Panca Karsa
Husada Pemerintah Kabupaten Badung, yaitu peningkatan kemampuan masyarakat untuk
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan, perbaikan suatu lingkungan hidup yang dapat
menjamin kesehatan, peningkatan status gizi masyarakat, pengurangan kesakitan dan
kematian, serta pengembangan keluarga sehat sejahtera dengan kian diterimanya norma kecil
berhasil sejahtera. Hal itu dapat dilakukan dengan dukungan dari pelayanan kesehatan desa dan
penyebaran tenaga medis (dokter dan bidan). Sehingga, tujuan akhir dari pembangunan
kesehatan ini adalah meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, sesuai dengan program
Nawacita pemerintah untuk mencapai Indonesia Sehat.

1.2 Tujuan Proyek


1.2.1 Tujuan Umum Proyek
Adapun bagi masyarakat sekitar dan Pemerintah Kabupaten Badung, tujuan dari
dibangunnya Rumah Sakit Windu Husada secara umum berdasarkan latar belakang yang telah
dikemukakan di atas, adalah sebagai berikut:
1. Dari segi pembangunan kesehatan, bagi Pemerintah Kabupaten Badung tentunya akan
mempercepat tercapainya tujuan program Panca Karsa Husada. Sedangkan, bagi
masyarakat sekitar kawasan Abiansemal khususnya, akan memperoleh pelayanan
kesehatan yang prima dan optimal.
2. Sebagai aksi nyata untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan kesehatan di Kabupaten
Badung. Aksi tersebut dengan menyediakan berbagai sarana dan prasana kesehatan yang
menunjang kesehatan. Apalagi dengan ide untuk menambahkan program JKN (Jaminan
Kesehatan Nasional) di dalam pengelolaan rumah sakit ini nantinya. Hal tersebut pastinya

PROYEK PEMBANGUNAN RS. WINDU HUSADA, MAMBAL


P a g e 3 | 11
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA September 1, 2017

akan mempermudah masyarakat kelas menengah ke bawah untuk mengakses sarana dan
prasarana kesehatan.
3. Membuka lapangan kerja baru di bidang kesehatan bagi masyarakat lokal, dan membantu
Pemerintah mengatasi masalah kesehatan dan pengangguran di Indonesia.

1.2.2 Tujuan Khusus Proyek


Sedangkan, bagi mahasiswa tujuan khusus dari dibangunnya Rumah Sakit Windu
Husada sebagai objek kerja praktek pada kesempatan kali ini, adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa mengetahui proses administrasi secara umum, dalam proses realisasi proyek
berupa sistem dan jenis tender dari pembangunan Rumah Sakit Windu Husada.
2. Mahasiswa mengetahui jenis kontrak, nilai kontrak, cara pembayaran, dan ringkasan RAB
(Rencana Anggran Biaya), klasifikasi konsultan dan kontraktor dari pembangunan Rumah
Sakit Windu Husada.
3. Mahasiswa mengetahui struktur dan hubungan organisasi proyek (pemilik, kontraktor,
konsultan, dan pekerja dari pembangunan Rumah Sakit Windu Husada).
4. Mahasiswa mengetahui RKS (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) dan gambar kerja
(ringkasan) dari pembangunan Rumah Sakit Windu Husada.
5. Mahasiswa mampu mengevaluasi kemajuan proyek berdasarkan time schedule dari
pembangunan Rumah Sakit Windu Husada.
6. Mengetahui dan memahami tata cara pekerjaan pondasi bor pile, pile cap, pondasi
setempat, DPT (Dinding Penahan Tanah) tepi sungai, shear wall, jembatan, sloof, kolom,
balok, dan pelat di lapangan dari pembangunan Rumah Sakit Windu Husada.
7. Tinjauan khusus:

1.3 Gambaran Umum Proyek


Berdasarkan hasil pengamatan penulis selama melaksanakan proses kerja praktek
dengan melakukan wawancara, baik dengan owner (pemilik), perencana, dan pelaksana
proyek, maka dapat digambarkan gambaran umum dari proyek pembangunan Rumah Sakit
Windu Husada. Proyek ini merupakan gagasan dari beberapa ikatan dokter yang mempunyai
visi dan misi yang sama dalam memajukan kesehatan, khususnya di Kabupaten Badung. Secara
garis besar, bangunan utamanya terdiri dari tiga zona pembangunan, diantaranya zona 1 (sisi
timur), zona 2 (sisi barat) dan zona 3 (sisi tengah). Bangunan utama tersebut terdiri dari 5 lantai

PROYEK PEMBANGUNAN RS. WINDU HUSADA, MAMBAL


P a g e 4 | 11
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA September 1, 2017

dan 1 lantai basement di bagian dasar gedung. Berikut akan ditampilkan denah arsitektur yang
menunjukkan zona-zona tersebut.

