Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

RANCANGAN PETAK TERBAGI(RPT)

Disusun

OLEH :

KELOMPOK 3

1.Ahmad Fathoni Har (11582100829)

2.Fajar Nurkholik (11582104574)

3.Gusti Mawardi (11582105303)

4.Samsu Alam (11582103864)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

TP. 2017
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim,

Puji syukur terucapkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
hidayah yang telah dilimpahkan-Nya, sehingga Makalah ini terselesaikan juga tepat
pada waktunya. Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
kesempurnaan dan banyak terdapat kekurangan didalam penulisannya. Oleh sebab itu
kritik dan saran sangat diharapkan dengan maksud untuk menyempurnakan
penulisan tugas makalah yang berjudul Rancangan Petak Terbagi.

Selanjutnya dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih yang


sebesar-besarnya kepada, kedua orang tua dan keluarga tercinta yang tanpa henti
mengalirkan doa untuk keselamatan dan keberhasilan penulis serta memberikan
semangat baik spritual, moril maupun materil dalam menyelesaikan makalah ini .
Terima kasih Kepada Bapak Dr.Tahrir Aulawi S.Pt.,M.Si

Kami hanya dapat mengucapkan terimakasih semoga kebaikan beliau


mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT dan berharap agar makalah ini
dapat bermanfaat untuk pembaca dan dapat diterapkan untuk kehidupan sehari-hari
dalam proses pembelajaran.

Pekanbaru, September 2017

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .......................................................................................i

DAFTAR ISI ......................................................................................................ii

I.Pendahuluan ...................................................................................................1

1.1 Latar Belakang ..............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan ...........................................................................................2

1.4 Manfaat .........................................................................................................2

II.Pembahasan ...................................................................................................3

2.1 Pengertian Rancangan Petak Terbagi (RPT).................................................3


2.2 Membagi faktor menjadi petak utama atau anak petak dalam RPT..............3

2.3 Pengacakan dan Tata Letak ...........................................................................6

2.4 Pengujian Rancangan Petak Terbagi (RPT) ............................................... 13

III.Penutup...................................................................................................... 19

3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 19

3.2 Saran ........................................................................................................... 19

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Rancangan percobaan merupakan pengaturan pemberian perlakuan kepada
unit - unit percobaan dengan maksud agar keragaman respon yang ditimbulkan
oleh lingkungan dan keheterogenan percobaan yang digunakan dapat
diminimalkan (Gaspersz, 1991).
Split Splot Design atau rancangan petak terbagi merupakan percobaan
faktorial atau dengan kata lain setiap percobaan yang menggunakan split splot
design pasti faktorial, tetapi setiap percobaan faktorial tidak selalu split splot
design. Rancangan ini digunakan bagi percobaan-percobaan yang dimaksudkan
untuk menyelidiki pengaruh-pengaruh utama dan interaksi dengan derajad
ketelitian yang tidak sama Faktor dengan derajad ketelitian yang lebih rendah
disebut sebagai faktor utama (main plot faktor), sedangkan faktor dengan
ketelitian yang lebih tinggi disebut faktor anak petak (sub plot faktor). Rancangan
ini dapat diaplikasikan pada semua rancangan lingkungan (RAL, RAK, dan
RBSL).
Sebelum melakukan analisis variansi (ANOVA) pada Rancangan Petak
Terpisah, perlu diperhatikan asumsi-asumsi pokok yaitu : (1) galat percobaan
saling bebas dan berdistribusi normal; (2) galat percobaan memiliki ragam yang
sama; dan (3) pengaruh-pengaruh utama aditif. Prosedur analisis variansi untuk
percobaan dengan Rancangan Petak Terpisah yaitu dengan menempatkan faktor
yang dianggap lebih penting pada anak petak dan faktor lainnya pada petak utama.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang di maksud dengan rancangan petak terbagi?
2. Bagaimana cara penerapan rancangan petak terbagi?
3. Bagaimana cara pengujian rancangan petak terbagi?
1.3. Tujuan Penulisan
1. untuk mengetahui pengertia rancangan petak terbagi
2. untuk mengetahui cara penerapan rancangan petak terbagi.
3. untuk mengetahui pengujian rancangan petak terbagi.

