Jurnal Pendidikan Ideal PDF
Jurnal Pendidikan Ideal PDF
Abstrak
Abstract: This study aimed to determine differences in the ability of representation and
mathematical problem solving among students receiving mathematics learning with
guided discovery method and conventional learning. In addition it also revealed the
interaction between learning the mathematical category of initial ability students, and
students attitudes toward math and learning with guided discovery method. The study
was quasi-experimental. Samples were 71 students eighth grade from two classes at
one junior high school in Bandung. Both classes are given the pretest and posttest.
Class-scale experiment in the form of a questionnaire given students attitudes toward
math and learning with guided discovery method. The results showed that the ability of
problem-solving skills and mathematical representation of the experimental class was
better than the control class. There is a significant interaction between the learning
ability of early mathematical category student.Student have a positive attitude toward
math and learning with guided discovery method.
dari pembelajaran matematika. Selanjutnya, Indonesia dari data PISA berada pada peringkat
Ruseffendi (2006) juga mengemukakan bahwa 61 dari 65 negara yang turut berpartisipasi
kemampuan pemecahan masalah amat penting dengan perolehan rerata skor 371, sedangkan
dalam matematika, bukan saja bagi mereka rerata skor internasional adalah 500 (Balitbang,
yang di kemudian hari akan mendalami atau 2011).
mempelajari matematika, melainkan juga
Kenyataan di lapangan pembelajaran
bagi mereka yang akan menerapkannya dalam
matematika masih cenderung berfokus
bidang studi lain dan dalam kehidupan sehari-
pada buku teks, masih sering dijumpai guru
hari.
matematika masih terbiasapada kebiasaan
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, mengajarnya dengan menggunakan langkah-
kemampuan pemecahan masalah harus dimiliki langkah pembelajaran seperti: menyajikan
siswa untuk melatih agar terbiasa menghadapi materi pembelajaran, memberikan contoh-
berbagai permasalahan, baik masalah dalam contoh soal dan meminta siswa mengerjakan
matematika, masalah dalam bidang studi lain soal-soal latihan yang terdapat dalam buku
ataupun masalah dalam kehidupan sehari- teks yang mereka gunakan dalam mengajar dan
hari yang semakin kompleks. Oleh sebab itu, kemudian membahasnya bersama siswa.Hal
kemampuan siswa untuk memecahkan masalah ini sesuai hasil temuan Wahyudin (1999) yaitu
matematis perlu terus dilatih sehingga ia dapat sebagian besar siswa tampak mengikuti dengan
memecahkan masalah yang ia hadapi. baik setiap penjelasan atau informasi dari guru,
siswa sangat jarang mengajukan pertanyaan pada
Berdasarkan uraian di atas, maka
guru sehingga guru asyik sendiri menjelaskan
kemampuan representasi dan pemecahan
apa yang telah disiapkannya, berati siswa hanya
masalah merupakan dua kemampuan yang
menerima saja apa yang disampaikan oleh
penting dan harus dimiliki siswa. Namun, fakta
guru. Guru pada umumnya mengajar dengan
di lapangan belumlah sesuai dengan apa yang
metode ceramah dan ekspositori(Wahyudin,
diharapkan.
1999). Hal ini didukung oleh Ruseffendi
Trend in International Mathematics and (2006) yang menyatakan bahwa selama ini
Science Study (TIMSS) sebuah studi yang dalam proses pembelajaran matematika di
diselenggarakan oleh International Association kelas, pada umumnya siswa mempelajari
for theEvaluation of Educational Achievement matematika hanya diberi tahu oleh gurunya dan
(IEA), pada tahun 2007 menempatkan siswa bukan melalui kegiatan eksplorasi. Itu semua
kelas VIII Indonesia pada peringkat 36 dari mengindikasikan bahwa siswa tidak aktif dalam
49 negara yang turut berpartisipasi dengan belajar. Melalui proses pembelajaran seperti
perolehan rerata skor siswa yaitu 397, sedangkan ini, kecil kemungkinan kemampuan matematis
rerata skor internasional adalah 500 (Mullis, et siswa dapat berkembang.
