Makalah Energi Pasang Surut Ombak Laut 1 Rev 1
Makalah Energi Pasang Surut Ombak Laut 1 Rev 1
Disusun oleh :
PURBALINGGA
2011
KATA PENGANTAR
Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada Bapak Winasis, S.T selaku dosen
pengampu mata kuliah TEKNOLOGI ENERGI TERBARUKAN yang telah memberikan
penjelasan, pengarahan dan membimbing dalam mata kuliah ini. Sehingga kami dapat mengerti
salah satu bentuk konversi energi listrik alternatif.
Perlu disadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu kami
mengharapkan masukan dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sekalian guna
tercapainya hasil yang lebih baik. Semoga apa yang telah kami tuangkan dalam makalah ini sedikit
banyak dapat memberikan manfaat bagi rekan-rekan semua. Amin Ya Robballamin.
Purbalingga, November 2011
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring perkembangan zaman, kebutuhan akan energi semakin meningkat. Tetapi hal ini
tidak diimbangi oleh pasokan energi yang memadai karena terbatasnya energi fosil. Untuk itu
kita harus menemukan alternatif sumber energi lain yang dapat menghasilkan energi secara
kontinu demi berlangsungnya kehidupan manusia, yaitu menggunakan energi terbarukan yang
tersedia sepanjang tahun.
Indonesia sebagai negara maritim, 2/3 wilayahnya terdiri dari laut. Sebagai akibatnya
Indonesia memiliki pantai kedua terpanjang didunia setelah Kanada. Panjang pantai Indonesia
sekitar 80.000 Km dan luas lautnya adalah sekitar 52 juta Km2. Diantara lautnya ada yang
memiliki potensi untuk digali energi gelombangnya karena memiliki gelombang laut yang
cukup potensial dikonversikan menjadi energi listrik sebagai sumber energi alternatif pengganti
bahan bakar fosil seperti di daerah pantai barat P. Sumatra, pantai selatan Jawa, Kepulauan
Nusa Tenggara Timur, di perairan laut Kepulauan Natuna dan di laut di wilayah Indonesia
Bagian Timur. Oleh karena itu energi dari laut ini adalah sebuah solusi yang sangat tepat dan
strategis bagi bangsa dan negara Indonesia untuk memenuhi kelangsungan kehidupan manusia
akan energi.
Energi dari laut ini ada 3 macam, yaitu: energi ombak, energi pasang surut dan energi
panas laut. Dan yang akan dibahas kali ini adalah energi ombak (wave energy) dan energi
pasang surut (tidal wave). Ombak merupakan sumber energi yang cukup besar. Ombak
merupakan gerakan air laut yang turun-naik atau bergulung-gulung. Energi ombak adalah
energi alternatif yang dibangkitkan melalui efek gerakan tekanan udara akibat fluktuasi
pergerakan gelombang. Energi pasang surut adalah energi kinetik dari pemanfaatan beda
ketinggian pasang permukaan laut antara saat pasang dan surut. prinsip kerja dari energi pasang
surut ini sama dengan pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
PEMBAHASAN
Selain panas laut dan pasang surut, masih terdapat satu lagi energi samudera yaitu energi
gelombang. Sudah banyak pemikiran untuk mempelajari kemungkinan pemanfaatan energi yang
tersimpan dalam ombak laut. Salah satu negara yang sudah banyak meneliti hal ini adalah Inggris.
Berdasarkan hasil pengamatan yang ada, deretan ombak (gelombang) yang terdapat di sekitar
pantai Selandia Baru dengan tinggi rata-rata 1 meter dan periode 9 detik mempunyai daya sebesar
4,3 kW per meter panjang ombak. Sedangkan deretan ombak serupa dengan tinggi 2 meter dan 3
meter dayanya sebesar 39 kW per meter panjang ombak. Untuk ombak dengan ketinggian 100
meter dan perioda 12 detik menghasilkan daya 600 KW per meter. Di Indonesia, banyak terdapat
ombak yang ketinggiannya di atas 5 meter sehingga potensi energi gelombangnya perlu diteliti
lebih jauh. Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Finlandia, dan Belanda,
banyak menaruh perhatian pada energi ini. Lokasi potensial untuk membangun sistem energi
gelombang adalah di laut lepas, daerah lintang sedang dan di perairan pantai. Energi gelombang
bisa dikembangkan di Indonesia di laut selatan Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.
