Anda di halaman 1dari 17

Siklus Menstruasi pada Pubertas Wanita

KELOMPOK PBL B1

Skenario 5

Ratri Puspitaningrum 102011447

Joceline Valencia 102013072

Bryan Raka Alim 102013145

Augustinus Yohanes Karni Lando 102013341

Dola lonita 102013342

Elva Patabang 102014029

Rezki Natalina Putri 102014087

Christovel Liempepas 102014153

Deishielanny Nair Narayanan 102014241

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No.06 Jakarta Barat

1
Abstrack

The menstrual cycle is normally traverse by every woman of reproductive age. Before
the girls experiencing puberty or menstruation, the ovaries have been found in primary
oocytes having to wait dor a new menstrual division meiosis II until the formation of ovarium
and if fertilization occurs will develop into an embryo eat but if it is not goinf to shed the
endometrial wall called menstruation. In the case the relevant organs involves both internal
organs and external genitalia feminime. In addition, there are many hormone that helps the
smooth running of the menstrual cycle is triggered primarily hipothalaus pituitary will
produce FSH and LH are also directly involved in menstrual cycle are estrogen and
progresterone hormones.

Keyword : menstrual cycle, estrogen, progesterone.

Abstrak

Siklus menstruasi normalnya dilalui oleh setiap wanita pada usia reproduktif.
Sebelum anak perempuan akil balik atau mengalami mentruasi, di dalam ovariumnya sudah
terdapat oosit primer sampai menunggu menstruasi baru mengalami pembelahan miosis II
sampai terbentuknya ovum dan jika terjadi fertilisasi makan akan berkembang menjadi
embrio tetapi jika tidak akan luruh dengan dinding endometrium sehingga disebut mentruasi.
Dalam hal ini melibatkan organ-organ yang terkait baik organ genitalia feminina interna
maupun eksterna. Selain itu juga terdapat hormon-hormon yang membantu kelancaran siklus
menstruasi yang dipicu dari hipotalamus terutama hipofisis yang akan menghasilkan FSH dan
LH juga yang berperan langsung dalam siklus menstruasi adalah hormon estrogen dan
progesteron.

Kata kunci : siklus menstruasi, estrogen, progesterone.

Pendahuluan

Setiap manusia memiliki kesempatan untuk berubah hidupnya. Perubahan terjadi pada
pria dan wanita. Pada wanita terjadi pubertas dengan adanya siklus mens. Siklus menstruasi
normalnya dilalui oleh setiap wanita pada usia reproduktif yaitu pada usia 11-45 tahun.
Sebelum anak perempuan mengalami menstruasi, di dalam ovariumnya sudah terdapat oosit
primer sampai menunggu menstruasi baru mengalami pembelahan miosis II sampai
terbentuknya ovum dan jika terjadi fertilisasi maka akan berkembang menjadi embrio tetapi

2
jika tidak akan luruh dengan dinding endometrium sehingga disebut menstruasi. Panjang daur
dapat bervariasi pada satu wanita selama saat-saat yang berbeda dalam hidupnya, dan bahkan
dari bulan ke bulan tergantung pada berbagai hal, termasuk kesehatan fisik, emosi, dan nutrisi
wanita tersebut. Dalam hal ini melibatkan organ-organ yang terkait baik organ genitalia
feminina interna maupun eksterna. Selain itu juga berperan hormon-hormon yang membantu
kelancaran siklus menstruasi yang dipicu dari hipotalamus terutama hipofisis yang akan
menghasilkan FSH dan LH juga yang berperan langsung dalam siklus menstruasi adalah
hormon estrogen dan progesteron. Tetapi tidak semua wanita mengalami siklus menstruasi
yang normal dan teratur karena banyak faktor sehingga perlu diketahui secara normal siklus
menstruasi itu sendiri.

Pembahasan

Genitalia Feminina

Makroskopis

Organ genitalia wanita terbagi menjadi :

a. Organ genitalia interna

Meliputi : ovarium, tuba uterina, uterus, dan vagina, yang terutama terletak dalam
cavum pelvis.

b. Organ genitalia externa

Meliputi : labia majora, labia minora, clitoris, dan struktur penunjang lain.

Genitalia Interna

Ovarium
Ovarium merupakan organ yang berfungsi menghasilkan ovum dan juga termasuk
kelenjar endokrin karena menghasilkan hormon yang mempengaruhi pertumbuhan genitalia
eksterna dan siklus menstruasi. Posisi ovarium pada wanita yang belum pernah hamil terletak
pada dinding lateral pelvis setinggi SIAS. Posisi ovarium tergantung pada posisi uterus
karena keduanya dihubungkan oleh ligamen-ligamen. Bila uterus membesar pada saat hamil,
ovarium juga ikut terangkat ke atas dan akan kembali ke posisi semula setelah melahirkan.

