Inflammatory

Bowel Disease

Elva Patabang
102014029
Skenar
io
Seorang perempuan berusia 35 tahun datang ke
poliklinik umum dengan keluhan saat BAB
kotorannya bercampur darah berwarna
meeah segar 4-5x sejak 3 hari yang lalu.
 Rumusan Masalah
Seorang perempuan 35 tahun BAB kotorannya
bercampur darah berwarna merah segar 4-5x
sejak 3 hari yang lalu.
 Anamn
Seorang perempuan
Umur : 35 th
Pekerjaan : --
esis
Alamat : --
KU : BAB bercampur darah berwarna merah segar
(Hematokesia) Sejak 3 hari yang lalu

BAB encer 3 minggu yang lalu, 3-4x sehari

Keluhan penyerta : - Tidak ada mual, muntah, lendir,

demam dan dehidrasi.
- Tidak ada daging menonjol yg keluar
dari anus saat BAB.

RPD : Keluhan cukup sering, hilang timbul sejak 3 tahun

yang lalu (1-2 minggu)
RPK : --
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi

Palpasi Nyeri perut bagian bawah yg hilang timbul

Perkusi

Auskultasi
 Pemeriksaan
Penunjang
Laboratorium : tidak ada parameter yg spesifik untuk IBD / untuk
membedakan KU dan PC
- Petanda antibodi spesifik pANCA & ASCA
- Feses rutin & biakan mikroorganisme feses ekslusi infeksi
Endoskopi :
- KU : Mukosa kolon terlihat secara difus & kontinu, mulai dari rektum
proksimal
- PC : bersifat transmural, segmental dan dapat terjadi pd SCBA, usus halus,
kolon
Radiologi (kontras ganda) akan saling melengkapi dgn endoskopi
PA : spesimen dari operasi lebih baik dari biopsi
iagnosis Kerja

Inflammatory Bowel
Disease
 Inflammatory Bowel Disease (IBD) penyakit
inflamasi kronik yg melibatkan saluran cerna
Bersifat remisi & relaps/kambuhan.
Terdiri dari 3 jenis :
1.Kolitis Ulseratif (KU, Ulserative Colitis)
2.Penyakit Chron (PC, Chrons disease)
3.Intermedinate Colitis
Diagnosis Banding
Perforasi dari divertikulum yg
diikuti oleh infeksi & inflamasi yg
menyebar ke dinding kolon, Nyeri palpasi perut pd kuadran kiri
Divertikulitis epicloic appendage, mesenterium, bawah, demam, leukositosis, adanya
organ-organ sekitar / mikro/makro massa pada palpasi.
perforasi bebas ke kavum
peritonium
Kolitis Tuberkulosis : infeksi kolon
oleh kuman Mycobacterium
tuberculosae, lewat tertelannya
Peradangan akut atau kronik pada sputum yang mengandung kuman.
kolon. Keluhan : nyeri perut kronik yang
Kolitis infeksi
Terdiri dari : Kolitis amoeba, tidak khas, diare ringan bercampur
shigellosis dan Kolitis tuberculosis darah, kadang-kadang konstipasi,
anoreksia, demam ringan, penurunan
berat badan atau teraba massa
abdomen kanan bawah
Etiopatogenesis

terjadi kaskade
individu yg proses
rentan inflamasi pd
dinding usus.
 Penyakit dgn kekerapan tinggi di Negara-negara Eropa atau Amerika
Puncak usia : usia muda (umur 25-30tahun)
laki-laki = perempuan
Orang kulit putih lebih > orang kulit hitam
Ras : IBD banyak terdapat pada orang yahudi.
Cenderung terjadi pada kelompok social ekonomi tinggi, bukan
perokok, pemakai kontrasepsi oral & diet rendah serat.

Di Indonesia sendiri belum dapat dilakukan studi epidomiologi ini.

