Vitria Erlinda
Nursing Academy Kesdam Iskandar Muda, Banda Aceh
165
PENERAPAN MODEL FAMILY-CENTERED NURSING TERHADAP PELAKSANAAN TUGAS KESEHATAN
KELUARGA DALAM PENCEGAHAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIMPANG
TIGA KABUPATEN ACEH BESAR
perubahan yang signifikan dalam pengambilan keputusan
tindakan sebelum dan sesudah penerapan family centered
nursing dengan nilai (p 0,00); ada perubahan yang signifikan
dalam merawat anggota keluarga yang sakit sebelum dan
sesudah penerapan family centered nursing dengan nilai (p
0,00), ada perubahan yang signifikan dalam memodifikasi
lingkungan sebelum dan sesudah penerapan family centered
nursing dengan nilai (p 0,001) dan ada perubahan yang
signifikan dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan sebelum dan
sesudah penerapan family centered nursing dengan nilai (p
0,00). Penerapan family centered nursing dapat mempengaruhi
kemandirian keluarga dalam pelaksanaan tugas kesehatan
keluarga dalam pencegahan ISPA di Wilayah Kerja Puskesmas
Simpang Tiga Kabupaten Aceh Besar.
166
VITRIA ERLINDA
167
PENERAPAN MODEL FAMILY-CENTERED NURSING TERHADAP PELAKSANAAN TUGAS KESEHATAN
KELUARGA DALAM PENCEGAHAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIMPANG
TIGA KABUPATEN ACEH BESAR
Berdasarkan data dari Dinas melalui peningkatan surveilans,
Kesehatan Provinsi Aceh, prevalensi advokasi dan kemitraann. Selain itu
Infeksi Saluran Pernapasan Akut juga mengembangkan pendekatan
(ISPA) pada tahun 2008 sebesar 63,78% MTBS (Manajemen Terpadu Balita
dan pada tahun 2009 sebesar 70,36%. Sakit), vaksinasi dan strategi
Sedangkan pada tahun 2013 ditemukan manajemen kasus.
47.528 kasus. ISPA merupakan Berbagai upaya pemberian
penyakit peringkat pertama terbanyak pengobatan bagi penderita di
dari 10 jenis penyakit menular (Profil puskesmas dan penyuluhan telah
Dinas Kesehatan Propinsi Aceh, 2013). dilakukan. Namun kenyataannya
Hal ini menunjukkan bahwa angka tingkat kejadian ISPA masih tetap
kejadian ISPA di daerah ini semakin tinggi. Target yang ditentukan oleh
meningkat. Data ini menunjukkan pemerintah belum terealisasi secara
bahwa angka kejadian ISPA di Provinsi maksimal tetapi belum terselenggara
Aceh cukup tinggi. secara menyeluruh, terpadu, dan
Menurut hasil Riskesdas tahun berkesinambungan. Dalam
2007 ISPA tersebar diseluruh Provinsi pelaksanaannya, program Pemberan-
Aceh dengan rentang prevalensi yang tasan Penyakit ISPA (P2 ISPA)
sangat bervariasi (11,7- 48,7%). memerlukan dukungan dari semua
Tingginya angka kejadian ISPA pada pihak dan peran aktif masyarakat,
balita juga terjadi di Kabupaten Aceh terutama pada keluarga. Peran aktif
Besar, dimana diketahui prevalensi keluarga dalam menangani ISPA
ISPA di Kabupaten Aceh besar di atas sangat penting, karena penyakit ISPA
30% (Riskesdas, 2007). Berdasarkan merupakan penyakit yang sangat
rekapitulasi laporan bulanan sering terjadi dalam kehidupan
Puskesmas Simpang Tiga Kota Banda keluarga. Hal ini perlu mendapatkan
Aceh sepanjang tahun 2013 tercatat perhatian serius, karena biasanya
1069 kunjungan balita dengan ISPA keluarga menganggap ISPA pada balita
dan penyakit ISPA masih menduduki merupakan penyakit biasa yang sering
peringkat atas dari 10 penyakit timbul dan tidak berbahaya serta bisa
terbanyak di wilayah kerja Puskesmas menghilang dengan sendirinya.
