Anda di halaman 1dari 11

PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN EKG LETHAL

ARRHYTHMIA MODEL KOOPERATIF JIGSAW DAN METODE


CERAMAH TERHADAP PENGETAHUAN PADA MAHASISWA S1
KEPERAWATAN

Dicky Endrian Kurniawan1, Titin Andri Wihastuti2, Heri Kristianto2


1. Program Studi Magister Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas
Brawijaya, Malang
2. Jurusan Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya,
Malang
Korespondensi :
Dicky Endrian Kurniawan, d/a Program Studi Magister Keperawatan Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya Malang
E-mail: dicky.ners@yahoo.com

ABSTRAK

Pengetahuan perawat tentang EKG lethal arrhythmia perlu diperhatikan.


Berbagai penelitian menunjukkan kurangnya pengetahuan perawat dan mahasiswa
keperawatan dalam melakukan interpretasi irama EKG. Suatu inovasi diperlukan
dalam pembelajaran interpretasi EKG lethal arrhythmia yang dapat meningkatkan
pengetahuannya. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis perbedaan pengaruh
pembelajaran EKG lethal arrhythmia model kooperatif jigsaw dan metode
ceramah terhadap pengetahuan mahasiswa S1 Keperawatan.
Penelitian menggunakan desain quasi experimental dengan rancangan non
equivalent control group pre test-post test design. Responden sebanyak 40
mahasiswa yang diperoleh dengan purposive sampling dibagi 2 kelompok, yaitu
kelompok perlakuan diberikan pembelajaran EKG lethal arrhythmia model
kooperatif jigsaw dan kelompok kontrol diberikan metode ceramah.
Hasil penelitian menunjukkan nilai signifikansi uji t tidak berpasangan
p=0,916 (p>0,05), yang maknanya tidak ada perbedaan yang signifikan dalam
pengaruh pembelajaran EKG lethal arrhythmia model kooperatif jigsaw dan
metode ceramah terhadap pengetahuan mahasiswa S1 Keperawatan. Tetapi kedua
metode pembelajaran tersebut dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa S1
Keperawatan tentang EKG lethal arrhythmia secara signifikan. Diharapkan
perawat sebagai pendidik dapat memilih dan melaksanakan metode pembelajaran
EKG lethal arrhythmia dengan tepat.

Kata kunci : EKG lethal arrhythmia, Model kooperatif jigsaw, Pengetahuan


mahasiswa

PENDAHULUAN

Pengetahuan perawat tentang EKG irama yang mematikan dan terjadi


lethal arrhythmia perlu diperhatikan. pada orang dengan henti jantung.
Sebab lethal arrhythmia merupakan Bila melihat kasus henti jantung,

