Perhitungan Sistem Pipa PDF
Perhitungan Sistem Pipa PDF
PIPING SYSTEM
BAB VI
PERHITUNGAN SISTEM PIPA
( PIPING SYSTEM )
A. Umum
Sistem pipa merupakan bagian utama suatu sistem yang menghubungkan
titik dimana fluida disimpan ke titik pengeluaran semua pipa baik untuk
karena keamanan dari sebuah kapal akan tergantung pada susunan perpipaaan
B Bahan Pipa
Pipa ini digunakan untuk semua penggunaan dan dibutuhkan untuk pipa
tekan pada sistem bahan bakar dan untuk sistem pipa pengeluaran, bahan bakar
PIPING SYSTEM
B.2. Seamless Brown Pipe (Pipa dari tembaga/kuningan)
Pipa jenis ini tidak boleh digunakan pada temperatur lebih dari 406OF dan
tidak boleh digunakan pada super heated (uap dan panas lanjut).
Pipa jenis ini tidak diijinkan untuk digunakan dalam sistem di mana tekanan
kerja melampaui 350 Psi atau pada temperatur di mana sistem yang dibutuhkan
PIPING SYSTEM
B.4. Pipa dari Timah Hitam
Pipa ini dilindungi terhadap kerusakan mekanis maka dapat digunakan untuk
supply air laut, dapat juga untuk saluran sistem bilga, kecuali dalam ruangan
yang kemungkinan mudah terkena api sehingga dapat melebar dan merusak
sistem bilga.
B.5. Pipa dari Baja Tempa atau Besi Kuningan (besi tempa)
Pipa jenis ini digunakan untuk semua pipa bahan bakar minyak lumas.
Pipa jenis ini digunakan untuk supplai air laut (sistem Ballast dan Bilga).
PIPING SYSTEM
C. Ukuran Pipa
pipa dapat digunakan untuk suplai air laut, dapat juga untuk saluran sistem bilga,
kecuali dalam ruangan yang kemungkinan mudah terkena api sehingga dapat
dibandingkan dengan jenis pipa yang lain. Dalam penggunaan pipa schedule 80
120 dapat difungsikan sebagai pipa hidrolis yaitu pipa dengan aliran fluida
bertekanan tinggi.
PIPING SYSTEM
C.3 Ukuran Pipa Berdasarkan Kapasitas Tangki (BKI 2006 Sec 11 N 31)
Tabel 6.1
0 20 60
20 40 70
40 75 80
75 120 90
PIPING SYSTEM
C.4 Ukuran Pipa Berdasarkan JIS (Japan International Standart)
Ukuran pipa yang ditetapkan oleh JIS (Japan International Standart) terdapat
Tabel 6.2.
PIPING SYSTEM
D. Macam-Macam Katup
Katup untuk membuka dan menutup fluida, dan mengontrol kebutuhan fluida.
lainnya, karena katup ini memiliki fungsi untuk mengontrol tekanan fluida.
PIPING SYSTEM
D.3. Non Return Valve ( Check Valve )
Non return valve adalah katup yang arah aliran fluidanya hanya satu arah.
Untuk menutup aliran baik dengan membuka atau menutup katup sesuai
dengan kebutuhan
PIPING SYSTEM
E. Bahan Katup Dan Peralatan (Fitting)
Katup dari bahan kuningan digunakan untuk temperatur dibawah 450OF. Bila
temperatur lebih besar 550 OF maka digunakan material perunggu yang besar
diameternya minimal 3 inchi dan tekanan lebih besar dari 230 Psi.
Berbagai macam besi mulai dari cast iron yang biasanya digunakan untuk
katup-katup kecil sampai hight strenght alloy cost yang dipakai untuk katup
besar. Cost iron tidak boleh digunakan untuk katup yang memerlukan temperatur
Digunakan untuk katup yang memerlukan gambar detail pipa air tawar,
PIPING SYSTEM
F. Flens
Bahan flens untuk sistem pipa dapat dipasang pada pipa dengan memperhatikan
Pipa baja dengan ukuran diameter normal lebih dari 12 inchi harus dimuaikan
Dapat dibaut ke dalam flens tanpa dilas, tetapi khusus dapat untuk pipa uap
air dan minyak juga dimuaikan supaya dapat memastikan adanya kekedapan pada
ulirnya.