Sistem pembangkit listrik tersebut terdiri dari chamber berisi udara yang berfungsi untuk
menggerakkan turbin, kolom tempat air bergerak naik dan turun melalui saluran yang berada di
bawah ponton dan turbin yang terhubung dengan generator. Gerakan air naik dan turun yang
seiring dengan gelombang laut menyebabkan udara mengalir melalui saluran menuju turbin.
Turbin tersebut didesain untuk bisa bekerja dengan generator putaran dua arah.
Sistem yang berfungsi mengkonversi energi mekanik menjadi listrik terletak di atas permukaan
laut dan terisolasi dari air laut dengan meletakkannya di dalam ruang khusus kedap air, sehingga
bisa dipastikan tidak bersentuhan dengan air laut.
Dengan sistem yang dimilikinya, pembangkit listrik tersebut bisa memanfaatkan efisiensi
optimal dari energi gelombang dengan meminimalisir gelombang-gelombang yang ekstrim.
Efisiensi optimal bisa didapat ketika gelombang dalam kondisi normal. Hal tersebut bisa dicapai
dengan digunakannya katup khusus yang menghindarkan turbin tersebut dari overspeed.
Energi gelombang
Energi kinetik yang ada pada gelombang laut digunakan untuk menggerakkan turbin.
Ombak naik ke dalam ruang generator, lalu air yang naik menekan udara keluar dari ruang
generator dan menyebabkan turbin berputar.ketika air turun, udara bertiup dari luar ke dalam
ruang generator dan memutar turbin kembali.(lihat gambar di sampin
Suhu yang lebih tinggi pada permukaan laut disebabkan sinar matahari memanasi
permukaan laut. Tetapi, di bawah permukaan laut, suhu sangat dingin. Itulah sebabnya penyelam
menggunakan baju khusus ketika mereka menyelam. Baju tersebut akan menjaga agar suhu tubuh
mereka tetap hangat.
Pembangkit listrik bisa dibangun dengan memanfaatkan perbedaan suhu untuk
menghasilkan energi. Perbedaan suhu yang diperlukan sekurang-kurangnya 380 fahrenheit antara
suhu permukaan dan suhu bawah laut untuk keperluan ini.Cara ini dinamakan Ocean Thermal
Energy Conversion atau OTEC. Cara ini telah digunakan di Jepang dan Hawaii dalam beberapa
proyek percobaan.
Pengkonversian energi gelombang terdiri dari 3 (tiga) sistem dasar yaitu : sistem kanal
yang menyalurkan gelombang ke dalam reservoir atau kolam, sistem pelampung yang
menggerakan pompa hidrolik, dan sistem osilasi kolom air yang memanfaatkan gelombang
untuk menekan udara di dalam sebuah wadah. Tenaga mekanik yang dihasilkan dari sistem-
sistem tersebut ada yang akan mengaktifkan generator secara langsung atau mentransfernya
ke dalam fluida kerja, air atau udara, yang selanjutnya akan menggerakan turbin atau
generator
Daya total dari gelombang pecah di garis pantai dunia diperkirakan mencapai 2 hingga
3 juta megawatt. Pada tempat-tempat tertentu yang kondisinya sangat bagus, kerapatan
energi gelombang dapat mencapai harga rata-rata 65 megawatt per mil garis pantai. Ada 3
cara untuk menangkap energi gelombang, yaitu:
1. Dengan pelampung.
Dimana alat ini akan membangkitkan listrik dari hasil gerhana vertikal dan
rotasional pelampung. Alat ini dapat ditambatkan pada sebuah rakit yang
mengambang atau alat yang tertambat di dasar laut.
Alat ini membangkitkan listrik dari naik turunnya air akibat gelombang
dalam sebuah pipa silindris yang berlubang. Naik turunnya kolom air ini akan
mengakibatkan keluar masuknya udara di lubang bagian atas pipa dan
menggerakkan turbin.
3. Wave Surge atau Focusing Devices.
Peralatan ini biasa juga disebut sebagai tapered channel atau kanal
meruncing atau sistem tapchan, dipasang pada sebuah struktur kanal yang dibangun
di pantai untuk mengkonsentrasikan gelombang, membawanya ke dalam kolam
penampung yang ditinggikan. Air yang mengalir keluar dari kolam penampung ini
yang digunakan untuk membangkitkan listrik dengan menggunakan teknologi
standar hydropower.