1.4. Manfaat Penulisan


Adapun manfaat dari makalah ini yaitu dapat menambah ilmu pengetahuan
dan wawasan mengenai rancangan petak terbagi serta penerapannya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Rancangan Petak Terbagi (RPT)


Rancangan Petak Terbagi (RPT) adalah rancangan percobaan yang menggunakan
dua faktor yang menitikberatkan pada penyelidikan terhadap pengaruh utama salah
satu faktor dan interaksi dari kedua faktor yang dianggap lebih penting untuk diteliti
daripada pengaruh dari faktor yang lain. Oleh karena itu, dalam Rancangan Petak
Terpisah terdapat petak-petak yang terbagi menjadi petak utama (main plot) dan anak
petak (sub plot). Faktor yang dianggap lebih penting diterapkan pada anak petak dan
faktor yang lain diterapkan pada petak utama. Rancangan lingkungan pada rancangan
petak terpisah keduanya bisa sama ataupun berbeda. Satuan percobaan untuk petak
utama dan petak utamanya dapat menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL),
Rancangan Acak Kelompok (RAK), dan Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL).
Metode pendugaan parameter pada model linear Rancangan Petak Terpisah
dengan menggunakan metode kuadrat terkecil. Langkah-langkah analisis variansi
pada pada Rancangan Petak Terpisah yaitu : (1) menghitung faktor koreksi dan
jumlah kuadrat total; (2) menghitung jumlah kuadrat, derajat bebas, dan kuadrat
tengah pada masing-masing sumber variansi; (3) menghitung koefisien keragaman
petak utama dan anak petak; dan (4) melakukan pengujian hipotesis pengaruh
perlakuan dengan menghitung nilai F untuk setiap pengaruh yang perlu diuji.
Selanjutnya dilakukan uji lanjutan setelah analisis variansi apabila hipotesis nol pada
pengaruh perlakuan ditolak untuk model tetap.