Dapat digunakan dengan sistem sambungan yang dibaut dan hanya boleh
Untuk diameter lebih kecil atau sama dengan 2 inchi dapat dibaut.
a) Slip on
c) Blind
PIPING SYSTEM
Jenis Alat Penyambung :
45 elbow
90 Elbow
90 Street Elbow
45 Y-band
Tee
Cross
Cap
Sambungan antara pipa dengan flens harus sesuai dengan ketentuan, dimana
Tabel 6.3.
d d1 Dc D T H J.Baut
15 21,0 60 80 9 12 4
20 27,7 65 85 10 12 4
25 34,0 75 95 10 12 4
32 42,7 90 115 12 15 4
40 48,6 95 120 12 15 4
65 76,3 130 150 14 15 4
80 89,1 145 180 14 15 4
100 114,3 165 200 16 19 4
125 159,8 200 135 16 19 8
150 165,2 135 265 18 19 8
200 216,3 280 320 20 20 8
PIPING SYSTEM
Keterangan:
d = Diameter dalam
D = Diameter flens
t = Tebal flens
H = Diameter Baut
Sistem pipa harus dibuat sepraktis mungkin dengan bengkokan dan sambungan
las sedapat mungkin dengan flens/sambungan yang dapat dilepas dan dipisahkan bila
perlu. Demikian pula instalasi pipa harus dilindungi sedemikian rupa sehingga
terhindar dari kerusakan mekanis dan harus ditumpu/dijepit sedemikian rupa untuk
mengurangi getaran.
PIPING SYSTEM
G.1. Sistem Bilga
Susunan pipa bilga secara umum harus ditentukan dengan persyaratan dari
BKI :
Pipa bilga yang melewati tanki-tanki pipa bilga tidak boleh dipasang
Jika pipa bilga melalui tangki bahan bakar yang terletak diatas alas
valve tambahan, tepat dimana pipa bilga tersebut dalam tangki bahan
bakar.
PIPING SYSTEM
G.1.c. Pipa Expansi
expansi panas dari sistem bilga. Expansi karet tidak diijinkan untuk
Aliran pipa hisap bilga darurat tidak boleh terhalang dan pipa hisap
Katub alih atau perlengkapan pada pipa bilga terletak pada tempat
yang mudah dicapai dalam ruangan dimana pompa bilga ditempatkan.
Pipa hisap dalam tanki-tanki ballast harus diatur sedemikian rupa sehingga
tangki-tangki tersebut dapat dikeringkan sewaktu kapal dalam keadaan trim
atau kapal dalam keadaan kurang menguntungkan.
PIPING SYSTEM
G.3.b. Pipa Pengisi dan Pengeluaran
Pengisian pipa bahan bakar cair harus disalurkan melalui pipa yang
geladak. Disarankan pada pengisian dari kedua sisi kapal. Penutupan pipa di
atas geladak harus dapat dilakukan pengaliran bahan bakar menggunakan pipa
pengisian.
G.4.a. Pipa-pipa yang berisi air tawar tidak boleh melalui pipa-pipa yang
bukan berisi air tawar. Pipa udara dan pipa limbah air tawar boleh
dihubungkan dengan pipa lain dan juga tidak boleh melewati tanki-tanki
duga harus cukup tinggi dari geladak, dan terbuka serta tidak boleh
melalui tanki isinya bahan cair yang digunakan untuk air minum. Pipa
air tawar tidak boleh dihubungkan pipa air lain yang bukan air minum.
PIPING SYSTEM
G.5.b. Lubang Pembuangan Scupper dan Saniter
3) Lubang pembuatan dan saniter tidak boleh dipasang di atas garis muat
Semua tanki dan ruangan kosong dan lain-lain pada bagian yang
PIPING SYSTEM
Pipa udara dari tanki penyimpanan minyak lumas, boleh berakhir
timbul.
pipa hisap bilga harus dipasang dengan pipa udara yang berakhir di
rungan terbuka.
mendekati alas.
harus dilengkapi dengan katup otomatis. Pipa duga seperti itu hanya
PIPING SYSTEM
Pipa duga tanki dilengkapi dengan lubang pengatur tekanan yang
dan lainnya.
