3916 7401 1 SM PDF
3916 7401 1 SM PDF
ABSTRAK
Sungai Ranoyapo adalah salah satu sungai di Sulawesi Utara yang rawan terhadap banjir.
Daerah aliran sungainya mencakup beberapa daerah yang ada di Kabupaten Minahasa
Selatan dengan luas DAS 770,888 km2. Sungai Ranoyapo merupakan sungai terpanjang di
Kabupaten Minahasa. Perencanaan pengendalian banjir ataupun perencanaan teknik lain
yang berhubungan dengan Sungai Ranoyapo dapat dilakukan dengan baik apabila debit banjir
rencana di sungai ini diketahui.
Analisis debit banjir rencana menggunakan metode HSS Gama I, HSS Limantara, dan analisis
frekuensi. Nilai dari analisis menggunakan metode Hidrograf Satuan Sintetik (HSS) akan
dibandingkan dengan metode analisis frekuensi, sehingga dapat diketahui metode HSS mana
yang mendekati nilai analisis frekuensi debit langsung di sungai. Dilakukan juga analisis
menggunakan metode Rasional, Melchior, Weduwen, dan Haspers.
Dari hasil analisis, debit banjir rencana dengan berbagai kala ulang di setiap metode,
memberikan hasil yang beragam. Hasil terbesar adalah HSS Gama I dan yang terkecil metode
Melchior. Dalam perbandingan nilai debit banjir rencana antara HSS dan analisis frekuensi,
maka HSS Limantara paling mendekati nilai debit banjir analisis frekuensi.
Kata kunci : Debit banjir rencana, HSS Limantara, HSS Gama I, Sungai Ranoyapo
1
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.1, Januari 2014 (1-12) ISSN: 2337-6732
2
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.1, Januari 2014 (1-12) ISSN: 2337-6732
paling cocok dalam analisis statistik. Standar meramal harga-harga ekstrim berikutnya.
deviasi dapat dihitung dengan rumus: Analisis frekuensi dapat dilakukan dengan
n seri data yang diperoleh dari rekaman data
( Xi x) 2
(data historik) baik data hujan maupun data
S i 1 (3)
n 1 debit. (Limantara, 2010)
Untuk perhitungan nilai Log maka Dalam statistik dikenal beberapa jenis
persamaan diatas harus diubah dahulu ke distribusi frekuensi. Yang banyak dikenal
dalam bentuk logaritmik, sehingga berubah dalam hidrologi antara lain :
menjadi: 1. Distribusi Gumbel
n 2. Distribusi Normal
(log Xi log x) 2
3
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.1, Januari 2014 (1-12) ISSN: 2337-6732
A - B = 0,25 L
A - C = 0,75 L
4
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.1, Januari 2014 (1-12) ISSN: 2337-6732
5
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.1, Januari 2014 (1-12) ISSN: 2337-6732
6
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.1, Januari 2014 (1-12) ISSN: 2337-6732
7
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.1, Januari 2014 (1-12) ISSN: 2337-6732
8
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.1, Januari 2014 (1-12) ISSN: 2337-6732
Analisis Distribusi Probabilitas Curah 0,005 dengn n = 20 karena jumlah data yang
Hujan ada sebanyak 20 tahun. Dengan menggunakan
Ada beberapa metode distribusi probabi- Tabel Smirnov Kolmogorof: Nilai kritis (cr)
litas yang dapat digunakan untuk menghitung maka diperoleh D=0,294.
