Anda di halaman 1dari 20

TUGAS DESAIN EKSPERIMEN

RCBD AND LATIN QUARE

oleh
BELLA PUTRI MAHARANI 21/486961/PPT/01184
HAFI LUTHFI SANJAYA 21/486793/PPT/01181
REGITA AISYAH NIRMALA 21/486830/PPT/01183
THORIQUL IRFAH AL HUDA 21/486802/PPT/01182
ZAENAB NURUL JANNAH 21/487179/PPT/01185

DESAIN PENELITIAN

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata
kuliah Desain Penelitian. Makalah ini dikerjakan dengan tujuan untuk
memenuhi persyaratan menempuh mata kuliah di Fakultas Peternakan
Universitas Gadjah Mada.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu penyusunan makalah ini. Penyusun menyadari bahwa
dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Penyusun
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca
untuk makalah-makalah berikutnya.

Yogyakarta, 14 September 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
Randomized Complete Block Design................................................................4
Penerapan RCBD.............................................................................................7
Rancangan Bujur Sangkar Latin........................................................................9
Penerapan Rancangan Latin Square..............................................................15
Kesimpulan.....................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18

iii
Randomized Complete Block Design

Randomized Complete Block Design (RCBD) / Rancangan Acak


Kelompok Lengkap adalah suatu rancangan acak yang dilakukan dengan
mengelompokkan satuan percobaan ke dalam grup-grup yang homogen yang
dinamakan kelompok dengan semua perlakuan dicobakan pada setiap kelompok
yang ada. Tujuan penggunaan penelitian ini adalah untuk mengurangi galat
(eror) perlakuan serta Untuk membuat keragaman satuan-satuan percobaan di
dalam masing-masing kelompok sekecil mungkin sedangkan perbedaan antar
kelompok sebesar mungkin
Syarat pengelompokan (blocking):
1. Syarat pengelompokan yaitu keragaman (variasi) dalam kelompok lebih kecil
dibandingkan variasi antar kelompok.
2. Apabila pengelompokan tidak baik maka sama saja melakukan percobaan
dengan RAL
Keuntungan dari penggunaan RCBD dalam penelitian, antara lain :
1. Analisis data sederhana
2. Tidak ada ikatan antara banyaknya perlakuan maupun kelompok
3. Menggolongkan unit percobaan dalam kelompok, hasil lebih teliti dari RAL
Kelemahan dari penggunaan RCBD dalam penelitian, antara lain :
1. Galat percobaan dapat bertambah besar jika ragam antar unit percobaan
besar
2. Ukuran kelompok terlalu besar
Pengacakan dan bagan percobaan
1. Misalkan ada 6 perlakuan (P1, P2, P3, P4, P5, P6) dan setiap perlakuan
diulang dalam 3 kelompok.
2. Ada 6 unit percobaan pada setiap kelompok
3. Total unit percobaan ada 6 × 3 = 18 unit percobaan
4. Pengacakan dilakukan pada masing-masing kelompok

4
5. Salah satu bagan percobaan :

6. Tabulasi data dapat disajikan sebagai berikut:

Tabel Analisis Ragam

Cara Perhitungannya:
1. Derajat Bebas
b : banyaknya kelompok
t : banyaknya perlakuan
2. Jumlah Kuadrat

5
3. Kuadrat tengah

6
PENERAPAN RCBD

Performance of Muscovy Ducks under Three Management


Systems in South Eastern Nigeria
I.F. Etuk, G.S. Ojewola and S.F. Abasiekong
International Journal of Poultry Science 5 (5): 474-476, 2006

Dari penelitian tersebut


Variabel Dependent
1. Pertumbuhan, meliputi final body weight dan growth rate.
2. Pemanfaatan pakan, meliputi feed intake dan feed conversion ratio.
Variabel Independent
1. Perlakuan/manajemen pemeliharaan (SI, IW, IO)
Blok berdasarkan jenis kelamin bebek (jantan dan betina)
Metode
1. Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi performans itik entok asli
Nigeria dalam hal pertumbuhan dan pemanfaatan pakan dalam
Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RCBD) digunakan untuk
percobaan.
2. Sistem manajemen pemeliharaan semi intensif (SI), sistem intensif
dengan kubangan (IW), dan sistem intensif tanpa kubangan. (IO).