3
Bentuk ovarium sebelum ovulasi adalah ovoid dengan permukaan licin dan berwarna merah
muda ke abu-abuan. Setelah berkali-kali mengalami ovulasi, maka permukaan ovarium tidak
rata lagi oleh karena banyaknya jaringan parut dan warnanya berubah menjadi abu-abu.1,2
Fiksasi ovarium ada tiga, yaitu mesovarium, ligamentum suspensorium ovarii,
ligamentum ovarii proprium. Mesovarium yaitu lipatan peritoneum yang menghubungkan
margo mesovarian ovarii dengan bagian dorsal plica lata. Ligamentum suspensorium ovarii
adalah ligamentum yang di dalamnya berjalan vasa ovarica dan plexus nervosus ovaricus,
ligamentum ini melekat pada ekstremitas tubalis ovarii berjalan ke cranio lateral menyilang
vasa iliaca externa sebelah ventral kemudian menghilang menjadi jaringan ikat yang
menutupi m.psoas major. Ligamentum ovarii proprium melekat pada extremitas uterina ovarii
menuju ke corpus uteri caudo dorsal dari tempat masuk tuba uterina ke dalam uterus berisi
serabut-serabut otot polos.1,2
Vascularisasi ovarium di dapat dari dua cabang. Pertama dari cabang-cabang
a.ovarica yang berjalan melalui ligamentum suspensorium ovarii masuk ke plica lata,
mesovarium, menuju hilus ovarii. Kedua dari r.ovaricus a.uterina berjalan di dalam plica lata
kearah mesovarium. Venanya dimulai dari plexus venosus ke v.ovarica sinistra kemudian ke
v.renalis sinistra. Akhirnya masuk ke vena cava inferior, bila yang dextra tidak melalui
v.renalis dextra melainkan langsung ke vena cava inferior. Aliran limfa ovarium mengikuti
vasa ovarica ke Inn.Lumbalis. Innervasi ovarium dengan plexus nervosus ovaricus.1,2

Tuba Uterina
Tuba uterina terdapat pada sisi dextra dan sinistra dan fungsinya untuk membawa ovum
dari ovarium ke cavum uteri dan mengalirkan spermatozoa dalam arah berlawanan agar
keduanya dapat bertemu. Panjang masing-masing tuba 10 cm. Terletak pada tepi cranial dan
diantara kedua lapisan plica lata. Tuba uterina dapat dibagi menjadi empat bagian, yaitu pars
uterina tubae, isthmus tubae, ampulla tubae, infundibulum tubae. Pars uterina tubae adalah
bagian yang terletak dalam dinding uterus berakhir di dalam cavum uteri sebagai ostium
uterinae tubae. Isthmus tubae adal ah bagian terpendek, lebih sempit, dan dindingnya lebih
tebal dari pada ampulla. Ampulla tubae adalah bagian terpanjang dan terlebar dari tuba,
sedikit berkelok-kelok dan dindingnya relative tipis, pada bagian ini terjadi fertilisasi.
Infundibulum berbentuk mirip corong. Pada dasar corong ini terletak : ostium abdominalis
tubae dan ovum masuk ke dalam tuba melalui ostium ini. Bila sebuah ovum dikeluarkan dari
ovarium akan ditangkap oleh fimbriae dan masuk melalui ostium abdominalis tubae.

4
Vaskularisasi tuba uterina didapat dari r.tubalis a.uterina dan r.tubalis a.ovarica. venanya
sesuai dengan perjalanan arterinya.1,2

Uterus
Uterus adalah organ berongga dengan dinding muskuler tebal, terletak di dalam cavum
pelvis minor antara vesica urinaria dan rectum. Ke arah caudal cavum uteri berhubungan
dengan vagina. Merupakan organ tempat ovum tertanam dan tumbuh serta mendapat
makanan sampai bayi lahir.1,2
Bagian-bagian uterus : fundus uteri, corpus uteri, isthmus uteri, cervix uteri. Fundus
uteri adalah bagian uterus yang membulat terletak cranial dari garis yang menghubungkan
kedua ostium uterina tubae. Corpus uteri merupakan bagian terpenting dari uterus, di
dalamnya terdapat ruangan yang disebut cavum uteri. Cervix uteri dibagi dua, yaitu bagian
supravaginal dan portio vaginalis cervicis. Bagian supravaginal terletak cranial dari vagina,
ventralnya terdapat parametrium dan vesica urinaria, dorsalnya terdapat excavation recto
uterina, lateralnya terdapat ureter dan a.uterine. portio vaginalis cervicis adalah begian cervix
yang masuk ke dalam vagina dan berakhir pada orificium uteri externum.1,2
Fiksasi uterus oleh perlekatan secara langsung pada vagina, ligamentum latum uteri,
ligamentum teres uteri, ligamentum cardinale, ligamentum utero sacralis, secara tidak
langsung dengan rectum, vesica urinaria, diaphragm pelvis, dan tulang-tulang pelvis.1,2
Uterus mempunyai tiga lapisan : mucosa (endometrium), tunica muscularis
(myometrium), serosa (perimetrium). Vagina ke atas berhubungan dengan uterus dan caudal
membuka pada vestibulum vaginae pada lubang yang disebut introitus vaginae. Dinding
ventral vagina yang ditembus cervix panjangnya 7,5 cm, sedang dinding posteriornya kurang
kebih 9 cm. Dinding anterior dan posterior ini tebal dan dapat diregang. Dinding lateralnya di
bagian cranialnya melekat pada ligamentum cardinale dan di bagian caudal melekat pada
diaphragma pelvis, dengan demikian ia lebih rigid dan terfiksasi. Fornix vaginae adalah yang
paling dalam dan dindingnya berhubungan dengan peritoneum dari excatavio recto uterine.
Vagina merupakan tabung yang membentuk sudut kurang lebih 60 derajat. Dengan bidang
horizontal, tetapi posisi ini berubah sesuai dengan isi vesica urinaria. Di vagina terdapat
adanya lipatan mucosa yang menutupi sebagian dari introitus vaginae yang disebut dengan
hymen. Ada beberapa bentuk hymen yaitu hymen annularis, lobatus, semilunaris, elastica,
fimbriatus, cribriformis, dan septus. Sisa-sisa dari hymen yang robek disebut sebagai
carunculae.1,2

