Sediaangalenika 130211081950 Phpapp01
Sediaangalenika 130211081950 Phpapp01
GALENIKA
Sediaan galenik adalah sediaan yang di buat dari bahan baku hewan atau tumbuhan yang di ambil
sarinya.
Zat-zat yang tersari (berkhasiat) biasanya terdapat dalam sel-sel bagian tumbuh-tumbuhan yang
umumnya dalam keadaan kering. Cairan penyari masuk kedalam zat-zat berkhasiat utama dari pada
simplisia yang akan di ambil sarinya, kemudian, zat berkhasiat tersebut akan terbawa larut dengan
cairan penyari, setelah itu larutan yang mengandung zat berkhasiat dipisahkan dari bagian simplisia
lain yang kurang bermanfaat.
1. Penarikan (Extraction)
Extraction adalah menarik zat berkhasiat sebanyak mungkin tanpa merubah khasiat
Istilah-istilah dalam extraction:
Cairan penarik = Menstrum
Ampas = Marc, Faeces
Cairan yg dipisahkan = Macerate Liquid, Colatura, Solution, Perkolat
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sediaan galenik diantaranya sebagai berikut:
1. Derajat kehalusan
Derajat kehalusan ini harus di sesuaikan dengan mudah atau tidaknya obat yang terkandung
tersebut untuk disari. Semakin halus simplisianya itu akan mempermudah proses penyarian,
ataupun sebaliknya semakin sukar disari maka simplisia harus dibuat semakin halus.
4. Konsentrasi/kepekatan
Maserasi
Yaitu merendam cairan simplisia dengan cairan penyari pada suhu 15-25C. Merupakan proses
pendahuluan untuk Perkolasi
Digerasi
Yaitu merendam cairan simplisia dengan cairan penyari pada suhu 35-45C hingga bentuk dari
simplisia menjadi rusak.
Perkolasi
Yaitu merendam simplisia dengan cairan penyari dalam alat perkolator. Macam-macam Perkolasi :
Perkolasi Biasa
Perkolasi Bertingkat, Reperkolasi, Fractional Percolation
Perkolasi dg Tekanan, Pressure Percolation
Perkolasi Persambungan, Continous Extraction
Sediaan galenik dapat digolongkan berdasarkan cara pembuatannya sebagai berikut:
Menurut Farmakope Edisi II Aqua Aromatic adalah larutan jenuh Minyak atsiri dalam air. Diantara air
aromatic ada yang memiliki daya terapi yang lemah, digunakan untuk memberi aroma pada obat-
obatan atau sebagai pengawet. Air ini tidak boleh berwarna dan berlendir, tapi harus mempunyai
bau dan rasa yang menyerupai bahan asal.
Cara Pembuatan :
1.Larutkan minyak atsiri dalam 60 ml etanol 95%
2.+kan air s.d.s ad volume 100 ml sambil kocok kuat
3.+kan 500 mg talc, kocok, lalu diamkan, dan saring
4.Encerkan 1 bagian filtrat dengan 39 bagian air.
Contoh :
Aqua Foeniculi
Larutkan 4 gr ol. Foeniculi + 60 ml etanol 90% + air ad 100 ml
2. Ekstrak ( Extracta )
Ekstrak adalah sediaan yang dapat berupa kering,kental dan cair, dibuat dengan menyari simplisia
nabati atau hewani menurut cara yang sesuai.
Cara penyarian:
a. Air : Maserasi, perkolasi, penyeduhan dengan air mendidih ( infusa)
b. Etanolair :Maserasi, perkolasi
c. Eter : Perkolasi
Ekstrak terbagi menjadi 3 yaitu : Ekstrak cair, ekstrak kental, dan ekstrak kering
Contoh ekstrak :
1. Ekstrak Belladonnae
2. Ekstrak Hyoscyami
3. Ekstrak Timi
4. Ekstrak Strici
5. Ekstrak Pule pandak
3. Syrup ( Sirupi )
Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengadung sakarosa. Kadar sakarosa adalah tidak
kurang dari 66,9% kecuali dinyatakan lain.
Cara Pembuatan :
1. Air + gula, panaskan atau didihkan ad larut , Ditambah air mendidih secukupnya hingga
diperoleh bobot yang di kehendaki, bila terjadi busa, hilangkan busanya dan di serkai.
2. Glikosida antrakinon : + Na2CO3 10% bobot simplisia, pada pembuatan sirup simplisia untuk
persediaan ditambahkan Nipagin 0,25% b/v atau pengawet yang cocok.
Bila cairan hasil sarian mengandung zat yang mudah menguap maka sakarosa di larutkan dalam
pemanasan lemak dan dalam botol yang tertutup. Hal ini dilakukan dalam membuat Aurantii
compositus sirupus, Balsami tolutani sirupus, Colae compositus sirupus, Senegae sirupus, Thymi
sirupus dan Thymi compositus sirupus. Pada pembuatan Cinamomi sirupus sakarosa di larutkan
tanpa penggunaan air panas.
4. Tincture
Yaitu adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara maserasi dan perkolasi, tincture yang didapatkan
haruslah jernih.
Untuk pembuatan zat berkhasiat tidak keras digunakan sebanyak 20% dari zat berkhasiat, dan untuk
yang berkhasiat keras digunakan sebanyak 10% dari zat berkhasiat.
Untuk bahan dasar yang mengandung harsa di gunakan cairan penyari etanol 90% v/v
Contoh : Benzoes Tinctura, Myrrhae Tinctura.
Pembagian Tingtur :
Menurut cara pembuatan
Tingtur Asli
Tingtur Tidak Asli (Palsu)
Menurut kekerasan
Tingtur Keras
Tingtur Lemah
Yaitu campuran senyawa asam lemak dengan gliserin (gliserida asam lemak)
Cara mendapatkan minyak lemak :
1. Diperas pada suhu biasa
Contoh : ol. arachidis, ol. olivae, ol. ricini
b. Minyak Ikan
Hati segar Gadus calarias L & sp lain, dimurnikan dengan penyaringan pada suhu 00C
6. Minyak Atsiri
Yaitu campuran bahan berbau keras & menguap. Didapatkan dengan cara penyulingan/perasan
simplisia segar maupun sintesis.
Identifikasi
1. Teteskan 1 tetes minyak di atas air, permukaan air tidak keruh
2. Di sepotong kertas teteskan 1 tetes minyak (penyulingan uap), tidak ada noda transparan .
3. Kocok minyak dengan larutan NaCl jenuh, biarkan memisah. Volume air tidak bertambah.
Jumlah simplisia
1. Kulit kina : 6 bagian
2. Daun digitalis : 0,5 bagian
3. Akar ipeka : 0,5 bagian
4. Daun kumis kucing : 0,5 bagian
5. Sekale kornutum : 3 bagian
6. Daun sena : 4 bagian
7. Temulawak : 4 bagian