Kekurangan:
1. Diperlukan alat khusus yang memerlukan teknologi tinggi, sehingga tenaga ahli
sangat diperlukan.
2. Output dari pembangkit listrik tenaga pasang surut mengikuti grafik sinusoidal
sesuai dengan respons pasang surut akibat gerakan interaksi Bumi-Bulan-
Matahari.
3. Biaya instalasi dan pemeliharaannya yang cukup besar.
4. Tantangan teknis tersendiri untuk para insinyur dalam desain sistem turbin,
sistem roda gigi, dan sistem generator yang dapat bekerja secara terus-menerus
selama lebih kurang lima tahun.
Sebagai negara kepulauan yang besar, laut Indonesia menyediakan sumber energi
alternatif yang melimpah. Sumber energi itu meliputi sumber energi yang terbarukan dan
tak terbarukan. Selain minyak bumi di lepas pantai dan laut dalam, sumber energi yang tak
terbarukan yang berasal dari laut dalam di wilayah Indonesia adalah methane hydrate.
Methane hydrate adalah senyawa padat campuran antara gas methan dan air yang terbentuk
di laut dalam akibat adanya tekanan hidrostatik yang besar dan suhu yang relatif rendah
dan konstan di kedalaman lebih dari 1.000 meter.
Sumber energi yang terbarukan dari laut adalah energi gelombang, energi yang
timbul akibat perbedaan suhu antara permukaan air dan dasar laut (ocean thermal energy
conversion/OTEC), energi yang disebabkan oleh perbedaan tinggi permukaan air akibat
pasang surut dan energi arus laut. Dari keempat energi ini hanya energi gelombang yang
tidak dapat diprediksi kapasitasnya dengan tepat karena keberadaan energi gelombang
sangat bergantung pada cuaca. Sedangkan OTEC, energi perbedaan tinggi pasang surut
serta energi arus laut dapat diprediksi kapasitasnya dengan tepat di atas kertas. Untuk
mendukung kebijaksanaan pemerintah, perlu dilakukan langkah-langkah pencarian sumber-
sumber energi alternatif yang ramah lingkungan serta terbarukan. Berdasarkan tempatnya,
ada dua sumber energi alternatif, yakni sumber energi alternatif yang berasal dari daratan
dan sumber energi yang berasal dari laut. Untuk Jawa yang padat penduduknya,
pembangunan fasilitas pembangkit listrik dengan energi alternatif yang berasal dari daratan
kemungkinan Dari penelitian PL Fraenkel (J Power and Energy Vol 216 A, 2002) lokasi
yang ideal untuk instalasi pembangkit listrik tenaga arus mempunyai kecepatan arus dua
arah (bidirectional) minimum 2 meter per detik. Yang ideal adalah 2.5 m/s atau lebih. Kalau
satu arah (sungai/arus geostropik) minimum 1.2-1.5 m/s. Kedalaman tidak kurang dari 15
meter dan tidak lebih dari 40 atau 50 meter. Relatif dekat dengan pantai agar energi dapat
disalurkan dengan biaya rendah. Cukup luas sehingga dapat dipasang lebih dari satu turbin
dan bukan daerah pelayaran atau penangkapan ikan. Gelombang laut sangat potensial
dikonversikan menjadi energi listrik, khususnya karena Indonesia memiliki pantai yang
sangat panjang yang bisa diberdayakan sebagai sumber energi alternatif pengganti bahan
bakar fosil. Balai Pengkajian Dinamika Pantai BPPT beberapa tahun yang lalu sudah
melakukan kajian Hybrid Power Energy dengan mendisain dan membangun sistem energi
gelombang laut dengan peralatan berbasis Oscilating Water Column (OWC).
OWC merupakan salah satu sistem dan peralatan yang dapat mengubah energi
gelombang laut menjadi energi listrik dengan menggunakan kolom osilasi. Alat OWC ini
akan menangkap energi gelombang yang mengenai lubang pintu OWC, sehingga terjadi
fluktuasi atau osilasi gerakan air dalam ruang OWC, kemudian tekanan udara ini akan
menggerakkan baling-baling turbin yang dihubungkan dengan generator listrik sehingga
menghasilkan listrik. Sistem ini diakuinya belum pernah dibangun di Indonesia sehingga
pelaksanaan disain dan pembangunan prototipe sistem OWC ini adalah yang pertama kali
dilaksanakan. Rencananya pada 2007 akan dilaksanakan pengembangan rancang bangun
Pembangkit Listrik Energi Gelombang untuk menghasilkan listrik 2,5 KVA hingga 500
kVA yang disesuaikan dengan pendanaan yang tersedia, pemerintah ataupun swasta.