al.,2008). Skor yang diperoleh tersebut berada
Dari pemaparan fakta ini, perlu adanya
signifikan di bawah rerata skor internasional.
pembelajaran yang mengkondisikan siswa
Kesimpulan dari laporan studi TIMSS aktif dalam belajar matematika. Henningsen
tersebut, tidak jauh berbeda dengan hasil survei dan Stein (1997) mengutarakan bahwa untuk
PISA 2009. Prestasi belajar matematika siswa di mengembangkan kemampuan matematis siswa,
maka pembelajaran harus menjadi lingkungan ditekankan pada aspek mencari dan menemukan
dimana siswa mampu terlibat secara aktif dalam konsep, prinsip, ataupun prosedurmatematika.
banyak kegiatan matematika yang bermanfaat.
Untuk menghasilkan suatu penemuan,
Siswa harus aktif dalam belajar, tidak hanya
siswa harus dapatmenghubungkan ide-
menyalin atau mengikuti contoh-contoh tanpa
ide matematis yang mereka miliki. Untuk
tahu maknanya.
menghubungkan ide-ide tersebut, mereka dapat
Salah satu pembelajaran yang berpusat merepresentasikan ide tersebut melalui gambar,
pada siswa adalah metode penemuan. Bruner grafik, simbol, ataupun kata-kata sehingga
(dalam Dahar, 1996) menganggap bahwa menjadi lebih sederhana dan mudah dipahami.
belajar dengan metode penemuan sesuai Membiasakan siswa dengan belajar penemuan,
dengan pencarian pengetahuan secara aktif secara tidak langsung juga membiasakan siswa
oleh manusia. Berusaha sendiri untuk mencari dalam merepresentasikan informasi, data,
pemecahan masalah serta pengetahuan yang ataupun pengetahuan untuk menghasilkan suatu
menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang penemuan.
benar-benar bermakna bagi siswa.
Selain itu, Borthick dan Jones
Penemuan yang dimaksud yaitu siswa (2000) mengemukakan bahwa metode
menemukan konsep melalui bimbingan dan penemuanmenjelaskan tentang siswa belajar
arahan dari guru karena pada umumnya untuk mengenal suatu masalah, karakteristik
sebagian besar siswa masih membutuhkan dari solusi, mencari informasi yang relevan,
konsep dasar untuk dapat menemukan sesuatu. membangun stategi untuk mencari solusi, dan
Abel dan Smith (1994) mengungkapkan melaksanakan strategi yang dipilih. Dengan
bahwa guru memiliki pengaruh yang paling kata lain, metode penemuan juga membiasakan
penting terhadap kemajuan siswa dalam proses siswa dalam memecahkan masalah. Dengan
pembelajaran. Dalam metode penemuan membiasakan siswa dalam kegiatan
terbimbing, guru berperan sebagai fasilitator pemecahan masalah, diharapkan kemampuan
yang membimbing siswa melalui pertanyaan- dalam menyelesaikan berbagai masalahakan
pertanyaan yang mengarahkan siswa untuk meningkat.
menghubungkan pengetahuan yang lalu dengan
pengetahuan yang sedang ia peroleh. Siswa
didorong untuk berpikir sendiri, menganalisis
METODE
sendiri, sehingga dapat menemukan konsep, Metode yang digunakan dalam penelitian
prinsip, ataupun prosedur berdasarkan bahan ini adalah kuasi eksperimen dengan desain
ajar yang telah disediakan guru. nonequivalentcontrol group design. Desain ini
digambarkan seperti berikut.
Dengan metode ini, guru menganjurkan
siswa membuat dugaan, intuisi, dan mencoba- O X
coba. Melaluidugaan, intuisi, dan mencoba- O
coba ini diharapkan siswa tidak begitu saja O O
menerima langsung konsep, prinsip, ataupun Keterangan:
prosedur yang telah jadi dalam kegiatan belajar- O : Tes
mengajar matematika, akan tetapi siswa lebih
a) H0 :
H1 :
b) H0 : (semua sama)
H1 : (tidak semua sama)
c) H0 : tidak terdapat interaksi antara faktor pembelajaran dan faktor kemampuan awal matematis
H1 : terdapat interaksi antara faktor pembelajaran dan faktor kemampuan awal matematis
Dari Tabel 1, dapat dijelaskan tiga hal sebagai memiliki kemampuan awal matematis
berikut. yang berbeda.
