Anda di halaman 1dari 11

TUGAS DESAIN PRODUK

ANALISA KEBUTUHAN KONSUMEN

Disusun Oleh:
Mela Fitri Rosalin ( 15522125 )
Elisa Melati Nur .A ( 15522133)
Intania Widyantari .K ( 15522166 )

Kelas : B

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2017
ANALISA PASAR

Pengambilan suatu keputusan tentang produk yang akan dipasarkan oleh


perusahaan, diawali dengan adanya analisis pasar. Dalam hal ini, analisis pasar adalah
merupakan bagian integral pada prosedur yang sedang dijalankan oleh perusahaan. Dengan
adanya analisis pasar, akan memberikan kemungkinan para manajer pemasaran unuk
mengidentifikasikan kebutuhan dan keinginan para konsumen/para pembeli barang dan
jasa. Selain itu, dengan adanya analisis pasar akan membuka kesempatan bagi manajer
pemasaran untuk memperkenalkan barang baru atau untuk mengubah, memperbaiki,
melengkapi barang yang dibuatnya. Ruang lingkup analisis pasar, pada dasarnya mencakup
permasalahan tentang:

1. Pengumpulan data dan fakta yang berhubungan dengan bidang pemasaran.

2. Penafsiran data dan fakta yang berhubungan dengan bidang pemasaran.

3. Penyimpulan data dan fakta yang berhubungan dengan bidang pemasaran.

4. Penegndalian dalam bidang pemasaran.

Sebelum menjelaskan analisis pasar lebih jauh, penulis akan menjelaskan produk apa yang
akan diproduksi dan dipasarkan. Produk yang akan diproduksi disini adalah sebuah kursi
balita sebagai fasilitas yang ada pada cafe. Pengertian dari cafe itu sendiri merupakan
tempat untuk bersantai dan berbincang-bincang dimana pengunjung dapat memesan
minuman dan makanan. Cafe termasuk tipe restoran namun lebih mengutamakan suasana
rileks, hiburan dan kenyamanan pengunjung sehingga menyediakan tempat duduk yang
nyaman dan alunan musik.

Mengapa memilih cafe sebagai customer dari kursi balita?

Menjadi ibu yang bekerja di kantoran atau ibu rumah tangga adalah sebuah pilihan.
Keduanya memiliki tantangan yang berbeda. Atau menjadi ibu yang super sibuk dan
tinggal di kota-kota besar seperti Yogyakarta tidaklah mudah. Mulai dari mengurus rumah,
keluarga, hingga pekerjaan kantor terlihat begitu banyak. Hal itu bisa membuat kondisi
fisik maupun mental akan berpengaruh. Salah satu contohnya pada mental yaitu beban
pikiran yang pebuh sehingga bisa menyebabkan stres. Maka dari itu hal yang dibantu para
ibu rumah tangga adalah enjoy melakukan aktivitasnya dan menghindari faktor-faktor
penyebab stres. Stres bisa membuat pekerjaan sang ibu menjadi tidak maksimal. Hal
seperti stres ini bisa diatasi dengan memiliki waktu luang untuk merelaksasikan diri. Atau
jika ada kesempatan ibu bekerja bisa bersosialisasi di luar rumah saat ia di tempat kerja
atau di rumah. Salah satu tempat yang cocok untuk melepas penat ibu-ibu disaat seperti ini
yaitu cafe dimana cafe tersebut berfasilitas spesial untuk ibu. Ibu yang memiliki anak kecil
juga bisa membawa ke cafe ini dikarenakan fasilitas pendukungnya yaitu bisa untuk anak-
anak.

Adapun pertimbangan analisa pasar memperhatikan beberapa segmentasi, dimana


segmentasi adalah kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli
yang berbeda yang memiliki kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda yang
mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang berbeda. Segmentasi dapat
dilakukan berdasarkan variabel-variabel di bawah ini, beberapa segmentasi tersebut
adalah sebagai berikut:

1. Segmentasi geografis (geographic segmentation)


Segmentasi geografis adalah segmentasi yang membagi pasar menjadi unit
geografis yang berbeda-beda seperti negara, daerah otonomi, kota, iklim, atau
kawasan pemukiman. Karena penulis berdomisili di Yogyakarta dan setelah
dilakukan observasi ternyata di Yogyakarta terdapat banyak cafe. Sehingga
penulis menentukan segmentasi greografis berada di Daerah Istimewa
Yogyakarta. Untuk data pendukung mengenai jumlah cafe di Yogyakarta tidak
dilampirkan dikarenakan tidak ada.

