Disusun
OLEH :
KELOMPOK 3
TP. 2017
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim,
Puji syukur terucapkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
hidayah yang telah dilimpahkan-Nya, sehingga Makalah ini terselesaikan juga tepat
pada waktunya. Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
kesempurnaan dan banyak terdapat kekurangan didalam penulisannya. Oleh sebab itu
kritik dan saran sangat diharapkan dengan maksud untuk menyempurnakan
penulisan tugas makalah yang berjudul Rancangan Petak Terbagi.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
I.Pendahuluan ...................................................................................................1
II.Pembahasan ...................................................................................................3
III.Penutup...................................................................................................... 19
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
2.2 Membagi faktor menjadi petak utama atau anak petak dalam RPT.
Yang menjadi pertimbangan untuk membagi faktor menjadi petak utama atau anak
petak adalah berdasarkan:
1. Derajat ketepatan
Misalnya suatu penelitian ditujukan untuk menilai 10 varietas kedelai dengan
tiga taraf/level pemupukan dalam suatu percobaan faktorial 10 x 3, apabila si
peneliti mengharapkan ketepatan lebih tinggi bagi perbandingan varietas kedelai
daripada untuk respons pemupukan. Dengan demikian, si peneliti akan membuat
varietas sebagai faktor anak petak dan pemupukan sebagai faktor petak utama.
Akan tetapi, seorang agronomis yang mempelajari respons pemupukan 10
varietas kedelai yang dikembangkan oleh si peneliti mungkin akan menginginkan
ketepatan yang libih tinggi untuk respons pemupukan daripada untuk varietas,
dan akan menempatkan varietas pada petak utama dan pemupukan pada anak
petak.
2. Ukuran nisbi mengenai pengaruh utama
Apabila pengaruh utama salah satu faktor diharapkan lebih besar dan lebih mudah
dilihat daripada faktor lainnya, maka salah satu faktor tersebut dapat ditempatkan
sebagai petak utama, dan faktor yang lain sebagai anak petak. Misalnya kita ingin
meneliti jarak tanam pada beberapa varietas tanaman. Dari percobaan-percobaan
terdahulu sudah diketahui informasi tentang varietas tersebut antara lain potensi
produksinya. Sedangkan dalam percobaan ini ingin diketahui lebih mendalam
tentang pengaruh jarak tanam pada beberapa varietas tersebut, maka dalam
percobaan semacam ini digunakan RPT. Varietas diperlakukan sebagai faktor
petak utama (main plot faktor), sedangkan jarak tanam diperlakukan sebagai
faktor anak petak (sub plot faktor), karena mengharapkan pengaruh perlakuan
jarak tanam lebih besar daripada faktor perlakuan varietas.
3. Praktek pengelolaan
Penempatan perlakuan sebagai petak utama dilakukan berdasarkan pertimbangan
praktis di lapangan. Misalnya dalam suatu percobaan untuk menilai penampilan
beberapa varietas padi dengan berbagai taraf pemupukan, si peneliti mungkin
menempatkan petak utama untuk pemupukan guna memperkecil keperluan
pemisahan petakan yang memerlukan taraf pemupukan yang berbeda. Contoh lain
pada kasus percobaan yang melibatkan cara pengolahan lahan (cangkul, bajak,
traktor) dengan berbagai jenis varietas. Dimana cara pengolahan lahan
ditempatkan sebagai petak utama dan jenis varietas sebagai anak petak.
Rancangan petak terpisah (Split Plot) ini diterapkan dengan berbagai alasan sebagai
berikut:
1. Adanya tingkatan kepentingan dari faktor-faktor yang dilibatkan dalam
percobaan. Misalnya pada percobaan dua faktor yaitu varietas dan lokasi, peneliti
lebih mementingkan varietas dibandingkan dengan lokasi sehingga dalam
aplikasinya lokasi diperlakukan sebagai petak utama (main plot) dan fakor
varietas sebagai anak petak.