Tabel 3
Uji Perbedaan Dua Rerata Data Peningkatan Kemampuan Representasi berdasarkan
Kemampuan Awal Matematis
Kemampuan Nama Uji Nilai
Signifikansi Keterangan
Awal Statistik Statistik
Tinggi Uji-t -2,566 0,010 Tolak H0
Sedang Mann-Whitney -0,130 0,002 Tolak H0
Rendah Uji-t 1,411 0,088 Terima H0
H0 :
H1 :
Dari Tabel 4.3, dapat disimpulkan bahwa terbimbing tidak berbeda signifikandengan
pada kemampuan awal tinggi dan kemampuan pembelajaran konvensional.
awal sedang, peningkatan kemampuan
representasi matematis siswa yang memperoleh
1. Kemampuan Pemecahan Masalah
pembelajaran dengan metode penemuan
Matematis
terbimbing lebih baik daripada pembelajaran
Pada Tabel 4disajikan rerata dan
konvensional. Sedangkan pada kemampuan
simpangan baku dari kemampuan pemecahan
awal rendah peningkatan kemampuan
masalah berdasarkan kelas dan kemampuan
representasi matematis siswa yang memperoleh
awal matematis, baik untuk skor pretes, postes,
pembelajaran dengan metode penemuan
maupun gain ternormalisasi.
Tabel 4
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis berdasarkan Kelas
dan Kemampuan Awal matematis
Kontrol Eksperimen
KAM n Statistik
Pre Pos N-gain n Pre Pos N-gain
3,11 7,70 0,15 3,60 9,30 0,21
Rendah 9 10
SD 1,96 3,73 0,13 1,90 3,09 0,12
3,12 13,47 0,39 3,00 21,13 0,67
Sedang 17 16
SD 1,87 3,04 0,09 1,86 3,01 0,10
3,22 14,00 0,41 3,70 21,60 0,69
Tinggi 9 10
SD 2,64 4,80 0,14 2,54 4,50 0,14
3,14 12,00 0,33 3,36 17,97 0,55
Total 35 36
SD 2,05 4,61 0,16 2,04 6,43 0,24
Keterangan: Skor maksimal ideal yaitu 30
Rangkuman hasil perhitungan uji ANOVA dua jalur data peningkatan kemampuan pemecahan
masalahdisajikan pada tabel berikut.
Tabel 5
Uji ANOVA Dua Jalur
Data Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Faktor F Signifikansi Keterangan
Pembelajaran 52,341 0,000 Tolak H0
Kemampuan Awal 63,934 0,000 Tolak H0
Pembelajaran*Kemampuan Awal 6,124 0,004 Tolak H0
a) H0 :
H1 :
b) H0 : (semua sama)
H1 : (tidak semua sama)
c) H0 : tidak terdapat interaksi antara faktor pembelajaran dan faktor kemampuan awal matematis
H1 : terdapat interaksi antara faktor pembelajaran dan faktor kemampuan awal matematis
Dari Tabel 5, dapat dijelaskan tiga hal Terdapat interaksi yang signifikan antara faktor
sebagai berikut: (1) Perbedaan pembelajaran pembelajaran dan faktor kemampuan awal
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan pemecahan
terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalahmatematis.
masalahmatematis siswa. Siswa yang
Rangkuman hasil perhitungan uji perbedaan
memperoleh pembelajaran dengan metode
dua rerata data peningkatan kemampuan
penemuan terbimbing lebih baik daripada
pemecahan masalah matematis antara kelas
pembelajaran konvensional; (2) Terdapat
kontrol dan kelas eksperimenberdasarkan
perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan
kemampuan awal matematis disajikan pada tabel
masalahjika siswa memiliki kemampuan
berikut.
