Anda di halaman 1dari 14

A.

1 Teori Visual

Berkenaan dengan visual, aspek-aspek yang diteliti dan dilakukan

oleh saintis (psikolog dab filosofer) dan praktisi (artis, desainer dan arsitek)

adalah sebagai berikut :

A. Bagaimana Kita Melihat

1. Proses visual menurut Aldous Huxley

Merasakan

Tahap pertama untuk melihat dengan jelas adalah sense,

sense berarti membiarkan cukup cahaya masuk ke mata agar

dapat melihat obyek-obyek sekeliling. Sensing tergantung juga

pada fungsi mata secara sempurna. Jelasnya, mata yang

tidak berfungsi akan menghambat sensing. Sensing sebagai

kamera tanpa film, tak ada proses mental image dalam tahap

persepsi visual ini.

Menseleksi

Tahap kedua adalah menseleksi berarti mengisolasikan dan

melihat bagian tertentu suatu adegan dari bidang luas

sensing, bahwa mengisolasi itu adalah hasil kombinasi

pencahayaan dan fokus mata dengan fungsi otak tingkat

tinggi. Dengan kata lain, seleksi adalah suatu tindakan

intelektual, seleksi berarti lebih dari melihat dan mulai proses

pengelompokan obyek-obyek sebagai merusak, membantu,


dikenal, tak dikenal, bermakna atau membingungkan. Seleksi

mengisolasi suatu obyek dan menyorotnya dalam area paling

tajam dimata, daerah fovea centralis di retina. Dengan

menseleksi obyek secara individual, kita memakai mata untuk

memfokus aktifitas mental pada satu obyek kecil yang terpisah

dari yang lain.

Memahami

Tahap akhir teori visual Huxley adalah pemahaman (to

percieve), yaitu kita harus mengerti apa yang diseleksi, untuk

memproses suatu image secara mental pada kesadaran yang

lebih mendalam, artinya konsentrasi pada subyek dengan

maksud mencari makna dan tidak sekedar observasi. Proses

tersebut memerlukan aktifitas mental yang lebih tajam.

Pengalaman yang lalu dengan pesan visual yang spesifik

adalah kunci adalah kunci untuk melihat secara jelas dan

jernih. Huxley menulis "the more you know, the more you see".

Seseorang yang berpengalaman bermain sepak bola tentunya

lebih perhatian daripada orang baru pertama kali hadir,

banyak detil akan dilihat oleh pemain yang sudah kawakan.

Dengan proses mental unsur tertentu dapat diisolasi,

menganalisa pesan visual untuk mencari makna gambar. Bila

gambar menjadi bermakna, maka akan menjadi bagian dari

daya ingat jangka panjang kita.


2. Cahaya

Datangnya cahaya

Kecepatan cahaya

Partikel / gelombang cahaya

Energi elektromagnetik

Mengapa belajar cahaya

3. Mata, retina, dan otak

B. Mengapa Kita Melihat

1. Warna

Berkaitan dengan: cahaya, tekstur, ukuran, proporsi, material, dan

temperature.

Additive atau substractive

Konstansi warna

Tiga cara pendekatan warna:

- Metoda obyektif

Secara saintifik dan karakteristik (dasar komponen warna:

hue, value, intensitas / chroma, tempratur)

- Metoda subyektif

- Metoda komparatif / assosiatif

Pengunaan secara sosiologis

Interaksi, relatifitas, proporsi


2. Bentuk

Unsur-unsur bentuk:

Titik, garis, bidang, dan volume.

Karakteristik bentuk:

Ukuran, bentuk dua dimensi (segi empat, lingkaran, segi tiga),

tekstur, dan warna.

Interaksi bentuk:

Posisi, arah, dan ruang.

3. Kedalaman

Berkaitan dengan : ruang, ukuran (berkaitan dengan skala),

warna, pencahayaan, tekstur, waktu, perspektif.

4. Gerak

Berkaitan dengan : warna, bentuk, dan kedalaman.

Gerak nyata

Gerak ilusi

Gerak grafis dan motion

C. Sensasi Visual dan Persepsi Visual

1. Teori Sensasi Visual Menurut Gestalt:


Penutupan (Closure)

Suatu bentuk memperlihatkan closure apabila unsure-unsur

yang terpisah ditempatkan sebagai suatu kesatuan daripada

bagian-bagian yang berlainan.

Penutupan (closure)

Kontiniuitas (Continuity)

Kontinuitas terjadi apabila sebagian dari bentuk saling

tumpang-tindih atau dalam bentuk bersentuhan, mata kita

mengikuti bentuk yang dominan melintasi bentuk lainnya

tanpa terputus.