Prototipe yang telah diujicobakan adalah dengan struktur baja yang untuk output 1KVA
dicapai efisiensi 30 persen dan dengan struktur beton yang untuk output 1KVA dicapai
efisiensi 45 persen. Jika didayagunakan secara optimal maka energi konversi gelombang
laut akan menjamin ketersediaan energi listrik sepanjang tahun sehingga suplai listrik tidak
akan tergantung pada pergantian dan perubahan musim, ujarnya. Fenomena fisik laut
seperti pergerakan pasang surut, gelombang, panas laut, angin laut dan perubahan salinitas
seluruhnya bisa dikonversikan menjadi listrik.
Energi gelombang laut/ombak laut adalah energi yang dihasilkan dari pergerakan
gelombang laut menuju daratan dan sebaliknya. Pada dasarnya pergerakan laut yang
menghasilkan gelombang laut terjadi akibat dorongan pergerakan angin. Angin timbul
akibat perbedaan tekanan pada 2 titik yang diakibatkan oleh respons pemanasan udara oleh
matahari yang berbeda di kedua titik tersebut. Mengingat sifat tersebut maka energi
gelombang laut dapat dikategorikan sebagai energi terbarukan.Gelombang laut secara ideal
dapat dipandang berbentuk gelombang yang memiliki ketinggian puncak maksimum dan
lembah minimum.
Pada selang waktu tertentu, ketinggian puncak yang dicapai serangkaian gelombang
laut berbeda-beda, bahkan ketinggian puncak ini berbeda-beda untuk lokasi yang sama jika
diukur pada hari yang berbeda. Meskipun demikian secara statistik dapat ditentukan
ketinggian signifikan gelombang laut pada satu titik lokasi tertentu.Bila waktu yang
diperlukan untuk terjadi sebuah gelombang laut dihitung dari data jumlah gelombang laut
yang teramati pada sebuah selang tertentu, maka dapat diketahui potensi energi gelombang
laut di titik lokasi tersebut. Potensi energi gelombang laut pada satu titik pengamatan dalam
satuan kw per meter berbanding lurus dengan setengah dari kuadrat ketinggian signifikan
dikali waktu yang diperlukan untuk terjadi sebuah gelombang laut. Berdasarkan
perhitungan ini dapat diprediksikan berbagai potensi energi dari gelombang laut di berbagai
tempat di dunia. Dari data tersebut, diketahui bahwa pantai barat Pulau Sumatera bagian
selatan dan pantai selatan Pulau Jawa bagian barat berpotensi memiliki energi gelombang
laut sekitar 40 kw/m.
Pada dasarnya prinsip kerja teknologi yang mengkonversi energi gelombang laut
menjadi energi listrik adalah mengakumulasi energi gelombang laut untuk memutar turbin
generator. Karena itu sangat penting memilih lokasi yang secara topografi memungkinkan
akumulasi energi. Meskipun penelitian untuk mendapatkan teknologi yang optimal dalam
mengkonversi energi gelombang laut masih terus dilakukan, saat ini, ada beberapa
alternatif teknologi yang dapat dipilih.
Dalam PLTO ini proses masuk dan keluarnya aliran ombak pada suatu ruangan
tertentu (khusus) dapat menyebabkan terdorongnya udara keluar dan masuk melalui sebuah
saluran di atas ruang khusus tersebut. Apabila diletakkan sebuah turbin di ujung saluran
tersebut, maka aliran udara yang keluar masuk akan memutar turbin yang menggerakkan
generator. Kelemahan dari model ini adalah aliran keluar masuk udara dapat menimbulkan
kebisingan, akan tetapi karena aliran ombak sudah cukup bising umumnya ini tidak
menjadi masalah besar.
Dari gambar di atas turbin yang digunakan adalah turbin air dua arah yang nantinya
untuk membangkitkan daya pada waktu pasang dan pada waktu surut. Hal ini dapat
dilakukan selama 12,5 jam dalam/hari dengan periode 2x sehari. Periode pengosongan
waduk dilakukan pada saat permukaan air laut mulai turun sehingga turbin dapat berputar
24 jam. Turbin yang di sini ialah turbin dua arah seperti gambar di bawah ini.
