Anda di halaman 1dari 25

ANALISIS RANCANGAN BUJUR SANGKAR GRAECO LATIN

TERHADAP PERTUMBUHAN KECAMBAH KACANG

MAKALAH RANCANGAN PERCOBAAN

OLEH :

MELIA WAHYUNI

18037044

Dosen Pengampu :

Fadhilah Fitri, S.Si., M.Stat

JURUSAN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGRI PADANG

PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
tepat pada waktunya. Makalah ini membahas mengenai analisis rancangan bujur sangkar graeco
latin..

Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah perancangan percobaan yang
dibina oleh Ibu Fadhilah Fitri, S.Si., M.Stat. Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini
selanjutnya.

Akhir kata, semoga makalah ini mampu memberikan informasi tidak hanya bagi para
mahasiswa, tetapi kepada semua pihak dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan
bagi kita semua.

Bukittinggi, Mei 2020

Penulis

Melia Wahyuni
ABSTRAK

Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) adalah rancangan yang mampu mengendalikan
komponen keragaman unit-init percobaan dari dua control local. Perlakuan-perlakuan dalam
RBSL dikelompokkan kedalam dua control local yang dikeompokkan menjadi baris, dan kolom.
Jika terdapat tiga control local yang dikelompokkan menjadi baris, kolom, dan huruf yunani,
rancangan yang cocok digunakan adalah Rancangan Bujursangkar Graeco Latin (RBSGL).
Prosedur analisis variansi untuk RBSGL mirip dengan yang ada pada RBSL. Namun bertambah
lagi untuk perhitungan satu sumber variansi yaitu huruf Yunani kerena huruf yunani hanya
muncul sekali pada setiap baris dan kolom dan juga sekali dalam setiap perlakuan. Langkah-
langkah analisis varians untuk RBSGL adalah : menentukan derajat bebas untuk setiap sumber
variansi, menghitung factor korreksi, jumlah kuadrat, dan kuadrat tengah masing-masing sumber
variansi, menghitung nilai F untuk menguji perlakuan, baris, kolom, dan huruf Yunani,
menyusun table analisis variansi, serta menarik kesimpulan dalam hal penerimaan atau
penolakan hipotesis dari hasil analisis variansi.

Kata kunci : control local, pengelompokan, perlakuan, hipotesis.


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

ABSTRAK

DAFTAR ISI

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penelitian
1.4. Manfaat Penelitian

II PEMBAHASAN
2.1. Rancangan Percobaan

2.2. Rancangan Bujur Sangkar Gaerco Latin

2.3. Contoh dan Pembahasan

III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

3.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Memasiki era globalisasi dalam segala bidang seperti sekarang ini menuntun berbagai
pihak untuk melakukan penelitian terhadap ssegala aspek kehidupan dan menghasilkan sesuatu
yang baru. Suatu penelitian dilakukan karena ingin mendapatkan jawaban atas berbagai macam
pertanyaan dan prinsip-prinsip baru, ataupun untuk memecahkan masalah yang ada.

Pada satu percobaan atau penelitian, analisis akan bersifat eksak apabila semua asumsi,
umumnya mengenai bentuk distribusi dapat terpenuhi. Akan tetapi pada kenyataanya pemenuhan
aasumsi tersebut sulit dilakukan, sehingga dalam banyak hal sering bergantung pada ketetapan
dalam pemilihan metode analisis yang tepat, termaksud cara-cara perencanaan yang tepat untuk
memperoleh data. Untuk meminimalkan kesalahan dalam penganalisaan dibutuhkan
perancangan ilmiah yang lebih dikenal dengan rancangan percobaan.

Menurut Gaspersz (1991) rancangan percobaan merupakan pengaturan pemberian


perlakkuan kepada unit-unit percobaan dengan maksud agar keragaman respons yang
ditimbulkan oleh lingkungan dan keheterogenan percobaan yang digunakan dapat diminimalkan.
Rancangan percobaan bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari suatu factor atau
beberapa factor tertentu dan untuk mengetahui pengaruh interaksi diantara factor.