2.2 Membagi faktor menjadi petak utama atau anak petak dalam RPT.
Yang menjadi pertimbangan untuk membagi faktor menjadi petak utama atau anak
petak adalah berdasarkan:
1. Derajat ketepatan
Misalnya suatu penelitian ditujukan untuk menilai 10 varietas kedelai dengan
tiga taraf/level pemupukan dalam suatu percobaan faktorial 10 x 3, apabila si
peneliti mengharapkan ketepatan lebih tinggi bagi perbandingan varietas kedelai
daripada untuk respons pemupukan. Dengan demikian, si peneliti akan membuat
varietas sebagai faktor anak petak dan pemupukan sebagai faktor petak utama.
Akan tetapi, seorang agronomis yang mempelajari respons pemupukan 10
varietas kedelai yang dikembangkan oleh si peneliti mungkin akan menginginkan
ketepatan yang libih tinggi untuk respons pemupukan daripada untuk varietas,
dan akan menempatkan varietas pada petak utama dan pemupukan pada anak
petak.
2. Ukuran nisbi mengenai pengaruh utama
Apabila pengaruh utama salah satu faktor diharapkan lebih besar dan lebih mudah
dilihat daripada faktor lainnya, maka salah satu faktor tersebut dapat ditempatkan
sebagai petak utama, dan faktor yang lain sebagai anak petak. Misalnya kita ingin
meneliti jarak tanam pada beberapa varietas tanaman. Dari percobaan-percobaan
terdahulu sudah diketahui informasi tentang varietas tersebut antara lain potensi
produksinya. Sedangkan dalam percobaan ini ingin diketahui lebih mendalam
tentang pengaruh jarak tanam pada beberapa varietas tersebut, maka dalam
percobaan semacam ini digunakan RPT. Varietas diperlakukan sebagai faktor
petak utama (main plot faktor), sedangkan jarak tanam diperlakukan sebagai
faktor anak petak (sub plot faktor), karena mengharapkan pengaruh perlakuan
jarak tanam lebih besar daripada faktor perlakuan varietas.
3. Praktek pengelolaan
Penempatan perlakuan sebagai petak utama dilakukan berdasarkan pertimbangan
praktis di lapangan. Misalnya dalam suatu percobaan untuk menilai penampilan
beberapa varietas padi dengan berbagai taraf pemupukan, si peneliti mungkin
menempatkan petak utama untuk pemupukan guna memperkecil keperluan
pemisahan petakan yang memerlukan taraf pemupukan yang berbeda. Contoh lain
pada kasus percobaan yang melibatkan cara pengolahan lahan (cangkul, bajak,
traktor) dengan berbagai jenis varietas. Dimana cara pengolahan lahan
ditempatkan sebagai petak utama dan jenis varietas sebagai anak petak.
Rancangan petak terpisah (Split Plot) ini diterapkan dengan berbagai alasan sebagai
berikut:
1. Adanya tingkatan kepentingan dari faktor-faktor yang dilibatkan dalam
percobaan. Misalnya pada percobaan dua faktor yaitu varietas dan lokasi, peneliti
lebih mementingkan varietas dibandingkan dengan lokasi sehingga dalam
aplikasinya lokasi diperlakukan sebagai petak utama (main plot) dan fakor
varietas sebagai anak petak.
2. Pengembangan dari penelitian yang telah berjalan. Misalnya pada awal percobaan
peneliti hanya ingin melihat produktifitas dari berbagai varietas, namun setelah
percobaan itu berjalan peneliti tersebut ingin mengembangkan penelitiannya yaitu
dengan menambah faktor efektifitas pemupukan. Hal ini dapat dilakukan dengan
membuat anak-anak petak dari masing-masing petak varietas sebelumnya.
3. Kendala pengacakan di lapangan, dimana salah satu faktor yang dicobakan tidak
bisa atau tidak efisien jika dilakukan pengacakan secara sempurna karena level-
level dari faktor tersebut membutuhkan unit yang lebih besar dibandingkan
dengan level-level faktor lain. Contohnya percobaan yang melibatkan cara
pengolahan lahan (cangkul, bajak, traktor) dengan berbagai jenis varietas.
Dari berbagai alasan yang dikemukakan tersebut tentunya dibutuhkan model
rancangan yang mampu menangani teknik penerapan perlakuan tersebut yang
tentunya merupakan penyimpangan dari model faktorial biasa. Model tersebut
dikenal dengan istilah rancangan petak terpisah (split plot design).
Rancangan ini dapat diaplikasikan pada berbagai rancangan lingkungan (RAK,
RAL, dan RBSL) Cara pengacakan perlakuan terhadap unit-unit percobaan dilakukan
bertahap yaitu faktor yang ditempatkan sebagai petak utama diacak terlebih dahulu
terhadap unit-unit percobaan kemudian selanjutnya faktor yang ditempatkan sebagai
anak petak diacak pada setiap petak utama. .
Adapun kelemahan dari rancangan petak terpisah, yaitu:
1. Pengaruh utama dari petak utama diduga dengan tingkat ketelitian yang lebih
rendah dibandingkan pengaruh interaksi dan pengaruh utama dari anak petaknya
2. Analisis lebih kompleks dibandingkan rancangan faktorial serta interpretasi
hasilnya tidak mudah.