Zona 2 Zona 1

Zona 3

Gambar 1.1 Pembagian Zona Pekerjaan Berdasarkan Denah Arsitektur


(Sumber: PT. SASTRA MAS Estetika, 2017)

1.3.1 Nama Proyek


Nama proyek ini adalah proyek pembangunan Rumah Sakit Windu Husada. Rumah
sakit ini dapat diklasifikasikan menjadi rumah sakit umum. Berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2014, klasifikasi dari rumah sakit terbagai
menjadi 2 bagian, adalah sebagai berikut:
1. Rumah sakit umum, adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua
bidang dan jenis penyakit.
2. Rumah sakit khusus, adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu
bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ,
jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.

1.3.2 Lokasi Proyek


Proyek pembangunan Rumah Sakit Windu Husada berlokasi astronomi pada 08o2659
08o3610 Lintang Selatan dan 115o1138 115o1457 Bujur Timur (Topografi Kodam IX
Udayana, 2003). Sedangkan, lokasi proyek pada peta terletak di Jalan Raya Mambal, Desa
PROYEK PEMBANGUNAN RS. WINDU HUSADA, MAMBAL
P a g e 5 | 11
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA September 1, 2017

Adat Tingas, Kecamatan Abiansemal, Badung. Berikut akan ditampilkan gambar batas-batas
wilayah dari proyek ini.

Gambar 1.2 Peta Lokasi Proyek


(Sumber: Google Earth, 2017)

(1) (2)

PROYEK PEMBANGUNAN RS. WINDU HUSADA, MAMBAL


P a g e 6 | 11
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA September 1, 2017

(3) (4)
Gambar 1.3 Batas-batas Wilayah Proyek
(Sumber: Google Earth, 2017)

Dari melihat gambar 1.3 di atas, secara umum proyek ini dilintasi oleh aliran sungai
Ayung, sedangkan secara khusus batas-batas wilayah proyek ini dapat dijabarkan menjadi:
1. Batas utara proyek : Permukiman masyarakat (perumahan).
2. Batas timur proyek : Lahan kosong (pepohonan dan sungai).
3. Batas selatan proyek : Jalan Raya Mambal-Singapadu.
4. Batas barat proyek : Permukiman masyarakat (pertokoan).

1.3.3 Identitas Umum Proyek


Adapun identitas pihak yang ikut dalam proyek pembangunan Rumah Sakit Windu
Husada secara umum, adalah sebagai berikut:
1. Nama Pekerjaan : Rumah Sakit Windu Husada.
2. Pemilik Proyek : 20 orang (dengan profesi sebagai dokter).
Pemilik saham tertinggi ( 40%) bernama dr. Pande.
3. Kontraktor Pelaksana : PT. SASTRA MAS Estetika.
4. Konsultan Perencana :
a. Arsitektur : PT. SASTRA MAS Estetika.
b. Struktur : PT. SASTRA MAS Estetika.
c. Penyelidikan Tanah : CV. Prema Desain
d. MEP : PT. SASTRA MAS Estetika.
e. Interior : PT. SASTRA MAS Estetika.
PROYEK PEMBANGUNAN RS. WINDU HUSADA, MAMBAL
P a g e 7 | 11
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA September 1, 2017

f. Landscape : PT. SASTRA MAS Estetika.


g. Quantity Surveyor : PT. SASTRA MAS Estetika.
5. Konsultan Pengawas : Diajukan oleh pemilik proyek (Manajemen Konstruksi).