Dalam suatu percibaan bila unti-unit percobaan relative homogeny, maka dibutuhkan
suatu rancangan percobaan yang dapat mengendalikan variasi yang terjadi pada percobaan
tersebut. Untuk menghilangkan dua jenis variasi digunakan rancangan bujur sangkar latin
(RBSL) yaitu percobaan dengan cara melaksanakan pemblokan dua arah. Tapi dalam beberapa
percobaan kadang-kadang terdapat pembatasan lain lagi kecuali pembatasan pada factor baris
dan kolom yang dijumpai dalam RBSL. Oleh karena itu diperlukan sebuah Rancangan bujur
sangkar gaerco latin. Dalam rancangan ini aka nada pembatasan ketiga yang terjadi terhadap
factor dengan taraf lain yang biasa ditulis dengan huruf Yunani. Taraf-taraf dari factor ini timbul
hanya sekali dalam tiap kolom, sekali dalam tiap baris, dan sekali dalam tiap perlakuan latin, dan
setrusnya.
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat dirumuskan masalalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Rancangan Percobaan dengan metode Rancangan Bujursangkar Gaerco


Latin?
2. Bagaimana penerapan rancangan bujur sangkar gaerco latin ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Menjelaskan bagaimana rancangan percobaan dengan metode Rancangan Bujur Sangkar


Gaerco Latin.
2. Menjelaskan bagaiman penerpan rancangan bujur sangkar gaerco latin berdasarkan data
penelitian.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Manambah pemahaman dan pengetahuan mengenai rancangan percobaan dengan


menggunakan metode rancangan bujur sangkar gaerco latin.

2. Bagi Pembaca

Memberikan informasi tentang rancangan percobaan den penerapan rancangan


bujur sangkar gaerco latin, khususnya bagi peneliti yang memerlukan rancangan
percobaan dengan menggunakan metode Rancangan Bujur Sanngkar Gaerco Latin.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan adalah langkah-langkah lengkap yang harus diambil sebelum


percobaan dilakukan supaya data yang semestinya diperlukan dapat diperoleh sehingga analisis
yang dilakukan dapat obyektif dan mempunyai kesimpulan yang berlaku untuk persoalan yang
sedang dibahas (Sudjanam 1989:1). Percobaan tersebut dilakukan dengan tujuan untuk
menyelidiki sesuatu yang belum diketahui atau untuk suatu teori atau hipotesis.

Dalam suatu rancangan percobaan harus memenuhi tiga prinsip dasar ( Mattjik dan
Sumertajaya, 2002:61-63), yaitu :

1. Pengulangan (replication), yaitu pengalokasian suatu perlakuan tertentu terhadap


beberapa unit percobaan pada kondisi yang seragam. Pengulangan ini bertujuan untuk
menduga ragam dari galat percobaan, menduga galat baku (standard error) dari rata-rata
perlakuan, meningkatan ketepatan percobaan, dan memperluas cakupan penarikan
kesimpulan dari suatu percobaan.
2. Pengacakan (randomization), yaitu setiap unit percobaan harus memiliki peluang yang
sama untuk diberi suatu perlakuan tertentu. Pengacakan perlakuan pada unit-unit
percobaan dapat menggunakan table bilangan acak, system undian secara manual ataupun
dengan menggunakan computer.
3. Pengendalian lingkungan (control local) yaitu, usaha untuk mengendalikan keragaman
yang muncul akibat keheterogenan kondisi lingkungan. Usaha pengendalian lingkungan
ini dapat dilakukan dengan pengelompokan (blocking) satu arah, dua arah maupun multi
arah. Pengelompokan dikatakan baik jika keragamna di dalam kelompok lebih kecil
dibandingkan dengan keragaman antar kelompok.

Beberapa istilah yang sering digunakan dalam rancangan percobaan (Mattjik dan
Sumertajaya, 2002: 64-65), yaitu:
1. Perlakuan yaitu, suatu prosedur atau metode yang diterapkan pada unit percobaan.
Misalnya pemberian dosis pupuk yang berbeda, pemberian jenis pakan yang berbeda, dan
lain-lain.
2. Unit percobaan , yaituunti terkecil dalam suatu percobaan yang diberi suatu perlakuan.
3. Satuan amatan, yaitu yaitu anak gugus dari unit percobaan tempat dimana respon
perlakuan diukur.