Kontinuitas (continuity)

Kedekatan (Proximity)

Obyek yang ditempatkan secara berdekatan akan membentuk

suatu bentuk-bentuk (contoh: formasi rasi bintang adalah

contoh yang dapat diidentifikasi karena masing-masing

bintang tersebut bercahaya dan berdekatan).


Kedekatan (proximity)

Kemiripan (Similarity)

Obyek yang mirip satu sama lain cenderung dilihat sebagai

kesatuan bentuk (contoh: empat buah segitiga yang identik

lebih mirip sebuah persegi empat yang terpotong daripada

segitiga yang beda). Kemiripan mempermudah

pengelompokan.

Kemiripan (similarity)

2. Teori Persepsi Visual

Semiotik

Kata semiotik berasal dari kata semeion (bahasa Yunani),

yang berarti tanda, maka semiotika berarti ilmu tanda.

Semiotika adalah cabang ilmu yang berurusan dengan

pengkajian tanda dan segala sesuatu yang berhubungan


dengan tanda, seperti sistem tanda dan proses yang berlaku

bagi penggunaan tanda (menciptakan dan menyampaikan

tanda melalui tanda, berkenaan dengan komunikasi).

a) Pendekatan menurut Charles Morris (1901-1979)

- Syntactic

Sign-sign dan hubungan formal dengan sign lainnya,

berkenaan dengan keseragaman, keterpaduan

sistem/ struktur, disiplin, hubungan unsur-unsur, dan

kontinuitas.

- Semantic

Sign dan hubungannya dengan obyek yang

dipresentasikan, berkenaan dengan makna, arti suatu

citra visual dan informasi diungkapkan atau

diekspresikan.

- Pragmatic

Sign dan hubungannya dengan penterjemah

(interpretant), berkenaan dengan teknis dan praktis,

seperti ukuran, material, warna dengan pertimbangan

kegunaan, kemudahan, keamanan, dan kenyamanan.

b) Pendekatan menurut Charles Spencer Pierce (1839-1914)


Tiga jenis sign:
- Iconic (tanda-tanda visual)
Gambar, ilustrasi, foto, dan film.

- Index (indikasi)

Memberi kesan sebab-akibat atau koneksi lain, suatu

hal yang kita pikirkan.

- Symbolic (lambang)

c) Pendekatan menurut Ferdinand de Saussure


Mengemukakan bahwa unit dasar dari bahasa apa saja

adalah sebuah sign atau phoneme. Sebuah sign adalah

susunan dari sebuah signifier (sebuah suara atau gambar)

dan signified (konsep atau pemaknaan), hubungan antara

signifier dan signified adalah berubah-ubah. Saussure

memperhatikan struktur (langue) daripada penggunaan

bahasa (parole).

d) Pendekatan menurut Umberto Eco


Metoda strukturalistik, termasuk kode-kode budaya,

komunikasi visual dalam arsitektur, kode-kode estetika

dan lain-lain.

e) Pendekatan menurut Roland Barthes


Tidak membatasi pada analisis secara semiotis, tetapi

juga menerapkan pendekatan konotatif pada berbagai

gejala kemasyarakatan. Ia mencari arti "kedua" yang

tersembunyi dari gejala struktur tertentu.

Kognitif
Menurut pendekatan kognitif, Carolyn Bloomer

mengidentifikasi beberapa aktifitas mental yang dapat

mempengaruhi persepsi visual:

- Memori (Memory)

Aktifitas mental yang penting keterlibatannya dalam

persepsi visual adalah memori. Memori merupakan

hubungan dengan semua image yang pernah kita lihat:

mnemonics adalah pemakaian gambar sebagai bantuan

ingatan telah digunakan untuk membantu mengingat

kembali peristiwa atau cuplikan verbal. Ahli-ahli mnemonic

masa kini memakai gambar-gambar absurd untuk

membantu orang mengingat kembali nama-nama, kata-

kata kompleks, dan fakta-fakta penting.

- Proyeksi

Orang-orang kreatif dapat melihat bentuk-bentuk dalam

awan, pohon, dan batu-batuan, keadaan mental

seseorang diproyeksikan ke obyek mati. Perbedaan

antara orang yang bisa melihat dan tidak terlihat pada

proses mental yang mempengaruhi apa yang mereka

lihat.
- Selektifitas (Selectivity)

Persepsi visual adalah sebuah aktifitas dibawah sadar

yang otomatis dimana image dalam jumlah besar masuk

dan keluar dari benak tanpa diproses. Benak memfokus

hanya pada detik yang penting atau signifikan dalam

suatu adegan. Apabila kita sedang mencari teman kita

diantara penonton bola, wajah-wajah tak dikenal tak ada

artinya. Ketika wajah teman kita terlihat, maka benak kita

terpukau pada wajah itu saja.