2. Segmentasi demografis (demographic segmentation)


Segmentasi demografis adalah segmentasi yang membagi pasar
menjadi berbagai kelompok berdasarkan variabel seperti usia, jenis kelamin,
siklus hidup keluarga, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras dan
kebangsaan. Faktor-faktor demografis paling sering dipakai sebagai dasar
untuk mensegmentasi kelompok konsumen. Salah satu alasannya adalah
kebutuhan, keinginan dan tingkat penggunaan konsumen berhubungan erat
dengan variabel demografis.
Segmentasi demografis untuk pengadaan kursi balita sebagai fasilitas
cafe-cafe di Yogyakarta ini ditujukan untuk ibu muda yang berusia 18-35
tahun yang memiliki anak dengan usia 0-5 tahun. Dengan pendapatan berada
pada kelas menengah.

Jumlah Penduduk Proyeksi/


Number of Population Projection
Kelompok
2016 2017 2018 2019
Umur/
Laki- Laki- Laki- Laki-
Age Group Perempuan/ Perempuan/ Perempuan/ Perempuan/
laki/ laki/ laki/ laki/
Female Female Female Female
Male Male Male Male
0-4 109,2 105,1 109,4 104,3 108,6 103,6 107,9 102,8
4-9 109,7 104,9 110,1 105,0 110,4 106,3 110,7 106,6
10-14 105,2 100,3 106,6 102,5 106,9 103,9 108,3 104,2
15-19 105,3 100,4 107,5 101,5 108,7 102,7 108,9 102,9
20-24 143,4 127,9 137,0 122,3 130,4 118,0 126,0 112,6
25-29 173,4 147,4 167,2 144,2 165,1 141,3 163,2 140,3
30-34 196,4 167,1 191,3 163,0 185,2 158,0 178,9 152,0
35-39 182,9 163,3 189,3 167,3 193,7 169,5 195,0 170,6
40-44 137,4 137,4 146,6 142,1 155,8 148,2 165,1 154,1
45-49 116,9 126,5 119,0 126,3 120,0 127,4 123,2 129,3
50-54 109,6 120,5 110,7 122,4 111,7 122,5 111,8 123,5
55-59 97,5 105,5 99,6 108,4 101,6 111,5 102,7 114,4
60-64 76,3 82,3 79,5 86,3 82,5 90,4 86,7 94,4
65-69 55,0 64,2 57,3 66,0 60,3 68,1 63,5 71,1
70-74 41,1 52,9 41,2 53,9 42,0 54,1 43,1 55,1
75+ 56,2 83,7 56,2 85,5 57,6 86,2 57,6 88,3
Jumlah/
1.815,5 1.789,4 1.828,5 1.801,0 1.840,5 1.811,7 1.852,6 1.822,2
Total

3. Segmentasi sosial budaya


Segmentasi ini mengelompokkan pembeli berdasarkan pengetahuan, sikap,
tingkat penggunaan atas sebuah produk atau jasa, serta manfaat yang dicari oleh
konsumen dalam membeli sebuah produk atau jasa. Baby cafe yang di lengkapi
dengan produk kursi kayu khusus anak-anak akan mendukung keunggulan dari
cafe tersebut, serta fasilitas ruang bermain anak dan internet menjadi
pendukung keunggulan baby cafe. Di era sekarang ini, dengan majunya
teknologi dan semakin berkembangnya pemikiran. Ibu-ibu tidak hanya diam
dirumah, namun juga dapat bersosialisasi dan berinteraksi dengan teman-teman
sesusianya. Dan dapat melakukan berbagai kegiatan diluar rumah, seperti rapat,
arisan, reuni ataupun sebatas berkumpul dengan teman-teman. Sehingga dengan
keadaan seperti sekarang ini akan mendukung adanya baby cafe.
4. Segmentasi psikografis (psychographic segmentation)
Segmentasi ini membagi konsumen menjadi kelompok yang berbeda-beda
berdasarkan karakteristik gaya hidup dan kepribadian konsumen. Di zaman
yang modern ini gaya hidup konsumerisme sangatlah merajalela, tidak hanya
pada anak-anak muda tetapi juga ibu-ibu muda sosialita. Mereka yang jenuh
dirumah biasanya pergi bersama teman-temannya untuk shopping, jalan-jalan
dan nongkrong di tempat-tempat instagramable. Dengan adanya anak yang
tidak bisa mereka tinggalkan maka ibu-ibu tersebut akan mencari tempat-
tempat yang kids friendly supaya anaknya tidak rewel dan enjoy menikmati
fasilitas yang ada di tempat tersebut.
PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA

Identifikasi Kebutuhan Konsumen

Untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen mengenai kursi balita seperti apa yang
mereka inginkan penulis membuat kuesioner I yang bertujuan untuk mengumpulkan
data keinginan konsumen. Pada kuesioner I pertanyaan-pertanyaan masih bersifat
terbuka, artinya pertanyaan yang diajukan kepada responden berupa pertanyaan yang
responden bebas menentukan jawabannya sendiri. Hasil jawaban dari kuesioner tersebut
yang kemudian menjadi Voice of Customer adalah sebagai berikut:

1. Kursi balita harus nyaman (adanya busa pada tempat duduk dan sandaran)
2. Kursi balita dengan warna yang menarik
3. Tinggi Kursi balita di sesuaikan dengan tinggi meja cafe
4. Kursi balita yang fleksibel (dapat dilipat)
5. Kursi balita dilengkapi penyangga depan sebagai safety
6. Kursi balita dengan inovasi adanya tempat botol susu, meja yang fleksibel dan
mainan
7. Ukuran kursi balita disesuaikan dengan anak-anak

Pengolahan Aspek Teknis

Proses terjemahan kebutuhan teknik dalam metode QFD adalah House of Quality,
tujuannya adalah untuk menerjemahkan kebutuhan konsumen yang diambil dari
jawaban responden yang ada pada kuesioner I kedalam kebutuhan teknik (technical
requirements), data-data yang diperoleh dari hasil kebutuhan konsumen akan
diterjemahkan kedalam setiap aspek teknik. Berikut data-data yang dibutuhkan dalam
pengolahan aspek teknik:

Tabel 1. Kebutuhan Teknis Konsumen

No Atribut Kebutuhan Teknis


1 Kenyamanan Pada sandaran dan tempat duduk diberi lapisan busa agar anak bisa
nyaman duduk di kursi tersebut
No Atribut Kebutuhan Teknis
2 Warna Warna yang menarik untuk anak-anak adalah warna yang cerah
seperti biru muda, pink, putih, dll
3 Tinggi Tinggi kursi balita disesuaikan dengan tinggi meja yang ada di cafe
sehingga apabila tidak ingin menggunakan meja yang terdapat pada
kursi balita tersebut maka bisa bergabung dalam satu meja bersama
ibunya
4 Fleksibel Kursi balita didesain agar dapat dilipat sehingga mudah dibawa
kemana-mana dan tidak memakan tempat
5 Safety Kursi balita dilengkapi dengan penyangga depan dan safety belt
sehingga aman apabila anak banyak gerak
6 Desain Desain tambahan yang diberikan adalah adanya tempat botol susu
yang berada pada meja di kursi tersebut dimana meja tersebut
fleksibel (dapat dilipat) sehingga balita bebas akan menggunakan
meja yang telah tersedia dikursi atau menggunakan meja cafe. Serta
terdapat tambahan mainan yang digabung dengan penyangga depan.
7 Ukuran Ukuran kursi balita disesuaikan dengan antropometri tubuh anak usia
0-5 tahun

Rekap Hasil Kuisioner II

Semua kebutuhan teknis diatas selanjutnya akan digunakan pada kuesioner II, dimana
peneliti mengajukan pernyataan-pernyataan teknis diatas dan responden hanya bisa
memberikan penilaian berupa range nilai dengan skala sebagai berikut:

1 = sangat tidak setuju

2 = kurang setuju

3 = setuju

4 = lebih setuju

5 = sangat setuju

Dari hasil rekapitulasi data kuesioner II tersebut maka akan didapatkan data
kepentingan relatif dari masing-masing keinginan konsumen.
Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Kuesioner II

