Dapat juga disebut feasibility study, yaitu suatu kajian awal tentang penganalisaan
karakteristik demand yang ada terkait jenis dan jumlah tingkat permintaan layanan
kesehatan.
Dapat dilihat dari berbagai aspek eksternal seperti tingkat demografi, sosial,
epidemiologi dst (demand analysis) untuk kemudian dijadikan dasar dalam
menyediakan sumber daya terkait pelayanan sesuai demand tersebut (supply analysis),
yang selanjutnya diterjemahkan dalam perhitungan analisa keuangan untuk
mendapatkan prediksi tingkat return yang dihasilkan.
Studi kelayakan harus dilakukan oleh tim yang memiliki pengalaman dalam pendirian
maupun pengembangan RS dan Faskes dengan latar belakang pendidikan manajemen
RS karena kajian ini harus memberikan rekomendasi teknis tentang kelayakan
lingkungan dan keuangan terhadap rencana pendirian RS dan Faskes.
yaitu suatu studi yang beririsan dan kelanjutan dari studi kelayakan dimana hasil dari
demand analysis tersebut pada studi kelayakan tersebut dijabarkan dalam bentuk
perencanaan maupun program tata ruang, bangunan serta aset.
Hal ini penting untuk mengetahui gambaran rencana utilitas, rencana alur, rencana
kapasitas sumberdaya fisik atau aset dst. Rencana induk ini dapat dilengkapi dengan
gambar site plan agar terbentuk portofolio global dari bangunan RS dan Faskes yang
akan didirikan.
Studi ini dapat dilakukan oleh tim yang tergabung dalam studi kelayakan ditambah
dengan ahli yang berlatar belakang engineering untuk bangunan RS dan Faskes.
Amdal/ UKL-UPL
yaitu suatu studi yang menitikberatkan kepada pengelolaan dan pemantauan aspek
lingkungan agar operasional RS dan Faskes nanti tidak memberikan dampak yang
membahayakan bagi lingkungan sekitar seperti aspek pengaruh rona lingkungan
terhadap bangunan, kelola limbah cair dan padat, kelola limbah medis dan non medis,
pengelolaan tingkat kebisingan dan seterusnya.
Uji laboratorium terkait dengan kesehatan lingkungan perlu dilakukan dalam studi ini
agar keberadaan RS dan Faskes dapat memberikan environmental safety yang baik.
Studi ini dapat dilakukan oleh tim yang berlatar belakang kesehatan lingkungan dan
bekerja sama dengan tim studi sebelumnya.
Tahapan selanjutnya adalah tahap pembuatan DED yaitu membuat rencana detail
arsitektur, struktur, mekanikal elektrikal bangunan RS dan Faskes beserta bahan yang
akan digunakan, penyesuaian bangunan dengan peralatan dst.
Dokumen ini akan menjadi pedoman teknis bagi pembangunan konstruksi fisik RS dan
Faskes. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh tim engineering yang berlatar belakang
arsitektural, struktural, electrical dalam pendirian RS dan Faskes serta bekerja sama
dengan tim studi lainnya.
Rencana strategi yaitu penjabaran detail dari studi kelayakan yang ada serta
penyesuaian-penyesuaian terhadap data-data terbaru untuk digunakan sebagai
basis asumsi dan penentuan target selama 5 tahun pertama. Rencana strategi
tesebut adalah beris
Semoga bermanfaat
Salam Berdaya Untuk RS dan Fasilitas Kesehatan yang lebih baik
Great Leading Great Managing
Bahan Bacaan
1.Peraturan Menteri Kesehatan No. 56 Tahun 2014 Tentang Klasifikasi Dan Perizinan
Rumah Sakit
2.Ginter, Duncan, Swayne, Strategic Management of Healthcare Organizations,
Jossey Bass, A Wiley Imprint, 2013
3.Pinson, Anatomy of a Business Plan, Seventh Edition, OM..IM, 2008
Penulis
Budi Hartono*
*) Penulis adalah seorang Healthcare & Hospital Coach, Health Administration & Policy
Consultant, Certified Lecturer dan Executive Trainer. Ia adalah founder dari buttonMED
COACHING sebuah lembaga strategis yang berfokus pada empowerment SDM
kesehatan serta pionir dalam bidang pengembangan coaching di fasilitas kesehatan
dan rumah sakit di Indonesia. Ia memiliki pengalaman lebih dari 15 tahun dalam area
Manajemen Rumah Sakit dan Kesehatan seperti: Pengembangan Organisasi dan
Kepemimpinan, Budaya dan Mutu Layanan Kesehatan, Manajemen Keuangan, Unit
Cost & Pricing, Ekonomi Kesehatan, Manajemen Strategi serta Administrasi &
Kebijakan Kesehatan. Ia telah bekerja secara intensif dengan mitra strategis di fasilitas
dan institusi terkait kesehatan seperti Rumah Sakit (RS), Puskesmas, Dinas Kesehatan
dan Kementerian Kesehatan serta di beberapa Kementerian dan Perusahaan lainnya
sebagai Instruktur Pelatihan, Peneliti, Konsultan dan Executive Coach. Pada tahun
2011, Ia berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul: Pengembangan Model
Pengukuran Kinerja RS Dalam Mencapai Misi RS di Indonesia dan mendapatkan gelar
doktor dari FKM UI dengan predikat sangat memuaskan. Ia adalah seorang yang
memotivasi dan berkapasitas dalam coaching maupun pemberdayaan untuk
menjadikan pribadi eksekutif bertumbuh dan berkembang bersama potensi dasarnya
dalam sebuah pencapaian prestatif sehingga mereka dapat berkontribusi signifikan
dalam mencapai misi dan visi luhur di organisasi manapun mereka berada. Ia telah
memberikan pelatihan dan coaching dihadapan lebih dari 16,000 peserta. Ia memiliki
sertifikasi pada sejumlah professional skill seperti Certified Coach Practitioner, Certified
Professional Coach, Associate Certified Coach dariInternational Coach Federation (ICF)
USA, and Certified Lecturer dari Kementerian Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. Ia
dapat dihubungi melalui WA di 0816-48500-94, email: coachbuton@gmail.com, FB:
Budi Hartono Abihanni.
Info Konsultansi, Training & Coaching untuk Empowerment Program SDM dan
Organizational Development di Rumah Sakit atau Fasilitas Kesehatan dapat
menghubungi Annisah Zahrah, SKM atau Amina di no. 0815-8428-2656 | Kantor no.
7864978.