2. Pengembangan dari penelitian yang telah berjalan. Misalnya pada awal percobaan
peneliti hanya ingin melihat produktifitas dari berbagai varietas, namun setelah
percobaan itu berjalan peneliti tersebut ingin mengembangkan penelitiannya yaitu
dengan menambah faktor efektifitas pemupukan. Hal ini dapat dilakukan dengan
membuat anak-anak petak dari masing-masing petak varietas sebelumnya.
3. Kendala pengacakan di lapangan, dimana salah satu faktor yang dicobakan tidak
bisa atau tidak efisien jika dilakukan pengacakan secara sempurna karena level-
level dari faktor tersebut membutuhkan unit yang lebih besar dibandingkan
dengan level-level faktor lain. Contohnya percobaan yang melibatkan cara
pengolahan lahan (cangkul, bajak, traktor) dengan berbagai jenis varietas.
Dari berbagai alasan yang dikemukakan tersebut tentunya dibutuhkan model
rancangan yang mampu menangani teknik penerapan perlakuan tersebut yang
tentunya merupakan penyimpangan dari model faktorial biasa. Model tersebut
dikenal dengan istilah rancangan petak terpisah (split plot design).
Rancangan ini dapat diaplikasikan pada berbagai rancangan lingkungan (RAK,
RAL, dan RBSL) Cara pengacakan perlakuan terhadap unit-unit percobaan dilakukan
bertahap yaitu faktor yang ditempatkan sebagai petak utama diacak terlebih dahulu
terhadap unit-unit percobaan kemudian selanjutnya faktor yang ditempatkan sebagai
anak petak diacak pada setiap petak utama. .
Adapun kelemahan dari rancangan petak terpisah, yaitu:
1. Pengaruh utama dari petak utama diduga dengan tingkat ketelitian yang lebih
rendah dibandingkan pengaruh interaksi dan pengaruh utama dari anak petaknya
2. Analisis lebih kompleks dibandingkan rancangan faktorial serta interpretasi
hasilnya tidak mudah.
Hipotesis
H0 : (TV)ij = 0 (tidak ada pengaruh interaksi antara faktor pengolahan tanah dan
faktor
varietas kedelai terhadap hasil produksi)
H1 : (TV)ij 0 (ada pengaruh interaksi antara faktor pengolahan tanah dan faktor
varietas
kedelai terhadap hasil produksi)
H0 : Ti = 0 (tidak ada pengaruh perlakuan taraf ke-i pada faktor pengolahan tanah
terhadap
hasil produksi)
H1 : Ti 0 (ada pengaruh perlakuan taraf ke-i pada faktor pengolahan tanah terhadap
hasil
produksi)
H0 : Vj = 0 (tidak ada pengaruh perlakuan taraf ke-j pada faktor varietas kedelai
terhadap
hasil produksi)
H1 : Vj 0 (ada pengaruh perlakuan taraf ke-j pada faktor varietas kedelai terhadap
hasil
produksi)
Suatu percobaan tentang respons empat varietas kedelai (V1, V2, V3, dan V4) pada
tiga jenis pengolahan lahan yaitu tanpa olah tanah (T0), Bajak sapi (T2), dan Hand
traktor (T3) terhadap hasil biji kering (ton/ha). Percobaan ini menggunakan
rancangan lingkungan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 3 ulangan.
Berikut data pengamatan hasil biji kering dalam satuan ton per hektar (ton/ha):
Untuk memudahkan menghitung analisis ragamnya, kita buat tabel tersendiri
untuk petak utama sebagai berikut :
Dari tabel petak utama di atas anda hitung Faktor Koreksi (FK), JK Kelompok
(JKK), JK Petak Utama JK (PU), JK Pengolahan Tanah (JK T), dan JK Galat (a)
sebagai berikut ini :
(. . )2
() =
. .
(53,09)2
=
3.3.4
= 78,2930
. 2
() =
.