7
3. 18 ekor itik jantan dan itik betina diberi dua ulangan masing-masing
dari tiga perlakuan dan diberi makan dari minggu ke-5 sampai minggu
ke-20 dengan pakan yang mengandung 17% CP dan energi 2848,9
kkal/kg.
4. Bobot mingguan diukur dan dibandingkan dengan menggunakan
analisis varians dua arah.
5. Pemberian pakan ad libitum pada sistem intensif, tetapi itik pada
sistem semi intensif diberi pakan majemuk dua kali sehari (pagi dan
sore) dan dibiarkan mengais antara jam 08:00 dan 17:00 sebagai
tambahan. asupan juga diukur, dari mana pemanfaatan pakan
dihitung.

Analisis data:
1. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis varians dua arah
menurut Steel dan Torrie (1980);
2. Mean yang berbeda nyata dipisahkan menggunakan Least Significant
Difference (LSD) seperti yang dijelaskan oleh Snedecor dan Cochran
(1996).

Hasil
1. Bobot tubuh akhir adalah SI (jantan: 2507,07g, betina:1733,83g), IW
(jantan: 2466,67g, betina: 1641,17g), dan IO (jantan: 2464,84g, betina:
1657,67g).
2. ADG harian rata-rata jantan adalah 16,07g (SI), 16,39g (IW), dan
15,87g (IO); sedangkan yang betina masing-masing 10,18g, 11,03g,
dan 9,91g. Rata- rata pertambahan harian jantan secara signifikan
lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan dengan betina (16,11g versus
10,17g).
3. Konsumsi pakan rata-rata adalah 128.54g, 130.68g, dan 131.14g
setiap hari pada masing-masing kelompok sedangkan rasio konversi
pakan masing-masing adalah 11,56, 11,44, dan 12,16.

8
4. Performa pertumbuhan entok betina tidak menunjukkan pengaruh
perlakuan yang signifikan (P>0,05) terhadap performa keseluruhan
selama periode tersebut karena rata-rata pertambahan harian itik pada
SI adalah 10,18g, 11,03g pada sistem intensif dengan berkubang dan
9,91g pada tanpa intensif berkubang
5. Tidak terdapat perbedaan yang nyata (P>0,05) antara performa
pertumbuhan itik jantan karena manajemen pemeliharaan.
6. Variabilitas dalam laju pertumbuhan dan berat badan antara jantan dan
betina dari spesies ini digambarkan sebagai dimorfisme seksual. Ada
perbedaan yang signifikan (P<0,05) dalam rata-rata pertambahan
berat badan jantan (16,11g) dan betina (10,17g), yang menunjukkan
sekitar 37% peningkatan berat badan jantan dibandingkan betina
dalam percobaan ini.
7. Sistem manajemen yang diterapkan pada uji coba ini tidak
berpengaruh signifikan (P>0,05) terhadap performans itik entok di
wilayah tersebut.

9
RANCANGAN BUJUR SANGKAR LATIN

Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) merupakan suatu


rancangan percobaan dengan dua arah pengelompokan yaitu kolom/lajur
dan baris yang dilakukan ke satu arah. Berbeda dengan rancangan acak
kelompok yang pengelompokannya hanya dilakukan ke satu arah. RBSL
pada umumnya digunakan bila dalam percobaan yang ingin dilakukan
terjadi dua sumber ragam lain selain ragam yang diakibatkan oleh
perlakuan. Rancangan ini banyak dilakukan pada bidang pertanian di
lapangan atau laboratorium, industri, pendidikan, pemasaran, kedokteran,
dan sosiologi. Banyaknya perlakuan dan jumlah ulangan harus sama
supaya setiap baris dan kolom mengandung semua perlakuan (Bambang,
2010).
Montgomery (1997) adapun syarat–syarat dalam menggunakan
rancangan ini yaitu:
1. Terdapat satu peubah bebas yang disebut perlakuan pada setiap baris
dan setiap lajur
2. Terdapat dua peubah sampingan yang disebut baris dan kolom

10
3. Banyaknya perlakuan yang dicobakan harus sama banyak dengan
ulangannya (perlakuan=ulangan)
4. Syarat lain yang harus dipenuhi agar dapat digunakan yaitu percobaan
yang dilakukan memiliki banyak perlakuan tidak kurang dari empat dan
tidak lebih dari delapan sehingga rancangan ini sangat tidak efektif
apabila percobaan tersebut melibatkan perlakuan dalam jumlah yang
besar.