1.3.4 Data Teknis Proyek


Adapun data-data teknis secara umum dari proyek pembangunan Rumah Sakit Windu
Husada, adalah sebagai berikut:
1. Area Proyek
Proyek pembangunan Rumah Sakit Windu Husada berdiri di atas lahan seluas
5.600 m2. Lahan yang digunakan dalam pembangunan ini, sebelumnya merupakan lahan
kosong terjal yang banyak ditumbuhi pepohonan dan dilintasi oleh saluran sungai Ayung.
Berikut akan dijabarkan perincian dari bagian bangunan ini, adalah meliputi:
a. Lantai basement : 1.959,1072 m2.
b. Lantai 1 : 1.554,9763 m2.
c. Lantai 2 : 1.412,694 m2.
d. Lantai 3 : 1.295,0462 m2.
e. Lantai 4 : 1.295,016 m2.
f. Lantai 5 : 471,2625 m2.
2. Konstruksi Bangunan Utama Proyek
Proyek pembangunan Rumah Sakit Windu Husada menggunakan sistem struktur
beton bertulang yang terbilang konvensional (tanpa penggunaan bondek baja ataupun beton
precast). Konstruksi bangunan tersebut terdiri dari struktur pondasi menggunakan bor pile,
pile cap, dan pondasi setempat. Konstruksi di bagian basement menggunakan shear wall.
Selanjutnya, terdapat pula pekerjaan konstruksi sloof, kolom, balok, pelat (slab), dan
jembatan beton. Sedangkan pekerjaan DPT pada proyek ini tidak termasuk kedalam
pekerjaan struktur, namun masuk kepada pekerjaan landscape, dengan material utamanya
menggunakan beton dan batu kali. Struktur atap direncanakan menggunakan konstruksi
baja ringan.
Seluruh konstruksi yang berfungsi sebagai struktur untuk proyek pembangunan ini
menggunakan beton bertulangan dengan mutu fc 24,9 MPa dan 14,53 MPa (K300 dan
K175). Diameter tulangan yang digunakan sebagai elemen struktur bangunan tersebut,
terdiri dari BJTP 6, BJTP 8, BJTP 10, BJTP 12, BJTD 13, BJTD 16, BJTD 22, dan BJTD

PROYEK PEMBANGUNAN RS. WINDU HUSADA, MAMBAL


P a g e 8 | 11
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA September 1, 2017

19, serta wiremesh M7 dan M6. Sementara, untuk beton decking pada struktur baik sloof,
balok, kolom, dan pelat berukuran 2,5 cm. Selanjutnya, pada pekerjaan begesting yang
digunakan untuk membantu proses pengecoran nantinya digunakan kayu usuk 4/6, balok
6/12, triplek plywood dengan tebal 8 mm. Selain itu, untuk mempermudah pengerjaan
begesting ataupun transportasi antar lantainya dibantu oleh struktur sementara yang
menggunakan scaffolding.
3. Nilai Kontrak, Sumber Dana, dan Waktu Pelaksanaan Proyek
Dalam kontrak, nilai kontrak dari proyek pembangunan Rumah Sakit Windu
Husada menghabiskan dana sebesar Rp 39.500.000.000,- (Tiga Puluh Sembilan Miliar
Lima Ratus Juta Rupiah), dengan tanda jadi pada awal pembangunan sebesar Rp
100.000.000,- (Seratus Juta Rupiah). Sumber dana proyek ini, bersumber dari perbankan
dan penanaman saham dari pemilik proyek. Sementara, jangka waktu pelaksanaan
pekerjaan proyek ini dimulai sejak tanggal 6 Februari 2017 sampai dengan tanggal 6 Mei
2018 atau setara dengan 15 bulan pelaksanaan ditambah dengan 6 bulan pemeliharaan.

1.4 Kemajuan Pekerjaan Proyek


Informasi mengenai tingkat kemajuan atau progress proyek pembangunan Rumah
Sakit Windu Husada, dapat dilihat melalui grafik hubungan antara waktu dan prosentase
pekerjaan yang telah diselesaikan. Grafik hubungan ini dibuat dalam bentuk kurva S. Kurva
S bertujuan memberikan gambaran mengenai waktu pelaksanaan pekerjaan dan sebagai
kontrol mengenai kemajuan atau kemunduran dari proyek tesebut.
Waktu pelaksaan kerja praktek dilaksanakan dari tanggal 2 Agustus 2017.
Pekerjaan yang telah atau masih dikerjakan antara lain pekerjaan struktur, berupa pekerjaan
pemasangan begesting dan penulangan, pengecoran kolom, balok, dan pelat lantai, serta
pembuatan sumur bor untuk memudahkan keperluan dan suplai air. Sementara, kemajuan
pekerjaan pada saat awal dimulainya kerja praktek atau minggu pertama bulan Agustus di
lapangan, khusus untuk pekerjaan struktur saja baru mencapai 8,711 %, sedangkan
kemajuan yang direncakana pada time schedule adalah sebesar 26,32 %. Sehingga
terjadinya kemunduran proyek yang cukup signifikan mencapai 17,609 %.