H. Perhitungan Pipa
dH = 1,68 L B H + 25 (mm)
Dimana :
L = 36,07 m
B = 9 m
H = 4,5 m
S = So + c + b (mm)
Dimana :
( da x Pc )
So =
( 20 x perm x V ) Pc
PIPING SYSTEM
da = Diameter luar pipa
= 76,3 mm
= 16 Bar
b = 0
( 76,3 x 16 )
So = = 0,76 mm
( 20 x 80 x 1 ) 16
maka :
S = 0,76 mm + 3 mm + 0
= 5,75 x 10-3 x 65 2
= 24,294 m3 / jam
Dimana :
cadangan
= 24,294 m3 / jam
PIPING SYSTEM
dz = 2,15 l B H + 25 (mm)
= 36,07 m
Maka :
= 3 (Berdasarkan tabel)
S = So + c + b (mm)
Dimana :
( da x Pc )
So =
( 20 x perm x V ) Pc
= 89,1 mm
= 16 Bar
PIPING SYSTEM
c = Faktor korosi sea water lines = 3,00
b = 0
( 89,1 x 16 )
So =
( 20 x 80 x 1 ) 16
= 0,882 mm
maka :
S = 0,76 mm + 3 mm + 0
Diameter pipa ballast sesuai dengan perhitungan kapasitas tangki air ballast
yaitu:
Diambil 80 mm = 3
Qb = 5,75 x 10 -3 x dH2
= 5,75 x 10 -3 x 652
= 24,294 m3 / jam
PIPING SYSTEM
Dimana :
= 46,575 m3 / jam
S = So + c + b (mm)
Dimana :
( da x Pc )
So =
( 20 x perm x V ) Pc
= 89,1 mm
= 16 Bar
b = 0
( 89,1 x 16 )
So =
( 20 x 80 x 1 ) 16
= 0,882 mm
maka :
S = 0,882 mm + 3 mm + 0
PIPING SYSTEM
= 3,882 mm (Menurut table JIS = 4,2 mm)
= 320 HP
= 300 + 1500
= 1920 HP
= 652,8 Kg/jam
= 0,653 Ton/jam
= 0,653 x 1,25
PIPING SYSTEM
= 0,816 m3 / h
V = Qb 1 x h m3
= 0,816 x 12
V
Qb 2 =
1 Jam
9,79
=
1 Jam
= 9,79 m3/jam
Qb1
d =
5,75 x 10 -3
0,81
=
0,00575
PIPING SYSTEM
Dimana :
( da x Pc )
So =
( 20 x perm x V ) Pc
= 21,7 mm
= 16 Bar
b = 0
( 21,7 x 16 )
So =
( 20 x 80 x 1 ) 16
= 0,214 mm
maka :
S = 0,214 mm + 3 mm + 0
= 3,214 mm (Menurut table JIS = 3,2 mm)
Qb 2
d =
5,75 x 10 -3
9,79
=
0,00575
PIPING SYSTEM
= 2 (Menurut tabel JIS = 50 mm)
Perhitungan tebal pipa dari tangki bahan bakar menuju tangki mesin
Dimana :
( da x Pc )
So =
( 20 x perm x V ) Pc
= 60,5 mm
= 16 Bar
b =0
( 60,5 x 16 )
So = =0,6 mm
( 20 x 80 x 1 ) 16
maka :
S = 0,6 mm + 3 mm + 0
PIPING SYSTEM
= 0,418 x 0,8
= 0,334 ton
0,334
= = 1,3376
0,25
Qs
d =
5,75 x 10 -3
1,3376
=
0,00575
Q = 5,75 x 10 -3 x d H2
= 5,75 x 10 -3 x 652
= 24,294 m3 / jam
PIPING SYSTEM
S = So + c + b (mm)
Dimana :
( da x Pc )
So =
( 20 x perm x V ) Pc
= 27,2 mm
= 16 Bar
b = 0
( 27,2 x 16 )
So =
( 20 x 80 x 1 ) 16
= 0,27 mm
maka :
S = 0,27 mm + 3 mm + 0
PIPING SYSTEM
Diameter pipa air tawar sesuai dengan perhitungan kapasitas tangki air
tawar yaitu
= 12,54 x 1,000
= 12,54 ton
= 5,75 x 10-3 x 65 2
= 24,294 m3 / jam
S = So + c + b (mm)
Dimana :
( da x Pc )
So =
( 20 x perm x V ) Pc
= 76,3 mm
= 16 Bar
PIPING SYSTEM
= 80 N/mm2 (BKI 2000 Sec. 11. C 2.3.3)
b = 0
( 76,3 x 16 )
So =
( 20 x 80 x 1 ) 16
= 0,76 mm
maka :
S = 0,76 mm + 3 mm + 0
H.7.a. Pipa udara dipasang pada semua tangki untuk mengeluarkan udara
adanya kenaikan tekanan. Untuk dasar ganda yang berisi air, diameter
mm. Untuk dasar ganda yang berisi bahan bakar, diameter minimum
Menurut ABS :
PIPING SYSTEM
H.7.b. Pipa duga dipasang pada tangki bahan bakar, tangki air tawar dan
H.8.a. Pipa sanitair digunakan untuk membuang air dari geladak dan juga
H.8.b. Pipa sewage (pipa buangan air tawar) direncanakan dengan diameter
PIPING SYSTEM
H.9. Deflektor
kompartemen.