Simpang Tiga Banda Aceh dan Pemberdayaan keluarga dapat
mengalami peningkatan setiap dipandang sebagai suatu proses
tahunnya (Profil Kesehatan Puskesmas memandirikan klien dalam mengontrol
Simpang Tiga Kabupaten Aceh Besar, status kesehatannya. Pemberdayaan
2013). keluarga memiliki makna bagaimana
Pemerintah Indonesia telah secara keluarga memampukan dirinya sendiri
khusus mencanangkan Program dengan difasilitasi orang lain untuk
Pemberantasan ISPA (P2ISPA) yang meningkatkan atau mengontrol status
dimulai pada tahun 1984, bersamaan kesehatan keluarga dengan cara
dengan diawalinya pengendalian ISPA meningkatkan kesanggupan keluarga
di tingkat global oleh WHO. Sejak melakukan fungsi dan tugas perawatan
tahun 2007 pengendalian penyakit kesehatan keluarga. Namun demikian,
menular dan penyehatan lingkungan optimalisasi pendekatan pemberdaya-
dilakukan secara terpadu, menyeluruh an keluarga dapat tergatung dari
atau komprehensif berbasis wilayah adanya suatu model yang akan
168
VITRIA ERLINDA
169
PENERAPAN MODEL FAMILY-CENTERED NURSING TERHADAP PELAKSANAAN TUGAS KESEHATAN
KELUARGA DALAM PENCEGAHAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIMPANG
TIGA KABUPATEN ACEH BESAR
penerapan familycentered nursing tua dalam komunikasi secara efektif
dengan menggunakan metode dengan remaja.
pendekatan asuhan keperawatan Hasil studi pendahuluan yang
keluarga meliputi tahapan pengkajian, dilakukan oleh peneliti pada bulan Juli
perencanaan, pelaksanaaan, dan 2014 di Puskesmas Simpang Tiga
evaluasi meliputi strategi intervensi Banda Aceh, berdasarkan hasil pencata-
meliputi penerapan terapi modalitas tan dan pelaporan penemuan penderita
(food combining), terapi perilaku, ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan
konseling dan (coaching), pemberdaya- Akut) pada balita yang berkunjung ke
an masyarakat untuk mencapai Puskesmas Simpang Tiga dari bulan
kompetensi komunitas, membangun Januari sampai dengan bulan Desember
koalisi untuk mencapai tujuan yang tahun 2013 berjumlah 1069 kasus.
diinginkan dengan berbagai pihak Berdasarkan hasil wawancara dengan
yang potensial. penanggung jawab P2 ISPA Puskesmas
Model ini juga dapat digunakan mengatakan kunjungan rata-rata balita
dalam membuat strategi implementasi dengan ISPA ke Puskesmas Simpang
seperti memberikan pendidikan pada Tiga Banda Aceh sekitar 80-90 tiap
keluarga pada area yang relevan dalam bulan. Hal ini menunjukkan bahwa
upaya promosi kesehatan seperti masih tingginya kekambuhan ISPA
pendidikan, komunikasi, manajemen pada balita.(Profil Kesehatan Puskes-
dan ketrampilan psikososial, mas Simpang Tiga Kabupaten Aceh
meningkatkan kualitas informasi Besar, 2013). Berdasarkan fenomena
program komunikasi dan pendidikan diatas peneliti tertarik untuk
ketrampilan memberikan latihan melakukan penelitian tentang
kepada keluarga dengan anak yang penerapan family-centered nursing
mengalami gangguan sulit makan. terhadap pelaksanaan tugas kesehatan
Selain itu, penelitian Sutanto keluarga dalam pencegahan ISPA pada
(2010) yang dilakukan pada 10 balita di wilayah kerja Puskesmas
keluarga, pemberian terapi keluarga Simpang Tiga Kabupaten Aceh Besar.
berupa pendidikan kesehatan,
pendampingan dan konseling dalam BAHAN DAN CARA KERJA
pengembangan keterampilan, serta
pengembangan keterampilan keluarga Penelitian ini merupakan
dalam berkomunikasi efektif terhadap penelitian kuantitatif, desain penelitian
peningkatan tingkat kemandirian menggunakan metode pre-eksperimental
keluarga dengan permasalahan design dengan rancangan one group pre
kesehatan reproduksi remaja. Teknik and posttest design without control group.
yang digunakan dalam penelitian ini Rancangan penelitian yang dilakukan
adalah pemberian pendidikan hanya menggunakan satu kelompok
kesehatan (KIE: komunikasi, informasi, subyek, tanpa menggunakan kelompok
dan edukasi), coaching dan conseling kontrol. Peneliti dapat memilih variabel
dalam pengembangan dan keterampil- dan variabel dapat di kontrol secara
an hidup remaja (tanggung jawab, ketat sehingga validitas dapat terjamin.