269
kondisi ini diketahui menjadi karena masih ditemukan kurangnya
penyebab utama kematian di be- pengetahuan perawat (Aminuddin,
berapa negara di dunia (Suharsono & 2013). Penelitian lain menjelaskan
Ningsih, 2012). Henti jantung perawat masih memiliki kekurangan
menjadi masalah kesehatan utama pengetahuan dan kepercayaan diri
pada masyarakat Amerika Serikat dalam melakukan interpretasi irama
dan menyebabkan lebih dari 500.000 EKG (Hui, Low, & Lee, 2011).
kematian setiap tahunnya (Bhanji et Dilaporkan juga adanya kekurang
al., 2015). Meskipun di Indonesia mahiran mahasiswa dalam inter-
tidak ada data statistik mengenai pretasi EKG serta dirasakan adanya
kepastian jumlah kejadian henti kekurangan dari pelatihan EKG di
jantung, tetapi diperkirakan ada 10 kalangan mahasiswa (Bojsen et al.,
ribu warga tiap tahunnya, yang 2015). Beberapa hal seperti pen-
berarti 30 orang mengalami henti didikan interpretasi EKG saat
jantung setiap harinya (Roifah, periode sebelum lulus sarjana atau
2014). Irama yang ditemukan pada masa perkuliahan dan pengetahuan
orang henti jantung yaitu irama yang interpretasi akan hilang dengan
bisa diberikan terapi kejut listrik: berjalannya waktu (Lak et al., 2013).
vetricular fibrillation (VF), pulseless Hal tersebut akan menjadi penyebab
ventricular tachycardia (pVT), serta kelemahan interpretasi pada staf
tidak dapat diterapi kejut listrik keperawatan. Seperti, penelitian
pulseless electrical activity (PEA), menunjukkan hanya 29,1% dari
dan asystole (Kleinman et al., 2015). perawat menginterpretasikan EKG
Secara mendasar, semua tenaga dengan benar (McRae, Chan, &
kesehatan harus dilatih dalam Imperial-Perez, 2010).
bantuan hidup dasar. Menurut Sehingga mahasiswa keperawat-
Undang-Undang No. 38 tahun 2014 an membutuhkan inovasi dalam
tentang Keperawatan pasal 30, pembelajaran interpretasi EKG. Hal
perawat juga dapat memberikan ini mendorong penelitian tentang
tindakan pada keadaan gawat darurat metode baru untuk mengajarkan
sesuai dengan kompetensi yang keterampilan interpretasi EKG untuk
dimiliki seperti bantuan hidup dasar mahasiswa (Bojsen et al., 2015).
pada orang dengan henti jantung. Salah satu model pembelajaran
Sehingga, setiap perawat harus adalah model kooperatif Jigsaw
memiliki keterampilan dalam (Herrmann, 2013; Isjoni, 2011a).
menginterpretasi irama EKG pada Model pembelajaran ini dapat me-
pasien henti jantung. Sebab, perawat ngembangkan pengetahuan peserta
adalah orang pertama yang didik secara penuh dalam suasana
memainkan peran kunci dalam belajar yang terbuka dan demokratis
mengenali gangguan irama jantung, (Isjoni, 2011a).
sehingga membaca EKG dengan Penelitian menyimpulkan model
benar merupakan kompetensi penting kooperatif Jigsaw memiliki pengaruh
dalam bertugas (Lak et al., 2013). pada peningkatan pengetahuan dan
Akan tetapi, penelitian menemu- lebih baik bila dibandingkan dengan
kan perawat masih belum siap metode ceramah (Rachmawati,
melakukan bantuan hidup dasar, Susmarini, & Prastowo, 2013).

270
Berdasarkan latar belakang model kooperatif Jigsaw dan metode
diatas, penelitian ini bertujuan untuk ceramah terhadap pengetahuan pada
menganalisis perbedaan pengaruh mahasiswa S1 Keperawatan.
pembelajaran EKG lethal arrhythmia

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan yang diambil dengan metode


desain quasi-experimental dengan purposive sampling, dengan kriteria
rancangan non-equivalent control mahasiswa yang aktif di semester 6,
group pre test-post test design. telah mengikuti mata kuliah blok
Responden dibagi menjadi 2 sistem kardiovaskuler, telah men-
kelompok, yaitu kelompok perlakuan dapatkan dasar keperawatan gawat
dan kontrol. Kelompok perlakuan darurat, dan bersedia mengikuti
diberikan pembelajaran EKG lethal penelitian dengan mengisi informed
arrhythmia model kooperatif Jigsaw, consent.
sedangkan kelompok kontrol diberi- Instrumen yang digunakan pada
kan metode ceramah. Penelitian penelitian ini adalah kuesioner
dilakukan di Program Studi Ilmu pengetahuan dengan 29 pertanyaan,
Keperawatan, Fakultas Kedokteran, yang terbagi menjadi 2 kategori.
Universitas Brawijaya. Waktu Kategori pertama pertanyaan pilihan
penelitian dilakukan pada bulan Juni ganda sebanyak 5 pertanyaan.
2016. Responden penelitian adalah Kategori kedua merupakan per-
mahasiswa S1 Keperawatan semester tanyaan dengan jawaban singkat
6, Program Studi Ilmu Keperawatan, sebanyak 24 pertanyaan. Analisis
Fakultas Kedokteran, Universitas data menggunakan uji t berpasangan
Brawijaya sejumlah 40 responden dan uji t tidak berpasangan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian
a. Karakteristik responden
Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin
Karakteristik Kelompok perlakuan Kelompok kontrol Jumlah
N % n %
Usia
19 tahun 1 5 0 0 1
20 tahun 4 20 6 30 10
21 tahun 13 65 12 60 25
22 tahun 1 5 2 10 3
23 tahun 1 5 0 0 1