5
Vagina
Vagina dibagi menjadi 3 bagian yaitu:

1. Mucossa :
Tebal dan membentuk lipatan-lipatan yang dinamakan rugae vaginalis. Pada dinding ventral
dan dorsal terbentuk rugae yang memanjang (longitudinal ) disebut columna rugarum. Rugae
ini menghilang pada usia lanjut. Pada dinding ventral selain tebae terdapat carina urethalis
yang diakibatkan oleh adanya urethra yang tertanam pada dinding ventral vaginae.
2. Muscularis :
Terdiri dari jaringan otot polos kebanyakan arahnya longitudinal dan merupakan lanjutan dari
otot uterus dibagian caudal dekat dengan diapraghma pelvis terdapat otot bergaris yang
berasal dari m.levator.
3. Serosa :
Adalah lanjutan dari fascia pelvis visceralis dan membungkus seluruh permukaan luar vagina.
Di dalamnya terdapat plexus vinosus.1,2

Gambar 1. Genitalia Feminina Interna


Genitalia Externa
Labia Majora

Labia majora adalah dua lipatan yang memanjang, berjalan ke caudal dan ke dorsal dari mons
pubis dan keduanya menutup rima pudenda. Dari luar diliputi kulit yang mengandung banyak
kelenjar lemak dan tertutup oleh rambut setelah pubertas. Permukaan dalamnya licin dan
tidak mengandung rambut. Kedua labia major dibagian ventral menyatu. Labia mayora
homolog scrotum pada pria.1,2

Labia Minora
6
Labia minora adalah dua lipatan kulit kecil terletak diantara kedua labia-labia majora pada
kedua sisi introitus vaginae. Tidak mengandung lemak dan kulit yang menutupnya
licin/halus, basah dan agak kemerahan. Kedua labium membatasi suatu celah yang disebut
sebagi vestibulum vaginae.1,2

Vestibulum Vaginae

Celah diantara kedua labium minus. Terdapat struktur introitus vaginae, orificium urethrae
externum dan muara duktus glandula vestibularis major (Bartholini) dan glandula vestibularis
minor. Orificium urethrae externum terletak dorsal dari clitoris dan tepat ventral dari introitus
vaginae. Biasanya hanya merupakan celah di garis median dan tepinya biasanya sedikit
eversi. Fossa vestibularis adalah suatu cekungan dangkal pada vestibulum vaginae, antara
introitus vaginae dengann frenulum labii.1,2

Clitoris

Clitoris homolog dengan penis, terdiri terutama atas jaringan erektil dan mempunyai
kemampuan membesar mirip dengan penis bila terjadi kebanjiran darah. Terletak dorsal dari
commissural aneterior labia majora dan hampir keseluruhannya tertutup oleh labia minora.1,2

Terdiri dari :
2 crura clitoridis yang melekat pada ramus inferior ossis ischii bagian dalam
Corpus clitoridis hanya dibentuk oleh kedua corpora cavernosa clitoridis.
Glans clitoridis adalah tonjolan bulat dan kecil pada ujung bebas corpus clitoris.1,2

Bulbus Vestibuli
Bulbus vestibuli mengandung sepasang massa jaringan erektil yang memenjang, terletak di
sisi lateral kanan dan kiri introitus vaginae dan tertutup oleh m.bulbocavernosus. Homolog
dengan bulbus penis dan bagian yang berdekatan dengan corpus spongiusum.1,2

Glandula Vestibularis Major (Bartholini)


Kelenjar yang berbentuk bulat atau ovoid, ada sepasang yang terletak dorsal dari bulbus
vestibule atau tertutup oleh bagian posterior bulbus vestibule. Homolog dengan glandula