- Kebiasaan (Habituation)

Benak kita cenderung tidak memperhatikan hal-hal pada

rute yang kita lewati setiap hari, manusia lebih suka

melewati daerah baru yang lebih menarik. Tetapi apabila

stimulasi berlebihan dapat menyebabkan culture shock,

menyebabkan iritasi dan kelelahan, apabila melihat

sensasi visual berlebihan yang harus disaring otak. Satu

cara untuk menjaga agar benak tidak terpuruk kebiasaan

(habit) adalah mencari cara-cara baru berpikir tentang hal-

hal biasa. Berlatih berpikir kreatif mempersiapkan benak

kita untuk berpikir secara aktif tentang image-image baru.

- Penonjolan / Kepentingan (Salience)


Suatu rangsangan akan lebih diperhatikan kalau

mengandung arti tertentu bagi seseorang. Bentuk dan

nama lebih berarti bagi artis; ahli biologi lebih

mementingkan apa yang dilihat dibawah mikroskop.

- Ketidakcocokan / Hiruk pikuk (Dissonance)

Benak seseorang hanya terbatas dapat berkonsentrasi

pada suatu aktifitas. Terlalu banyak pesan visual yang

disajikan sekaligus dapat menyebabkan hiruk pikuk

(dissonance).

- Kebudayaan (Culture)

Perilaku manusia, cara berbicara, berbusana, makan,

minum, kelakuan sosial, beragama, pengaruh budaya,

mempunyai pengaruh yang kuat pada persepsi visual,

kebudayaan bukan hanya konsep batasan sebuah negara

atau ide budaya tinggi. Kebudayaan itu meliputi etnik,

jenis kelamin, umur, orientasi seks, cacat fisik, lokasi

geografis, dan aspek-aspek lain kehidupan manusia.

Kebudayaan juga menentukan pentingnya sign yang

mempengaruhi manusia yang tinggal didalamnya.

- Kata-kata (Words)
Meskipun kita melihat dengan mata, pikiran kita terdiri dari

kata-kata, daya ingat, dan kebudayaan sangat

berpengaruh pada pemahaman dan ingatan kita. Salah

satu bentuk komunikasi yang kuat adalah apabila kata-

kata dan gambar digabung didalam proporsisi yang

seimbang.

A.2 Teori Minat

Minat merupakan salah satu unsur kepribadian yang memegang

peranan penting dalam mengambil keputusan masa depan. Minat

mengarahkan individu terhadap suatu obyek atas dasar rasa senang atau

rasa tidak senang. Perasaan senang atau tidak senang merupakan dasar

suatu minat. Minat seseorang dapat diketahui dari pernyataan senang atau

tidak senang terhadap suatu obyek tertentu. (Dewa Ketut Sukardi,

1994:83). Di kutip dari salah satu jurnal

(http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH011a/e7d09908.

dir/doc.pdf/02-06-10).

Sumadi Suryobroto (1988:109) mendefinisikan minat sebagai

kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada suatu objek atau

menyenangi suatu obyek. Timbulnya minat terhadap suatu obyek ini

ditandai dengan adanya rasa senang atau tetarik. Jadi boleh dikatakan

orang yang berminat terhadap sesuatu maka seseorang tersebut akan

merasa senang atau tertarik terhadap obyek yang diminati tersebut. Di kutip
dari salah satu jurnal

(http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH011a/e7d09908.

dir/doc.pdf/02-06-10).

Minat pada hakekatnya merupakan sebab akibat dari pengalaman.

Minat berkembang sebagai hasil daripada suatu kegiatan dan akan menjadi

sebab akan dipakai lagi dalam kegiatan yang sama (Crow and Crow,

1973:22). Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

The factor inner urge:

Rangsangan yang datang dari lingkungan atau ruang lingkup yang

sesuai dengan keinginan atau kebutuhan seseorang akan mudah

menimbulkan minat. Misalnya kecenderungan terhadap belajar, dalam

hal ini seseorang mempunyai hasrat ingin tahu terhadap ilmu

pengetahuan.

The factor of social motive:

Minat seseorang terhadap obyek atau sesuatu hal. Disamping itu juga

dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri manusia dan oleh motif sosial,

misal seseorang berminat pada prestasi tinggi agar dapat status sosial

yang tinggi pula.

Emotional factor:

Faktor perasaan dan emosi ini mempunyai pengaruh terhadap obyek

misalnya perjalanan sukses yang dipakai individu dalam suatu


kegiatan tertentu dapat pula membangkitkan perasaan senang dan

dapat menambah semangat atau kuatnya minat dalam kegiatan

tersebut. Sebaliknya kegagalan yang dialami akan menyebabkan

minat seseorang berkembang.

Anda mungkin juga menyukai