LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
OLEH :
ALDONAL LETERULU
2013-64-049
LAPORAN
PRAKTEK KETERAMPILAN LAPANGAN
OLEH :
ALDONAL LETERULU
2013-64-049
Mengetahui
Ketua Program Studi Pembimbing
Yesus Kristus yang karena atas berkat, anugerah dan pimpinan tangan kasihNya
Ambon.
laporan Praktek Ketrampilan Lapangan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan berbagai masukan berupa saran dan
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Segala Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha
Esa karena atas berkat dan anugerah dan pimpinan tangan kasihNya bagi penulis
kasih kepada :
M.Si atas segala ilmu, motivasi, dan bimbingan yang telah diberikan
Darlin , Hapipa, Acha, Aziz dan Stela yang selalu memberi semangat
8. Angkatan IK12 DAN IK14 yang tidak dapat disebutkan satu demi
semua.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI vi
DAFTAR LAMPIRAN ix
BAB I. PENDAHULUAN 1
2.4. Habitat 6
Pertumbuhan Lamun 7
2.7. Herbarium 11
5.1. Kesimpulan 20
5.2. Saran 20
DAFTAR PUSTAKA 21
LAMPIRAN 23
DAFTAR GAMBAR
Indonesia
4 Jurnal PKL 26
BAB I
PENDAHULUAN
timur yang memiliki sifat fisik yang unik dengan topografi dasar laut yang
majemuk, selain itu Maluku juga terkenal dengan kekayaan dan keanekaragaman
sumber daya lautnya, baik sumber daya laut yang dapat diperbahurui maupun
yang tidak dapat diperbaharui. Salah satu sumber daya yang diperbaharui
terdapat pada wilayah pesisir yang merupakan wilayah peralihan antara ekosistem
darat dan laut, memiliki potensi sumberdaya alam yang sangat besar, salah
satunya adalah lamun dengan berbagai jenis. Lamun (seagrass) adalah tumbuhan
akar, rimpang (rhizoma), daun, bunga dan buah (Tomlinson, 1974). Menurut Den
berhasil hidup di laut, yaitu mampu hidup di media air asin, beradaptasi terhadap
kondisi bergaram dapat bertahan terhadap hempasan arus dan gelombang dan
pesisir, karena menjadi habitat berbagai biota laut termasuk menjadi tempat
mencari makan (feeding ground) bagi penyu hijau, dugong, ikan, echinodermata
dan gastropoda (Bortone, 2000). Peran lain dari lamun adalah menjadi barrier
2
yang hanya tumbuh di sebagian pantai tersebut, tetapi saat ini informasi tentang
komposisi jenis lamun pada perairan ini masih sangat terbatas. Dengan demikian
jenis lamun di perairan pantai Talake. dan dijadikan bahan untuk Praktek
Ketrampilan Lapangan.
herbarium kering.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
habitat perairan pantai dangkal. Lamun mempunyai tunas berdaun yang tegak dan
tangkai-tangkai dapat menyerap nutrien secara langsung dari dalam air laut
terbenam di dalam laut. Tumbuhan ini terdiri dari rhizoma, daun dan akar.
Rhizoma merupakan batang yang terbenam dan merayap secara mendatar serta
atas, berdaun dan berbunga serta tumbuh pula akar. Dengan rhizoma dan akar
inilah, tumbuhan lamun dapat menancapkan diri dengan kokoh di dasar laut.
Sebagian besar lamun berumah dua artinya dalam satu tumbuhan hanya ada
jantan dan betina saja. Sistem pembiakan bersifat khas karena mampu melakukan
penyerbukan di dalam air serta buahnya terendam dalam air (Nontji, 2005).
sama, terdiri atas ; rhizoma, akar, batang, dan daun (Gambar 1). Daun pada lamun
(Tuwo, 2011).
4
1. Akar
Terdapat perbedaan morfologi dan anatomi akar yang jelas antar jenis
lamun yang dapat digunakan dalam kajian taksonomi lamun. Akar pada
yang kuat dan berkayu dengan sel epidermal. Akar pada lamun memiliki
stele (silinder pusat) merupakan bagian tengah atau akar yang terletak
transport nutrient, dan xylem atau jaringan yang menyalurkan air ( Tuwo,
2011).
