Integral Tentu
Pengantar
Kita menghargai penemuan Kalkulus oleh Issac Newton dan Gottfried Leibniz secara bersaman,
tetapi saling bebas. Namun konsep garis singgung (turunan) dan luas suatu daerah melengkung
(integral tentu) telah dikenal lebih dahulu. Mengapa Newton dan Leibniz merupakan tokoh yang
terkemuka dalam sejarah Kalkulus? Jawabnya adalah karena mereka memahami dan memanfaatkan
hubugan erat yang ada antara anti turunan dan integral tentu , suatu hubungan yang memungkinkan
kita untuk menghitung secara mudah nilai yang sebenarnya dari banyak integral tentu tanpa perlu
memakai jumlah Riemann yang biasanya sukar, dan kadang2 membosankan.
Andaikan f satu fungsi yang didefinisikan pada selang tutup [a , b]. Jika
lim =1 ( )
||0
ada, kita katakan f terintagralkan pada selang [a , b]. Lebih lanjut () , disebut integral tentu
(atau integral Riemann) f dari a ke b, diberikan oleh :
() = = ( )
||
Pada lambang () kita boleh menyebut a titik ujung bawah dan b titik ujung atas untuk
integral. Tetapi para penulis buku kebanyakan menggunakan istilah batas bawah pengintegralan dan
batas atas pengintegralan. Dalam definisi () , secara implisit kita mengangap a < b. Kita
hilangkan batasan itu dengan definisi berikut:
1. () = 0
2. () = - ()
Jadi :
2 2 6
2 3 = 0 , 6 3 = - 2 3
Akhirnya, kita tunjukkan bahwa x adalah variabel dummy dalam lambang () . Dengan ini
kita maksudkan bahwa x dapat diganti oleh hurup sebarang lain (tentu saja, asal ia diganti di setiap
tempat kemunculan). Jadi
() = () = ()
Teorema Keintegralan
Jika f terbatas pada [a , b] dan ia kontinu di sana kecuali pada sejumlah terhingga titik, maka f
terintegralkan pada [a , b]. Khususnya, jika f kontinu pada seluruh selang [a , b], maka ia
terintegralkan pada [a , b].
Teorema Dasar
Dalam karier matematika anda, sebelumnya anda telah bertemu dengan beberapa teorema dasar.
Teorema Dasar dari Aritmatika mengatakan bahwa sebuah bilangan bulat dapat difaktorkan secara
tunggal menjadi hasil kali dari bilangan-bilangan prima. Teorema Dasar Aljabar mengatakan bahwa
sebuah persamaan polinom berderajat n tepat mempunyai n penyelesaian (akar) termasuk yang
berulang. Teorema apapun yang berjudul ini harus dipelajari secara seksama dan harus diingat
secara permanen.
Andaikan f kontinu (karenanya terintegralkaan) pada [a , b] dan andaikan F sebarang anti turunan
dari f di sana. Maka ;
() = F(b) F(a)
Contoh 1 : Perlihatkan bahwa = k(b a)
Penyelesaian :
F(x) = kx adalah suatu anti turunan dari f(x) = k. Sehingga menurut Teorema Dasar
= F(b) F(a) = kb ka = k(b a)
Contoh 2 : Perlihatkan bahwa = b2/2 a2/2
Penyelesaian
F(x) = x2/2 adalah suatu anti turunan dari f(x) = x. Karena itu
= F(b) F(a) = b2/2 a2/2
Contoh 3. Perlihatkan bahwa jika r suatu bilangan rasional yang bukan -1, maka
+1 +1
= +1
- +1
Penyelesaian :
F(x) = xr + 1/ (r + 1) adalah suatu anti turunan dari f(x) = xr . Maka, menurut Teorema Dasar
+1 +1
= F(b) F(a) = +1
- +1
Hal teknis : jika r < 0, kita syaratkan bahwa 0 tidak dalam [a , b].