Data banyak berdasarkan laporan rumah sakit.
 Faktor Resiko :
Merokok bersifat protektif pada Kolitis
Ulseratif, namun meningkatkan resiko
Penyakit Chron
Resiko IBD tinggi pada penduduk
perkotaan & sosioekonomi tinggi
 Gejala Klinis
Manifestasi umum :
- Eksaserbasi & remisi
- Diare kronik, dengan / tanpa darah
- Nyeri perut
- Ekstra intestinal : artritis, uveitis, pioderma,
gangrenosum, eritema nodosum, kolangitis
Sistemik : gangguan nutrisi
Gambaran Klinis : KU terbatas di kolon, PC dapat
terjadi di semua segmen saluran cerna
 Colitis ulserative
Difus, Terbatas pd lapisan mukosa kolon
saja
Dimulai dari rektum, bisa berjalan ke
proksimal
Sebagian besar kasus melibatkan rektum
fleksurea lienalis (left side colitis)
Dominan dgn diare bervolume kecil,
berdarah, mengandung mukus
Chrons disease
Peradangan sistemik dgn dominasi
keterlibatan GI
Bersifat transmural Dapat terjadi disemua
lapisan dinding usus / segmen saluran cerna
Dari eso=-- anus, paling sering mengenai
ileum radang granulomatosa non kaseosa
Adanya fistula (termasuk perianal)
Darah dan mukus jarang ditemukan, Nyeri
perut relatif lebih mencolok disertai mual,
muntah, malabsorpsi, malnutrisi.
 Penatalaksanaan
Sulfasalazin : gabungan sulpiridin dan 5-ASA (aminosalisilat)
2-4 g/hari, hingga remisi dosis pemeliharan
Steroid : dosis = 40-60 mg prednison, selama 8-12 minggu,
budesonide 3 mg (3x1 capsul)
Imunomodulator : 6 merkaptopurin, azatioprin, siklosporin,
metotrexat, mycophenolate mofetil, tacrolimus
Antibiotik : metronidazol 800 mg/hari, ciprofloksasin 1
g/hari (6 minggu), Rifaximin 800 mg 2x1 selama 14 hari
Agen biologik ( antibodi monoclonal anti-TNF) : infliximab
setiap 8 minggu dalam dosis 5,10, 20 mg/kg infus IV
BEDAH : bila terjadi komplikasi (perdarahan, obstruksi)
Tatalaksana Nutrisi
Pada keadaan akut : berikan makanan mudah
cerna / serap
Perlahan-lahan kembali ke makanan biasa
Jika diperlukan : nutrisi parenteral total
Memenuhi kebutuhan nutrisi yg adekuat
Komplikasi
Perforasi usus yang terlibat
Stenosis usus akibat proses fibrosis
Megakolon toksik (terutama pada KU)
Perdarahan
Degenerasi maligna
Resiko terkena kanker ( 13%)
 Prognos
is
Penyakit IBD merupakan penyakit remisi yang
bersifat spontan dan dalam jangka waktu lama.
Prognosisnya banyak dipengaruhi oleh ada
tidaknya komplikasi atau tingkat respon terhadap
pengobatan konservatif.
Pencega
han
Lebih dari 80% pasien yang telah lama menderita
penyakit Crohn akan menjalani operasi. Walaupun
operasi tak mencegah rekurensi, namun dapat
menghilangkan gejala dalam waktu lama. Tak
seperti pada penyakit crohn, maka pembedahan
pada Colitis ulseratif bersifat kuratif dan hanya 20%
yang memerlukan pembedahan
 Kesimpulan
IBD sampai saat ini merupakan penyakit yang belum
diketahui penyebab pastinya, bermanifestasi
terutama dalam bentuk diare kronik dengan
manifestasi sitemik dan ekstraintestinalnya, serta
bersifat kronik kambuhan.Pengobatan berupa
pemberian obat antiinflamasi yg bekerja lokal di
dinding usus maupun sistemik.