Keuntungan menggunakan latin square design dibandingkan dengan


rancangan lain adalah:
1. Mengurangi keragaman galat melalui penggunaan dua buah
pengelompokan.
2. Pengaruh perlakuan dapat dilakukan untuk percobaan berskala kecil.
3. Baris atau kolom dapat digunakan untuk meningkatkan cakupan dalam
pengambilan kesimpulan
Kelemahan menggunakan latin square design dibandingkan dengan
rancangan lain adalah:
1. Banyaknya perlakuan, baris dan kolom harus sama, sehingga semakin
banyak perlakuan maka satuan perceboaan yang dilakukan juga
semakin banyak
2. Apabila banyaknya kelompok bertambah besar galat percobaan per
satuan percobaan juga cenerung meningkat
3. Pengacakan yang diperlukan sedikit lebih rumit daripada pengacakan
rancangan-rancangan sebelumnya
4. Derajat bebas galatnya yang lebih kecil dibandingkan dengan
rancangan lain yang berukuran sama, akan menurunkan tingkat
ketelitian terutama apabila jumlah perlakuannya berjumlah kecil
5. Apabila ada data yang hilang meskipun tidak terlalu banyak maka hasil
analisisnya diragukan karena perlakuannya tidak seimbang

11
6. Asumsi modelnya sangat meningkat, yaitu bahwa tidak ada interaksi
antara sembarang dua atau semua kriteria yaitu baris, kolom dan
perlakuan.

Proses pengacakan melalui beberapa langkah, misal menggunakan


pengacakan untuk 5 perlakuan (A, B, C, D, dan E). Dengan demikian
diperlukan lima posisi baris dan lima posisi kolom, sehingga unit
percobaan yang diperlukan sebanyak 5x5 unit percobaan. Penempatan
perlakuan harus memperhatikan persyaratan bahwa setiap perlakuan
hanya boleh muncul sekali pada setiap baris dan setiap kolom. Untuk
mendapatkan penempatan perlakuan yang tepat maka dapat diambil 3
langkah sebagai berikut:

12
Susilawati (2015) pada dasarnya bujur sangkar yang paling umum
digunakan adalah 4x4, 5x5, sampai 8x8, sedangkan bujur sangkar yang
lebih dari 12x12 jarang digunakan. Penentuan banyaknya rancangan yang
mungkin disesuaikan dengan banyaknya perlakuan dengan menggunakan
rumus:

N pasangan = (t)(t!)((t-1)!)
Dengan keterangan :
N = jumlah pasangan, t = banyaknya perlakuan.

Misal perlakuan sebanyak 5 maka jumlah pasangan yang mungkin


terbentuk adalah (5)(5!)((5-1)!) = (5)(5x4x3x2x1)(4x3x2x1) = 14400
kemungkinan pasangan. Pada rancangan ini ketika menggunakan 5
perlakuan (t), 5 baris (b), dan 5 kolom (k) sehingga terbentuk bujur
sangkar (5x5) maka tabulasi datanya dapat disajikan sebagai berikut :

13
Contoh kasus pada jurnal yang digunakan yaitu:
- Sembilan sapi crossbred (Holstein × Zebu).
- Sapi dipilih sesuai dengan varietas (3 atau 4).
- Umur menyusui (80 sampai 120 hari).
- Berat badan (491 ± 15,66 kg).
- Diuji secara bersamaan dalam 3 x 3 latin square dalam tiga periode
masing-masing 21 hari.
- Tiga simulasi pakan: silase rumput gajah + konsentrat, Briket dari
Brachiaria + konsentrat, dan tebu + konsentrat.
Hanafiah (2004) menyatakan percobaan dua faktor dengan
menggunakan rancangan bujur sangkar latin sangat jarang digunakan
mengingat besarnya unit percobaan yang harus digunakan jika kombinasi
perlakuan yang digunakan cukup besar. Misal taraf faktor A yang
digunakan 3, sedangkan faktor B menggunakan 4 taraf kombinasi
perlakuan sebanyak 12, dengan demikian jika rancangan ini dilakukan
dalam bujur sangkar latin, maka banyaknya unit percobaan yang
dilibatkan adalah sebanyak sebanyak 144 buah. Untuk menyediakan unit
percobaan sebesar itu tentunya sangat tidak efisien jika dibandingkan
dengan menggunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap) atau RAKL
(Rancangan Acak Kelompok Lengkap). Namun demikian penerapan
RBSL untuk rancangan 2 faktor masih dapat diterapkan jika taraf faktor-

14
faktor yang digunakan tidak terlalu besar misalnya faktorial 2 x 2. Faktorial
2 x 3 dan tentunya banyaknya kombinasi perlakuan masih kurang dari
sepuluh. Patokan sepuluh perlakuan perlu diambil mengingat ulangan
sepuluh dalam RAL ataupun RAKL sudah termasuk sangat besar.