PROYEK PEMBANGUNAN RS. WINDU HUSADA, MAMBAL


P a g e 9 | 11
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA September 1, 2017

1.5 Lingkup Pekerjaan Proyek/ Objek Kerja Praktek


Pelaksanaan kerja praktek pada proyek pembangunan Rumah Sakit Windu Husada,
sebagai lingkup kegiatan atau pekerjaan pokok yang dilakukan, agar tidak melebar dari tujuan
proyek, adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa mengamati teknik, metode, alat, dan bahan dari pelaksanaan suatu pekerjaan di
lapangan, sehingga nantinya dapat membandingkan dengan teori-teori yang didapatkan
pada saat perkuliahan.
2. Mahasiswa mengamati pekerjaan-pekerjaan struktur khususnya pada struktur beton
bertulangnya, dikarenakan proyek ini hampir sebagian besar menggunakan sistem struktur
beton bertulang. Selain itu, dari segi manajemen proyeknya juga penting untuk dicermati,
agar konsep dan penerapan di lapangan dapat terlaksana dengan baik.
3. Mahasiswa melakukan pengumpulan data dan informasi yang berkaitan langsung pada
proses pembangunan proyek ini, sebagai bahan untuk menyusun laporan kerja praktek.
Adapun beberapa metode yang digunakan dalam pengumpulan data-data pendukung
laporan kerja praktek ini, adalah meliputi:
1. Wawancara atau tanya jawab
Metode ini dilakukan dengan cara tanya jawab dengan pihak-pihak yang terlibat di
dalam proyek, mengenai hal-hal yang tidak dapat diamati secara langsung di lapangan.
Penulis juga mengamati perkembangan proyek yang bersangkutan untuk mengetahui hasil
pekerjaan di lapangan telah sesuai dengan yang direncanakan sesuai time schedule atau
tidak. Selain itu, berkaitan dengan data tanah, beton, besi, dan sebagainya juga diperoleh
dengan metode ini.
2. Observasi atau pengamatan
Metode ini dilakukan dengan cara mengamati atau meninjau segala sesuatu yang
berkaitan dengan pelaksanaan proyek di lapangan, baik mengenai proses administrasi,
kesesuaian gambar rencana dengan realisasinya, proses kerja dari para pekerja atau tukang,
pengawas, maupun pelaksananya. Hal ini bertujuan untuk merasakan dan memahami
pengetahuan dan pengalaman tentang pelaksanaan pekerjaan proyek sesungguhnya.
3. Kuis dan tes
Melalui beberapa kuis yang diberikan oleh pelaksana proyek, ketika pelaksanaan
kerja praktek, tentunya akan menambah pengetahuan tentang pekerjaan-pekerjaan yang
harus dilaksanakan di lapangan. Sehingga, nantinya pada saat memulai pekerjaan

PROYEK PEMBANGUNAN RS. WINDU HUSADA, MAMBAL


P a g e 10 | 11
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA September 1, 2017

konstruksi sipil sebenarnya akan dapat menerapkan metode dan perhitungan, baik
perhitungan RAB beton, pembesian, pembuatan opname, membuat time schedule realisasi,
dan lain sebagainya.
Mengingat singkatnya waktu kerja praktek dibandingkan dengan waktu pelaksanaan
proyek, maka untuk mengetahui dan memahami pelaksanaan proyek secara keseluruhan
tidaklah mungkin dilakukan. Oleh karena itu, lingkup kerja praktek diperlukan batasan-
batasan. Adapun beberapa tahapan pekerjaan yang dapat diamati adalah meliputi:
1. Pekerjaan kolom lantai 2, 3 dan 4.
2. Pekerjaan balok lantai 2, 3, dan 4.
3. Pekerjaan pelat lantai 2, 3, dan 4.
4. Pekerjaan tangga, ram, dan lift.
5. Pekerjaan ground water tank.
6. Pekerjaan bekesting kolom, balok dan pelat lantai.
7. Pekerjaan pembesian kolom, balok dan plat lantai.

PROYEK PEMBANGUNAN RS. WINDU HUSADA, MAMBAL


P a g e 11 | 11

Anda mungkin juga menyukai