kepercayaan diri, dan penolakan ajakan Namun terlihat kelemahannya ketika
pergaulan bebas secara asertif), dan digunakan dalam penelitian-penelitian
pengembangan keterampilan orang sosial, desain eksperimen yang
digunakan akan sulit mendapatkan
170
VITRIA ERLINDA
hasil yang akurat, karena banyak bivariat dalam penelitian yang akan
variabel luar yang berpengaruh dan dilakukan digunakan`untuk mengana-
sulit untuk mengontrolnya. Untuk lisis efektifitas penerapan model
mencari seberapa besar pengaruh pemberdayaan berbasis keluarga :
intervensi, maka sebaiknya family-centered nursing terhadap
membandingkan dengan kelompok pelaksanaan tugas kesehatan keluarga
kontrol. Pengukuran variabel penelitian digunakan Uji Paired-test. Uji ini
dilakukan sebelum dan sesudah menguji perbedaan sebelum dan
intervensi. Pengaruh intervensi sesudah perlakukan (Santjaka, 2009).
penelitian didapatkan dari perbedaan
kedua hasil pengukuran (Saryono, HASIL
2011).
Penelitian yang dilakukan Karakteristik responden
meneliti bagaimana efektifitas Responden dalam penelitian ini
penerapan model pemberdayaan adalah seluruh keluarga yang memiliki
berbasis keluarga : family-centered balita yang mengalami ISPA dan berobat
nursing terhadap kemandirian ke Puskesmas Simpang Tiga Kabupaten
keluarga terkait pelaksanaan tugas Aceh Besar yang berjumlah 33 keluarga.
kesehatan keluarga dalam pencegahan Pada karakteristik responden, terdapat
ISPA pada balita dengan tiga variabel yang diteliti yaitu variabel
membandingkan kemandirian keluarga umur, tingkat pendidikan dan pekerjaan
terkait pelaksanaan tugas kesehatan ibu. Dari hasil tinjauan pustaka diketahui
keluarga sebelum intervensi dan bahwa variabel umur, tingkat
setelah dilakukan intervensi. pendidikan dan pekerjaan dapat
Populasi dalam penelitian ini mempengaruhi kemampuan ibu dalam
adalah seluruh keluarga yang perawatan ISPA (Depkes RI, 2004). Hasil
mempunyai anak yang menderita ISPA penelitian menunjukkan bahwa sebagian
pada bulan Juli sampai September 2014 besar umur responden antara 20-35
dan pernah berobat ke Puskesmas tahun sebanyak 63,64 %. Untuk tingkat
Simpang Tiga Kabupaten Aceh Besar pendidikan ibu menunjukkan bahwa
dengan masalah ISPA yang berjumlah persentase jumlah ibu yang memiliki
33 orang. Teknik pengambilan sampel tingkat pendidikan rendah, dalam hal ini
yang digunakan dalam penelitian ini hanya menempuh pendidikan sampai
adalah total sampling. Penelitian ini jenjang SMA lebih dominan yaitu 63,64
dilaksanakan di wilayah kerja % dibandingkan dengan jumlah ibu yang
puskesmas Simpang Tiga Kabupaten memiliki tingkat pendidikan tinggi
Aceh Besar. Penelitian dilakukan (jenjang diploma dan perguruan tinggi).
selama 1 (satu) bulan, terhitung pada Hasil penyajian data pada tabel 1 juga
bulan Oktober sampai November 2014. menunjukkan bahwa sebagian besar
Analisis yang dilakukan untuk responden tidak bekerja, hanya
mengetahui interaksi dua variabel. berprofesi sebagai ibu rumah tangga
Variabel yang dianalisis meliputi sebanyak 27 responden (81,82%).