271
Jumlah 20 100 20 100 40
Jenis Kelamin
Laki-laki 2 10 1 5 3
Perempuan 18 90 19 95 37
Jumlah 20 100 20 100 40
Berdasarkan tabel 1 di- responden (62,5%). Sedangkan
ketahui bahwa responden jenis kelamin responden
terbanyak adalah mahasiswa terbanyak adalah perempuan
yang berusia 21 tahun yaitu 25 yaitu 37 responden (92,5%).
Tabel 2. Pengetahuan Mahasiswa Sebelum Pembelajaran EKG Lethal
Arrhythmia
Pre test Saphiro-wilk (p) Mean SD 95% CI
Perlakuan 0,784 8,55 2,96 7,16-9,94
Kontrol 0,876 9,00 3,37 7,42-10,58
Berdasarkan tabel 2 di- (mean) adalah 8,55. Sedangkan
ketahui bahwa skor pengetahuan skor pengetahuan mahasiswa
mahasiswa S1 Keperawatan sebelum pembelajaran metode
sebelum pembelajaran EKG ceramah diperoleh hasil bahwa
lethal arrhythmia model data pre test berdistribusi
kooperatif jigsaw diperoleh hasil normal (p>0,05). Skor
data pre test berdistribusi normal pengetahuan pada pre test
(p>0,05). Skor pengetahuan diketahui rata-rata (mean) adalah
pada pre test diketahui rata-rata 9,00.
Tabel 3. Pengetahuan Mahasiswa Sesudah Pembelajaran EKG Lethal
Arrhythmia
Post test Saphiro-wilk (p) Mean SD 95% CI
Perlakuan 0,138 20,55 4,17 18,60-22,50
Kontrol 0,085 21,20 5,85 18,46-23,94
Berdasarkan tabel 3 di- (mean) adalah 20,55. Sedangkan
ketahui bahwa skor pengetahuan skor pengetahuan mahasiswa
mahasiswa S1 Keperawatan yang diberi pembelajaran
setelah pembelajaran EKG lethal metode ceramah diperoleh hasil
arrhythmia model kooperatif bahwa data post test ber-
Jigsaw diperoleh hasil data post distribusi normal (p>0,05). Skor
test berdistribusi normal (p> pengetahuan pada post test
0,05). Skor pengetahuan pada diketahui rata-rata (mean) adalah
post test diketahui rata-rata 21,20.
Tabel 4. Perbedaan Pengetahuan Mahasiswa Sesudah Pembelajaran EKG
Lethal Arrhythmia Model Kooperatif Jigsaw dan Metode Ceramah

