Anda di halaman 1dari 3

RUMAH ADAT SUKU BADUY

Rumah panggung merupakan cirri khas masyarakat Baduy Dalam. Ini erat kaitannya dengan
kepercayaan, rumah itu memiliki kekuatan netral. Terletak antara dunia bawah dan dunia
atas. Rumah yang di bangun tidak boleh langsung menyentuh tanah. Tiang- tiang kolong
rumah harus di beri alas batu atau umpak.

Bentuk rumah disana disebut sulah nyanda. Namun umumnya orang Sunda didaerah Priangan
menyebutnya julang ngapak. Atapna terdiri dari dua bagian kiri dan kanan. Atap sebelah
kirinya biasana panjangdari atap sebelah kanan. Tujuannya selain untuk mendapatkan
kehangatan karena sisi atap menjadi lebih rendah, juga untuk menambah ruangan, lantaran
jumlah anggota keluarga dalam rumah itu bertambah.

Pada pertemuan bagian pucuk atap kiri dan kanan itu, di buat cabik untuk mengatur air agar
tidak masuk kedalam rumah. Pembuatan cabik ini pun, berkaitan dengan kepercayaan
mengenai lambang lingkaran hidup.

Bagian rumah itu didasarkan kepada kepercayaan, rumah identik dengan bumi ( alam
semesta). Yang terdiri dari 3 bagian atas, tengah, bawah.

Dapur pada rumah masyarakat Baduy berlantaikan bambu. Untuk membuat tungku, biasanya
bagian lantai dapur itu ditimbunin tanah besekat kayu. Diatas tanah itu dibuat tungku. Cara
ini dimaksutkan agar api tidak menjilat lantai bambu tersebut. Pada dapur ini, ada sebuah
tempat yang disebut goa. Fungsinya untuk menyimpan padi atau beras.
UPACARA KASADA DI GUNUNG BROMO

Upacara Kasada di Gunung Bromo merupakan hari raya bagi masyarakat Suku Tengger Bromo
sebagai salah satu wujud persembahan terhadap Sang Hyang Widhi.Upacara kasada bromo
yang diperingati adat suku tengger dilaksanakan setiap bulan Kasada hari-14 dalam
penanggalan Jawa Kuno.Dalam upacara kasada bromo memiliki makna dan tujuan bermacam
macam seperti memperoleh berkah, menjauhkan tolak bala atau malapetaka, wujud syukur
atas karunia yang diberikan Tuhan kepada masyarakat Tengger dll.Pelaksanaan upacara
kasada tentu sangat dinanti oleh wisatawan yang datang untuk tour travel bromo.

Upacara kasada bromo merupakan upacara untuk mengenang dan memperingati sebuah
pengorbanan seorang Raden Kusuma anak Jaka Seger dan lara Anteng serta sebagai tata cara
adat suku tengger untuk mencari keselematan,kemakmuran dan berkah. Upacara kasada yang
dilaksanakan pada tanggal 14 16 bulan Kasada atau saat bulan purnama tampak di langit.

Ritual dalam upacara kasada yang dilaksanakan setiap tahunnya oleh masyarakat suku tengger
memiliki agenda seperti pengambilan air suci dari mata air Widodaren, persembahyangan
umat Hindu, pemberkatan sesajen yang akan dilarung, pengangkatan dukun baru (pemimpin
upacara agama umat Hindu), dan pelarungan sesajen menuju kawah Gunung Bromo.

Pada saat upacara kasada bromo berlangsung, masyarakat suku tengger berkumpul dengan
membawa hasil bumi, ternak peliharaan dan ayam sebagai sesaji yang disimpan dalam tempat
yang bernama ongkek dan setiba di bibir kawah bromo semua hasil bumi dan ternak di buang
kedalam kawah bromo sebagai sesajian kepada Sang Hyang Widhi.Dalam upacara Kasada Adat
Suku Tengger yang beragama hindu terdapat beberapa urutan upacara yang harus
dilaksanakan agar upacara Kasada berlangsung dengan khidmat yaitu Puja purkawa, Manggala
upacara, Ngulat umat, Tri sandiya, Muspa, Pembagian bija, Diksa widhi, Penyerahan sesaji di
kawah Bromo.

Anda mungkin juga menyukai