variabel bebas dan terikat. Analisis
171
PENERAPAN MODEL FAMILY-CENTERED NURSING TERHADAP PELAKSANAAN TUGAS KESEHATAN
KELUARGA DALAM PENCEGAHAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIMPANG
TIGA KABUPATEN ACEH BESAR
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Usia Anak, Tingkat Pendidikan
dan Pekerjaan di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Tiga Kabupaten Aceh Besar
Tahun 2014
172
VITRIA ERLINDA
173
PENERAPAN MODEL FAMILY-CENTERED NURSING TERHADAP PELAKSANAAN TUGAS KESEHATAN
KELUARGA DALAM PENCEGAHAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIMPANG
TIGA KABUPATEN ACEH BESAR
Tabel 7. Uji Perbedaan Tingkat Kemandirian Keluarga Dalam Pelaksanaan Tugas
Kesehatan Keluarga Dalam Penanganan ISPA Sebelum dan Sesudah Penerapan
Model Family Centered- Nursing Di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Tiga
Kabupaten Aceh Besar Tahun 2014
174
VITRIA ERLINDA
175
PENERAPAN MODEL FAMILY-CENTERED NURSING TERHADAP PELAKSANAAN TUGAS KESEHATAN
KELUARGA DALAM PENCEGAHAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIMPANG
TIGA KABUPATEN ACEH BESAR
jawabnya kepada suami, anak, dan 1. Kemandirian Keluarga dalam
anggota keluarga yang lain Mengenal Masalah ISPA
(Singarimbun, 1988). Bekerja dapat Mengenal masalah kesehatan
memperoleh banyak pengalaman dan kesehatan merupakan kebutuhan
dari pengalaman tersebut akan keluarga yang tidak boleh diabaikan
memperoleh pengetahuan baru dan karena tanpa kesehatan segala sesuatu
terus berkembang. Sehingga orang tua tidak berarti. Orang tua perlu mengenal
balita yang tidak bekerja pada keadaan sehat dan perubahan-
umumnya sedikit memperoleh perubahan yang dialami anggota
pengalaman dan pengetahuan dalam keluarganya. Perubahan sekecil apapun
melaksanakan fungsi perawatan yang dialami anggota keluarga secara
kesehatan keluarga dalam pencapaian tidak langsung akan menjadi perhatian
tugas perkembangan balita Pekerjaan dari orang tua atau pengambil
bukan sumber kesenangan, tetapi keputusan dalam keluarga (Sakina
merupakan cara mencari nafkah 2012).
berulang dan penuh tantangan. Berdasarkan uji paired t-test
Bekerja dapat memperoleh terlihat bahwa pada nilai t hitung
banyak pengalaman dan dari sebesar 35,672, t tabel (1,694) dan nilai p
pengalaman tersebut akan memperoleh value sebesar 0,000 (<0,05) sehingga
pengetahuan baru dan terus dapat disimpulkan bahwa ada
berkembang. Sehingga orang perbedaan tingkat kemandirian
tua/pengasuh balita yang tidak bekerja keluarga dalam mengenal masalah
pada umumnya sedikit memperoleh ISPA sebelum dan sesudah penerapan
pengalaman dan pengetahuan dalam model Family-Centered Nursing. Hasil
melaksanakan tugas kesehatn keluarga penelitian ini sesuai dengan Teori
dalam perkembangan balita (Mubarak; Stimulus Organisme Respon (SOR)
dalam Diana, 2006). Kecenderungan menurut Hosland (1953) dan teori Kurt
situasi pekerjaan akan menimbulkan Lewin (1970) dalam Notoadmodjo
masalah kesehatan karena dengan (2007) menyebutkan bahwa perubahan
situasi kerja akan terjadi kesibukan pengetahuan pada dasarnya
dalam pekerjaan sehingga seseorang merupakan proses belajar. Proses
cenderung memilki waktu yang belajar akan menjadi efektif apabila
terbatas untuk merawat anggota stimulus yang diberikan sesuai dengan
keluarganya. (Notoatmodjo, 2003). kebutuhan peserta didik, dilakukan
Pekerjaan merupakan salah satu secara intensif dan berkala.
indikator kesejahteraaan keluarga. Dalam penelitian ini penerapan
Anak yang berasal dari keluarga model Family-Centered Nursing
dengan sosial ekonomi rendah diberikan 1 (satu) kali di balai
tentunya ttingkat penghasilan pertemuan berupa penyuluhan,
keluarganyapun rendah sehingga demonstrasi dan praktik langsung
ketersediaan makanan dan minuman keluarga dalam kelompok kecil
yang memenuhi standar gizi sehat akan didampingi oleh penanggung jawab
berkurang, karena daya beli rendah. ISPA, kemudian dilanjutkan dengan
Dan ini tentunya akan mempengaruhi kunjungan rumah mengobservasi
daya tahan tubuh.anak terhadap langsung bagaimana pengetahuan,
penyakit-penyakit. sikap dan tindakan keluarga dengan
anak yang mengalami ISPA, dilakukan
176
VITRIA ERLINDA
177
PENERAPAN MODEL FAMILY-CENTERED NURSING TERHADAP PELAKSANAAN TUGAS KESEHATAN
KELUARGA DALAM PENCEGAHAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIMPANG
TIGA KABUPATEN ACEH BESAR
dimana sebelum dilakukan rata-rata sehingga mampu memelihara serta
skor 3,33, sedangkan setelah dilakukan meningkatkan kesehatannya sendiri
intervensi skor rata rata 8,06. Mengenal (Maulana 2009), dapat menimbulkan
masalah kesehatan keluarga merupa- sikap positif yang mendukung
kan hal yang sangat penting, karena kesehatan dalam mengambil
kesehatan merupakan kebutuhan keputusan.