awal matematis yang berbeda; dan (3)
Tabel 6
Uji Perbedaan Dua Rerata Data Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematisberdasarkan Kemampuan Awal Matematis
Kemampuan Nama Uji Nilai
Signifikansi Keterangan
Awal Statistik Statistik
Tinggi Uji-t -4,231 0,0005 Tolak H0
Sedang Mann-Whitney -4,748 0,000 Tolak H0
Rendah Mann-Whitney -1,190 0,117 Terima H0
H0 :
H1 :
Dari Tabel 6, dapat disimpulkan bahwapada penemuan terbimbing lebih baik daripada
kemampuan awal tinggi dan sedang, peningkatan pembelajaran konvensional. Akan tetapi,
kemampuan pemecahan masalahmatematis pada kemampuan awal rendah peningkatan
siswa yang memperoleh pembelajaran dengan kemampuan representasi dan pemecahan
metode penemuan terbimbing lebih baik daripada masalahmatematis siswa yang memperoleh
pembelajaran konvensional. Sedangkan pembelajaran dengan metode penemuan
pada kemampuan awal rendah peningkatan terbimbing dan siswa yang memperoleh
kemampuan pemecahan masalahmatematis pembelajaran konvensional tidak berbeda
siswa yang memperoleh pembelajaran dengan signifikan.
metode penemuan terbimbing tidak berbeda
2. Peningkatan kemampuan representasi
signifikandengan pembelajaran konvensional.
dan pemecahan masalahmatematis siswa
berbeda signifikan antarkemampuan awal
KESIMPULAN matematis.
Berdasarkan hasil penelitian seperti yang 3. Terdapat interaksi yang signifikan antara
telah dikemukakan sebelumnya maka dapat faktor pembelajaran dan kemampuan awal
disimpulkan bahwa: matematis terhadap kemampuan representasi
dan pemecahan masalahmatematis.
1. Secara keseluruhan peningkatan
kemampuan representasi dan pemecahan
masalahmatematis siswa yang memperoleh REKOMENDASI
pembelajaran dengan metode penemuan
Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa hal
terbimbing lebih baik daripada pembelajaran
rekomendasi berhubungan dengan penelitian
konvensional. Bila memperhatikan
ini, antara lain:
kemampuan awal matematis, pada
kemampuan awal sedang dan tinggi 1. Pembelajaran matematika dengan metode
peningkatan kemampuan representasi dan penemuan terbimbing baik diberikan
pemecahan masalahmatematis siswa yang kepada siswa yang berkemampuan sedang
memperoleh pembelajaran dengan metode dan tinggi, sebaiknya sebelum dilaksanakan
DAFTAR PUSTAKA
Abel, S. dan Smith, D. (1994). What is science?: preservice elementary teachers conceptions of the
nature of science. International Journal of Science Education. 16(4), 475-487.
Balitbang .(2011). Survei Internasional PISA. [Online]. Tersedia: http://litbangkemdiknas.net/detail.
php?id=215. [10 Januari 2012].
Borthick, A.F. dan Jones, D.R. (2000). The Motivation for Collaborative Discovery Learning
Online and its Application in an Information Systems Assurance Course. Issues in Accounting
Education. 15, (2), 181-210.
Branca, N.A. (1980). Problem Solving as A Goal, Process and Basic Skill, dalam Problem Solving
in School Mathematics. Reston, VA: NCTM.
Dahar, R.W. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta : Erlangga.
Depdiknas. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Badan Standar
Nasional Pendidikan: Jakarta.
Henningsen, M. dan Stein, M.K. (1997). Mathematical Task and Student Cognition: Classroom-
Based Factors that Support and Inhibit High-Level Mathematical Thinking and Reasoning.
Journal for Research in Mathematics Education. 28, (5), 524-49.
Mullis, I., Martin, M.O. dan Foy, P. 2008. TIMSS 2007 International Mathematics Reports. Chesnut
Hills: Boston College.
National Council of Teachers of Mathematic (NCTM). (2000). Principle and Standards for School
Mathematics. NCTM.
Ruseffendi, E.T. (2006). Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam
Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA (edisi revisi). Bandung : Tarsito.
Wahyudin. (1999). Kemampuan Guru Matematika, Calon Guru Matematika, dan Siswa dalam Mata
Pelajaran Matematika. Disertasi SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
BIODATA SINGKAT
Penulis adalah Mahasiswa S2 Pendidikan Matematika Sekolah Pascasarjana UPI