2.2. Rancangan Bujur Sangkar Gaerco Latin

Keheterogenan unit percobaan ada yang dikendalikan melalui pengelompokan lebih dari
satu atau dua sisi keragaman unit percobaan. Suatu rancangan yang mampu mengendalikan
komponen keragaman unit-unti percobaan yang terdiri dari tiga sisi adalah rancangan bujur
sangkar gaerco latin (RBSGL).

Rancangan ini merupakan perluasan dari Rancangan Bujur Sangkar Latin, dimana adanya
pembatasan ketiga, sehingga terdapat tiga kali pengacakan. Rancanagn Bujur Sangkar Gaerco
Latin merupakan gabungan dari dua rancangan bujur sangkar yang saling orthogonal, yaitu dua
bujursangkar latin yang kongruen dan mempunyai sifat selnya berisi tepat satu symbol pasangan
yang mungkin (Winer, 1962: 515). Rancangan bujur sangkar yang satu terdiri dari huruf latin
sedangkan rancangan bujur sangkar yang lain terdiri dari huruf Yunani (Greek) (Gaspersz, 1991:
171). Dengan demikian rancangan bujur snagkar gaerco latin, terdiri dari huruf-huruf latin dan
Yunani. RBSGL juga disebut sebagai Rancangan Bujur Sangkar Ortogonal-Latin (Johnson, 1994
: 427).

Rancanagn Bujur Sangkar Gaerco Latin merupakan perluasan dari Rancangan Bujur
Sangkar Latin (RBSL), dengan pengendalian sumber keragaman unit-unit percobaan bertambah
satu yang dinyatakan dengan huruf Yunani, sehingga pada RBSGL terdapat pengendalian tiga
sumber keragaman yang terdiri dari baris, kolom, dan huruf Yunani. Dengan kata lain, RBSGL
adalah suatu rancangan yang mampu mengendalikan sumber keragaman unit-unit percobaan
berdasarkan tiga kriteria pengelompokan baris, kolom dan huruf yunani. Ciri khusus RBSGL
yaitu:
1. Terdapat 4 buah factor yaitu, factor baris, kolom, huruf-huruf latin, dan huruf-huruf
Yunani.
2. Keempat factor memiliki taraf yang sama
3. Setiap huruf Yunani hanya muncul sekali di setiap baris, kolom dan huruf Latin.

2.2.1. Ciri-ciri Rancangan Bujur Sangkar Graceo Latin

Rancangan bujur sangkar graceo latin memiliki ciri-ciri sebagai berikut :


1. Rancangan bujur sangkar graceo latin merupakan gabungan dari dua rancangan
bujursangkar yang saling orthogonal dimana rancangan bujursangkar yang satu terdiri
dari huruf latin dan rancangan bujur sangkar yang lain terdiri dari huruf Yunani (Greek).
2. Rancangan bujur sangkar graceo latin dapat digunakan untuk mengendalikan 3 sumber
keragaman, yang biasanya disebut pengelompokan tiga arah.
3. Terdapat empat buah factor yaitu factor baris, kolom, huruf latin dan juga huruf Greek,
dan keempat factor memiliki taraf yang sama.
4. Setiap perlakuan hanya mmuncul sekali di setiap baris, kolom dan huruf Greek.

