1. Mempuyai warna yang pucat Tanah podsol merupakan yang memiliki warna pucat. Hal
ini sudah dijelaskan sebelumnya bahwasannya tanah podsol mempunyai warna yang
pucat dikearenakan ada kandungan A2 atau abu- abau di setiap jengkal ataupun butiran-
butiran tanah tersebut.
2. Mempunyai kandungan pasir kuarsa yang sangat tinggi
3. Memiliki tingkat keasaman yang tinggi Reaksi tanah ini apabila dilihat dari keadaan pH
atau keasamannya yakni memiliki pH 3,5 hingga 5,5 atau dari yang sangat asam hingga
yang asam.
4. Sangat peka terhadap erosi Tanah podsol merupakan tanah yang peka terhadap erosi
tanah karena daya menahan airnya yang masih sangat jelek.
5. Mempunyai sifat kurang subur Tanah podsol ini mepunyai kandungan usur hara yang
rendah hingga yang sangat rendah. Bahan induk dari tanah podsol ini adalah tuff vulkan
yang asam. Sehingga berdasarkan sifat fisika maupun sifat kimianya, tanah ini bersifat
jelek.
6. Tidak memiliki perkembangan profil
7. Mempunyai tekstur yang bersifat lempung hingga berpasir Tekstur tanah podsol ini
secara umum memanglah bersifat seperti pasir yang bertekstur sedang hingga kasar.
Tekstur inipun bersifat lepas di bagian atas dan pejal di bagian bawah.
8. Mempunyai sifat yang mudah basah, sehingga ketika tanah ini terkena air tanah maka
tanah podsol ini akan menjadi subur.
Proses terjadinya tanah podsol ini dinamakan sebagai proses podzolisasi. Proses terjadinya
podsolisasi ini merupakan suatu proses yang disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut:
sponsored links
Tanah Podsol ini merupakan jenis tanah yang terdiri atas beberapa lapisan. Dan tiap- tiap lapisan
dari tanah podzol ini biasanya mempunyai warna yang berbeda- beda. Adapun tanahh podzol ini
setidaknya terdiri atas lima lapisan. Lapisan- lapisan ini dinamakan dengan horison. Adapun
horison dari tanah podsol adalah sebagai berikut:
1. Horizon O
Dalam hutan banyak sekali terdapat tanah humus, horizon O ini lebih mengarah kepada
pembedaan humus ini. Kemudian tanah humus ini dibedakan lagi atas tiga macam, yakni bahan-
bahan organik yang belum mengalami dekomposisi, bahan organik yang sudah mengalami
dekompposisi, dan juga humus yang telah mengalami dekomposisi di dalam padang rumput yang
berisi hamparan rumput mati.
2. Horizon A1
Horizon A1 ini memiliki tekstur yang halus hingga seperti. Mempunyai warna yang coklat kelam
hingga hitam yang dipengaruhi oleh keberadaan bahan- bahan organik.
3. Horizon A2
Horizon A2 ini merupakan lapisan yang mempunyai ciri- ciri yang berupa abu yang berwarna
pucat yang memiliki struktur lempung yang menepung. Kemudian lapisan ini mengandung
minyak, apabila dipijat, maka terkadang ada terjadinya konkresi.
4. Horizon B
Horizon B ini dibedakan secara tegas dengan horizon- horizon lainnya yang berada di atasnya
oleh warna yang mencolok, yakni warna coklat kelam hingga coklat biasa. Horizon ini
mempunyai tekstur yang lebih halus, serta struktur tiang akibat saling koagulasi A1 dan Fe yang
bermuatan positif dengan bahan- bahan organik yang bermuatan negatif. Horizon ini seringkali
mengandung padas.
Lapisan tanah podsol makin ke bawah maka warnaya akan semakin mendekati bahan induk, dan
semakin mempunyai tekstur yang kasar. Pada horizon ini, tanah memiliki lapisan solum yang
dangkal, yakni diantara 40 hingga 100 cm, serta horizon- horizon diatasnya (yakni horizon A2
dan juga horizon B dapat dengan jelas dilihat. Tanah podzol ini merupakan tanah yang dapat
dilihat dengan jelas dari warnanya. Warna tanah podsol ini adalah coklat pucat ataupun keputih-
putihan, hingga berwarna coklat kekuning- kuningan.
Itulah beberapa horizon tanah podsol atau yang lebih sering disebut sebagai morfologi tanah
podsol. Ya, hal ini karena memang tanah podzol ini mempunyai bentuk yang berlapis- lapis.