7
bulbo urethralis pada pria. Tertekan selama coitus dan mensekresi mucus yang menjamis
lubrikasi daripada bagian distal vagina.1,2

Vaskularisasi Genitalia Externa Feminina

Labia majora et minora dari a. labialis anterior (cabang arteri pudendalis externa) dan a.
labialis posterior (cabang a. pudendalis interna). Crura dan corpora cavernosa dapat dari a.
profunda clitoridis. Glans clitoridis dapat dari a. dorsalis clitoridis. Bulbus vestibule dan
glandula vestibularis major menerima darah dari a.bulbaris vestibule dan a. vaginalis.1,2

Gambar 2. Vagina

Mikroskopis

Histologi alat genitalia perempuan

1. Ovarium

Ovarium dilapisi oleh epitel kuboid rendah yang asalnya disebut epitel germinal. Di bawah
epitel germinal, terdapat lapisan jaringan penghubung avaskular berwarna pucat, tunika
albuginea, yang terdiri dari serat kolagen yang tersusun paralel terhadap permukaan organ.
Zona luar ovarium, korteks, sangat selular dan mempunyai komposisi sel seperti fibroblas

8
pada jaringan jala serat kolagen tipis. Zona dalam ovarium yang lebih kecil, medula,
berwarna lebih pucat dan terdiri dari jaringan penghubung renggang yang mengandung serat-
serat lebih elasik, kadang-kadang sel otot polos, dan sejumlah arteri dan vena yang berkelok-
kelok dari cabang kecil beradiasi ke korteks. Korteks dan medula tersusun tanpa garis
demarkasi yang jelas. Pada korteks, terdapat banyak folikel yang memperlihatkan ukuran
dengan rentang luas. Mayorias adalah folikel primordial yang terdiri dari oosit sferis besar
yang dilapisi oleh lapisan tunggal sel kuboid rendah atau skuamosa.3

a. Folikel Primordial

Pada ovarium fetus, oogonia berploriferasi dan berlanjut ke profase divisi


meiotik pertama dan pada divisi ini oogonia tertahan pada stadium diktiat. Pada
folikel primordial ovarium postnatal, oosit adalah sel sferis besar, dilapisi oleh
beberapa sel folikular skuamosa. Aparatus Golgi jukstanuklear kecil terdiri dari
siserna paralel pendek dengan beberapa vesikel kecil yang terkait. Retikulum
endoplasma digambarkan sebagai profil tubular atau vesikular yang beredar luas yang
menyebabkan ribosom relatif sedikit.3

b. Folikel primer

Transisi dari folikel primordial diam menjadi folikel primer melibatkan


perubahan pada oosit, sel folikular dan sel-sel stroma yang berdekatan. Oosit tumbuh
menjadi lebih besar dan sel folikular kehilangan konfigurasi epitel skuamosanya,
pertama menjadi kuboid, kemudian berproliferasi membentuk dua atau iga lapis sel
granulosa berbentuk iregular. Sering diemukan folikel dikelilingi oleh lamina basalis
tebal yang disebut membran limian eksterna.3

c. Folikel Antral

Bila folikel primer memulai pertumbuhannya, awal siklus menstruasi, sel


granulosa melakukan proliferasi secara cepat. Cairan jernih mulai menumpuk dalam
ruang interselular dengan ukuran dan bentuk bervariasi di anara sel granulosa. Cairan
ini, disebut likuor folikuli, terutama adalah cairan transudat plasma darah, tetapi kaya
akan hialuronat dan mengandung faktor perumbuhan steroid dan hormon

9
gonadotropik pada beberapa waktu konsentrasinya dalam darah. Dengan
meningkatkan jumlah cairan ini, ruang menjadi konfluen, membentuk kavitas antral
kresentik tunggal. Setelah penampilannya, folikel disebut folikel sekunder atau folikel
antral.3

d. Folikel Matang (Folikel Graffian)

Pada separuh fase folikular siklus kedua, mayoritas kohor folikel yang telah
berkembang menjadi tadium antral mulai mengalami atresia, tetapi folikel dominan
berlanjut. Oosit yang memulai divisi meiotik pada embrio dan terhenti pada profase
memulai lagi divisi singkat sebelum ovulasi.3

e. Ovulasi

Indikasi pertama ovulasi berikut adalah gambaran area oval pucat pada kutub
luar folikel yang menonjol. Perubahan warna dan transluen area ini, disebut stigma
atau makula pelusida, akibat penghentian lokal aliran darah pada kapilar teka interna.
Diskontinuitas pada epitel germinal dan jaringan penghubung tunika albuginea segera
tampak, dan tonjolan stigma tipis keluar, membentuk vesikel jernih. Dalam satu atau
dua menit setelah pembentukan vesikel, vesikel ini mengalami ruptur dan ovum serta
sel anulus yang melekat melaui pembukaan, diikuti oleh semprotan kecil cairan
folikular. Biasanya hanya satu ovum yang dilepaskan dalam setiap siklus, tatpi
kadang-kadang dua folikel dan jarang tiga folikel, mungkin melengkapi maturasi dan
ovulasinya. Jika tidak ada ovum yang dilepaskan adalah hal yang lazim.3