2.3. Pengacakan dan Tata Letak

Misalkan suatu penelitian bertujuan untuk membandingkan respons beberapa


varietas kedelai pada berbagai jenis pengolahan tanah. Apakah ada perbedaan respons
varietas untuk tanah yang diolah dengan dibajak sapi, hand traktor, dan tanpa diolah
(zerro tillage). Dengan keadaan seperti ini, karena menggunakan hewan ternak untuk
menarik bajak dan hand traktor, maka memerlukan petakan yang luas untuk
perlakuan jenis pengolahan tanah. Pengujian respons varietas kedelai ditempatkan
untuk tiap pengolahan tanah yaitu pada tanah yang dibajak sapi, dibajak dengan hand
tractor, dan tanpa olah tanah. Dalam percobaan ini jenis pengolahan tanah (dibajak
sapi, hand traktor, dan tanpa olah tanah) ditempatkan sebagai petak utama, dan
macam varietas kedelai sebagai anak petak. Percobaan diulang tiga kali. Prosedur
pengacakan dan tata letak adalah sebagai berikut :
Tempat percobaan dibagi ke dalam blok, banyaknya blok = banyaknya ulangan.
Pembagian blok sesuai dengan prinsip pengawasan setempat (local control). Setiap
blok dibagi menjadi petak utama (PU). Banyaknya PU dalam tiap blok sama dengan
jenis pengolahan tanah. Penempatan perlakuan ke dalam PU dilakukan secara acak,
dan diberi kode sesuai dengan perlakuan yang diberikan. Dalam hal ini jenis
pengolahan tanah diberi kode huruf T (T0 = tanpa olah tanah, T1 = dibajak sapi, T2 =
Hand traktor), seperti pada denah berikut :
Bagilah PU ke dalam anak petak (AP). Banyaknya AP dalam setiap PU sama
dengan banyaknya perlakuan anak petak. Penempatan ke dalam PU dilakukan secara
acak, dan diberi kode sesuai dengan perlakuan yang diberikan, misalnya V untuk
varietas kedelai (V1 = Slamet; V2 = Wilis; V3 = Lokon; V4 = Orba), seperti pada
denah berikut :

Model Linear Aditif


= + + + + + () +
i = 1,2,3
j = 1,2,3,4
k = 1,2,3

Hipotesis
H0 : (TV)ij = 0 (tidak ada pengaruh interaksi antara faktor pengolahan tanah dan
faktor
varietas kedelai terhadap hasil produksi)
H1 : (TV)ij 0 (ada pengaruh interaksi antara faktor pengolahan tanah dan faktor
varietas
kedelai terhadap hasil produksi)
H0 : Ti = 0 (tidak ada pengaruh perlakuan taraf ke-i pada faktor pengolahan tanah
terhadap
hasil produksi)
H1 : Ti 0 (ada pengaruh perlakuan taraf ke-i pada faktor pengolahan tanah terhadap
hasil
produksi)
H0 : Vj = 0 (tidak ada pengaruh perlakuan taraf ke-j pada faktor varietas kedelai
terhadap
hasil produksi)
H1 : Vj 0 (ada pengaruh perlakuan taraf ke-j pada faktor varietas kedelai terhadap
hasil
produksi)
Suatu percobaan tentang respons empat varietas kedelai (V1, V2, V3, dan V4) pada
tiga jenis pengolahan lahan yaitu tanpa olah tanah (T0), Bajak sapi (T2), dan Hand
traktor (T3) terhadap hasil biji kering (ton/ha). Percobaan ini menggunakan
rancangan lingkungan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 3 ulangan.
Berikut data pengamatan hasil biji kering dalam satuan ton per hektar (ton/ha):
Untuk memudahkan menghitung analisis ragamnya, kita buat tabel tersendiri
untuk petak utama sebagai berikut :

Dari tabel petak utama di atas anda hitung Faktor Koreksi (FK), JK Kelompok
(JKK), JK Petak Utama JK (PU), JK Pengolahan Tanah (JK T), dan JK Galat (a)
sebagai berikut ini :
(. . )2
() =
. .
(53,09)2
=
3.3.4
= 78,2930

. 2
() =
.
(17,28)2 + (17,78)2 + (18,05)2
= 78,2930
3.4
= 0,0252

2
( ) =

(4,75)2 + (6,23)2 + (6,30)2 + (4,83)2 +
(6,50)2 + (6,43)2 + (4,88)2 + (6,65)2 + (6,52)2
=
3
78,2930
= 1,3411

2
=
.
(14,46)2 + + (19,25)2
= 78,2930
3.4
= 1,3102

() =
= 1,3411 0,0252 1,3102
= 0,0057

Kemudian anda buat lagi tabel tersendiri untuk data anak petak sebagai berikut :

Dari tabel anak petak di atas anda hitung JK Varietas (JK V), JK Perlakuan
Kombinasi, JK Interaksi Pengolahan tanah dan Varietas (JK TxV), JK Total (dari
data Pengamatan) dan JK Galat (b) sebagai berikut ini :
.2
() =
.
(12,70)2 + + (14,70)2
= 78,2930
3.3
= 0,1099