(17,28)2 + (17,78)2 + (18,05)2
= 78,2930
3.4
= 0,0252
2
( ) =
(4,75)2 + (6,23)2 + (6,30)2 + (4,83)2 +
(6,50)2 + (6,43)2 + (4,88)2 + (6,65)2 + (6,52)2
=
3
78,2930
= 1,3411
2
=
.
(14,46)2 + + (19,25)2
= 78,2930
3.4
= 1,3102
() =
= 1,3411 0,0252 1,3102
= 0,0057
Kemudian anda buat lagi tabel tersendiri untuk data anak petak sebagai berikut :
Dari tabel anak petak di atas anda hitung JK Varietas (JK V), JK Perlakuan
Kombinasi, JK Interaksi Pengolahan tanah dan Varietas (JK TxV), JK Total (dari
data Pengamatan) dan JK Galat (b) sebagai berikut ini :
.2
() =
.
(12,70)2 + + (14,70)2
= 78,2930
3.3
= 0,1099
2
=
(3,42)2 + + (5,24)2
= 78,2930
3
= 1,4684
=
= 1,4684 1,3102 0.1099
= 0,0483
() = (11 )2 + (12 )2 + + ( )2
= (1,10)2 + + (1,79)2 78,2930
= 1,5081
() = ()
= 1,5081 0,0252 1,3102 0,0057 0,1099 0,0483
= 0,0087
Kemudian anda tentukan nilai-nilai derajad bebas (db) untuk masing-masing sumber
keragaman seperti berikut ini :
db Kelompok = 3 1 = 2
db Pengolahan tanah (T) = 3 1 = 2
db Galat (a) = db kelompok x db pengolahan tanah = 2 x 2 = 4
db Varietas = 4 1 = 3
db Interaksi Pengolahan tanah x Varietas = db Pengolahan tanah x db Varietas = 2
x3=6
db Galat(b)=(db Varietas + db Pengolahan tanah x varietas) x db Kelompok
=(3+6) x 2 = 18
db total = (r x a x b) - 1 = (3 x 3 x 4) 1 = 35
Dan hasil semua perhitungan di atas anda masukkan ke dalam tabel analisis ragam
berikut ini :
Pengujian selanjutnya adalah menguji beda pengaruh antar perlakuan. Dalam hal ini
ada 4 jenis galat baku yang digunakan yaitu :
1) Untuk Petak Utama (apabila berpengaruh nyata) :
()
.
3) Untuk Anak Petak pada Petak Utama yang sama (apabila berpengaruh nyata) :
()
( 1)() + ()
.
Pertama-tama uji beda pengaruh perlakuan dari varietas kedelai (anak petak) pada
setiap level faktor pengolahan tanah (petak utama). Dalam hal ini bisa menggunakan
uji BNT, BNJ, atau DMRT, pada analisis ini digunakan uji BNJ pada 5%. Lakukan
penguji beda pengaruah perlakuan varietas kedelai (V) pada level perlakuan
pengolahan tanah T0 (tanpa olah tanah), T1 (bajak sapi), dan T2 (hand traktor).
Pengujiannya adalah sebagai berikut:
1. Menguji beda pengaruh perlakuan varietas kedelai (V) pada level perlakuan T0
(tanpa olah tanah). Pertama anda susun rata-rata perlakuan dari terkecil hingga
terbesar dan buat tabel seperti berikut ini:
Karena uji beda pengaruh perlakuan dari varietas kedelai (anak petak) pada setiap
level faktor pengolahan tanah (petak utama), maka digunakan galat baku :
()
Kemudian hitung nilai baku BNJ5% dimana KT galat (b) = 0,0005; db galat = 18;
Perlakuan yang dibandingkan, P = 4, Nilai q(4; 18; 0,05) = 4,00 dan = 0,05
berikut ini :
5%
()
= (4;18;0,05) .
0.0005
= 0,04 .