Namun jenis turbin paling cocok digunakan adalah jenis turbin dua arah yaitu turbin air
jenis bulb yang gambarnya seperti dibawah ini.
Gambar 7. Bulb turbine
Turbin-turbin ini putarannya lebih lambat dari kebutuhan putaran generator sehingga
dibutuhkan sistem percepatan putaran dalam bentuk gear box yang nantinya perputaran
yang dibutuhkan generator yang sesuai.
Untuk lebih jelasnya grafik dibawah ini yaitu grafik yang menunjukkan urutan operasi
pembangkitan daya pada waktu pasang dan pada waktu surut.
Dalam grafik di atas untuk mengetahui debit air jatuh yang diperoleh dari operasi
pompa yang biasanya dilaksanakan pada saat terjadi beban puncak maka dapat diibuat
grafik yang mana dalam grafik itu menjelaskan urutan operasi turbin-pompa di La-Rance
dalam grafik tersebut terlukis garis tinggi permukaan air laut, berupa suatu sinusoida, yang
titik tertinggi berupa situasi pasang. Dengan garis-garis terputus dilukis tinggi permukaan
ari dalam waduk. Pada asasnya, antara tenaga pasang surut dan tenaga air konvensional
terdapat persamaan, yaitu kedua-duanya adalah tenaga air yang memanfaatkan gravitasi
tinggi jatuh air untuk pembangkit tenaga listrik.
Perbedaan-perbedaan utama, secara garis besar, antara pembangkit listrik tenaga pasang
surut disbanding pembangkit listrik tenaga air konvensional adalah:
Pasang surut menyangkut arus air periodik dwi-arah dengan dua kali pasang dan dua
kali surut tiap hari.
Operasi di lingkungan air laut memerlukan bahan-bahan konstruksi yang lebih tahan
korosi daripada dimiliki material untuk air tawar.
Tinggi air jatuh relatif sangat kecil (maksimal 11meter) bila dibandingkan dengan
instalasi-instalasi hidro lainnya.
Kesimpulan
a. Energi gelombang
b. Pasang surut
a. Dengan pelampung
Dalam PLTO masuk dan keluarnya aliran ombak pada suatu ruangan tertentu (khusus)
menyebabkan terdorongnya udara keluar dan masuk melalui sebuah saluran di atas ruang
khusus tersebut. Sebuah turbin yang diletakkan di ujung saluran tersebut akan bergerak
karena aliran udara yang keluar masuk yang kemudian akan menggerakkan generator.
4.
Daftar Pustaka
Teguh Wahyono, Prinsip Dasar dan Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut ,
Graha Ilmu. 2003.
Bedard, Roger. At al., Ocean Wave Energy Conversion Technology, White Paper Submited
to the western Governor Asscotiation Clean and Diversified Energy Advisory
Commite. EPRI. 2005
Kadir, Abdul. Energi : Sumber Daya, Inovasi, Tenaga listrik dan Potensi Ekonomi, Edisi ke-
2. UI Press. Jakarta. 1995.
(note:
- spasi antar paragraf terlalu lebar
- Korelasi antar paragraf tidak fokus
- Sebaiknya penyusunan paragraf dikonstruksi atau disesuaikan dengan kebutuhan
kerangka pikir yang akan disampaikan, tidak hanya sekedar menyalin atau
menterjemahkan keseluruhan paragraf dari sumber (makalah, artikel dll).
- Sebagai contoh ketika menjelaskan teknik konversi energi gelombang maka fokus
kerangka pemikiran adalah pada teknik konversinya misal : jenis teknik konversi,
penjelasan umum teknik konversi tersebut, penjelasan detil bisa dilengkapi gambar
untuk tiap teknik, kelebihan dan kekurangan masing2 teknik dsb disajikan secara
sistematik.
- Sistematika penulisan diperbaiki
- Numbering diperbaiki termasuk penamaan dan penomoran gambar
- Kesimpulan : disimpulkan dari pembahasan tidak hanya sekedar menyalin apa yang ada
dalam pembahasan.
- Daftar pustaka dilengkapi, Setiap sitasi referensi harus dicantumkan di daftar pustaka
-