keluarga yang tidak dapat diabaikan Menurut Alport dalam
dan tanpa kesehatan seluruh kekuatan Notoatmodjo (2007) sikap mempunyai
sumber daya dan dana keluarga habis. 3 komponen pokok yaitu kepercayaan
Keluarga perlu mengetahui perubahan- (keyakinan), ide dan konsep terhadap
perubahan yang terjadi pada setiap suatu obyek, kehidupan emosional atau
tahap perkembangan balita agar evaluasi terhadap suatu obyek dan
keluarga tahu apa yang harus keluarga kecenderungan untuk bertindak. Dasar
lakukan untuk mengatasi hal tersebut pembentukan sikap adalah pengetahu-
(Suprajitno, 2004). an. Pengetahuan yang baik akan akan
membentuk sikap yang baik pula. Pada
2. Kemandirian Keluarga Dalam penelitian ini terbukti bahwa keluarga
Mengambil Keputusan Untuk mampu mengenal masalah, juga
Perawatan ISPA memiliki kemampuan dalam
Memutuskan tindakan yang tepat mengambil sikap mengambil keputus-
bagi keluarga. Peran ini merupakan an yang tepat.
upaya keluarga yang utama untuk Berdasarkan hasil penelitian,
mencari pertolongan yang tepat sesuai diketahu nilai t hitung sebesar 19,365, t
dengan keadaan keluarga, dengan tabel (1,694) dan nilai p value sebesar
pertimbangan siapa diantara keluarga 0,000, ( = 0,05) sehingga dapat
yang mempunyai keputusan untuk disimpulkan bahwa ada perbedaan
memutuskan tindakan yang tepat tingkat kemandirian keluarga dalam
(Suprajitno 2004) dan salah satu tujuan mengambil keputusan sebelum dan
peran keperawatan dalam memberikan sesudah penerapan model Family
promosi kesehatan adalah Centered- Nursing. Hal ini dapat terjadi
meningkatkan kemampuan keluarga karena penerapan model Family-
dalam mengambil keputusan yang Centered Nursing telah meningkatkan
tepat dalam mengatasi masalah kemampuan dalam mengenal masalah,
kesehatan para anggotanya (Effendy sehingga pemahaman dan wawasan
2004). meningkat, menimbulkan sikap
Kemampuan keluarga dalam keluarga dalam mengambil keputusan
mengambil keputusan terhadap anak yang mendukung kesehatan,
yang demam berkaitan dengan meningkatkan koping yang konstruktif
kemampuan keluarga dalam mengerti dan mempertahankan nilai-nilai serta
sifat luasnya masalah, keluarga telah harga diri yang positif (Tamsuri, A,
mendapatkan informasi yang benar 2007).
terhadap tindakan dalam menangani Disamping itu menurut Sunaryo
masalah sehingga penerapan model (2004), sikap ini tidak dibawa sejak
Family-Centered Nursing mencakup lahir tetapi dapat dipelajari dan
pendidikan kesehatan yang bertujuan dibentuk berdasarkan pengalaman
memberdayakan masyarakat, yakni individu sepanjang perkembangan
upaya untuk membangkitkan daya
178
VITRIA ERLINDA
179
PENERAPAN MODEL FAMILY-CENTERED NURSING TERHADAP PELAKSANAAN TUGAS KESEHATAN
KELUARGA DALAM PENCEGAHAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIMPANG
TIGA KABUPATEN ACEH BESAR
memfasilitasi kemampuan klien dapat sebelum dan sesudah penerapan model
memenuhi kebutuhan secara mandiri Family Centered- Nursing. Salah satu
pasien (dalam hal ini keluarga dengan usaha keluarga dalam mencegah
anak ISPA). Memberikan perawatan bagi terjadinya ISPA pada anak adalah
balita yang mengalami ISPA merupakan memberikan makanan yang bergizi dan
sejauh mana keluarga mengetahui memberikan imunisasi serta selalu
keadaan balita yang mengalami ISPA, menjaga kebersihan rumah dan
dan mengetahui sifat serta lingkungannya. Kemampuan keluarga
perkembangan perawatan yang dalam memodifikasi lingkungan tidak
dibutuhkan. Hasil penelitian diperoleh terlepas dari peningkatan pengetahuan
data bahwa terjadi peningkatan skor keluarga akan berbagai tindakan untuk
rata-rata sebelum intervensi 3,88, mencegah demam dan sikap dalam
sedangkan setelah intervensi skor rata- mengambil keputusan.
