KTI Proposal
KTI Proposal
PENDAHULUAN
vital bagi kesembuhan pasien. Pengelolaan obat yang baik oleh Instalasi Farmasi
atau di puskesmas, oleh karena itu pengelolaan, penyimpanan dan perbekalan obat
yang kurang efisien akan berpengaruh terhadap peran puskesmas secara keseluruhan.
Obat adalah benda atau zat yang dapat digunakan untuk merawat penyakit,
membebaskan gejala, atau mengubah proses kimia dalam tubuh. Bahan obat juga
menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit pada manusia. Banyak obat yang
beredar juga memerlukan pengaturan akan golongan obat sehingga produsen dan
konsumen bisa memilah jenis dan keperluan obat sesuai dengan yang diinginkan.
penggunaan serta pengamanan distribusi yang terdiri dari obat bebas, obat bebas
1
Penyimpanan obat di puskesmas adalah suatu kegiatan pengamanan dengan cara
menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat yang dinilai aman (tidak
hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia (Depkes. 2004 : 16 ). Kegiatan
penyimpanan merupakan mata rantai yang penting dalam proses pengelolaan obat.
Upaya-upaya yang dilakukan pada seluruh rangkaian pengelolaan obat akan sia-sia
kalau penyimpanan obat tidak dilaksanakan dengan baik sehingga perlu suatu sistem
agar obat bisa sampai ke pasien dengan mutu yang masih terjamin keamananya .
Perbekalan kesehatan juga menjadi suatu hal yang penting yang dapat
bertujuan agar tersedianya obat yang memiliki keamanan, mutu, manfaat, serta
kesehatan. Sarana kesehatan berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar atau
upaya kesehatan rujukan atau upaya kesehatan penunjang. Selain itu, sarana
2
Salah satu sarana kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan adalah
puskesmas.
tahun 2016. Sehingga masyarakat yang berada di daerah tersebut bisa mendapatkan
pelayanan serta obat yang memiliki kualitas, kuantitas dan mutu yang baik.
Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi masalah dalam penelitian ini
2015
3
Manfaat Penelitian
yang baik
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
menilai kegunaan dan keefektifan sesuatu yang didasarkan pada kriteria tertentu
dari suatu program. Hal yang paling penting dalam melakukan suatu evaluasi
adalah harus memiliki tujuan evaluasi yang jelas. Evaluasi dirancang untuk
valid dan reliable terhadap intervensi tersebut yang dilakukan secara sistematis
(Ovretveit, 1998).
Evaluasi terhadap suatu intervensi yang diberikan baru dapat dilakukan jika
suatu intervensi tersebut telah berjalan dalam cukup waktu. Untuk melakukan
evaluasi terhadap kebijakan yang baru diambil dapat dilakukan dalam waktu yang
cukup lama untuk mengetahui outcome atau dampak yang ditimbulkan. Semakin
strategis dan semakin terstrukturnya suatu kebijakan maka semakin lama waktu
yang dibutuhkan untuk mengetahui outcome atau dampak dari kebijakan tersebut.
Namun jika ingin mengetahui bagaimana proses dan pelaksanaan dari suatu
kebijakan yang sifatnya lebih teknis maka dapat dilakukan dalam waktu yang lebih
5
singkat, misalnya 2 tahun setelah kebijakan tersebut diimplementasikan (Ervina,
2008).