272
Pre test-post Perbedaan 95% CI Uji t Uji t tidak
test mean berpasangan berpasangan
(p) (p)
Perlakuan 12,00 9,24 14,76 0,000 0,916
Kontrol 12,20 9,41-14,99 0,000
Berdasarkan tabel 4 di- kelompok perlakuan maupun
ketahui bahwa rata-rata selisih kelompok kontrol sama-sama
skor pre test dan post test memiliki perbedaan yang
pengetahuan pada mahasiswa signifikan, yaitu adanya
yang diberi pembelajaran EKG peningkatan pengetahuan.
lethal arrhythmia model Sementara hasil uji t tidak
kooperatif Jigsaw adalah 12,00. berpasangan menunjukkan nilai
Sedangkan rata-rata selisih skor signifikansi p=0,916>0,05, yang
pre test dan post test artinya tidak ada perbedaan yang
pengetahuan pada mahasiswa siginifikan pada pengaruh pem-
yang diberi pembelajaran belajaran EKG lethal arrhythmia
metode ceramah adalah 12,20. model kooperatif jigsaw dan
Berdasarkan hasil uji t metode ceramah terhadap
berpasangan, diketahui bahwa pengetahuan mahasiswa S1
nilai signifikansi p=0,000<0,05, Keperawatan.
yang maknanya bahwa baik pada
Pembahasan
Pembelajaran adalah suatu dengan cara pendidik menyampaikan
bentuk kegiatan belajar mengajar materi kepada peserta didik. Pada
yang dilakukan oleh peserta didik penelitian ini, pembelajaran EKG
dan difasilitasi oleh pendidik untuk lethal arrhythmia dengan model
mencapai tujuan pembelajaran yang kooperatif jigsaw dan metode
telah ditetapkan. Pembelajaran EKG ceramah dilakukan dengan bantuan
lethal arrhythmia dengan model modul pembelajaran. Hal ini di-
kooperatif jigsaw adalah suatu proses maksudkan agar pembelajaran
belajar mengajar yang berpusat pada berfokus pada topik yang menjadi
peserta didik dan dilakukan didalam tujuan pembelajaran.
kelompok-kelompok kecil agar Penerapan pembelajaran model
penguasaan materi lebih maksimal kooperatif Jigsaw memiliki tujuan
dengan materi yang dipelajari berupa utama agar peserta didik dapat
EKG lethal arrhythmia yang terdiri belajar dan memberikan kesempatan
dari 4 gambaran irama jantung (pVT, kepada orang lain untuk menge-
VF, PEA, dan asystole). Sedangkan mukakan pendapatnya secara
pembelajaran EKG lethal arrhythmia berkelompok (Isjoni, 2011). Hal ini
metode ceramah merupakan salah dilakukan karena pembelajaran
satu metode pembelajaran yang dengan model ini memiliki beberapa
digunakan untuk mengajarkan materi kelebihan. Salah satu kelebihan dari
tentang EKG lethal arrhythmia pembelajaran model kooperatif

273
jigsaw adalah meningkatkan pe- pengetahuan mahasiswa secara
ngetahuan peserta didik. Hal ini signifikan sesuai dengan tujuan
sesuai dengan hasil penelitian ini pembelajaran.
bahwa pembelajaran EKG lethal Hasil penelitian menunjukkan
arrhythmia model kooperatif Jigsaw metode ceramah dapat meningkatkan
dapat meningkatkan pengetahuan pengetahuan secara signifikan
mahasiswa S1 keperawatan secara (p=0,000<0,05). Djamarah & Zain
signifikan (p=0,000<0,05). (2010) dan Simamora (2009),
Hasil penelitian ini didukung mengemukakan bahwa metode
oleh beberapa studi. Sebuah studi ceramah memiliki keuntungan
berfokus pada pengetahuan me- seperti mahasiswa yang mendengar-
nunjukkan ada peningkatan dan kan dapat memperoleh pengetahuan
perbedaan yang signifikan dari nilai serta pendidik dengan mudah
sebelum dan sesudah penerapan menerangkan materi dengan baik.
model ini (Kurniawan, Dengan keuntungan tersebut, maka
Sayektiningsih & Andarukmi, 2010; mahasiswa dapat menerima
Namdol et al., 2015; Rachmawati et informasi dengan baik. Sehingga
al., 2013). Buhr, Heflin, White, and pengetahuan mahasiswa akan
Pinheiro (2014) menunjukkan bahwa meningkat.
Jigsaw efektif untuk merubah Kelebihan dari metode ceramah
pengetahuan dan diterima dengan juga dapat memfokuskan outline
baik oleh peserta didik. Sementara umum dari topik yang dipelajari
itu, studi lain juga menunjukkan sehingga pembelajaran tetap fokus
bahwa keunggulan model ini dapat dan dapat dikelola dengan baik.
meningkatkan pengetahuan melalui Kelebihan lain bahwa metode ini
persepsi paling tinggi serta ketidak- dapat menstimulasi ketertarikan
takutan dalam bertanya dan diskusi, mahasiswa terhadap materi yang
sehingga materi yang diterima lebih dipelajari (Kaur, 2011). Menurut
banyak, dan memahami materi lebih studi, pengetahuan peserta didik
cepat dan efektif (Alsa, 2010). dapat meningkat secara efektif
Pada penelitian ini, metode dengan menggunakan metode
ceramah dilakukan pada kelompok ceramah atau metode pengajaran.
kontrol yaitu sebanyak 20 maha- Pengetahuan tersebut meningkat
siswa. Kemudian pendidik mem- secara signifikan bila membanding-
berikan ceramah tentang EKG lethal kan nilai pre test dan post test
arrhythmia dengan bantuan modul. (Hafezmoghadam, Farahmand,
Modul diberikan untuk memudahkan Farsi, Zare, & Abbasi, 2013). Studi
mahasiswa membaca irama EKG lain menyebutkan metode pengajaran
lethal arrhythmia dengan tujuan tradisional atau ceramah efektif
memaksimalkan hasil pembelajaran. dalam memberikan pelatihan EKG
Sehingga, bila pembelajarannya (Zhang & Hsu, 2013). Sehingga hasil
maksimal, maka diharapkan tujuan temuan pada penelitian ini sesuai
pembelajaran juga tercapai. Hal ini dengan studi lain bahwa pem-
sesuai dengan hasil penelitian bahwa belajaran metode ceramah efektif
pembelajaran EKG lethal arrhythmia dalam meningkatkan pengetahuan
metode ceramah dapat meningkatkan mahasiswa.