rata 8,36. Hal ini dikarenakan responden Memodifikasi lingkungan untuk
sudah tahu bagaimana cara merawat mencegah terjadinya ISPA adalah
balita yang mengalami ISPA. Tugas bagi sejauh mana keluarga mengetahui
keluarga yang anggota keluarganya sumber-sumber yang dimiliki, manfaat
(balita) mengalami gangguan ISPAperlu pemeliharaan lingkungan, mengetahui
memperoleh tindakan lanjutan atau pentingnya higine sanitasi dan
perawatan agar masalah yang lebih kekompakan antar anggota keluarga.
parah tidak terjadi. Perawatan dapat Hasil penelitian diperoleh data bahwa
dilakukan di institusi pelayanan sebagian besar responden sudah
kesehatan atau di rumah (Mubarak et al., mampu memodifikasi lingkungan
2009). dengan adanya peningkatan skor rata-
rata sebelum intervensi 2,21 menjadi
4. Kemandirian Keluarga Dalam 4.42 setelah intervensi dilakukan,
Memodifikasi Lingkungan dengan memodifikasi lingkungan
Ada pengaruh penerapan model dapat membantu dalam melakukan
Family Centered- Nursing terhadap perawatan pada balita untuk mencegah
tingkat kemandirian keluarga dalam terjadinya ISPA.
memodifikasi lingkungan di wilayah Ketidakmampuan keluarga dalam
Puskesmas Simpang Tiga Kabupaten memelihara lingkungan rumah bisa
Aceh Besar tahun 2013, hal ini mempengaruhi terjadinya ISPA pada
ditunjukkan dengan hasil uji paired t- balita dan pengembangan pribadi
test terlihat bahwa nilai t hitung sebesar anggota keluarga karena sumber-
14,824, t tabel (1, 694) dan nilai p value sumber keluarga tidak seimbang, tidak
sebesar 0,000 (p<0,05) sehingga dapat adanya tanggung jawab dan wewenang
disimpulkan bahwa ada perbedaan dari anggota keluarga, kurang dapat
tingkat kemandirian keluarga dalam melihat keuntungan dan manfaat dari
memodifikasi lingkungan sebelum dan pemeliharaan lingkungan terhadap
sesudah penerapan model Family perkembangan balita, ketidaktahuan
Centered- Nursing. tentang pentingnya kebersihan
Tugas kemandirian keluarga lingkungan, serta ketidakkompakan
dalam memodifikasi lingkungan atau keluarga Lingkungan yang nyaman
menciptakan suasana rumah yang dapat merangsang balita dalam
sehat berdasarkan hasil penelitian mencapai tahap perkembangannya
menunjukkan perubahan antara
180
VITRIA ERLINDA
181
PENERAPAN MODEL FAMILY-CENTERED NURSING TERHADAP PELAKSANAAN TUGAS KESEHATAN
KELUARGA DALAM PENCEGAHAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIMPANG
TIGA KABUPATEN ACEH BESAR
seperti tenaga untuk menjaga anak dan SIMPULAN DAN SARAN
keuangan untuk biaya pengobatan.
Kemampuan keluarga dalam Simpulan
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang Berdasarkan hasil peneiltian
ada di masyarakat terkait ISPAbalita diatas dapat disimpulkan ada
akan membantu keluarga dalam pengaruh yang signifikan penerapan
melakukan perawatan dan mengatasi model family centered nursing terhadap
secara cepat agar tidak terjadi akibat pelaksanaan tugas kesehatan keluarga
yang lebih parah lagi. dalam pencegahan ISPA pada balita;
Balita yang mengalami ISPA terdapat perbedaan skor rata rata
sebaiknya dilakukan intervensi dan antara sebelum dan sesudah
rujukan dini. Tujuan intervensi dan diterapkan model family-centered
rujukan dini ISPA adalah untuk nursing dalam mengenal masalah ISPA,
menghindari terjadinya penyebaran mengambil keputusan, merawat balita
infeksi atau terjadinya pneumonia yang mengalami ISPA, memodifikasi
.empat rujukan yang dapat digunakan lingkungan dalam pencegahan ISPA
keluarga sebagai upaya perawatan serta memanfaatkan fasilitas kesehatan
lanjutan adalah fasilitas pelayanan dalam penanganan ISPA pada balita.