Tanah podsol sendiri persebarannya berada di daerah yang mempuyai iklim basah , memiliki
curah hujan yang lebih dari 2000 mm per tahun tanpa adanya bulan kering. Contoh daerah yang
memiliki jenis tanah podzol ini adalah di daerah Kalimantan Tengah, Jambi. Bangka, Belitung,
Sumatera Utara dan juga Irian Jaya atau Papua.
Pemanfaatan yang paling sering dilakukan orang- orang terdaoau tanah podzol ini yakni dibuat
sebagai laha yang ditanami berbagai tanaman palawija. Hal ini karena tanaman palawija
merupakan salah satu tanaman yang paling cocok dengan karakteriktik yang dimiliki oleh tanah
podsol ini.
Selain sebagai tanah yang baik untuk ditanami palawija, tanah podzol ini juga dapat digunakan
untuk produktivitas hutan. Berbagai tanaman yang dapat tumbuh di atas tanha ini sebagai hutan
primer, namun selain hutan primer juga banyak tumbuh tanamn tanaman lain seperti belukar, dan
padang rumput. Bahkan di daerah Bangka, tanah ini juga digunakan untuk menanam tanaman
lada. Tanah podzol ini apabila berada pada daerah kering, maka akan bercampur atau berasosiasi
dengan jenis tanah podsolik merah dan kuning. Namun, ketika berada di daerah yang basah,
tanah podsol ini akan berasoisasi dengan glei humas atau juga organosol.
1) Horizon O, dalam hutan dibedakan lagi atas bahan organik yang belum mengalami
dekomposisi, bahan organik yang sedang mengalami dekomposisi, dan humus yang telah
mengalami dekomposisi di dalam padang rumput yang terdiri atas hampaan rumput mati.
2) Horizon A1, bertekstur halus sampai geluh pasiran, berwarna coklat kelam sampai hitam oleh
pengaruh bahan organik.
3) Horizon A2, merupakan lapisan yang mencirikan berupa abu yang berwarna pucat dengan
struktur lempung menepung, berminyak jika dipijat dan kadang- kadang ada konkresi.
4) Hoizon B yang dibedakan dengan tegas dari horizon di atasnya oleh warnanya yang coklat
kelam sampai coklat biasa, tekstur lebih halus, struktur tiang akibat saling koagulasi A1 dan Fe
yang bermuatan positif dengan bahan organik yang bermuatan negative, sering kali horizon ini
mengandung padas.
5) Horizon BC dan C, makin ke bawah warnanya makin mendekati warna bahan induk dan
tekstur makin kasar Tanah ini memiliki lapisan solum yang dangkal, yaitu antara 40-100 cm, dan
horizon-horizon A2 dan B3nya dapat jelas kelihatan. Tanah podsol ini dapat jelas kelihatan dari
warnyanya, yaitu coklat pucat atau keputih-putihan hingga warna coklat kekuning-kuningan.
Tekstur pada umumnya dari pasir sedang sampai kasar, dengan struktur yang lepas di bagian atas
dan pejal di bagian bawah, sedangkan konsistensinya pada lapisan A2 itu lepas dan di lapisan B
teguh. Reaksi tanah biasa dilihat dari pHnya, yaitu pH 3,5-5,5 atau dari sangat asam sampai
asam, sedangkan kandungan bahan organik adalah sedang, pada bagian atas sedang sampai
tinggi.
Tanah ini cukup peka terhadap erosi, karena daya menahan air jelek. Kandungan unsur hara
sangat rend ah sampai rendah. Bahan induknya berasal dari tuff vulkan yang asam. Tanah ini
baik sifat fisika maupun kimia adalah jelek, sehingga nilai produktivitasnya rendah. Proses
pembentukan tanahnya disebut posdolisasi.
Penyebarannya ada di daerah beriklim Cfa (Koppen) yaitu iklim hujan lintang
menengah dengan musim dingin ringan, sedang menurut Schmidt dan Perguson dengan tipe
hujan A (sangat basah) dan Hujan B (basah), yang curah hujannya biasanya bisa lebih bedar dari
1500 mm per tahun tanpa mengalami bulan-bulan kering. Ketinggian tempat sangat bervariasi
sekali, yaitu paling tinggi 2000 meter di atas muka laut, dengan bentuk wilayah yang datar di
dataran tinggi dan dataran rendah.