Bentuk hipotesis yang diuji dalam rancangan dua faktor dalam


rancangan bujur sangkar latin pada dasarnya sama seperti rancangan dua
faktor dalam rancangan bujur sangkar latin ditambah hipotesis tentang
pengaruh lingkungan. Sehingga hipotesisnya dapat disusun sebagai
berikut:

15
Langkah perhitungannya pada dasarnya sama seperti rancangan
bujur sangkar latin satu faktor, namun dalam rancangan bujur sangkar
latin dua faktor perlu ditambah perhitungan untuk mencari pengaruh faktor
A, pengaruh faktor B, interaksi antara faktor A dan faktor B.

16
PENERAPAN RANCANGAN LATIN SQUARE

Effect of different roughages sources on performance, milk


composition, fatty acid profile, and milk cholesterol content of
feedlot feed crossbred cows (Holstein × Zebu)
Bismarck Moreira Santiago & Fabiano Ferreira da Silva & Robério
Rodrigues Silva & Evely Giovanna Leite Costa& Antonio Ferraz Porto
Junior & Edvaldo Nascimento Costa & Dicastro Dias de Souza
Tropical Animal Health and Production (2019) 51:599–604

Metode
1. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan efek sumber
hijauan pada pakan terhadap produksi susu, komposisi susu, profil
asam lemak, dan kolesterol susu.
2. Rancangan yang digunakan dalam penelitian yaitu rancangan
percobaaan latin square
3. Subjek sampel dalam penelitian ini adalah sapi crossbreed (Holstein x
Zebu) sebanyak 9 ekor yang diseleksi berdasarkan paritas ke-3 atau 4,
laktasi hari ke-80 sampai 120, dan bobot badan 491±15,66 kg. Sampel
didistribusikan kedalam 3 kelompok berdasarkan rancangan latin
square. Penelitian dilakukan dalam 3 periode dengan masing-masing
periode 21 hari.

Dari penelitian tersebut


Variabel Independent berupa sumber hijauan, meliputi
1. Silase rumput gajah + konsentrat
2. Briket Brachiaria + konsentrat
3. Tebu + konsentrat
Variabel Dependent
1. Produksi susu
2. Komposisi susu
3. Profil asam lemak

17
4. Kandungan kolesterol susu.
Replikasi :3
Analisis data : Data yang diperoleh dianalisis dengan general
linerar model menggunakan software SAS. Hasil yang signifikan
dilanjutkan dengan Tukey test.
Dengan pengelompokan baris dan kolom berupa ternak dan periode.
Hasil
1. Produksi susu dan kandungan protein susu secara signifikan lebih
rendah pada sapi yang diberi pakan silase rumput gajah.
2. Silase rumput gajah signifikan menurunkan kandungan asam lemak
jenuh (C10;0, C11;0, C12;0, dan C15;0) dan meningkatkan asam lemak tidak
jenuh (C15;1, C16;1, C18;1n-9t, C18;1n-9c, C18;3n-6, CLAc9t11, CLAt10c12).

KESIMPULAN

18
Randomized Complete Block Design (RCBD) merupakan suatu
rancangan acak dengan mengelompokkan satuan percobaan ke dalam grup-
grup yang homogen. Tujuan penggunaan penelitian ini adalah untuk mengurangi
galat (eror) perlakuan serta untuk membuat keragaman satuan-satuan
percobaan di dalam masing-masing kelompok sekecil mungkin sedangkan
perbedaan antar kelompok sebesar mungkin. Sedangkan, Rancangan Bujur
Sangkar Latin (RBSL) merupakan suatu rancangan percobaan dengan dua arah
pengelompokan yaitu kolom/lajur dan baris yang dilakukan ke satu arah, bisanya
digunakan apabila dalam percobaan terjadi dua sumber ragam lain akibat
perlakuan.

DAFTAR PUSTAKA

19
Bambang, P. 2010. Perancangan Percobaan. Fakultas Pertanian, Unhalu dan
Unlaki.
Hanafiah, K. A. 2004. Rancangan Percobaan: Teori Dan Aplikasi. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
I.F. Etuk, G.S. Ojewola and S.F. Abasiekong. 2006. Performance of Muscovy
Ducks under Three Management Systems in South Eastern
Nigeria. International Journal of Poultry Science 5 (5): 474-476.
Doi.org/10.3923/ijps.2006.474.476
Montgomery, D. C. 1997. Design and Analysis of Experiments 5th Edition. United
States of America: Arizona State University.
Santiago, B.M., da Silva, F.F., Silva, R.R. 2019. Effect of different roughages
sources on performance, milk composition, fatty acid profile, and milk
cholesterol content of feedlot feed crossbred cows (Holstein ×
Zebu). Trop Anim Health Prod 51, 599–604. Doi.org/10.1007/s11250-018-
1736-y
Susilawati, M. 2015. Perancangan Percobaan. Bali: Universitas Udayana.

20

Anda mungkin juga menyukai