kesehatan yang ada di lingkungan
sekitar masayarakat. Waktu yang Saran
paling tepat untuk melakukan Dari uraian diatas peneliti
intervensi dan rujukan dini menyarankan kepada pihak puskesmas
penyimpangan perkembangan anak untuk melalukan sosialisasi dan
adalah sesegera mungkin ketika usia evaluasi terhadap pelaksanaan family-
anak masih dibawah lima tahun (Dinas centered nursing dan tindak lanjutnya.
Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2010). Bagi perawat komunitas untuk
menoptimalkan kegiatan penyuluhan
6. Kemandirian keluarga Dalam tentang pentingnya pelaksanaan tugas
Pelaksanaan tugas Kesehatan Keluarga kesehatan keluarga untuk mencegah
Dari hasil penelitian dapat terjadinya ISPA pada balita. Sedangkan
disimpulkan bahwa penerapan model bagi keluarga dan masyarakat untuk
Family Centered- Nursing efektif meningkatkan pengetahuan dan
terhadap pelaksanaan tugas kesehatan keterampilan keluarga dalam
keluarga. Berdasarkan uji paired t-test pelaksanaan tugas kesehatan keluarga
terlihat bahwa nilai t hitung sebesar dan meningkatkan kesadaran diri
52,753, t tabel (1,694) dan nilai p value masyarakat tentang pentingnya
sebesar 0,000 (p<0,05) sehingga dapat keterlibatan keluarga dalam menjaga
disimpulkan bahwa ada perbedaan agar balita tidak mengalami ISPA.
tingkat kemandirian keluarga dalam
merujuk ke fasilitas kesehatan sebelum
dan sesudah penerapan model Family-
Centered Nursing.
182
VITRIA ERLINDA
183
PENERAPAN MODEL FAMILY-CENTERED NURSING TERHADAP PELAKSANAAN TUGAS KESEHATAN
KELUARGA DALAM PENCEGAHAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIMPANG
TIGA KABUPATEN ACEH BESAR
and practice (5th ed). New Jersey. IVAC IVAC. Pneumonia Report Card.
Pearson education Inc.USA. USA: The Johns Hopkins University
Friedman MM, Bowden VR, & Jones EG Bloomberg School Of Public Health:
2010. Buku ajar keperawatan keluarga : 2010.
riset, teori, dan praktik (Ed 5). Jakarta : Kemenkes RI 2010. KMK Nomor 908 tahun
EGC. 2010 tentang pedoman
French SA 2003. Pricing on food choice. penyelenggaraan pelayanan
Journal of nutrition: 133:841S-843S. keperawatan keluarga.Kemenkes RI :
Grodner M, Long S, Walkingshaw BC 2000. Jakarta. http:depkes.go.id.
Foundation and clinical applications of Keputusan Menteri Kesehatan RI. Nomor
nutrition : a nursing approach. Fourt 829/MENKES/SK/VII/1999 tentang
edition. St.Luis Missouri. Mosby.Inc. persyaratan kesehatan perumahan.
Glanz K, Rimer BK, & Lewis FM 2002. Jakarta : Depkes RI.
Health behavior and health education. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Theory, research and practice. San Kesehatan 2010. Pedoman
Fransisco: Wiley & Sons. penyelenggaraan pelayanan
Hanson, Shirley May Harmon, Gedaly- keperawatan keluarga. Jakarta:
Duff, Vivian, Kaakinen, Joanne Rowa Kementerian Kesehatan.
2005. Family health care Maggie davies and Wendy Macdowall
nursing.Theory, practice and 2006. Understanding public health:
research.Third edition.F.A DAVIS health promotion theory. England:
company.Philadelphia. London School of Hygiene & tropical
Harahap J 2004. Pengaruh peer education medicine. Available at :
terhadap pengetahuan dan sikap http://www.openup.co.uk (diakses
mahasiswa dalam menanggulangi 2013).
hiv/aids di universitas Sumatera National Institutes of Health. Theories of
Utara. Skripsi Fakultas Kesehatan Health Behavior. United States of
Masyarakat Universitas Sumatera America. Available at :
Utara, http://oc.nci.nih.gov (diakses 2013).
