Anda di halaman 1dari 6

Kue Bikang Jajanan Khas Surabaya

Kue bikang, jajanan khas Surabaya

BAGI pecinta jajanan tradisional, pasti sudah tidak asing lagi dengan jajanan satu ini.
Carabikang atau lebih dikenal dengan kue bikang merupakan salah satu jajanan khas
Surabaya.

Kue yang berbentuk bulat dan mekar seperti bunga ini terbuat dari campuran tepung beras,
santan kelapa dan juga gula. Kue bikang biasanya dimasak dalam cetakan dan ketika sudah
berbuih, kue bikang langsung dicungkil dari cetakan sehingga mekar dan berbentuk seperti
bunga.

Masyarakat Surabaya biasanya menyantap kue bikang ketika pagi atau sore hari. Kue bikang
juga nikmat disantap sembari ditemani secangkir kopi atau teh.

Jika menyantap kue bikang, sebaiknya pilihlah kue bikang yang masih hangat. Pasalnya,
dalam keadaan hangat kue bikang akan terasa lebih nikmat dan lezat.

"Kalau masih hangat teksturnya masih lembut dan bagian dalamnya juga masih mois. Kue
bikang yang masih hangat juga memberi kesan mois di mulut dan juga di tenggorokan," jelas
Yantie Arie, seorang yang berprofesi sebagai pemandu kuliner khas Surabaya kepada
Okezone di Surabaya.

Kue bikang pada umumnya mudah ditemukan di pasar tradisional. Di Surabaya, kue bikang
juga kerap disuguhkan dalam acara-acara tertentu.
Kue Bikang, Jajanan Pasar yang Masih Diburu Masyarakat

Kue Bikang (Foto: instagram.com/moh_riyan_basofi)

MerahPutih Kuliner - Kue Bikang merupakan salah satu jenis kue basah khas jajanan
indonesia. Kue ini dapat kita temukan hampir disetiap daerah indonesia. Dengan tekstur yang
lembut dan dikemas dalam bentuk menarik seperti mawar, sehingga membuat kue baking ini
selalu mengambil hati para pacinta jajanan pasar.

Kue bikang berbahan dasar tepung terigu dan tepung beras di padu dengan bumbu-bumbu
pilihan khas nusantara membuat sajian ini terasa nikmat.Kue Bikang banyak digemari
masyarakat mulai dari kalangan anak-anak hingga orang dewasa.

Bagi Anda yang belum pernah mencicipi kenikmatan Kue Bikang ini, Anda bisa
membuatnya sendiri loh di rumah. Caranya mudah dan tidak sulit seperti berikut ini.

Bahan-bahan:

500 gram tepung beras berkualitas baik


600 gram gula pasir
2 lembar daun pandan (dibuat menyimpul)
1500 ml santan kelapa
1/2 sendok teh
tepung terigu 150 gram
garam tepung kanji 65 gram
telur ayam 2 butir
sediakan juga pewarna makanan sesuai yang Anda di inginkan
Cara membuat Kue Bikang Mawar:

1. Pertama campurkan gula pasir dan semua tepung,Kemmudian aduk dan olah hingga rata.
2. Selanjutnya anda rebus daun pandan dan santan hingga mendidih.
3. Kemudian anda tuangkan rebusan santan tadi kedalam olahan gula pasir dan
tepung.Selanjutnya tambahkan isi telur ayam 2 butir. Olah dan aduk sampai merata.
4. Berikutnya anda pisahkan adonan menjadi 3 adonan,kemudian beri pewarna ke masing-
masing bagian.
5. Segera ambil cetakan dan tuangkan adonan putih ke cetakan tersebut.Berikan juga adonan
pewarna beberapa sendok teh.
6. Terakhir anda masukan ke oven dan kukus hingga matang.Pada bagian tengahnya anda
gunting lingkaran.
7. Selesai,menu sajian Kue Bikang Mawar mekar siap di hidangkan.
Cerita Dibalik Nama Bika Ambon, Ternyata Asli Medan

Salah satu yang unik dari pangan asal Indonesia yang satu ini adalah dari segi namanya.
Sekilas pasti Anda mengira jika bika ini asalnya dari Ambon. Tetapi ternyata panganan khas
Indonesia ini berasal dari ibu kota Sumatera Utara yaitu Medan.

Apa itu Bika Ambon? Bika Ambon ini merupakan sejenis panganan khas Indonesia yang
terbuat dari bahan-bahan seperti telur, gula, dan juga santan. Umumnya bika Ambon ini
dijual dengan rasa pandan. Namun saat ini sudah banyak vareasi rasa dari bika Ambon ini,
seperti keju, cokelat, dan durian.

Ternyata banyak versi terkait dengan asal mula penamaan dari bika Ambon ini. Cerita yang
pertama menyebutkan jika nama dari bika Ambon ini terinspirasi dari tempat pertama kali
dijual serta dipopulerkannya bika Ambon ini, yaitu di simpang Jl. Ambon Sei Kera Medan.