2
=

(3,42)2 + + (5,24)2
= 78,2930
3
= 1,4684

=
= 1,4684 1,3102 0.1099
= 0,0483

() = (11 )2 + (12 )2 + + ( )2
= (1,10)2 + + (1,79)2 78,2930
= 1,5081

() = ()
= 1,5081 0,0252 1,3102 0,0057 0,1099 0,0483
= 0,0087

Kemudian anda tentukan nilai-nilai derajad bebas (db) untuk masing-masing sumber
keragaman seperti berikut ini :
db Kelompok = 3 1 = 2
db Pengolahan tanah (T) = 3 1 = 2
db Galat (a) = db kelompok x db pengolahan tanah = 2 x 2 = 4
db Varietas = 4 1 = 3
db Interaksi Pengolahan tanah x Varietas = db Pengolahan tanah x db Varietas = 2
x3=6
db Galat(b)=(db Varietas + db Pengolahan tanah x varietas) x db Kelompok
=(3+6) x 2 = 18
db total = (r x a x b) - 1 = (3 x 3 x 4) 1 = 35

Dan hasil semua perhitungan di atas anda masukkan ke dalam tabel analisis ragam
berikut ini :

Pengujian selanjutnya adalah menguji beda pengaruh antar perlakuan. Dalam hal ini
ada 4 jenis galat baku yang digunakan yaitu :
1) Untuk Petak Utama (apabila berpengaruh nyata) :

()

.

2) Untuk Anak Petak (apabila berpengaruh nyata) :


()

.

3) Untuk Anak Petak pada Petak Utama yang sama (apabila berpengaruh nyata) :

()

4) Untuk semua kombinasi perlakuan (apabila berpengaruh nyata) :

( 1)() + ()

.

2.4. Pengujian Rancangan Petak Terbagi (RPT)

Sebelum melakukan pengujian beda pengaruh perlakuan, perlu dipahami terlebih


dahulu bahwa apabila perlakuan interaksi berpengaruh nyata, maka konsekuensi logis
yang harus dilakukan adalah hanya menguji perbedaan pengaruh hanya pada
perlakuan interaksi dan harus mengabaikan pengaruh perlakuan mandirinya walaupun
perlakuan mandiri tersebut berpengaruh nyata dalam analisis ragam. Hal ini karena
pengaruh interaksi yang nyata itulah yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya
dari percobaan, sedangkan pengaruh mandiri tidak bisa dijadikan pegangan dalam
menarik kesimpulan karena pengaruh mandiri tersebut sebenarnya tidak
mencerminkan keadaan yang sebenarnya dari hasil percobaan walaupun dari hasil
analisis ragam berpengaruh nyata. Dengan kata lain apabila perlakuan interaksi
berpengaruh nyata, maka tidak lagi memperdulikan pengujian pengaruh mandiri
secara terpisah.
Pada hasil analisis ragam di atas anda perhatikan, perlakuan interaksi perlakuan
pengolahan tanah (Petak Utama) dan Varietas Kedelai (Anak Petak) berpengaruh
sangat nyata, sehingga hanya menguji beda pengaruh perlakuan interaksinya.
Sedangkan perlakuan mandiri pengolahan tanah dan perlakuan mandiri varietas
kedelai harus diabaikan dan tidak dilakukan pengujian beda pengaruh perlakuan.
Perlu pahami bahwa konsekuensi logis apabila pengaruh perlakuan interaksi
berpengaruh nyata, maka harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap
pengaruh-pengaruh sederhana dari masing-masing faktor perlakuan. Artinya harus
menguji perbedaan pengaruh dari varietas kedelai (anak petak) pada setiap level
faktor pengolahan tanah (petak utama).