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu
kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada
(Notoatmodjo, 2005).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia obat memiliki pengertian sebagai bahan
seseorang dari penyakit. Secara garis besar pengertian obat tersebut hanya penjelasan
yang spesifik mengenai obat yaitu hanya berfungsi dalam proses penyembuhan
meningkatkan kekebalan tubuh dan juga dapat digunakan untuk mendiagnosa suatu
ketidak tahuan akan pengenalan, penggunaan dan pemanfaatan obat terutama bagi
mereka yang ingin memakai obat generik. Informasi obat, antara lain mengenai khasiat,
penggunaan suatu obat, serta harga obat, Juga perlu sebagai informasi mengenai pilihan
6
Untuk meningkatkan penggunaan obat generik di sektor pemerintah,
untuk Pelayanan Kesehatan Dasar (PKD). Pada prinsipnya pengadaan obat untuk
pelayanan kesehatan dasar seperti Puskesmas seperti berikut: mutu obat terjamin,
memenuhi kriteria, khasiat, keamanan dan keabsahan obat serta mempunyai izin
melalui Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang mempunyai izin dari Depkes yang
peresepan obat, pemerintah dalam hal ini Depkes juga mengeluarkan peraturan
yang mewajibkan dokter di rumah sakit pemerintah menulis resep obat generik
sesuai harapan. Revitalisasi permenkes ini menjadi salah satu program 100 hari
mineral dan sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang
b. Obat jadi yaitu obat dalam kemasan murni atau campuran dalam bentuk serbuk,
cairan, salep, tablet, pil, supositoria atau bentuk lain yang mempunyai nama
7
c. Obat paten yaitu obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama si
pembuat atau yang dikuasakannya dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik
yang memproduksinya.
d. Obat baru yaitu obat yang terdiri dari zat yang berkhasiat maupun tidak
berkhasiat misalnya lapisan, pengisi, pelarut serta pembantu atau komponen lain
e. Obat esensial yaitu obat yang paling dibutuhkan untuk pelaksanaan pelayanan
rehabilitasi.
f. Obat generik berlogo yaitu obat yang tercantum dalam DOEN (Daftar Obat
persyaratan CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) dan diuji ulang oleh Pusat
g. Obat wajib apotek yaitu obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep dokter
8
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk
jenis kelamin dan golongan umur, sejak dari pembuahan dalam kandungan sampai
Gudang obat Puskesmas merupakan salah satu sarana yang perlu diperhatikan
dan memelihara dengan cara menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat
yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu
obat. Oleh karena itu, gudang obat sebagai sarana penyimpanan sebaiknya
9
sesuai dengan standar, yaitu penggolongan obat tidak berdasarkan kelas terapi atau
khasiat obat. Hal tersebut dikarenakan tidak semua petugas gudang memiliki latar
bahwa penyimpanan obat pada gudang farmasi Dinas Kesehatan Kota Surabaya
telah sesuai dan pencatatan stok obat serta mutu obat sangat sesuai dengan
Obat dan perbekalan kesehatan merupakan salah satu subsistem dari Sistem
Kesehatan Nasional (SKN) yang bertujuan agar tersedia obat dan perbekalan
kesehatan yang aman, bermutu, bermanfaat serta terjangkau oleh masyarakat. Obat
persepsi masyarakat tentang hasil dari pelayanan kesehatan adalah menerima obat
Dari penelitian (Rukmini dan Zainul, 2011) didapat bahwa perbekalan obat
pada Puskesmas di Indonesia berdasarkan geografi dan topografi sudah diatas 90%,
10
kecuali Puskesmas pada daerah sangat terpencil yaitu 89,7%. Berdasarkan
stabilisasi obat dan fasilitas pencatatan menunjukkan ketersediaan yang lebih baik
masuk obat tahun 2010, perbekalan kesehatan yang paling tinggi dan paling rendah
sarana tersebut semakin rendah pada daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan.
ketersediaan obat generik di puskesmas sudah baik berkisar antara 84,89% sampai
100 % dengan rata-rata 95,45%, di RSUD dan Apotek sangat bervariasi berkisar
antara 11,29% sampai 95,65% dengan rata-rata 51,44 % dan 1,97% sampai 66,67 %
1. Sarana Gudang :
d. Spesifikasi :
11
Lantai : Terbuat dari tegel, kramik, kayu dan bahan lain yang
Dinding : Terbuat dari tegel, keramik, kayu dan bahan lain yang
ilalang atau ijuk atau bahan lain yang mudah diperoleh secara lokal.
keduanya, bahan lain yang mudah diperoleh secara local. Ukuran 0.6m
x 1m
a. Lemari
Jumlah : 1 buah
12
Spesifikasi : Terbuat dari kayu, metal dan atau gabungan keduanya
a. Rak
terbuat dari kayu, metal dan atau campuran keduanya. Atau bahan
b. Pengaturan udara
Jumlah : 1 buah
a. Mebeulair
Spesifikasi : Terbuat dari kayu atau bahan yang kuat dan tahan
lama.