Sumber kedua mengatakan jika nama bika Ambon ini asalnya dari seorang warga Ambon
yang merantau ke negara Malaysia dengan membawa kue bika. Dan setelah tahu jika rasanya
enak, orang tersebut tidak kembali lagi ke Ambon namun singgah di Medan. Sehingga
semenjak 40 tahun yang lalu bika Ambon ini menjadi sangat terkenal di Medan.

Versi ketiga mengatakan bahwa dulunya ada sebuah daerah dengan nama Amplas yang
selanjutnya dibagi menjadi dua wilayah, wilayah barat dan tumur sungai. Yang di sebelah
barat sungai dikenal dengan sebutan “pabrik” dikarenakan adanya pabrik pengolahan latex.

Kemudian wilayah yang di sebelah timur sungai sering disebut “kebon” sebab terdapat barak
atau perumahan para buruh dan kebun tembakau serta cacao. Singkat cerita, bika Ambon ini
diperkenalkan oleh seorang buruh transmigran asal Jawa yang membuat kue bika kemudian
memasarkannya di Medan.

Pada saat itu, jarak dari Amplas ke Medan bisa ditempuh dalam waktu kurang lebih 1 sampai
dengan 2 jam. Sedangkan untuk tempat pemasarannya seperti Perniagaan, Kesawen, Kereta
Api, dan sekitarnya.

Alhasil, banyak orang Belanda yang sangat suka dengan rasa kue tersebut. Situasi ini lantas
membuat seseorang pedagang kerurunan Tionghoa memiliki inisiatif membantu memasarkan
bika yang dibuat oleh buruh tersebut.

Akhirnya, bika tadi menjadi laris manis sehingga membuat para warga transmigran lainnya
ikut mengadu untung di bisnis ini. Nama bika Ambon menurut versi yang ketiga ini diambil
dari Bika “Amplas-Kebon” yang diakronimkan menjadi “Bika Ambon”.

Versi keempat mengatakan bahwa pada saat zaman Belanda yang masih ada di Tanah Deli,
ada warga keturunan Tionghoa yang melakukan sebuah eksperimen dengan sebuah kue.
Eksperimen tersebut dilakukan di rumahnya yang tidak jauh dari Jalan Majapahit, Medan.

Kemudian setelah matang, kue tersebut dicobakan pada pembantunya, yang merupakan pria
asal Ambon. Dan ternyata pria ini sangat menyukai kue tadi sampai memakannya dengan
sangat lahap. Dari situlah kemudian kenapa kue ini disebut dengan Bika Ambon.

Cerita kelima terkait dengan asal mula bika Ambon yang dianalisa berdasarkan dari
bahasanya. Nama Ambon sebenarnya bukanlah nama jalan dari tempat bika Ambon ini
populer, bukan juga asal seseorang yang membawa bika Ambon ini, atau bahkan akronim
dari nama daerah asal bika Ambon itu sendiri, namun istilah ini sebenarnya diambil dari
bahasa Medan yang berarti lembut.

Dan sampai saat ini, belum ada yang berhasil memastikan sejarah penamaan dari bika Ambon
ini. Artinya, hingga sekarang masih ada jejak sosiokultur yang masih belum bisa tersibak
terhadap sepotong kue yang dinamai bika Ambon ini. Tentnya sangat menarik untuk
ditelusuri.
Jika Anda berkunjung ke Medan, bika Ambon ini bisa menjadi alternatif pilihan untuk
dijadikan sebagai oleh-oleh khas dari kota Medan. Selain banyak sekali dijajakan di kota
Medan, rasanya yang unik menjadikannya masih tetap populer hingga saat ini.

Bahkan bika Ambon ini sampai sekarang juga seringkali dijadikan sebagai sajian pada saat
Lebaran. Sebab bika Ambon ini terbilang sangat cocok jika dijadikan untuk suguhan para
tamu yang berkunjung ke rumah.

Meskipun untuk proses pembutannya terbilang bukan hal yang mudah. Apalagi waktu yang
dibutuhkan untuk membuat bika Ambon ini kurang lebihnya membutuhkan waktu selama 12
jam. Meskipun demikian, semua itu akan terbayarkan oleh kelegitan dan juga kenikmatan
dari kue bika Ambon ini.

Pada saat ingin membuat bika Ambon sendiri di rumah, selain memperhatikan pada saat
proses mendiamkan adonan yang terbilang cukup lama, Anda juga harus melakukan dengan
sangat hati-hati pada saat proses pemanggangannya.

Jadi meskipun namanya adalah bika Ambon namun ternyata bukan merupakan makanan khas
dari Ambon, tetapi bika Ambon ini adalah salah datu makanan khas dari kota Medan,
Sumatera Utara.

Anda mungkin juga menyukai