f. Organisasi Histologis

Dinding oviduct terdiri dari lapisan serosa di sebelah luar, lapisan muskular
dan mukosa. Pada ampula, mukosa relatif tebal dan membentuk beberapa lipatan
longitudinal bercabang atau folia. Karenanya, pada potongan melintang, lumen
tampak sebagai sistem labirintin ruang sempit antara folia bercabang yang dilapisi
oleh epitel. Pada ismus, lipaan lebih rendah dan kurang bercabang dan pada segemen
interstisial, berkurang sampai tepi tersendah. Ovidust dilapisi oleh epitel kolumnar
selapis dengan sel lebih tinggi pada fimbria, pada infundibulum dan ampula dan
berrkurang tingginya mendekati uterus.3

10
Pada primata, epitel oviduct mengalami perubahan siklik bersama dengan
epitel mukosa uterus. Perubahan siklik paling jelas pada fimbria, pada infundibulum
dan ampula atas dan berkurang kearah ismus. Lamina propia mukosa oviduktus terdiri
dari sel menyerupai fibroblas dan jumlah limfosit dan monosit yang terbatas pada
jaringan serat retikular. Sel-sel fusiformis tampak mempunyai potensial
perkembangan sama seperti beberapa sel pada submukosa uterus karena pada kejadian
jarang kehamilan tuba, sel berdiferensiasi menjadi sel desidua tipikal.3

g. Pembuluh darah, limfatik dan saraf

Terdapat banyak pembuluh darah dibawah serosa oviduct dari pada mukosa
yang merupakan kelanjutan pembuluh darah ovarian dan uterina. Pada potongan
histologis, limfatik pada inti lipatan mukosa tampak sebagai celah panjang. Selama
periode berbeloknya vaskular pada pertengahan siklus, limfatik ini berdistensi dengan
limf dan tidak diragukan lagi membantu meningkatkan tugor yang membuat lipatan
mukosa ereksi. Berkas saraf besar bersama pembuluh darah pada serosa dan pada
bagian luar muskularis. Oviduct menerima inervasi simpatik dan parasimpatik.
Terda[at pleksus pada bagian dalam muskularis yang memberikan cabang pada otot
dan mukosa.3

Pubertas

Pubertas (umur 12 15 tahun ) menggambarkan fase peralihan dari masa kanak kanak
ke masa dewasa. Pada umur 12 tahun kelenjar adrenal mulai efektif menghasilkan hormon.
Peningkatan pengeluaran androgen, meyebabkan pembentukan rambut pubis atau pubars
(pubarche), yang 6 12 bulan kemudian disusul dengan pembentukan rambut ketiak. Selain
itu pada umur 12 tahun ini juga mulai terjadi pigmentasi putting dan proliferasi mukosa
vagina. Vagina terlihat memanjang dan melebar, epitel vagina mengandung pH zalir vagina
berkisar antara 4,5 5.4

Di bawah pengaruh FSH, berangsur angsur ovarium pun mulai berkembang.


Pertumbuhan folikel telah dijumpai sesaat sebelum menars dimulai. Meningkatnya fungsi
ovarium mengakibatkan sekresi estrogen bertambah sehingga terjadi pertumbuhan organ
genitalia interna.4

Perdarahan pertama dari uterus yang terjadi pada seorang wanita disebut sebagai menars
(menarche), dan biasanya rata rata terjadi pada umur 11 13 tahun.4