hujan rencana atau debit rencana, seperti
Gumbel, Normal, Log Normal, Log Pearson Tabel 7. Uji Kecocokan Distribusi Data Terhadap
Tipe III. Dalam penentuan jenis distribusi Distribusi Teoritis
Selisih Syarat
Tipe
yang sesuai dengan data, maka harus Sebaran
Peluang
(Dmax)
Smirnov-
Kolmogorov
Ket
Curah Hujan
dilakukan pengujian dengan menggunakan Harian
Gumbel
Normal
0,1571
0,1914
D 0,294
D 0,294
memenuhi
memenuhi
Maksimum
parameter statistik. Tahunan Log-
Normal
0,1314 D 0,294 memenuhi
Cs 0 Cs 1,342
50 608,0358
Tidak
1 Normal
Ck 3 Ck 4,488 memenuhi 100 696,8236
3
Cs = Cv + 3Cv = 1,264 Cs 1,342
Log Tidak
2 Ck = Cv8+6Cv6+15Cv4+16Cv2+3 =
Normal Ck 4,488 memenuhi
5,835
Cs 1,139 Cs 1,342
HSS GAMA I
Tidak
3 Gumbel
Ck 5,4 Ck 4,488 memenuhi Untuk menghitung debit banjir rencana
Catatan: Bila ketiga sebaran di atas tidak memenuhi, dengan menggunakan Hidrograf Satuan
kemungkinan tipe sebaran yang cocok adalah Sintetis (HSS) GAMA I, perlu diketahui
Pearson III atau Log Pearson III
parameter-parameter DAS yang merupakan
Pemilihan tipe distribusi yang sesuai hasil analisis dari peta topografi dengan skala
dengan distribusi data pengamatan dilakukan 1:200.000.
dengan membuat garis kurva frekuensi
berdasarkan persamaan matematis masing- Tabel 9. Parameter DAS Ranoyapo
masing tipe distribusi. Hasil yang diharapkan No Parameter Notasi Nilai Satuan
9
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.1, Januari 2014 (1-12) ISSN: 2337-6732
HSS LIMANTARA
50
45 Untuk menghitung debit banjir rencana
40 Qt
dengan menggunakan Hidrograf Satuan
Debit m3/d)
35 terkoreksi
30 Sintetis (HSS) LIMANTARA, perlu diketahui
25
20
Qt awal
juga parameter-parameter DAS yang
15
10
merupakan hasil analisis dari peta topografi
5 dengan skala 1:200.000.
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 91011121314151617181920212223
Qp (debit puncak) = 19,060 m3/det
t (jam)
Qn (kurva naik) = 19,060 [(t/4,945)]1.107
Qt (kurva turun) = 19,060*10 0.175 (4,945 - t)
Gambar 5. HSS Gama 1 DAS Ranoyapo
12000
Hujan Jam-jaman Periode
10000 1,0101
Merubah hujan harian menjadi hujan jam- tahun
Periode
jaman. Dengan menganggap distribusi hujan 8000
Q (m3/det)
2 tahun
jam-jaman diambil dari hasil kajian yang 6000
Periode
telah dilakukan oleh Fakultas Teknik 4000
5 tahun
tahun
15000 Period
e2
pencatatan tahun 2003 2012.
tahun
10000
Tabel 13. Data Debit Maksimum
Period
5000 e5 Data Debit
No Tahun
tahun
(m3/det)
0
0 10 20 30 1 2003 212,77
Periode Ulang (tahun) 2 2004 338,825
3 2005 120,586
Gambar 6. Hidrograf Debit Banjir Rencana HSS
4 2006 126,942
Gama I dengan berbagai periode ulang 5 2007 103,023
6 2008 129,252
Tabel 11. Debit Banjir Rencana HSS Gama I 7 2009 267,26
untuk Berbagai Periode Ulang 8 2010 205,534
Periode Ulang Debit Banjir Rencana 9 2011 138,72
(Tr) (m3/det)
1 3905,745
10 2012 69,671
Sumber : BWS Sulawesi I
2 8550,871
5 12172,877
10 14875,416 Data debit langsung, tidak terdapat data
50 21754,350 outlier tinggi maupun outlier rendah.
100 25098,731
10
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.1, Januari 2014 (1-12) ISSN: 2337-6732
Analisis Distribusi Probabilitas Debit Tabel 18. Debit Banjir Rencana Metode Rasional
Rencana Berdasarkan Periode Ulang
Ada beberapa metode distribusi probabi- Periode Ulang (Tr) Debit Puncak (m3/detik)
1 1375,508
litas yang dapat digunakan untuk menghitung
2 2639,652
hujan rencana atau debit rencana, seperti
5 3625,359
Gumbel, Normal, Log Normal, Log Pearson
10 4360,840
Tipe III. Dalam penentuan jenis distribusi 50 6232,901
yang sesuai dengan data, maka harus 100 7143,055
dilakukan pengujian dengan menggunakan
parameter statistik. Metode Melchior
Tabel 14. Tinjauan Kesesuaian Tipe Distribusi Tabel 19. Debit Banjir Rencana Metode Melchior
Berdasarkan Parameter Statistik Berdasarkan Periode Ulang
Parameter
N Tipe Statistik Periode Ulang (Tr) Debit Puncak (m3/detik)
Syarat Parameter Statistik Ket.