2.2.2. Kegunaaan Rancangan Bujur Sangkar Graceo Latin

Rancangan bujur sangkar graceo latin dapat digunakan untuk mengendalikan tiga sumber
keragaman atau sering disebut pengelompokkan dalam tiga arah, sedangkan Rancangan bujur
sangkar latin hanya dapat digunakan untuk mengendalikan alat sumber keragaman atau
pengelompokan dua arah. Dan juga Rancangan bujur sangkar graceo latin digunakan apabila
ditemui suatu keadaan dimana respon dipengaruhi oeh tiga sumber variasi selain perlakuan.
2.2.3. Model Linier

Menurut Montgomery (2009), model liner yang digunakan untuk Rancangan Bujur
Sangkar Gaerco Latin ditulis sebagai berikut :

y ijkl =μ+θi + τ j +ω k +φl + ε ijkl

Dimana,

i = 1,2,3, . . . ,p j = 1,2,3, . . . ,p

k = 1,2,3, . . . ,p l = 1,2,3, . . . ,p

yijkl = hasil observasi dalam baris ke-I, kolom ke-j, huruf Latin ke-k dan huruf Yunani ke-l

μ = Rataan umum

αi = Pengaruh baris ke-i

βj = Pengaruh kolom ke-j

τk = Pengaruh perlakuan ke-k dalam baris ke-i dan kolom ke-j

wl = Pengaruh pembatasan ketiga dengan taraf huruf Greek α , β , γ dan seterusnya

ε ijk(l) = Pengaruh acak pada perlakuan ke-k dalam baris ke-i dan kolom ke-j dan taraf ke- l

2.2.4. Pengujian Hipotesis

a. Pengaruh perlakuan

H 0 :τ (1)=…=τ (r)=0 (Tidak terdapat pengaruh perlakuan terhadap respon yang diamati)

H 1 : paling sedikit ada satu k dengan τ (k) ≠ 0 (Terdapat pengaruh perlakuan terhadap
respon yang diamati)
b. Pengaruh baris

H 0 :α 1=…=α r =0 (Tidak terdapat pengaruh baris terhadap respon yang diamati)

H 1 : paling sedikit ada satu i dengan α i ≠ 0 (Terdapat pengaruh baris terhadap respon yang
diamati)

c. Pengaruh kolom

H 0 : β 1=…=βr =0 (Tidak terdapat pengaruh kolom terhadap respon yang diamati)

H 1 : paling sedikit ada satu j dengan β j ≠ 0 (Terdapat pengaruh kolom terhadap respon
yang diamati)

d. Pengaruh kolom

H 0 :w 1=…=wr =0 (Tidak terdapat pengaruh taraf terhadap respon yang diamati)

H 1 : paling sedikit ada satu j dengan w l ≠ 0 (Terdapat pengaruh taraf terhadap respon yang
diamati)

2.2.5. Analisis Varian

Keragaman nilai-nilai observasi sebagai akibat pengaruh baris, kolom, pengaruh huruf
latin dan perlakuan huruf Yunani dapat dilihat dari jumlah kuadrat (JK) yang dirumuskan
sebagai berikut :

a. Jumalh kuadat total (JKT)


r r r
JKT=∑ ∑ ∑ (Y ijk −Y ... )2=∑ ∑ ∑ Y ijk2−FK
i=1 j=1 k=1

b. Jumalah kuadat Baris (JKB)

r r r 2
Y i ..
JKB=∑ ∑ ∑ (Y i ..−Y …) =∑
2
−FK
i=1 j=1 k=1 r

c. Jumlah kuadrat perlakuan (JKP)

r r r 2
Y .. k
JKP=∑ ∑ ∑ (Y .. k −Y ... ) =∑
2
−FK
i=1 j=1 k=1 r

d. Jumlah kuadrat kolom (JKK)

r r r 2
Y .j.
JKK =∑ ∑ ∑ (Y . j .−Y ...) =∑
2
−FK
i=1 j=1 k=1 r

e. Jumlah kuadrat Yunani (JKY)

2
Y …(l)
JKY =∑ −FK
r

f. Jumalh kuadrat galat (JKG)

JKG=JKT −JKB−JKK −JKY −JKP

Sehingga diperoleh table Anova untuk rancangan bujur sangkar graceo latin sebagai
berikut :
Sumber Derajat bebas Jumlah kuadrat Kuadrat F-hitung
Keragaman (db) (JK) tengah (KT)