Pertama-tama uji beda pengaruh perlakuan dari varietas kedelai (anak petak) pada
setiap level faktor pengolahan tanah (petak utama). Dalam hal ini bisa menggunakan
uji BNT, BNJ, atau DMRT, pada analisis ini digunakan uji BNJ pada 5%. Lakukan
penguji beda pengaruah perlakuan varietas kedelai (V) pada level perlakuan
pengolahan tanah T0 (tanpa olah tanah), T1 (bajak sapi), dan T2 (hand traktor).
Pengujiannya adalah sebagai berikut:
1. Menguji beda pengaruh perlakuan varietas kedelai (V) pada level perlakuan T0
(tanpa olah tanah). Pertama anda susun rata-rata perlakuan dari terkecil hingga
terbesar dan buat tabel seperti berikut ini:

Karena uji beda pengaruh perlakuan dari varietas kedelai (anak petak) pada setiap
level faktor pengolahan tanah (petak utama), maka digunakan galat baku :
()

Kemudian hitung nilai baku BNJ5% dimana KT galat (b) = 0,0005; db galat = 18;
Perlakuan yang dibandingkan, P = 4, Nilai q(4; 18; 0,05) = 4,00 dan = 0,05
berikut ini :

5%

()
= (4;18;0,05) .

0.0005
= 0,04 .
3

= 0,05

Lalu lakukan prosedur pengujian BNJ dengan memberikan tanda huruf pada nilai
rata-ratanya.

Dan hasil pengujian adalah seperti pada tabel berikut ini :

Kesimpulan:
Varietas kedelai V2 dan V4 tidak berbeda nyata pengaruhnya terhadap hasil biji
kering kedelai (ton/ha) tetapi berbeda nyata dengan perlakuan lainnya (diikuti
oleh huruf yang sama). Varietas kedelai V2 memberikan hasil yang terbaik
dibandingkan varietas lainnya. Dengan demikian apabila kita ingin mendapatkan
respons hasil yang tinggi pada lahan yang tanpa diolah, maka sebaiknya kita
menggunakan varietas kedelai V2.
2. Menguji beda pengaruh perlakuan varietas kedelai (V) pada level perlakuan T1
(bajak sapi)
Pertama-tama susun rata-rata perlakuan dari terkecil hingga terbesar dan buat
tabel seperti berikut ini:

Dengan cara yang sama seperti pada pengujian di atas, maka hasil pengujiannya
adalah sebagai berikut :

Dari hasil pengujian di atas ternyata varietas kedelai V4 pengaruhnya berbeda


nyata dengan varietas lainnya terhadap hasil biji kering kedelai (ton/ha) dan
memberikan hasil biji kering tertinggi. Hal ini berarti pada taraf pengolahan tanah
dengan bajak sapi (T1), apabila ingin mendapatkan respons hasil yang tinggi pada
lahan yang yang dibajak sapi, maka sebaiknya menggunakan varietas kedelai V4.

3. Menguji beda pengaruh perlakuan varietas kedelai (V) pada level perlakuan T2
(hand traktor)
Susun rata-rata perlakuan dari terkecil hingga terbesar dan buat tabel seperti
berikut ini:

Dengan cara yang sama seperti pada pengujian di atas, maka hasil pengujiannya
adalah sebagai berikut :

Dari hasil pengujian di atas ternyata varietas kedelai V4 pengaruhnya berbeda


nyata dengan varietas lainnya terhadap hasil biji kering kedelai (ton/ha) dan
memberikan hasil biji kering tertinggi. Hal ini berarti pada taraf pengolahan tanah
dengan hand traktor (T2), apabila ingin mendapatkan respons hasil yang tinggi
pada lahan yang yang diolah dengan hand traktor, maka sebaiknya menggunakan
varietas kedelai V4.
Untuk mencari perbedaan pengaruh antar kombinasi pengolahan tanah dan
varietas kedelai adalah sebagai berikut :
Pertama anda hitung nilai BNJ 5% :

( 1)() + ()
= .
.
= (12;4;0,05) = 8,21
= (12;18;0,05) = 5,27
( 1)()( ) + ()( )
() =
( 1)() + ()

(4 1)(0,0005)(5,27) + (0,0014)(8,21)
=
(4 1)(0,0005) + (0,0014)

= 6,69

( 1)() + ()
= .
.