o Distribusi Data
Pengamatan 1 649,238
Cs 0 Cs 0,962
1 Normal
Tidak 2 1245,912
Ck 3 Ck 4,196 memenuhi
3
Cs = Cv + 3Cv = 1,264 Cs 1,576 5 1711,164
2 Log Normal Ck = Tidak 10 2058,310
Cv +6Cv +15Cv4+16Cv2+3 =
8 6
Ck 4,196 memenuhi
7,721 50 2941,920
3 Gumbel
Cs 1,139 Cs 0,962 Tidak 100 3371,511
Ck 5,4 Ck 4,196 memenuhi
Pembahasan
Metode Rasional Dalam menganalisis debit banjir sungai
Ranoyapo, metode yang digunakan adalah
Tabel 17. Intensitas Curah Hujan Berdasarkan metode HSS Gama I, HSS Limantara, dan
Periode Kala Ulang
Analisis Frekuensi Debit. Perhitungan juga
Periode Ulang (Tr) Intensitas (mm/jam)
1
dilakukan dengan beberapa empiris yaitu
15,9942
2
Metode Rasional, Metode Melchior, Metode
30,6936
5 42,1553
Weduwen, dan Metode Haspers. Terlebih
10 50,7074 dahulu, untuk mendapatkan curah hujan
50 72,4755 rencana dilakukan perhitungan dalam
100 83,0587 menentukan jenis sebaran data dengan
menggunakan parameter statistik.
11
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.1, Januari 2014 (1-12) ISSN: 2337-6732
Tabel 22. Debit Banjir Rencana Untuk Setiap Metode Dengan Berbagai Kala Ulang
Periode HSS Metode Empiris
Analisis
Ulang Metode Metode Metode Metode
Gama I Limantara Frekuensi
(Tr) Rasional Melchior Weduwen Haspers
1 3.905,744 1.612,943 84,5546 1.375,508 649,238 779,433 786,625
2 8.550,871 3.595,017 153,0285 2.639,652 1.245,912 1.495,762 1.509,563
5 12.172,877 5.140,527 230,0622 3.625,359 1.711,164 2.054,315 2.073,270
10 14.875,416 6.293,699 276,3266 4.360,840 2.058,310 2.471,075 2.493,876
50 21.754,350 9.228,939 424,8026 6.232,901 2.941,920 3.531,882 3.564,471
100 25.098,731 10.655,99 489,7453 7.143,055 3.371,511 4.047,621 4.084,969
Dengan melihat tabel diatas maka dapat antara curah hujan maksimum dan debit
disimpulkan bahwa jumlah parameter yang langsung maksimum, adalah beberapa faktor
digunakan untuk menghitung debit banjir yang mempengaruhi metode-metode yang
rencana mempengaruhi nilai debit yang akan menggunakan curah hujan rencana sehingga
diperoleh. Jenis-jenis parameter yang hasilnya lebih besar dari analisis frekuensi
digunakan dalam setiap metode berpengaruh data debit langsung.
pada hasil dari nilai debit yang didapat,
karena memiliki sensitivitas terhadap setiap
rumus yang digunakan. PENUTUP
Analisis debit banjir rencana dengan
menggunakan analisis frekuensi dari data Berdasarkan analisis perhitungan maka
debit langsung, memberikan hasil yang paling dapat disimpulkan bahwa perolehan nilai
kecil dibandingkan metode-metode yang lain. debit banjir rencana Limantara yang lebih
Faktor luas pengaruh stasiun untuk mendekati perolehan debit banjir rencana dari
menentukan curah hujan rata-rata, penentuan analisis frekuensi dibandingkan dengan HSS
hujan jam-jaman, penentuan koefisien Gama I.
pengaliran, perbedaan pengambilan data
DAFTAR PUSTAKA
12