Perlakuan r-1 JKP KTP KTP/KTG

Baris r-1 JKB KTB KTB/KTG

Kolom r-1 JKK KTK KTK/KTG

Taraf r-1 JKY KTY KTY/KTG

Galat (r-1)(r-3) JKG KTG

Total r -1
2
JKT

2.3. Contoh dan Pembahasan

Percobaan untuk mengukur pertumbuhan perkecambahan yang diberi perlakuan dengan


kadar air berbeda. Jika factor digabungkan bersama-sama dengan factor lama pencahayaan, hari
dan kadar air. Apabila untuk baris diambil hari (1, 2, 3, 4), untuk kolom diambil kadar air (2ml,
4ml, 6ml, 8ml), untuk lama pencahayaan diberi symbol huruf greek (α, β ,γ ,). Sehingga
diperoleh data seperti berikut (cm) :

Hari Kadar Air


2 ml 4 ml 6 ml 8 ml
1 (A γ) 6 (B) 10,5 (C α) 16 (D β) 20
2 (B α) 1,5 (A β) 5,5 (D γ) 12 (C) 16,5
3 (C β) 5 (D α) 9,5 (A) 17 (B γ) 19,5
4 (D) 2,5 (C γ) 6,5 (B β) 13,5 (A α) 18

Pengujian hipotesis :

1. Pengaruh perlakuan

H0 : τ(A) = τ(B) = τ(C) = τ(D) = 0

Tidak terdapat pengaruh perlakuan terhadap respon yang diamati.

H1 : τ(K) ≠ 0

Terdapat pengaruh perlakuan terhadap respon yang diamati.

2. Pengaruh Baris

H0 : α1 = α2 = α3 = α4 = 0

Tidak terdapat pengaruh baris terhadap pertumbuhan perkecambahan biji kacang


hijau.

H1 : paling sedikit ada satu i dengan αi ≠ 0

Terdapat pengaruh baris terhadap pertumbuhan perkecambahan biji kacang hijau.

3. Pengaruh kolom
H0 : β1 = β2 = β3 = β4 = 0

Tidak terdapat pengaruh kadar air terhadap pertumbuhan perkecambahan biji kacang
hijau.

H1 : Paling sedikit ada satu j dengan βj ≠ 0

Terdapat pengaruh kadar air terhadap pertumbuhan perkecambahan biji kacang hijau.

4. Pengaruh pembatasan ketiga

H0 : w1 = w2 = w3 = w4 = 0

Tidak terdapat pengaruh taraf cahaya terhadap pertumbuhan perkrcambahan biji


kacang hijau.

H1 : Paling sedikit terdapat satu l dengan wl ≠ 0

Terdapat pengaruh taraf cahaya terhadap pertumbuhan perkrcambahan biji kacang


hijau.

Analisis Varian:

1. FK

2
Y ijk
FK = 2
r

2
179 ,5
FK = 2
4

32.220 , 25
FK =
16

FK =2.013 , 76

2. Jumlah Kuadrat Total (JKT)


r r r
JKT=∑ ∑ ∑ (Y ijk −Y ... )2=∑ ∑ ∑ Y ijk2−FK
i=1 j=1 k=1
JKT=( 62 +1 ,52 +52 + …+202 )−FK

JKT=2.590 ,25−2.013 ,76

JKT=576 , 48

3. Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP)


r r r 2
Y .. k
JKP=∑ ∑ ∑ (Y .. k −Y ... ) =∑
2
−FK
i=1 j=1 k=1 r

( )
2 2 2 2
Σ A + Σ B + ΣC + Σ D
JKP= −FK
4

( )
2 2 2 2
44 , 5 + 35 ,5 +51 + 40 ,5
JKP= −2.013 , 76
4

JKP= ( 1.980 , 25+1.260 , 25+2.601+1.640


4
, 25
)−2.013 ,76
JKP= ( 7.4814 , 75 )−2.013 , 76
JKP=1.870 , 44−2.013 , 76

JKP=−143 , 33

4. Jumlah Kuadrat Baris (JKB)


r r r 2
Y i ..
JKB=∑ ∑ ∑ (Y i ..−Y …) =∑
2
−FK
i=1 j=1 k=1 r

( )
2 2 2 2
Σ 1 + Σ 2 + Σ3 + Σ 4
JKB= −FK
4

( )
2 2 2 2
52 , 5 + 35 ,5 +51 + 40 ,5
JKB= −2.013 , 76
4
JKB= ( 12.756 , 25+1.260 , 25+2.601+1.640
4
, 25
)−2.013 ,76
JKB= ( 8.2574 ,75 )−2.013 , 76
JKB=2.064 , 44−2.013 ,76