11
Siklus Menstruasi
Fluktuasi kadar estrogen dan progesteron dalam sirkulasi yang terjadi selama siklus
ovarium menyebabkan perubahan perubahan mencolok pada uterus. Hal ini menyebabkan
timbulnya siklus uterus (siklus menstruasi). Karena mencerminkan perubahan-perubahan
hormon yang terjadi selama siklus ovarium, daur haid rata-rata berlangsung dua puluh
delapan hari, seperti siklus ovarium walaupun dapat terjadi variasi yang cukup besar bahkan
pada orang dewasa normal.5
Estrogen merangsang pertumbuhan miometrium dan endometrium. Hormon ini juga
meningkatkan sintesis reseptor progesterone di endometrium. Dengan demilkian progesteron
mampu mempegaruhi endometrium hanya setelah endoetrium dipersiapkan oleh esterogen.
Esterogen mengubah endometrium menjadi lingkungan yang ramah dan mengandung banyak
nutrisi bagi ovum yang telah dibuahi. Dibawah pengaruh progesteron jaringan ikat
endometrium menjadi longgar dan edematosa akibat timbunan elektrolit dan air, yang
mempermudah implantasi ovum yang telah dibuahi. Progesterone juga mempersiapkan
endometrium untuk menampung mudigah yang baru berkembang dengan merangsang
kelenjar-kelenjar endometrium agar mengeluarkan dan menyimpan glikogen dalam jumlah
besar dan dengan menyebabkan pertumbuhan besar-besaran pembuluh darah endometrium.
Selain itu progesterone juga menjaga kontraksi uterus agar tetap tenang dan kondusif untuk
implantasi janin.6
Daur haid terdiri dari tiga fase :
1. Fase menstruasi
Yaitu fase yang ditandai dengan pengeluaran darah dan debris endomerium dari
vagina. Berdasarkan perjanjian hari pertama menstruasi dianggap sebagai awal siklus baru.
Fase ini bersamaan dengan berakhirnya fase luteal ovarium dan permulaan fase folikel.
Sewaktu korpus luteum berdegradasi karena tidak terjadi pembuahan maka kadar estrogen
dan progresteron dalam sirkulasi akan turun drastis. Karena efek estrogen dan progesteron
adalah mempersiapkan endometrium untuk implantasi maka penarikan kembali kedua
hormon steroid tersebut menyebabkan lapisan endometrium yang kaya akan nutrisi dan
pembuluh darah itu tidak ada lagi yang mendukung secara hormonal. Penurunan kadar
hormon-hormon ovarium tersebut juga merangsang pengeluaran prostaglandin uterus yang
menyebabkan vasokonstriksi pembuluh pembuluh endometrium, sehingga aliran darah ke
endometrium terganggu terjadilah ischemia nekrosis jaringan endometrium dan luruhlah
dinding endometrium. Jumlah rata-rata darah yang dikeluarkan saat menstruasi sekitar 50 -
150 ml. Darah yang mengalir lambat dalam endometrium akan membeku didalam uterus.

12
Fibrinolisin suatu pelarut fibrin yang menguraikan fibrin yangmembentuk jalinan bekuan,
akan bekerja pada bekuan ini. Dengan demikian darah yang keluar dari vagina tidak
membeku karena cairan tersebut yang sudah membeku dan sudah dicaikan kembali sebelum
keluar dari vagina. Kadang kadang darah menstruasi juga mengandung leukosit yang
berperan dalam system pertahanan endometrium melawan infeksi.7

2. Fase proliferase
Fase proliferase dimulai saat fase menstruasi berhenti dan bersamaan dengan akhir
dari fase folikel di ovarium. Pada fase ini dinding ovarium mulai memperbaiki diri dan
menebal akibat dari estrogen yang dihasilkan oleh folikel-folikel baru yang sedang tumbuh di
ovarium. Sewaktu haid berhenti ketebalan dinding endometrium kurang dari 1 mm. Estrogen
merangsang proliferasi sel epitel, kelenjar, dan pembuluh darah di endometrium hingga
ketebalannya bias mencapai 3- 5 mm. fase proliferasi didominasi oleh estrogen mulai dari
akhir fase menstruasi hingga ovulasi. Kadar estrogen puncak merangsang lonjakan LH dan
terjadilah ovulasi.7

3. Fase sekretorik
Waktunya bersamaan dengan fase luteal di ovarium. Korpus luteum menghasilkan
sebagian besar progesteron dan estrogen. Progesteron bekerja pada endometrium yang telah
dipersiapkan oleh estrogen untuk mengubahnya menjadi lingkungan yang kaya akan
pembuluh darah dan glikogen. Fase ini disebut fase sekretorik karena kelenjar-kelenjar
endometrium secara aktif mengeluarkan glikogen, atau disebut fase progestasional sebelum
kehamilan karena kaitanaya dengan pembentukan lapisan endometrium subur yang mampu
menunjang perkembangan mudigah. Jika tidak terjadi pembuahan dan implantasi maka
corpus luteum berdegenerasi, fase folikel dan fase haid simulai kembali.7

13
Gambar 3. Siklus haid

Gambar 4. Perhitungan Daur Menstruasi


Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa perbedaan lama siklus menstruasi ditentukan
oleh lamanya fase folikel yang ada di ovarium sedangkan lama fase luteum dan sekretorik
adalah relatif tetap 14 hari.
Faktor-faktor yang mempengaruhi siklus haid

Haid ialah pendarahan secara periodic dan siklik dari uterus, disertai pelepasan
endometrium. Panjang siuklus haid adalah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu

14
dengan mulainya haid berikutnya. Hari mulainya pendarahan dinamakan hari pertama siklus.
Lama haid biasanya antara 3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah yang sedikit-sedikit
kemudian ada yang 7-8 hari. Pada setiap wanita biasanya lama haid itu tetap. Jumlah darah
yang keluar rata-rata 33,2 16 cc.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi siklus haid dijelaskan
sebagai berikut;

a. Aspek Endokrin dalam Siklus Haid

Pada proses ovulasi harus ada kerjasama antara korteks serebri, hipotalamus,
hipofisis, ovarium, glandula tiroidea, glandula suprarenalis, dan kelenjar endokrin lainnya.
Yang memegang peranan penting dalam proses tersebut adalah hipotalamus-hipofisis-
ovarium (hypothalamic-pituitary-ovarian axix). Menurut teori neurohumoral yang dianut
sekarang, hipotalamus mengawasi sekresi hormone gonadotropin oleh adenohipofisis lewat
sirkulasi portal yang khusus. Hipotalamus menghasilkan hormone yang telah dapat diisolasi
dan disebut Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH). Perubahan perubahan hormone
sepanjang siklus haiddisebabkan oleh mekanisme umpan balik baik yang positif maupun
yang negative antara hormone steroid dan gonadotropin.8

b. Faktor-faktor Enzim

Dalam fase proliferasi esterogen mempengaruhi tersimpannya enzim-enzim hidrolitik


dalam endometrium, serta merangsang pembentukan glikogen dan asam-asam
mukopolisakarida, zat-zat ini yang akan membangun endometrium dalam pembentukan
stroma di bagian bawahnya hingga berhenti sekresinya pada pertengahan fase luteal sehingga,
mempertinggi permeabilitas pembuluh pembuluh darah yang sudah berkembang pada fase
proliferasi. Dengan demikian lebih banyak zat makanan yang mengalir ke endometrium jika
terjadi kehamilan. Jika tidak terjadi kehamilan, dengan menurunnya kadar progesterone dan
dilepaskannya enzim hidrolitik yang akan merusak sel-sel yang melakukan sintesis protein,
akibatnya metabolism endometrium terganggu dan terjadi regresi serta terjadi pendarahan.8

c. Faktor-faktor Vaskular

Mulai fase proiferasi terjadi pembentukan system vaskularisasi dalam lapisan


fungsional endometrium. Pada endometrium ikut tumbuh pula arteri-arteri, vena-vena dan
hubungan antaranya. Dengan regresi endometrium timbul statis dalam vena-vena serta
saluran saluran yang menghubungkannya dengan arteri , dan akhirnya terjadi nekrosis dan
pendarahan dengan pembentukan hematom, abik dari arteri maupun dari vena.8

15
d. Faktor Prostaglandin

Endometrium mengandung banyak Prostaglandin E2 dan F2. Dengan disintegrasi


endometrium, prostaglandin terlepas dan menyebabkan berkontraksinya miometrium sebagai
suatu faktor untuk membatasi pendarahan pada haid.8

Selain faktor faktor di atas diketahui pula bahwa aktifitas yang berat dapat
mempengaruhi siklus haid seorang wanita seperti olahraga yang berat, tingkat stress yang
tinggi yang berkaitan dengan pengaturan emosi, faktor keturunan, serta tingkat gizi dan
nutrisi mampu mempengaruhi siklus haid.8

Hormon yang bekerja


1. Estrogen berperan dalam pembentukan dinding endometrium pada uterus. Mempersiapkan
reseptor untuk progesteron, mempersiapkan reseptor untuk LH dan FSH, berperan dalam
pembentukan ciri seks sekunder wanita

2. Progesteron yang paling penting untuk meningkatkan perubahan sekretorik pada


endometrium uterus, selain itu juga meningkatkan perkembangan lobulus dan alveoli
payudara
3. FSH yang berperan penting pada awal pertumbuhan folikel di ovarium, juga berperan
dalam produksi hormon estrogen yang bekerja pada sel granulosa untuk merubah
androgen menjadi estrogen
4. LH berperan pada tahap ovulasi, juga merubah sel-sel granulosa dan sel teka menjadi sel
lutein. Pada produksi estrogen di ovarium, LH bekerja pada sel teka untuk mengubah
kolesterol menjadi androgen
5. GnRH adalah hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus yang nantinya akan merangsang
hipofisis anterior untuk mengeluarkan hormon FSH dan LH.3

16
Kesimpulan

Setiap wanita akan mengalami menstruasi, dimana menstruasi ini menandakan bahwa
organ yang berfungsi ini baik dan normal, sehingga siap untuk dibuahi pada waktunya.
Menstruasi terjadi dalam beberapa fase dan berulang setiap bulannya tergantung dari keadaan
fisik seseorang dan hormon yang bekerja. Apabila seorang wanita mengalami menstruasi
maka ada perubahan fisik yang terjadi.
Daftar pustaka

1. Slonane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Edisi 1. Jakarta: EGC Penerbit Buku
Kedokteran; 2004.h. 353-361.

2. Heffner LJ, Schust DJ. At a glance; sistem reproduksi. Edisi 2. Jakarta: Erlangga
Medical Series; 2005.h. 28-40.

3. Fawcett DW, Bloom. Buku ajar histologi. Edisi 12. Jakarta: EGC Penerbit Buku
Kedokteran; 2002.h. 731-741.

4. Benson RC, Pernoll ML. Buku saku obstertri dan ginekologi. Edisi 9. Jakarta: EGC
Penerbit Buku Kedokteran. 2009.h. 46-47, 51-55.