13
Bahan : Terbuat dari atau bahan lain yang kuat dan tahan
lama.
Spesifikasi :
Printer : Laser.
4. Sarana pengamanan :
a. Alarm
Jumlah : 1 unit
b. Pemadam kebakaran
Jumlah : 2 buah
Jenis : Tabung
c. Tralis
14
Jenis : Harmonika
5. Tenaga :
a. Teknis
Jumlah : 1 orang
b. Administrasi
Jumlah : 1 orang
2. Saran penyimpanan :
3. Peralatan peracikan :
15
Kantung plastik : sesuai kebutuhan
4. Tenaga : jumlah 1
16
BAB III
Obat Pelayanan
mutu obat sesuai
1. Penyimpanan obat
2. Perbekalan kesehatan
perbekalan kesehatan
17
3. Pemeliharaan mutu obat
Tabel 3.1 Kode variable, definisi operasional, cara ukur, alat ukur, Hasil ukur dan
18
3.3 Hipotesis
19
BAB IV
METODE PENELITIAN
tertulis atau lisan dari orang-orang dan objek yang akan di amati. Pada penelitian
pada penelitian ini merupakan pengamatan langsung pada sistem yang sedang
berjalan disertai wawancara mendalam dengan para pekerja yang terlibat dalam
Masbagik.
20
4.2 Populasi dan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Januari sampai Maret 2016 pada
Puskesmas dengan metode purposive sampling dimana sampel yang dipilih yang
harus memenuhi kriteria dari penelitian yang akan dilakukan. Sedangkan populasi
adalah semua obat dan peralatan kesehatan yang disimpan di gudang Puskesmas
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui beberapa cara antara
lain :
Wawancara
Observasi
21
kerja, disiplin petugas apakah petugas mengerjakan pekerjaanya sesuai
dengan SOP yang berlaku serta jam dating dan jam pulang petugas,
Pengecekan Dokumen
kepada petugas puskesmas, selain itu peneliti juga melakukan observasi langsung
digunakan pada penelitian ini antara lain wawancara, pengecekan dokumen dan
22
perbekalan farmasi dan alat kesehatan yang disusun oleh Dirtjen Bina Farmasi
dan Alat Kesehatan tahun 2010 dan beberapa referensi terkait sistem
dengan pedoman yang dibuat oleh Dirjend Bina Kefarmasian dan Alat
23
Reduksi Data
lebih lanjut.
Penyajian Data
Analisis Data
24
seperti (obat yang disimpan sesuai dengan prosedur yang berlaku) secara
pedoman yang di buat oleh Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Penarikan Kesimpulan
berkaitan atau sesuai dengan penelitian yang dilakukan atau telah sesuai
dengan pedoman peraturan yang dibuat oleh Dirjen Bina Farmasi dan
Tenggara Barat (NTB) di jalan Raya Labuhan Lombok dan dilaksanakan pada
25
Tabel 4.1 Jadwal Penelitian
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan Proposal
2 Observasi dan
Penelitian
3 Pengolahan dan
penyusunan Data
26
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2004 Pedoman pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan.
1993
Miles, Mathew B., and huberman A. Maichel. 1992. Analisi Data Kualitatif ; Buku
Jakarta: UI-Press.
321
27
Sheina, Baby. Jurnal Penyimpanan Obat di Gudang Instalasi Farmasi RSU
Halaman 99
28