JKB=50 , 67

5. Jumlah Kuadrat Kolom ( JKK)


r r r 2
Y .j.
JKK =∑ ∑ ∑ (Y . j .−Y ...) =∑
2
−FK
i=1 j=1 k=1 r

( )
2 2 2 2
Σ 2 + Σ 4 + Σ6 + Σ 8
JKK = −FK
4

( )
2 2 2 2
15 +32 +58 , 5 + 74
JKK = −2.013 ,76
4

JKK = ( 225+1.024 +3.422


4
,25+ 5.476
)−2.013 ,76
JKK = ( 10.1474 , 25 )−2.013 ,76
JKK =2.535 , 81−2.013 , 76

JKK =523 , 05

6. Jumlah Kuadrat Yunani (JKY)


2
Y
JKY =∑ …(l) −FK
r

( )
2 2 2 2
Σ α +Σ β +Σ γ +Σ δ
JKY = −FK
4

( )
2 2 2 2
44 +46 ,5 + 44 + 45
JKY = −2.013 , 76
4

JKY =( 1.936+2.162 , 25+1.936+


4
2025
)−2.013 , 76
JKY =( 8.0594 , 25 )−2.013 ,76
JKY =2.014 , 81−2.013 ,76

JKY =1,0468

7. Jumlah Kuadrat Galat (JKG)

JKG=JKT −JKB−JKK −JKY −JKP

JKG=576 , 48−50 ,67−523 , 05−1 , 04−(−143 , 33 )

JKG=145 , 05

Tabel ANAVA Rancangan Bujur SangkaR Graceo Latin


Sumber Derajat Jumlah Kuadrat Fhitung Ftabel Ftabel
keragaman bebad (db) kuadrat (JK) tengah (KT) alpha=5% Alpha=1%
Perlakuan 3 -143,33 -47,77 -0,9882 9,28 29,46
Baris 3 50,67 16,89 0,3493 9,28 29,46
Kolom 3 523,05 174,35 3,6061 9,28 29,46
Taraf 3 1,04 0,35 0,0072 9,28 29,46
Galat 3 145,05 48,35 - - -
Total 15 576,48 - - - -

Kesipulan:

1. Pengaruh perlakuan
 Dengan taraf signifikansi 5%, dapat diketahui bahwa Fhitung < Ftabel (-0,9882 <
9,28), maka belum cukup bukti untuk menolak H0 (terima H0). Artinya tidak
terdapat pengaruh perlakuan terhadap respon yang diamati.
 Dengan taraf signifikansi 1%, dapat diketahui bahwa Fhitung < Ftabel (-0,9882 <
29,46), maka belum cukup bukti untuk menolak H0 (terima H0). Artinya tidak
terdapat pengaruh perlakuan terhadap respon yang diamati.

2. Pengaruh Baris
 Dengan taraf signifikansi 5%, dapat diketahui bahwa Fhitung < Ftabel (0,3493 < 9,28),
maka belum cukup bukti untuk menolak H0 (terima H0). Artinya tidak terdapat
pengaruh baris terhadap pertumbuhan perkecambahan biji kacang hijau.
 Dengan taraf signifikansi 1%, dapat diketahui bahwa Fhitung < Ftabel (0,3493 <
29,46), maka belum cukup bukti untuk menolak H0 (terima H0). Artinya tidak
terdapat pengaruh baris terhadap pertumbuhan perkecambahan biji kacang hijau.