Adalah menguntungkan untuk memperkenalkan lambang baru untuk F(b) F(a). Kita tuliskan
Sehingga misalnya,
5
5 3 125 8 117
2 2 = [ 3 ] = 3
3 = 3
= 39
2
2
Contoh 4. Hitung 1(4 6 2 )
Penyelesaian :
2
1(4 6 2 ) = [2 2 2 3 ]21
= (8 16) (2 + 2)
= -8 4
= -12
8
Contoh 5. Hitung 1 ( 1/3 + 4/3 )
Penyelesaian :
8 3 3 7/3 8
1 ( 1/3 + 4/3 ) = [4 4/3 + 7
]
1
= (45/4 + 381/7)
= 1839/28
65,67
Contoh 6. Hitung 0 3
Penyelesaian :
0 3 = [3 ]0 = -3[]0 = -3 (-1 1) = -3(-2) = 6
4
Contoh 7. Hitung 0 2 + (2 + 1) .
Penyelesaian :
4 2 4
0 2 + (2 + 1) = [3 ( 2 + )3/2 ]
0
2 4
= 3 [( 2 + )3/2 ]0
2
= (203/2 0 2/3) =
3
2 2
= (20)3/2 90 60
3 3
/4
Contoh 8. Hitung 0 3 2 cos 2
Penyelesaian :
/4 1 /4
0 3 2 cos 2 = [8 (4 2)]
0
1 /4
= 8 [(4 2)]0
1
= 8 (14 04 )
= 1/8
Andaikan bahwa f dan g terintegralkan pada [a , b] dan bahwa k konstanta. Maka kf dan f + g adalah
terintegralkan dan
i. () =k ()
ii. [() + ()] = () + ()
iii. [() ()] = () - ()
2
Contoh 9. Hitung 1(4 6 2 )
Penyelesaian :
Ini sama seperti contoh 4, tetapi sekarang kita akan melakukannya secara lain dengan memnfaatkan
kelinearan dari integrl tentu.
2 2 2
1(4 6 2 ) = 4 1 6 1 2
1 2 1 2
= 4 [2 2 ] 6 [3 3 ]
1 1
= 2[ 2 ]21 2 [ 3 ]21
= 2(4 1) 2 (8 + 1) = 6 18 = -12
1
Contoh 10. Hitung 0 [ 2 + ( 2 + 1)4 ]
Penyelesaian :
1 1 1
0 [ 2 + ( 2 + 1)4 ] = 0 2 + 0 ( 2 + 1)4
Integral yang pertama mudah dikerjakan secara langsung. Untuk menangani yang kedua, kita
andaikan u = x2 + 1, sehingga du = 2x dx atau x dx = du, sehingga
1 1 1 1 1
( 2 + 1)4 = 4 2
= 2 4 = .
2 5
u5 = 10 (x2 + 1)5
Karena itu
1 1 1 1
0 2 + 0 ( 2 + 1)4 = 3 [ 3 ]10 + 10
[( 2 + 1)5 ]10
1 1
= 3 (1 0) + 10
(32 1)
1 31 103
=3 + 10
= 30
Jika f terintegralkan pada suatu selang yang mengandung tiga titik a, b, dan c,maka
() = () + ()
8 10
= 1 () + 8 ()
Sifat Pembandingan
Jika f dan g terintegralkan pada selang [a , b] dan jika f(x) g(x) untuk semua x dalam [a , b], maka
() ()
Latihan :
Dalam soal 9 20, gunakan teorema Dasar Kalkulus dikombinasikan dengan Aturan Pangkat Yang
Diperumum untuk menghitung integral tentu yang diberikan (lihat contoh 7 10)
1
9. 0 ( 2 + 1 )10 2
0
10. 1 3 + 1 (3 2 )
8
11. 5 3 + 1
/2
12. 0 2 3 cos 3
/2
13. 0 (2x + sin )
3 2+ 1
14. 1
3 + 3
1 2
15. 0 ( + 2)2
8
16. (1/3 1/3 )2
1 1
Andaikan : 0 () = 4 dan 0 () = -2 , Gunakan kelinearan integral untuk menghitung
masing-masing integral berikut :
1
17. 0 3()
1
18. 0 [3() + 2()]
1
19. 0 [2() 3()]
1
20. 0 [2() 3 2 ]
1 2 1 2
Andaikan : 0 () = 2 , 1 () = 3 , 0 () = -1 , dan 0 () = 4
4
Dalam soal berikut, gunakan sifat penambahan selang untuk menghitung 0 ()
2 0 < 2
28. F(x) = {
2 4
1 0 < 1
29. F(x) = { 1 < 2
4 2 4
30. F(x) = |x 2|