d = Diameter deflektor
Sehingga :
V .N .o
d =
900. .v. 1
202,712 . 30 . 1
=
900 . 3,14 . 4 . 1
PIPING SYSTEM
= 0,73 m
jari jari (R) = d
= 0,73 = 0,365 m
= R2
= 3,14 (0,365)2
= 0,42 m2
pemasukan dibagi 2.
A2 = 0,42
= 0,21 m
4 . A2
d2 =
4 . 0,21
d2 =
3,14
= 0,52 m = 520 mm
PIPING SYSTEM
e = min 400 mm
e = min 400 mm
I.1. Separator
Fungsi dari separator adalah untuk memisahkan antara minyak dengan air.
berlubang pada titik tepinya. Setelah minyak dan air yang bercampur masuk ke
perbedaan massa jenis maka air akan keluar melalui pembuangan, sedangkan
PIPING SYSTEM
Gambar 6.14. Separator
I.1. Hidrosphore
I.2. Cooler
Fungsi dari cooler adalah sebagai pendingin. Bagian dalamnya terdapat pipa-
pipa kecil untuk masuknya air laut yang dipakai sebagai pendingin mesin.
Minyak masuk melalui celah-celah pipa air laut secara terus menerus. Dengan
demikian minyak akan didinginkan suhunya sebelum masuk ke mesin induk dan
mesin bantu.
PIPING SYSTEM
Gambar 6.16. Cooler
I.2. Purifier
Secara fungsional sama dengan separator, yaitu sebagai pemisah, tetapi antara
minyak dengan bukan zat cair (contoh : pasir, kerikil), dengan prinsip perbedaan
berat. Kotoran yang telah dipisahkan dibuang pada saat pengedokan kapal atau
I.3. Strainer/Filter
Fungsi dari stainer adalah sebagai penyaring dimana tersusun atas pokit yang
PIPING SYSTEM
Fungsinya apabila kotak lautnya terdapat banyak kotoran atau binatang laut,
angin akan menyemprotkan udara yang bertekanan ke dalam kotak laut tersebut.
Fungsinya adalah untuk mengubah uap air menjadi air untuk keperluan
pendinginan.
PIPING SYSTEM
D = Lpp x B x T x Cb x x c
Dimana :
Lpp = 36,07 m
B =9 m
T = 3,94 m
Cb = 0,52
= 1,025
c = 1,004
Jadi :
= 684,45 Ton
Berdasarkan diktat SDK hal 31 ITS 1982. kapasitas tangki antara 10% -
17% D
Direncanakan 10% D
d = 10% x 684,45
= 68,445 ton
PIPING SYSTEM
Tebal plat sea chest harus sesuai rumus BKI 2006 Sec. 8.B.5.3.1
T = 12 . a . P.k + tk
P = 2 bar
A = .d2
= x 3,14x 80 2
= 5024 mm2
A1 = 2 x A
= 2 x 5024
= 10048 mm2
a = A1/12
= 10048 /12
= 837,33 mm2
PIPING SYSTEM
L = a/p
= 837,33 / 65
= 12,882 mm 13 mm