3. Pengaruh kolom
 Dengan taraf signifikansi 5%, dapat diketahui bahwa Fhitung < Ftabel (3,6061 < 9,28),
maka belum cukup bukti untuk menolak H 0 (terima H0). Artinya tidak terdapat
pengaruh kadar air terhadap pertumbuhan perkecambahan biji kacang hijau.
 Dengan taraf signifikansi 1%, dapat diketahui bahwa F hitung < Ftabel (3,6061 <
29,46), maka belum cukup bukti untuk menolak H0 (terima H0). Artinya tidak
terdapat pengaruh kadar air terhadap pertumbuhan perkecambahan biji kacang
hijau.

4. Pengaruh pembatasan ketiga


 Dengan taraf signifikansi 5%, dapat diketahui bahwa F hitung < Ftabel (0,0072< 9,28),
maka belum cukup bukti untuk menolak H0 (terima H0). Artinya tidak terdapat
pengaruh taraf cahaya terhadap pertumbuhan perkrcambahan biji kacang hijau.
 Dengan taraf signifikansi 1%, dapat diketahui bahwa Fhitung < Ftabel (0,0072 <
29,46), maka belum cukup bukti untuk menolak H0 (terima H0). Artinya tidak
terdapat pengaruh taraf cahaya terhadap pertumbuhan perkrcambahan biji kacang
hijau.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Rancangan percobaan adalah langkah-langkah lengkap yang harus diambil sebelum


percobaan dilakukan supaya data yang semestinya diperlukan dapat diperoleh sehingga analisis
yang dilakukan dapat obyektif dan mempunyai kesimpulan yang berlaku untuk persoalan yang
sedang dibahas. Percobaan tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menyelidiki sesuatu yang
belum diketahui atau untuk suatu teori atau hipotesis. Suatu rancangan yang mampu
mengendalikan komponen keragaman unit-unti percobaan yang terdiri dari tiga sisi adalah
rancangan bujur sangkar gaerco latin (RBSGL).

Rancanagn Bujur Sangkar Gaerco Latin merupakan perluasan dari Rancangan Bujur
Sangkar Latin (RBSL), dengan pengendalian sumber keragaman unit-unit percobaan bertambah
satu yang dinyatakan dengan huruf Yunani, sehingga pada RBSGL terdapat pengendalian tiga
sumber keragaman yang terdiri dari baris, kolom, dan huruf Yunani. juga Rancangan bujur
sangkar graceo latin digunakan apabila ditemui suatu keadaan dimana respon dipengaruhi oeh
tiga sumber variasi selain perlakuan.
Berdasarkan penelitian sederhana yang telah dilakukan mengenai pengaruh beberapa
factor terhadap pertumbuhan perkecambahan biji kacang hijau tersebut dapat diambil kesimpulan
berdasarkan hilai Fhitung yang telah didapatkan bahwa tidak terdapat pengaruh perlakuan beberapa
factor tersebut terhadap pertumbuhan perkecambahan biji kacang hijau. Dengan kata lain
pertumbuhan perkecambahan biji kacang hijau tidak dipengauhi oleh kadar air, dan juga lama
pencahayaan yang diberi.

3.2. Saran

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini, akan


tetapi pada kenyataanya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk
kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

[1] smartstat.files.wordpress.com (2009, 6 Desember), RBSL, diakses pada 12 Mei 2020, dari
https://smartstat.files.wordpress.com/2009/12/6-rbsl.pdf .

[2] scribd.com, Bujur Sangkar Latin, diakses pada 12 Mei 2020, dari
https://id.scribd.com/document/380604988/Rancangan-Bujur-Sangkar-Latin .

[3] debrina.lecture.ub.ac.id (2017, Maret), Desain Bujur Sangkar Graceo Latin, diakses pada
17 Mei 2020, dari https://debrina.lecture.ub.ac.id/files/2017/03/Desain-Bujur-Sangkar-
Graeco-Latin-2.pdf .

[4] academia.edu, Rancangan Bujur Sangkar Graceo Latin, diakses pada 17 Mei 2020, dari
https://www.academia.edu/18646030/rancangan_bujur_sangkar_graeco_latin .
LAMPIRAN

 Penanaman

 HARI 1
 HARI 2

 HARI 3
 HARI 4

Anda mungkin juga menyukai