5. Yulaikhah L. Seri asuhan kebidanan kehamilan. Jakarta: EGC; 2009.h.18-20

6. Hamilton PM. Dasar-dasar keperawatan maternitas. Edisi 6. Jakarta: EGC; 2005.h.14-


16.

7. Guyton, Hall. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC; 2007.h. 1064-
79.

8. Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia: dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: EGC;
2011.h. 811-70.

17

Anda mungkin juga menyukai

  • Makalah Filariasis
    Makalah Filariasis
    Dokumen23 halaman
    Makalah Filariasis
    sri wahyuni
    83% (6)
  • Cerpen
    Cerpen
    Dokumen3 halaman
    Cerpen
    Elva patabang
    Belum ada peringkat
  • Blok 9 - Elva
    Blok 9 - Elva
    Dokumen15 halaman
    Blok 9 - Elva
    Elva patabang
    Belum ada peringkat
  • Mariska - SKEN 6
    Mariska - SKEN 6
    Dokumen23 halaman
    Mariska - SKEN 6
    Elva patabang
    Belum ada peringkat
  • Blok 29 Baru
    Blok 29 Baru
    Dokumen16 halaman
    Blok 29 Baru
    Elva patabang
    Belum ada peringkat
  • Skenario 1
    Skenario 1
    Dokumen15 halaman
    Skenario 1
    Elva patabang
    Belum ada peringkat
  • Skenario 1
    Skenario 1
    Dokumen15 halaman
    Skenario 1
    Elva patabang
    Belum ada peringkat
  • Ensefalopati Hepaticum
    Ensefalopati Hepaticum
    Dokumen17 halaman
    Ensefalopati Hepaticum
    Elva patabang
    Belum ada peringkat
  • Skenario 7
    Skenario 7
    Dokumen17 halaman
    Skenario 7
    Elva patabang
    Belum ada peringkat
  • Skenario 8
    Skenario 8
    Dokumen14 halaman
    Skenario 8
    Elva patabang
    Belum ada peringkat
  • Blok 16
    Blok 16
    Dokumen22 halaman
    Blok 16
    Elva patabang
    Belum ada peringkat
  • Skenario 8
    Skenario 8
    Dokumen14 halaman
    Skenario 8
    Elva patabang
    Belum ada peringkat
  • Blok 18
    Blok 18
    Dokumen21 halaman
    Blok 18
    Elva patabang
    Belum ada peringkat
  • Skenario 5
    Skenario 5
    Dokumen14 halaman
    Skenario 5
    Elva patabang
    Belum ada peringkat
  • BLOK 14 - Fraktur Tibia
    BLOK 14 - Fraktur Tibia
    Dokumen19 halaman
    BLOK 14 - Fraktur Tibia
    Elva patabang
    Belum ada peringkat
  • Makalah Skenario 12 - PBL F5
    Makalah Skenario 12 - PBL F5
    Dokumen12 halaman
    Makalah Skenario 12 - PBL F5
    Elva patabang
    Belum ada peringkat
  • Mumps
    Mumps
    Dokumen10 halaman
    Mumps
    Elva patabang
    Belum ada peringkat
  • Makalah Blok 6
    Makalah Blok 6
    Dokumen13 halaman
    Makalah Blok 6
    Elva patabang
    Belum ada peringkat
  • Makalah Sken.7
    Makalah Sken.7
    Dokumen13 halaman
    Makalah Sken.7
    Elva patabang
    Belum ada peringkat
  • Hemo Filia
    Hemo Filia
    Dokumen19 halaman
    Hemo Filia
    Elva patabang
    Belum ada peringkat
  • Hemo Filia
    Hemo Filia
    Dokumen19 halaman
    Hemo Filia
    Elva patabang
    Belum ada peringkat
  • Arteri Basilaris
    Arteri Basilaris
    Dokumen2 halaman
    Arteri Basilaris
    Elva patabang
    Belum ada peringkat
  • E8 - Skenario 7
    E8 - Skenario 7
    Dokumen21 halaman
    E8 - Skenario 7
    Elva patabang
    Belum ada peringkat
  • Adaptasi Sel
    Adaptasi Sel
    Dokumen9 halaman
    Adaptasi Sel
    Elva patabang
    Belum ada peringkat
  • E8 - Skenario 9
    E8 - Skenario 9
    Dokumen15 halaman
    E8 - Skenario 9
    Elva patabang
    Belum ada peringkat
  • E8 - Skenario 9
    E8 - Skenario 9
    Dokumen15 halaman
    E8 - Skenario 9
    Elva patabang
    Belum ada peringkat
  • Skenario 9 - E7
    Skenario 9 - E7
    Dokumen26 halaman
    Skenario 9 - E7
    Elva patabang
    Belum ada peringkat
  • Blok 18
    Blok 18
    Dokumen25 halaman
    Blok 18
    Elva patabang
    Belum ada peringkat
  • Katara K
    Katara K
    Dokumen24 halaman
    Katara K
    Elva patabang
    Belum ada peringkat