274
Peningkatan pengetahuan pada model kooperatif Jigsaw lebih baik
responden tersebut dipengaruhi oleh bila dibandingkan dengan metode
berbagai faktor, salah satunya adalah ceramah (Rachmawati et al., 2013).
informasi (faktor eksternal). Akan tetapi, hasil penelitian ini
Informasi dapat memberikan menunjukkan bahwa tidak ada
pengaruh dalam jangka pendek yang perbedaan yang siginifikan pada
menghasilkan perubahan atau perubahan pengetahuan bila model
peningkatan pengetahuan seseorang kooperatif Jigsaw dan metode
(Notoatmodjo, 2010). Sumber ceramah. Temuan ini dikonfirmasi-
informasi tersebut dapat mem- kan oleh penelitian sebelumnya,
pengaruhi pengetahuan seseorang bahwa ketika metode ceramah
terhadap sesuatu (Aisyan, Djannah, dikomparasikan dengan metode
& Wardani, 2011). Hal ini sesuai diskusi grup kecil hasilnya adalah
dengan hasil penelitian ini karena tidak ada perbedaan yang signifikan
pembelajaran yang diberikan adalah pada nilai tes kedua kelompok
upaya untuk memberikan informasi (Hafezmoghadam et al., 2013).
tambahan kepada mahasiswa S1 Penelitian lain juga mengatakan
keperawatan. Sehingga pengetahuan bahwa tidak ada perbedan antara
mahasiswa S1 keperawatan dapat pembelajaran kooperatif dan
meningkat secara signifikan. pembelajaran tradisional atau
Dari tabel 4 diketahui bahwa ceramah (Hanze & Berger, 2007).
rata-rata selisih skor pre test dan post Bila ditinjau dari kekurangan
test pengetahuan pada maha-siswa model kooperatif jigsaw, secara
S1 Keperawatan yang diberi statistik tidak diketahui penyebab
pembelajaran EKG lethal arrhythmia pasti mengapa model kooperatif
model kooperatif Jigsaw adalah Jigsaw tidak berbeda dengan metode
12,00. Sedangkan rata-rata selisih ceramah. Akan tetapi ada kemung-
skor pre test dan post test kinan bahwa proses pembelajaran
pengetahuan pada mahasiswa S1 dengan model kooperatif Jigsaw
Keperawatan yang diberi tidak berjalan dengan maksimal.
pembelajaran EKG lethal arrhythmia Sebab sebelum waktu yang diberikan
metode ceramah adalah 12,20. Hasil habis, tetapi mahasiswa telah selesai
uji t tidak berpasangan menunjukkan berdiskusi, mereka tampak ada yang
nilai signifikansi yang lebih besar berbincang-bincang diluar topik
dari 0,05 (p=0,916>0,05), yang pembelajaran. Hal ini dikonfirmasi-
artinya tidak ada perbedaan yang kan dengan pendapat Alsa (2010)
siginifikan pada pengaruh pem- bahwa peserta didik dapat
belajaran EKG lethal arrhythmia berbincang-bincang selama diskusi
model kooperatif Jigsaw dan metode dengan topik di luar materi yang
ceramah terhadap pengetahuan dipelajari, sehingga hanya mem-
mahasiswa S1 Keperawatan. buang-buang waktu (Adams, 2013).
Banyak studi yang mengutarakan Meskipun demikian, tabel diatas
bahwa pembelajaran model juga menunjukkan bahwa rata-rata
kooperatif Jigsaw lebih baik dalam pengetahuan mahasiswa S1
meningkatkan pengetahuan. Seperti Keperawatan yang diberi pem-
suatu studi yang mengatakan bahwa belajaran EKG lethal arrhythmia

