Anda di halaman 1dari 7

TUGAS TEKNIK LISTRIK TENAGA AIR

Perhitungan Kapasitas Pembangkit Pada PLTA

Disusun oleh:

I Kadek Adit Putra Igmas (145060107111020)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Dalam pembangkit listrik tenaga air, potensi tenaga air
dikonversikan menjadi tenaga listrik. Mulamula potensi tenaga
air dikonversikan menjadi tenaga mekanik dalam tur bin air,
kemudian turbin air akan memutar poros generator hingga
generator akan membangkitkan energi listrik. Pada asasnya dapat
dikemukakan adanya tiga faktor utama dalam penentuan
pemanfaatan suatu potensi sumber tenaga air bagi pembangkitan
tenaga listrik, diantaranya jumlah air yang tersedia, yang
merupakan fungsi dari jatuh hujan atau salju, tinggi terjun yang
dapat dimanfaatkan, hal mana ter gantung dari topografi daerah
tersebut, dan jarak lokasi yang dapat dimanfaatkan terhadap
adanya pusat-pusat beban atau jaringan transmisi.Pada PLTA
Pompa terdapat dua buah waduk, yaitu waduk bawah dan waduk
atas, waduk ini berfungsi menampung air sebagai cadangan
pada saat dibutuhkan untuk membangkitkanenergi listrik . Pada
saat beban listrik rendah, pompa akan berfungsi untuk memompa
air dari waduk bawah ke waduk atas dan juga sebaliknya, pada
saat beban puncak air yang berada pada waduk atas akan
dijatuhkan hingga menuju turbin, lalu turbin akan memutar poros
generator hingga menghasilkan energi listrik.
Dimana
diketahui dari ilmu fisika, setiap benda yang berada di atas
permukaan bumi, mempunyai energi potensial yang berbentuk
rumus berikut :
EP = m x g x h .............................. ( 2.1 )

Dimana:
EP = Energi Potensial
m = massa ( 1000 kg / m3 )
g = Percepatan gravitasi ( 9,8 m / detik2)
h = Tinggi relative terhadap permukaan bumi ( meter ).

Dari di atas dapat ditulis bahwa :


dE = dm x g x h

Bilamana, dE merupakan energi yang dibangkitkan oleh elemen


massa dm yang melalui jarak h. Bilamana didefinisikan Q sebagai
debit air menurut rumus berikut :

Dengan :
Q = Debit air
dm= Elemen massa air
dt = Elemen waktu

Maka dapat ditulis :


P = dE / dt = dm / dt x h

atau
P=Qxgxh
Maka Daya Teoritis yang dihasilkan dalam satuan watt adalah :
P = x k xQ x. h ( Watt )

Dimana Konstanta k dapar dihitung berdasarkan pengertian


bahwa 1 daya kuda= 75 kgm/detik dan 1 daya kuda = 0,736 kw
sehingga apabila P ingin dinyatakan dalam kW, Sedangkan tinggi
terjun h dinyatakan dalam meter dan debit air dinyatakan dalam
m3 / detik, maka :

Setelah konstanta k didapatkan 9,8 , Maka Besar Daya listrik


sebelum masuk ke turbin atau Daya Teoritisnya dalam satuan kW
adalah

P = 9,8 x Q x h( kW ) ........................ ( 2.2 )

Dimana :
P = Daya Teoritis (kW)
k = Konstanta ( 9,8 m/detik2)
Q = Debit air ( m3 / detik )
h = Tinggi jatuh air ( meter )

Dengan menggunakan efisiensi Turbin Turbin( T ), maka


didapatkan daya mekanik turbin dengan persamaan 2.3
dibawah ini:
P = 9,8 x Q x h x T( kW ) ........................ ( 2.3 )
Untuk mendapatkan daya keluaran generator perlu
mempertimbangkan efisiensi generator Generator ( G )
sesuai persamaan2.4 dibawah ini :

P = 9,8 x Q x h x G x T( kW ) .................... ( 2.4 )

Pada umumnya Daya keluaran generator disebut juga sebagai


daya keluaran dari PLTA tersebut.

Pembangkitan energi per tahun dapat dihasilkan dari perhitungan


hasil perkalian jumlah daya dibangkitkan ( kW ) dengan waktu
yang diperlukan (t) selama satu tahun ( 8760 jam ) dengan factor
daya ( PF ). Secara teori dapat dipergunakan persamaan :

E = P x 8760 x PF (kWh)........................ ( 2.5)

Dimana:
E = Energi per tahun ( kWh )
P = Kapasitas Terpasang ( Kw )
PF = Faktor Daya
8760 = Waktu pembangkitan dalam satu tahun

jika pada satuan waktu yang ditentukan adalah satu bulan maka
(t) adalah 30 hari x 24 jam = 720 jam, sedangkan bilamana satuan
waktu itu ditentukan dalam satu tahun, maka ( t ) adalah 365 hari
x 24 jam = 8760 jam. Dan untuk factor daya yang digunakan bisa
dimisalkan 70 %.

Harga pokok produksi adalah besarnya biaya yang dikeluarkan


untuk memproduksi energi dari pengoperasian suatu sistem
pembangkit, hal ini di perlukan untuk mengetahui apakah
produksi listriknya lebih murah atau lebih mahal.
Harga pokok produksi ( HPP) per kWh dapat dihasilkan dengan
menghitung semua biaya modal( Cannual ) per tahun, biaya
operasi dan pemeliharaan(O+M) per tahun suatu pembangkit
dibagi dengan produksi energi per tahun (8760 jam) kWh. Secara
teori dapat dihitung dengan persamaan :
Daftar pustaka :

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/56490/Ch
apter%20II.pdf;jsessionid=86F7EB2BA0079113BCAEB9B4D59
CDD22?sequence=3

http://www.elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-
content/uploads/2012/05/L2F008103_MKP.pdf

http://pengairan.ub.ac.id/wp-content/uploads/2014/02/Studi-
Perencanaan-Pembangkit-Listrik-Tenaga-Air-Di-Bendungan-
Pandanduri-Swangi-Nusa-Tenggara-Barat-Eva-Cahyaning-Tyas-
115060401111012.pdf

Anda mungkin juga menyukai