Pertanyaan
Responden
1 2 3 4 5 6 7
1 4 3 4 3 5 5 5
2 4 4 4 3 5 5 5
3 5 4 4 4 4 5 4
4 4 3 4 3 5 5 4
5 5 4 5 5 5 5 5
6 5 5 5 4 5 5 4
7 4 4 4 4 4 4 4
8 5 4 4 4 5 5 4
9 5 4 4 4 5 5 4
10 5 4 5 3 5 5 4
11 4 4 4 4 5 5 5
12 4 3 4 4 5 5 4
13 4 5 4 4 5 4 4
14 4 3 3 4 5 5 4
15 5 4 4 4 5 5 5
16 4 4 4 4 5 5 4
17 4 4 4 5 5 5 5
18 4 4 4 5 5 5 4
19 5 4 5 5 5 4 5
20 4 4 4 3 4 4 4
21 4 5 4 4 5 5 5
22 4 4 5 4 5 5 4
23 5 3 4 3 5 5 4
24 4 5 4 4 5 5 4
25 4 4 4 3 4 5 5
26 4 4 4 4 5 5 4
27 3 3 3 3 4 4 3
28 4 4 4 4 4 5 5
Pertanyaan
Responden
1 2 3 4 5 6 7
29 4 4 3 3 4 5 4
30 5 5 5 5 5 5 5

Tabel 3. Total Rekapitulasi Kuesioner

No. 1 2 3 4 5 6 7
SS(5) 10 5 6 5 23 25 11
LS(4) 19 19 21 16 7 5 18
S(3) 1 6 3 9 0 0 1
KS(2) 0 0 0 0 0 0 0
STS(1) 0 0 0 0 0 0 0

Importance Rating

Importance rating didapatkan dari hasil perhitungan rata-rata tiap kebutuhan kuesioner
pada hasil dari penyebaran kuesioner kepentingan konsumen. Dari rekap kuesioner
kebutuhan konsumen tersebut maka dari setiap range pilihan pertanyaan yang diajukan,
bobot hasil jawaban responden kemudian dirata-rata untuk importance rating.

Tabel 4. Nilai Importance Rating

Importance
No Kebutuhan Pengguna Urutan
Rating
Kursi balita yang nyaman (adanya busa pada tempat
1 4,3 4
duduk dan sandaran)

2 Kursi balita dengan warna yang menarik 3,97 6

3 Tinggi Kursi balita di sesuaikan dengan tinggi meja cafe 4,1 5

4 Kursi balita yang fleksibel (dapat dilipat) 3,87 7

5 Kursi balita dilengkapi penyangga depan dan safety belt 4,77 2

6 Kursi balita dengan inovasi adanya tempat botol susu, 4,83 1


Importance
No Kebutuhan Pengguna Urutan
Rating
dilengkapi mainan anak dan adanya meja yang fleksibel
(dapat dilipat jika ingin menggunakan meja cafe)

Ukuran kursi balita disesuaikan dengan ukuran tubuh


7 4,33 3
anak balita

Hubungan Kebutuhan Konsumen dan Kebutuhan Teknis

Pada tahap ini dilakukan analisis hubungan antara kebutuhan konsumen kursi balita
dengan kebutuhan teknis yang telah didefinisikan. Sehingga diperoleh hubungan yang
kuat, sedang, atau lemah. Hubungan kuat jika keinginan teknis tertentu merupakan
interpretasi langsung suatu hubungan keinginan konsumen, sedangkan hubungan sedang
dan lemah umumnya dari hubungan keinginan konsumen dengan kebutuhan teknis yang
bukan interpretasi langsungnya. Penilaian ini menggunakan skala ordinal, yaitu tingkat
pengukuran data berupa ukuran ranking data, yang artinya bahwa data satu obyek lebih,
kurang, atau sama jumlahnya dari atriburnya dibandingkan dengan beberapa obyek
lainnya. Nilai yang digunakan untuk menggambarkan ketiga hubungan tersebut adalah
sebagai berikut:

Nilai 9 berarti hubungan kuat

Nilai 3 berarti hubungan sedang

Nilai 1 berarti hubungan lemah

Tabel 5. Matriks Simbol Hubungan Kebutuhan Konsumen Terhadap Kebutuhan Teknik

Kebutuhan No. Suara Importance No. Urut Kebutuhan Teknis

Konsumen Konsumen Rating


1 2 3 4 5 6 7

Kenyamanan 1
Warna 2
Tinggi 3
Fleksibel 4

Safety 5

Desain 6
Ukuran 7

Keterangan :

= Kuat (9)

= Sedang (3)

= Lemah (1)

Anda mungkin juga menyukai