(online).(http://library.usu.ac.id/dow Mubarak WI, Chayatin N, Rozikin
nload/fkm/fkm-juliandi.pdf, diakses K,Suproadi 2007. Promosi sebuah
20 Desember 2013). pengantar proses belajar mengajar
Hidayat 2005. Studi retrospektif kejadian dalam pendidikan: Graha Ilmu.
ISPApada balita di wilayah kerja Mukono 2000. Prinsip dasar kesehatan
puskesmas Tongkuno Kecamatan lingkungan. Surabaya : Universitas
Tongkuno Kabupaten Muna. Skripsi Airlangga.
STIK Avicenna yang tidak Muluki M 2003. Analisis faktor yang
dipublikasikan, Kendari. berhubungan dengan terjadinya
Hundak C dan Gallo MB 1997. penyakit iISPA di puskesmas Palanro
Keperawatan kritis pendekatan kecamatan Mallusetasi kabupaten
holistik. Volume Satu. Jakarta : EGC. Baru tahun 2002-2003. Thesis Program
Irfan 2005. Faktor-faktor resiko kejadian Pascasarjana FKM Universitas
ISPA pneumonia pada balita di Hasanuddin.
wilayah kerja puskesmas Wuna http://digilib.litbang.depkes.go.id.
Kecamatan Barangka Kabupaten Murti, Elly Swandewi, dkk 2006.
Muna. Skripsi STIK Avicenna yang Efektivitas promosi kesehatan.
tidak dipublikasikan, Kendari. Medley, Amy, Kennedy Caitlin , Oreilly,
Iswarini W 2006. Rumah sebagai tempat Sweat, Michael 2009. Effectiveness of
tinggal yang nyaman. Bandung: PT peer education interventions for HIV
Cipta Karya. prevention in developing countries: a
184
VITRIA ERLINDA
185
PENERAPAN MODEL FAMILY-CENTERED NURSING TERHADAP PELAKSANAAN TUGAS KESEHATAN
KELUARGA DALAM PENCEGAHAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIMPANG
TIGA KABUPATEN ACEH BESAR
cara penanggulangan kejadiannya Anton Widjaja. Penerbit Buku
pada anak balita pasca gempa bumi Kedoteran EGC. Jakarta.
dan gelombang tsunami di kota Banda WHO 2003. The Surf Report 1. Surveillance
Aceh tahun 2006. Tesis Program Pasca of Risk Factors related to
Sarjana Universitas Sumatera Utara. noncommunicable diseases: Current of
Medan. global data. Geneva: WHO. p.15.
Wahid Iqbal M 2007. Ilmu keperawatan WHO 2007. Pencegahan dan pengendalian
komunitas 2. Sagung, Seto. Jakarta. infeksi saluran pernapsan akut (ISPA)
Wahid Iqbal M, dkk 2007. Ilmu yang Cenderung menjadi epidemi dan
keperawatan komunitas. konsep dan pendemidi fasilitas pelayanan
aplikasi. Jakarta : Salemba Medika. kesehatan. Diunduh dari
Wati PA 2010. Pengaruh metode http://www.who.int/csr/resources/p
pendidikan sebaya (peer education) ublications/WHO_CDS_EPR_2007_8b
dalam meningkatkan pengetahuan ahasa.pdf.
kader posyandu tentang kehamilan WHO 2008. Global action plan for
risiko tinggi. KTI tidak diterbitkan. prevention and control of Pneumonia.
Denpasar: Program Studi DIII Geneva: WHO.
Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu WHO 2007. Indoor air pollution from solid
Kesehatan Bina Usada Bali. fuels and risk of low birth weight and
Williams & Wilkins, Stedman TL 2006. stillbirt. Geneva: World Health
Stedmans medical dictionary. 28th ed. Organization.
Philadelphia: Lippincott. Zhang W, Shen X, Bergman U, Wang Y,
World Health Organization 2003. Chen Y, Huang M, et al. Drug
Penanganan ISPA pada anak di rumah utilisation 90% (DU90%) profiles of
sakit kecil negara berkembang. antibiotics in five Chinese childrens
pedoman untuk dokter dan petugas hospitals. International Journal of
kesehatan senior. Alih Bahasa: C. Antimicrobial Agents. 2008; 32: 250
255.
186