275
metode ceramah pada saat pre test saat pre test lebih tinggi dari pada
lebih tinggi dari pada rata-rata skor rata-rata skor pengetahuan
pengetahuan mahasiswa S1 ke- mahasiswa S1 Keperawatan yang
perawatan yang diberi pembelajaran diberi pembelajaran EKG lethal
EKG lethal arrhythmia model arrhythmia model kooperatif Jigsaw.
kooperatif jigsaw. Sedangkan pada Tabel juga menunjukkan bahwa
saat post test rata-rata pengetahuan pengetahuan masing-masing
mahasiswa S1 Keperawatan yang kelompok seimbang atau hampir
diberi pembelajaran EKG lethal sama.
arrhythmia metode ceramah pada

KESIMPULAN

Hasil penelitian menunjukkan Keperawatan. Akan tetapi kedua


tidak ada perbedaan yang signifikan metode pembelajaran yang dipakai
dalam pengaruh pembelajaran EKG sama-sama dapat meningkatkan
lethal arrhythmia model kooperatif pengetahuan mahasiswa S1
jigsaw dan metode ceramah terhadap keperawatan tentang EKG lethal
pengetahuan mahasiswa S1 arrhythmia secara signifikan.

SARAN

Perawat sebagai pendidik mempengaruhi tidak adanya


diharapkan dapat memilih metode perbedaan pengetahuan antara
pembelajaran EKG lethal arrhythmia pembelajaran EKG lethal arrhythmia
dengan tepat. Selain itu, perlu model kooperatif jigsaw dan metode
dilakukan penelitian lanjutan untuk ceramah.
menganalisis faktor-faktor yang

DAFTAR PUSTAKA

Aisyan, S.D.S, Djannah, S.N, & interpersonal dan kerjasama


Wardani, Y. 2011. Hubungan kelompok pada mahasiswa
antara status sosial ekonomi fakultas psikologi. JURNAL
keluarga dengan kematian PSIKOLOGI, 37(2), 165-175.
perinatal di wilayah kerja Aminuddin. 2013. Analisis faktor
Puskesmas Baamang Unit II yang berhubungan dengan
Sampit Kalimantan Tengah kesiapan perawat dalam
Januari-April 2010. KES MAS, menangani cardiac arrest di
5(1), 31-40. Ruangan ICCU dan ICU RSU
Alsa, A. 2010. Pengaruh metode Anutapura Palu. Jurnal
belajar Jigsaw terhadap Keperawatan Soedirman (The
keterampilan hubungan