3
= 0,05
Lalu lakukan prosedur pengujian BNJ dengan memberikan tanda huruf pada nilai
rata-ratanya.
Kesimpulan:
Varietas kedelai V2 dan V4 tidak berbeda nyata pengaruhnya terhadap hasil biji
kering kedelai (ton/ha) tetapi berbeda nyata dengan perlakuan lainnya (diikuti
oleh huruf yang sama). Varietas kedelai V2 memberikan hasil yang terbaik
dibandingkan varietas lainnya. Dengan demikian apabila kita ingin mendapatkan
respons hasil yang tinggi pada lahan yang tanpa diolah, maka sebaiknya kita
menggunakan varietas kedelai V2.
2. Menguji beda pengaruh perlakuan varietas kedelai (V) pada level perlakuan T1
(bajak sapi)
Pertama-tama susun rata-rata perlakuan dari terkecil hingga terbesar dan buat
tabel seperti berikut ini:
Dengan cara yang sama seperti pada pengujian di atas, maka hasil pengujiannya
adalah sebagai berikut :
3. Menguji beda pengaruh perlakuan varietas kedelai (V) pada level perlakuan T2
(hand traktor)
Susun rata-rata perlakuan dari terkecil hingga terbesar dan buat tabel seperti
berikut ini:
Dengan cara yang sama seperti pada pengujian di atas, maka hasil pengujiannya
adalah sebagai berikut :
( 1)() + ()
= .
.
= (12;4;0,05) = 8,21
= (12;18;0,05) = 5,27
( 1)()( ) + ()( )
() =
( 1)() + ()
(4 1)(0,0005)(5,27) + (0,0014)(8,21)
=
(4 1)(0,0005) + (0,0014)
= 6,69
( 1)() + ()
= .
.
(4 1)(0,0005) + (0,0014)
= 6,69 .
3.4
= 0,10
Hasil pengujian beda pengaruh dari perlakuan kombinasi dapat dilihat pada tabel
berikut :
Dari hasil pengujian di atas terlihat bahwa hasil tertinggi kedelai dicapai oleh
perlakuan T1V4 atau T2V4. Varietas V4 paling responsip terhadap pengolahan tanah,
baik yang diolah dengan bajak sapi maupun dengan hand traktor. Antara pengolahan
tanah dengan bajak sapi dan hand traktor tidak ada perbedaan yang nyata
pengaruhnya terhadap peningkatan hasil kedelai.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Rancangan Petak Terbagi (RPT) adalah rancangan percobaan yang menggunakan
dua faktor yang menitik beratkan pada penyelidikan terhadap pengaruh utama salah
satu faktor dan interaksi dari kedua faktor yang dianggap lebih penting untuk diteliti
daripada pengaruh dari faktor yang lain. Oleh karena itu, dalam Rancangan Petak
Terpisah terdapat petak-petak yang terbagi menjadi petak utama (main plot) dan anak
petak (sub plot).
Pada hasil analisis ragam di atas anda perhatikan, perlakuan interaksi perlakuan
pengolahan tanah (Petak Utama) dan Varietas Kedelai (Anak Petak) berpengaruh
sangat nyata, sehingga hanya menguji beda pengaruh perlakuan interaksinya.
Sedangkan perlakuan mandiri pengolahan tanah dan perlakuan mandiri varietas
kedelai harus diabaikan dan tidak dilakukan pengujian beda pengaruh perlakuan.
3.2. Saran
Sebelum melakukan pengujian beda pengaruh perlakuan, perlu dipahami terlebih
dahulu bahwa apabila perlakuan interaksi berpengaruh nyata, maka konsekuensi logis
yang harus dilakukan adalah hanya menguji perbedaan pengaruh hanya pada
perlakuan interaksi dan harus mengabaikan pengaruh perlakuan mandirinya walaupun
perlakuan mandiri tersebut berpengaruh nyata dalam analisis ragam
DAFTAR PUSTAKA