(4 1)(0,0005) + (0,0014)
= 6,69 .
3.4

= 0,10

Hasil pengujian beda pengaruh dari perlakuan kombinasi dapat dilihat pada tabel
berikut :
Dari hasil pengujian di atas terlihat bahwa hasil tertinggi kedelai dicapai oleh
perlakuan T1V4 atau T2V4. Varietas V4 paling responsip terhadap pengolahan tanah,
baik yang diolah dengan bajak sapi maupun dengan hand traktor. Antara pengolahan
tanah dengan bajak sapi dan hand traktor tidak ada perbedaan yang nyata
pengaruhnya terhadap peningkatan hasil kedelai.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Rancangan Petak Terbagi (RPT) adalah rancangan percobaan yang menggunakan
dua faktor yang menitik beratkan pada penyelidikan terhadap pengaruh utama salah
satu faktor dan interaksi dari kedua faktor yang dianggap lebih penting untuk diteliti
daripada pengaruh dari faktor yang lain. Oleh karena itu, dalam Rancangan Petak
Terpisah terdapat petak-petak yang terbagi menjadi petak utama (main plot) dan anak
petak (sub plot).
Pada hasil analisis ragam di atas anda perhatikan, perlakuan interaksi perlakuan
pengolahan tanah (Petak Utama) dan Varietas Kedelai (Anak Petak) berpengaruh
sangat nyata, sehingga hanya menguji beda pengaruh perlakuan interaksinya.
Sedangkan perlakuan mandiri pengolahan tanah dan perlakuan mandiri varietas
kedelai harus diabaikan dan tidak dilakukan pengujian beda pengaruh perlakuan.

3.2. Saran
Sebelum melakukan pengujian beda pengaruh perlakuan, perlu dipahami terlebih
dahulu bahwa apabila perlakuan interaksi berpengaruh nyata, maka konsekuensi logis
yang harus dilakukan adalah hanya menguji perbedaan pengaruh hanya pada
perlakuan interaksi dan harus mengabaikan pengaruh perlakuan mandirinya walaupun
perlakuan mandiri tersebut berpengaruh nyata dalam analisis ragam
DAFTAR PUSTAKA

Almimi, A., dkk. 2005. Follow-Up Designs to Resolve Confounding in Split-Plot


Experiments. Arizona State University, Tempe, AZ 85287.
Auna, Atin. 2010. Analisis Kovarian Dalam Rancangan Bujur Sangkar Latin
dengan data hilang. Skripsi tidak diplubikasikan. Universitas Negeri
Yogyakarta.
Bradley, J., dkk. 2009. Split-Plot Designs : What, Why, and HowJournal of
Quality Technology. SAS Institute, Cary, NC 27513.
Erlina. 2010. Analisis Kovarians Pada Rancangan Bujursangkar Hyper Graeco Latin
.Universitas Negeri Yogyakarta.
Gaspersz, V., 1991. Metode Perancangan Percobaan. Bandung: CV. Armico.
Kwanchai, G. A., dan Arturo, A. G.,1983. Prosedur Statistika Untuk Penelitian
Pertanian.
Neter, J., dan Wasserman,W., 1997. Applied Linier Statistical Model Regression,
Analysis of Variance and Eksperimental Design. Illionis : Richard
D.R.Win.
Ratna,S., 1997. Analisis Variansi Percobaan Petak Terbagi.Makassar : Universita
Hasanuddin.
Steel, R.G.D., dan Torrie, J.H., 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu
Pendekatan Biogeometrik. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Sudjana.2002. Desain dan Analisis Eksperimen Edisi Ketiga. Bandung : Tarsito.
Walpole, E., 1995. Pengantar Statistika Edisi Ketiga Terjemahan. Jakarta : PT.
Gramedia.
William,C.,S., 1987. Statistika Untuk Biologi, Farmasi, Kedokteran, dan Ilmu
Yang Bertautan. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Putri Yuliana Dewi, Nasrah,S2 dan ,Nurtiti,S.2013.Analisis Kovariansi Rancangan
Petak Terbagi Pada Rancangan Acak Kelompok (RAK)dengan Data
Hilang.Jurnal Matematika Statistika dan komputasi.

Anda mungkin juga menyukai