276
Soedirman Journal of Nursing), motivational effects, and student
8(3), 193-204. characteristics: an experimental
Bhanji, F, Donoghue, Aaron J, study comparing cooperative
Wolff, Margaret S, Flores, learning and direct instruction in
Gustavo E, Halamek, Louis P, 12th grade physics classes.
Berman, Jeffrey M,. Cheng, Learning and Instruction, 17,
Adam. 2015. Part 14: Education: 29-41.
2015 American Heart Herrmann, K.J. 2013. The impact of
Association Guidelines Update cooperative learning on student
for Cardiopulmonary Resus- engagement: Results from an
citation and Emergency intervention. Active Learning in
Cardiovascular Care. Higher Education, 14(3), 175-
Circulation, 132 (suppl 2), 187. doi:
S561S573. 10.1177/1469787413498035
Bojsen, S.R, Rader, S.B.E.W, Holst, Hui, G.C.M, Low, L.P.L, & Lee,
A.G, Kayser, L, Ringsted, C, I.S.F. 2011. ICU nurses
Svendsen, J.H, & Konge, L. perceptions of potential
2015. The acquisition and constraints and anticipated
retention of ECG interpretation support to practice defibrillation:
skills after a standardized web- A qualitative study. Intensive
based ECG tutoriala and Critical Care Nursing, 27,
randomised study. BMC Medical 186193.doi:10.1016/j.iccn.2011.
Education, 15(36). doi: 04.007
10.1186/s12909-015-0319-0 Isjoni. 2011a. Cooperative learning:
Buhr, G.T, Heflin, M.T, White, H.K, Mengembangkan kemampuan
& Pinheiro, S.O. 2014. Using belajar berkelompok. Bandung:
the jigsaw cooperative learning Alfabeta.
method to teach medical Kaur, G. (2011). Study and analysis
students about long-term and of lecture model of teaching.
postacute care (Abstract). International Journal of
Journal of the American Medical Educational Planning &
Directors Association, 15(6). Administration, 1(1), 9-13.
doi: Kleinman, M.E, Brennan, E.E,
10.1016/j.jamda.2014.01.015 Goldberger, Z.D, Swor, R.A,
Hafezmoghadam, P, Farahmand, S, Terry, M, Bobrow, B.J, . . . Rea,
Farsi, D, Zare, M, & Abbasi, S. T. 2015. Part 5: Adult basic life
2013. A comparative study of support and cardiopulmonary
lecture and discussion methods resuscitation quality: 2015
in the education of basic life American Heart Association
support and advanced guidelines update for
cardiovascular life support for cardiopulmonary resuscitation
medical students. Tr J Emerg and emergency cardiovascular
Med, 12(2), 59-63. doi: care. Circulation, 132(2), S414-
10.5505/1304.7361.2013.15986 S435.doi:10.1161/CIR.0000000
Hanze, M, & Berger, R. 2007. 000000259
Cooperative learning,

277
Kurniawan, D.E, Sayektiningsih, & regarding free sex behavior.
Andarukmi, D. (2010). World Academy of Science,
Efektivitas promosi kesehatan Engineering, and Technology,
dengan model pembelajaran 77, 1544-1547.
Jigsaw dalam rangka Roifah, I. 2014. Metode cardio
meningkatkan pengetahuan pulmonary resuscitation untuk
siswa kelas VII-C tentang ISPA meningkatkan survival rates
di SMPN 3 Jenggawah Jember. pasien post cardiac arrest.
Akademi Kesehatan Rustida. Suharsono, T, & Ningsih, D.K. 2012.
Lak, K, Zareie, F, Habibzadeh, H, Penatalaksanaan henti jantung
Mohammadpour, Y, di luar rumah sakit sesuai
Rahnemoon, K, Zare, H, & dengan algoritma AHA 2010
Zaviyeh, M. 2013. A survey on (3rd ed.). Malang: UMM Press.
the effect of educational Zhang, H, & Hsu, L.L. 2013. The
software method of arrhythmias effectiveness of an education
stimulator on the level of program on nurses knowledge
knowledge of electrocardio- of electrocardiogram
grams interpretation in nurses. interpretation. International
Iran J Crit Care Nurs, 6(3), 173- Emergency Nursing, 21, 247-
180. 251. doi:
McRae, M.E, Chan, A., & Imperial- http://dx.doi.org/10.1016/j.ienj.2
Perez, F. 2010. Cardiac surgical 012.11.001
nurses use of atrial electrograms
to improve diagnosis of
arrhythmia. American Journal of
Critical Care, 19(2), 124-133.
doi: 10.4037/ajcc2010877
Namdol, N, Chauhan, M, Kanojia, D,
Kandari, H, Rana, J, Singh, J, . .
. Kumar, M. 2015. Students
learning outcomes in response to
lecture method and jigsaw
teaching methods. IOSR Journal
of Nursing and Health Science,
4(3), 78-83. doi: 10.9790/1959-
04337883
Notoatmodjo. 2010. Promosi
kesehatan, teori & aplikasi.
Jakarta: Rineka Cipta.
Rachmawati, D, Susmarini, D, &
Prastowo, W. 2013. The
difference impact of health
education with Jigsaw
cooperative model and lecture
method toward students'
knowledge improvement

278
279

Anda mungkin juga menyukai