Struktur rhizoma dan batang lamun memiliki variasi yang sangat tinggi
ekstensif dan memiliki peran yang utama pada reproduksi secara vegetatif
3. Daun
Daun lamun berkembang dari meristem basal yang terletak pada rhizoma
yang hampir sama secara umum, dimana jenis lamun memiliki morfologi
khusus dan bentuk anatomi yang memiliki nilai taksonomi yang sangat
tinggi. Daun lamun muda dikenali dan bentuk daun, ujung daun dan ada
tidaknya ligula (lidah daun). Daun lamun memiliki dua bagian yang
berbeda yaitu pelepah dan daun. Sedangkan secara anatomi, daun lamun
memiliki ciri khas dengan tidak memiliki stomata dan memiliki kutikel
2.4. Habitat
Habitat lamun adalah perairan dangkal agak berpasir dan juga dijumpai di
terumbu karang. Hampir semua tipe substrat dapat ditumbuhi lamun, mulai dari
substrat berlumpur sampai berbatu. Namun, padang lamun yang luas lebih sering
padang lamun dari spesies tunggal yang berasosiasi tinggi. Sementara padang
lamun, vegetasi campuran terbentuk di daerah intertidal yang lebih rendah dan
subtidal yang dangkal. Padang lamun tumbuh dengan baik di daerah yang
terlindung dan bersubstrat pasir, stabil dan dekat sedimen yang bergerak secara
jenis. Lamun hidup dalam berbagai tipe substrat, mulai dari lumpur sampai
sedimen dasar terdiri dari endapan lumpur halus (Dahuri, 2003). Kedalaman
perkembangan lamun.
7
a. Suhu
dapat tumbuh pada kisaran 5-35C, dan tumbuh dengan baik pada kisaran
suhu 25-30C (Marsh et al, 1986) sedangkan pada suhu di atas 45C lamun
b. Salinitas
yang berbeda terhadap salinitas, Nilai salinitas yang optimum untuk lamun
kemampuan fotosintesis.
c. Kedalaman
Lamun hidup pada daerah perairan dangkal yang masih dapat dijumpai
(Hemminga dan Duarte, 2000). Lamun tumbuh di zona intertidal bawah dan
menjadi terbatas dan kondisi ini akan menghambat laju fotosintesis lamun di
dalam air.
d. Kecerahan
dan produksi lamun di perairan pantai yang keruh (Hutomo 1997). Umumnya
e. Substrat
Padang lamun hidup pada berbagai macam tipe substrat, mulai dari
lumpur, lumpur pasiran, pasir, pasir lumpuran, puing karang dan batu karang.
dengan kandungan sedimen yang cukup. Semakin tipis substrat perairan akan
substrat, lamun akan tumbuh subur yaitu berdaun panjang dan rimbun serta
9
Argandi 2003).
fungsi ekologis dan fungsi ekonomis yang sangat penting bagi manusia. Menurut
Sebagai akibat dari pertumbuhan daun yang lebat dan sistem perakaran
yang padat, maka vegetasi lamun dapat memperlambat gerakan air yang
10
tenang. Hal ini berarti bahwa komunitas lamun dapat bertindak sebagai
pencegah erosi dan penangkapan sedimen (Randall, 1965; Kikuchi & Perres
Lamun memegang fungsi yang utama dalam daur berbagai zat hara dan
telah menunjukkan bahwa akar Zostera dapat mengambil fosfat yang keluar
dari daun yang membusuk yang terdapat pada cela-cela sedimen. Zat hara
tersebut secara potensial dapat digunakan oleh epifit apabila mereka berada
sedangkan bebek dan angsa memakan lamun jika lamun tersebut muncul
2.7 . Herbarium
Herbarium berasal dari kata hortus dan botanicus, artinya kebun botani
lama, kegunaan herbarium yaitu sebagai alat peraga pelajaran botani, media
herbarium di seluruh dunia, dan bukti keanekaragaman dan spesimen acuan untuk
kering adalah awetan yang dibuat dengan cara pengeringan, namun tetap terlihat
Spesimen tumbuhan yang telah diawetkan disimpan dalam suatu larutan yang
dibuat dari komponen semacam zat misalnya alkohol dan formalin dengan
BAB III
METODE PKL
Alat dan bahan yang digunakan dalam PKL ini dapat dilihat pada table 2.
pengambilan sampel secara acak (Random sampling). Metode yang digunakan ini
untuk memilih sampel dari populasi dengan cara sedemikian rupa sehingga setiap
anggota populasi mempunyai peluang yang sama besar untuk diambil sebagai
sampel lamun diambil tiap spesiesnya dan dimasukan kedalalam kantong plastik
untuk keperluan identifikasi. Pengambilan sampel lamun dilakukan saat air laut
14
Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan disusun berpedoman pada
sampel yang diperoleh ini dibuat herbarium kering. Teknik pembuatan herbarium
b. Akar, batang, dan daun dibersihkan dari kotoran yang masih melekat agar
d. setelah itu tanaman tadi ditimpa dengan kertas Koran lalu ditambahi dengan
beban agar tekanan yang dihasilkan lebih kuat dan tanaman menjadi lebih cepat
kering.
e. Selanjutnya herbarium diberi label yang memuat nomor urut, data taksonomi,
nama spesies, tempat pengambilan bahan, habitat, yang ditempel dibagian kiri
bawah kertas.
f. Proses terakhir adalah penutupan herbarium dengan plastik agar tidak rusak
Keterangan :
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pantai Talake yang menjadi lokasi PKL terletak pada posisi 1281013,0-
Talake berada pada kecamatan Nusaniwe, Kota Madya Ambon. Secara geografis
perairan pantai memiliki batas sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Ambon,
sebelah Barat berbatasan dengan Wainitu, sebelah selatan berbatasan dengan Batu
Secara visual lokasi Pantai Talake memiliki tipe substrat berlumpur. Pada
lamun. Perairan pantai Talake memiliki kisaran suhu pada saat pengambilan
sampel berkisar antara 29-30C. Kisaran suhu seperti ini merupakan Kisaran suhu
yang optimal bagi spesies lamun untuk tumbuh yaitu 28-30C, sedangkan untuk
dari lamun akan menurun secara drastis apabila suhu berada di luar kisaran
daerah tersebut adanya pemasukan dari darat dan terjadinya hujan pada saat
17
optimum untuk lamun adalah 35. Namun kisaran nilai salinitas yang didapat
masih dalam batas toleransi dari nilai bentang salinitas untuk pertumbuhan lamun
dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pola sirkulasi air, penguapan, curah
hujan dan aliran sungai. Perairan dengan tingkat curah hujan tinggi dan
dipengaruhi oleh aliran sungai memiliki salinitas yang rendah sedangkan perairan
spesies lamun di perairan pantai Talake. Diantara tiga spesies yang ditemukan,
dan Halophila ovalis, sedangkan satu jenis lagi berasal dari famili
11%
Enhalus acoroides
33% 56%
Halodule uninervis
Halophila ovalis
acoroides mencapai 56% dibandingkan Halodule uninervis yang hanya 33% dan
Halophila ovalis 11%. Hal ini disebabkan karena adanya jenis/tipe substrat yang
terdapat pada Perairan Pantai Talake mulai dari substrat berpasir dan berlumpur
spesies E. acoroides memiliki rhizoma tebal dan akar yang kuat sehingga dapat
ovalis memiliki morfologi yang kecil sehingga spesies ini kebanyakan tumbuh
1. Enhalus acoroides
Memiliki rambut-rambut kaku berwarna hitam dan mempunyai akar yang kuat.
memiliki bentuk daun seperti pita dengan panjang berkisar 6.5-65 cm, lebar daun
antara 1.2-1.3cm, dan berujung bulat. tumbuh diperairan dangkal dengan substrat
4).
2. Halodule uninervis
Halodule uninervis memiliki ujung daun yang berbentuk trisula dan runcing,
terdiri dari 1-3 urat halus yang jelas kelihatan, memiliki sarung serat dan rhizoma
biasanya berwarna putih dengan serat-serat berwarna hitam kecil pada nodes-nya.
Panjang daun berkisar antara 6.5-11 cm dan lebar daun 0.1-0.2cm. Halodule
subtidal(gambar 5).
3. Halophila ovalis
Helai daun berbentuk bulat dan panjang antara 1.5-2.4 cm dan lebar 0.6-1.1 cm
dan mampu tumbuh sampai kedalaman 25 m. Bagian tepi daun halus, rhizomanya
tipis mudah dan halus, serta mempunyai tangkai ramping (gambar 6).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
jenis lamun.
karena struktur yang dihasilkan akan lebih bagus dan warnanya tidak terlalu
gosong.
21
DAFTAR PUSTAKA
English, S., Wilkinson, C., dan Baker, V. 1997. Survey Manual for Tropical
Marine Resources, 2nd Edition. Townsville: Australian Institute of Marine
Science.
Hutomo, H. 1997. Padang Lamun Indonesia : Salah Satu Ekosistem Laut Dangkal
yang belum banyak dikenal. Jurnal Puslitbang Oseanologi LIPI. Jakarta,
Indonesia.
Nyabakken, J. W., 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia.
Jakarta.
Onrizal. 2005. Teknik Pembuatan Herbarium. http://ocw.usu.ac.id. Diakses
Pada tanggal 14 Juni 2012.
LAMPIRAN
24
UNIVERSITAS PATTIMURA
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
JURUSAN MANAGEMEN SUMERDAYA PERAIRAN
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
Paraf
Nomor Tanggal Jenis Kegiatan
Pembimbing
1 8 Maret 2017 Pembagian Dosen Pembimbing
PKL
2 9 Maret 2017 Konsultasi Topik PKL
Mengetahui
Ketua Program Studi Pembimbing
Ilmu Kelautan